Cintaku Pada Presdir - Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
"Ning Xi!"
Lin Yuelan tiba-tiba muncul, melihat adegan di depannya, dia mengangkat tangannya dengan marah, "Apakah kamu membuat ayahku menjadi begitu masih tidak cukup? Kamu bahkan masih begitu dengan ibuku sekarang!"
Sebuah tamparan terjatuh di pipiku, aku tidak sempat berpikir tentang kesakitan di pipiku dan langsung menjelaskan : "Bukan, dia sendiri yang jatuh dan pisau yang dia pegang di tangannya tidak hati-hati melukai dirinya......."
Masalah yang sebenarnya terjadi begitu.
Aku sama sekali tidak menyentuh dia tadi.
"Kamu menjelaskan kepada polisi saja! Bukannya kamu sangat menyukai menggunakan cara hukum? Kali ini, aku akan membuat kamu merasakan sekali!" Lin Yuelan berkata dengan tinggi hati dan langsung menelpon ke polisi.
Aku tidak bisa berkomunikasi dengan dia, aku membungkukkan tubuhku, ingin melihat bagaimana luka bibi, tetapi Lin Yuelan malah mendorong aku dengan marah.
Aku menarik nafas dan ingin meninggalkan tempat langsung.
Aku berkata dengan nada suara datar, "Lin Yuelan, kalau aku adalah kamu, aku akan melihat bagaimana luka ibuku dulu, kalau tidak aku akan mengantar dia ke rumah sakit dulu"
Lin Yuelan meletakkan kedua tangan di pinggangnya, "Kamu jangan mencari alasan, kalau kami pergi ke rumah sakit, kamu akan melarikan diri, aku tidak sebodoh itu!"
Lupakan saja.
Aku malas bertengkar dengan Lin Yuelan, akhirnya hanya bisa menunggu polisi datang.
Di sekitar sini ada kantor polisi, sehingga polisi pun tiba dalam waktu sejenak, setelah itu polisi membawa kami ke rumah sakit untuk mengurus luka bibi dulu.
Setelah itu polisi membawa kami ke kantor polisi.
"Katakan saja, apa yang terjadi?" Polisi yang bertanggung jawab atas mengurus kasus kami bertanya.
Aku menjelaskan dengan jujur : "Aku pergi berdoa untuk kakekku di kuburan, bibi aku tiba-tiba muncul dan mau menusuk aku dengan pisau, kemudian bibi pun jatuh secara tidak sengaja...."
"Pak polisi! Kamu jangan mendengar dia sembarang berkata! Tidak ada masalah seperti itu, mengapa aku mau melukai dia secara tiba-tiba?!" bibin membantah pernyataan aku dan menunjukkan gaya seolah-olah aku sedang berbohong.
Lin Yuelan berkata, "Benar, padahal kamu yang menusuk ibuku dengan pisau, sekarang bahkan masih sembarang berkata di depan polisi"
Polisi itu melihat ke Lin Yuelan, "Kamu melihat adegan itu dengan matamu sendiri?"
"Benar"
"Kamu tidak pergi membantu ketika kamu melihatnya?"
Ekspresi Lin Yuelan menjadi tegang, dia sibuk menjawab : "Sudah tidak sempat pada saat aku melihat"
Polisi pun bertanya kepada bibi lagi, "Mengapa kamu bisa muncul di taman pemakaman?"
"Suamiku disidang hukuman mati tadi pagi, waktu itu aku baru tahu dia membunuh ayahku. Aku merasa sangat menyesal dan bersalah, jadi aku ingin sembahyang ayahku yang berada di taman pemakaman, siapa tahu......... Ning Xi tiba-tiba muncul dan menyerang aku dengan pisau" bibi berkata dengan air mata mengalir.
Aku merasa sangat terkejut, pasangan ibu dan anak ini benar-benar memiliki kemampuan luar biasa dalam berbohong.
"Pak Polisi, bukan begitu........"
"Bukan apa?! Kamu sudah melukai ibuku sampai begitu, masih mau melarikan diri dari tanggung jawab?!' Lin Yuelan berkata dengan bijaksana.
Di bawah kemampuan akting luar biasa yang dimiliki mereka, kata-kata aku yang jujur terlihat sangat pucat.
Meskipun begitu, aku tetap menjelaskan kondisi waktu itu kepada polisi dan tentu saja, polisi tidak percaya.
Lin Yuelan bertanya : "Polisi, kondisi seperti dia, bagaimana pun harus dipenjara kan?"
"Kalian itu sekeluarga kan? Tidak mau damai saja secara pribadi?"
Luka bibi terlihat sangat menakutkan, tetapi lukanya hanya termasuk luka kulit, jadi polisi memberikan saran untuk damai saja secara pribadi.
"Tidak mau! Dia harus dipenjara"
bibi dan Lin Yuelan berkata, tatapan mereka dipenuhi oleh kebencian terhadapku.
Aku tidak bisa berkata apa-apa, yang harus dikatakan semua aku sudah memberi tahu polisi, tetapi tidak berguna sama sekali.
Lagian yang benar-benar terluka adalah bibi.
Polisi mengangguk, "Kalau begitu harus menunggu hasil deteksi dokter polisi, baru bisa mengetahui dipenjara atau ditahan"
Dipenjara dan ditahan.
Berarti....... hukuman yang paling ringan adalah ditahan.
Aku ingin menjelaskan lagi kepada polisi, tetapi aku tidak tahu masih bisa berkata apa lagi, hatiku merasa tidak berdaya.
"Tiga ratus ribu dollar, aku akan menyetujui untuk damai jika kamu memberi aku tiga ratus ribu dollar" Lin Yuelan berbisik di telingaku dengan senang.
Tidak tahu malu!
Sembarang berbohong masih berani mengancam aku.
Aku menoleh ke Lin Yuelan dan tertawa dengan dingin, "Mimpi saja, Lin Yuelan, apakah kamu tidak akan mimpi buruk waktu tidur di malam hari?"
"Heh, kalau begitu kamu siap-siap dipenjara saja!"
Aku mengeratkan kedua tinjuku.
Aku harus bagaimana?
Apakah benar-benar harus dipenjara?
"Dipenjara? Menurut aku tidak tentu, cukup ditahan saja"
Pada saat aku merasa panik, sebuah suara pria yang berat tiba-tiba berdering dari belakangku.
Aku menoleh ke belakang dan melihat Cheng Jinshi berjalan ke arahku dengan langkah cepat, meskipun aku tidak mengerti maksud kata-katanya, kerisauan aku tetap merasa berkurang setelah melihat dia.
Pria ini sepertinya memiliki semacam kekuatan ajaib.
Yang membuat aku mempercayai dia tanpa alasan.
Cheng Jinshi menyerahkan salah satu ponsel yang dipegangnya kepada plisi, "Silahkan menonton, ini adalah video kejadian tadi"
Setelah mendengar kata-kata dia, wajah Lin Yuelan dan bibi langsung menjadi pucat.
"Bagus, paling bagus kalau ada video"
Polisi menonton video itu dan ekspresinya pun menjadi semakin jelek.
Setelah itu, dia melihat ke pasangan ibu dan anak itu dengan ekspresi tidak harus berkata apa, kemudian dia bertanya pendapat aku, "Apakah kamu mau damai?"
bibi menatap aku dengan ekspresi berharap, "Ning Xi, kamu tidak boleh begitu......"
"Tidak"
Aku berkata dengan dingin.
Lin Yuelan melirik aku dengan wajah tidak percaya, "Kamu berkata apa?"
Aku menoleh ke dia, "Aku berkata aku tidak mau damai, apakah kamu sudah mengerti?"
Aku tidak mengerti, mengapa mereka selalu tega mencelakai aku hingga aku mati dengan perasaan tidak bersalah.
Pada saat yang sama, mereka juga berharap aku bisa bersikap baik hati dengan mereka.
Di dunia ini mana ada masalah yang begitu bagus? Aku bukan buddha juga.
Hubungan keluarga yang tipis itu sudah diinjak mereka sampai menghilang dari kemarin.
Setelah mendengar keputusan aku, polisi memutuskan untuk menahan bibi.
Waktu itu aku baru mengerti kata-kata Cheng Jinshi tadi waktu dia masuk ke sini, ternyata dia berkata bibi akan ditahan.
"Ning Xi, kamu akan menerima balasan karma!' bibi berteriak dengan suara besar.
"bibi, aku tidak takut, karena tuhan itu memiliki mata"
Setelah itu, AKu dan Cheng Jinshi pun berjalan ke arah luar kantor polisi.
Aku menoleh ke Cheng Jinshi dan merasa sedikit ragu, polisi saja tidak bisa mencari video itu, mengapa Cheng Jinshi bisa ada?
Apakah dia mengirim orang untuk melindungi aku secara diam-diam karena merisau denganku?
"Sore tadi kamu tidak pulang?" Dia bertanya dengan nada suara datar.
Aku mengangguk, "Iya, aku pergi ke taman pemakaman untuk menjenguk kakek"
"Lain kali jangan sembarang pergi lagi, temai An An di rumah saja" Cheng Jinshi berkata dengan wajah tanpa ekspresi, jelas sikap dia sudah berbeda dengan tadi siang.
Aku merasa sedikit bingung, tetapi aku tetap menjawab : "Baik"
"Aku mengantar kamu pulang........."
Sebelum dia sempat berkata sampai habis, ponselnya sudah berdering.
Seteleh mengangkat telpon, ekspresi dia menjadi agak berat, kemudian dia mematikan telpon dan menundukkan kepalanya kepadaku : "Aku ada urusan darurat, sehingga aku harus pergi dulu, kamu naik taksi pulang saja"
"Baik"
Kemudian Cheng Jinshi pun meninggalkan tempat duluan.
Setelah Cheng Jinshi pergi, Lin Yuelan langsung menghampiri aku dan mulai mengomel, tetapi karena berpikir kami sedang berada di kantor polisi, dia tidak berani melakukan apa-apa juga.
Aku keluar dari kantor polisi dengan tubuh tidak bertenaga, setelah keluar, aku melihat Su Shanshan yang berdandan dengan menarik mata, melihat aku sudah keluar, Su Shanshan mengejek : "Kali ini, kamu benar-benar harus berterima kasih dengan kakak Yumin, kalau bukan dia, kamu sekarang masih ditahan di kantor polisi"
"Apa maksud kamu?" Aku merasa bingung.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinMy Lifetime
DevinaAwesome Husband
EdisonMarriage Journey
Hyon SongCintaku Pada Presdir
NingsiGet Back To You
LexyMy Only One
Alice SongCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu