Cintaku Pada Presdir - Bab 79 Emosi

Dia benar tidak menyentuhku.

Setelah tidak tidur nyenyak selama beberapa hari, akhirnya aku bisa tidur nyenyak.

Semalaman tidak ada mimpi.

Keesokan harinya, aku setengah sadar, merasa ada dua tangan yang membuka bajuku, aku menghempaskannya beberapa kali, saat membuka mata, melihat tatapan matanya yang penuh dengan amarah.

Yang anehnya tidak tahu kenapa dia marah di pagi buta.

Dia membuka piyamaku, meletakkan tangannya di perutku, menunjuk sambil berkata, “Siapa yang melakukannya?”

“Aku tidak hati-hati terbentur.” aku yang menjelaskan dengan santai.

Aku tahu emosinya, kalau dia tahu paman yang menendangnya, paman mungkin tidak hanya akan ditangkap polisi.

“Dia berkata, “Coba terbentur sekali lagi, perlihatkan padaku.”

Dia tidak percaya.

Aku yang sedang berpikir untuk menjelaskan, dia tiba-tiba mengosokkan tangannya dengan lembut, disertai dengan suara serak di pagi hari sambil bertanya, “Masih sakit?”

Aku menggelengkan kepala, “Tidak sakit, tidak sakit lagi.”

Aku memandangnya, merasa bintang-bintang di langit, tidak sebaik matanya.

Setelah selesai mandi, aku pergi membuat sarapan.

Dia bersandar di balkon dan menatapku. “Aku sebelumnya, tidak pernah memperhatikanmu seperti ini.“”

Aku yang sedang mengocok telur, mengalihkan pembicaraan, “Masalah kebocoran desain, dua hari ini seharusnya akan ada hasil, kebetulan pas tidak sampai seminggu.”

Dia tidak pernah memperhatikanku seperti itu sebelumnya.

Bahkan melirikku sekalipun tidak pernah.

Karena ketidakpedulian ku, matanya memancarkan tatapan kesepian, “Aku tahu.”

Aku menundukkan kepala seolah tidak melihat apapun, tapi hatiku juga ikut sedih.

Aku membuat bekal sarapan sebanyak tiga porsi, setelah menuangkan sarapan kami berdua, sisa satu porsi aku menyimpan di kotak bekal.

Dia mengerutkan kening, “Itu untuk siapa?”

Aku terkejut, dan menjawab secara asal, “Untuk Xueke.”

Aku tidak tahu dia percaya atau tidak, tapi dia tidak lagi mengatakan apa-apa.

Selesai sarapan, dia pergi ke kantor, aku kembali ke kamar ganti baju, lalu mengemas bekal dan keluar.

Aku mengendarai mobil Zhou Ziyun, kerumahnya, juga tidak tahu kenapa, barusan aku berbohong pada Cheng Jinshi.

Sarapannya untuk Zhou Ziyun.

Dia terluka demi menyelamatkanku, aku tidak bisa tinggal diam, tidak mempedulikannya.

Jelas-jelas masalahnya biasa saja, tapi melihat tatapan Cheng Jinshi, entah kenapa aku merasa bersalah.

Mungkin karena aku sedikit tidak fokus, tidak sadar, ada mobil yang membuntuti dari belakang.

Saat aku sampai dirumah Zhou Ziyun, dia sudah bangun.

Dia membuka pintu dan tersenyum. “Kenapa kamu datang pagi-pagi?”

“Kemarin aku bawa mobilmu pergi, hari ini ku antar balik, sekalian bawakan sarapan untukmu.”

Aku baru sadar saat dia mengangkat baju lengan panjangnya, lukanya terlihat jelas, tangannya megenggam kapas, kelihatannya lagi mengobati luka.

Aku yang melihat lukanya, hati ini merasa sakit dan bersalah, aku mengambil kapas dari tangannya, “Ku bantu kamu, kamu pakai satu tangan tidak bisa, terus masih harus dibalut perban.”

“Baiklah, sudah merepotkanmu.”

Dia duduk di sofa, membiarkan ku mengobati luka, matanya memancarkan cahaya terang dan lembut.

Aku mengobatinya dengan hati-hati, “Kalau sakit beritahu aku.”

Saat mengoleskan air desinfeksi, dia tidak mengerutkan alis, “Tidak sakit, kamu obati saja dengan tenang.”

Selesai mengobati luka, aku berdiri, “Hari ini kamu mau ke perusahaan? Kalau pergi, aku panggil Xiao Lin kemari jemput kamu?”

Xiao Lin adalah supir perusahaan.

Dia tersenyum sinis,“Tapi, dia hari ini pergi ke bandara jemput customer, jam segini seharusnya tidak bisa, bagaimana kalau kamu antar aku saja?”

Aku mencemberutkan bibir, dan menyetujuinya.

Dalam perjalanan ke perusahaan, dia bertanya padaku bagaimana mengatasi masalah kebocoran desain.

“Tidak berjalan mulus.” aku menghela nafas.

Kalau, Lin Yuelan masuk penjara dan masih tidak mau mengatakan apa-apa, itu sama saja aku ke jalan buntu.

Dia tidak bertanya lagi, “Kamu juga jangan terlalu khawatir, perusahaan tidak buru-buru, setelah kamu selesai mengatasinya, baru mulai bekerja.”

Aku mengangguk, “Baik, terima kasih Presiden Zhou.”

Sesampai di perusahaan Zhou, aku menyetir mobil ke tempat parkir bawah tanah perusahaan, lalu menyerahkan kunci padanya.

Dia memegang tanganku, “Xiao Xi, terima kasih sudah mengantarku kerja, aku sangat senang.”

Aku tertegun sejenak, lalu menarik tanganku, dan tersenyum, “terima kasih apa, kalau bukan karena aku, kamu bagaimana bisa terluka separah ini.”

“Aku juga senang, terluka demi dirimu, dengan begini, akhirnya aku bisa melakukan sesuatu untukmu.” dia mengatakannya dengan suara lemah, tapi tulus.

Hidungku sedikit masam, tidak tahu harus berkata apa.

Aku baru saja keluar dari tempat parkir, sudah ada SMS masuk di HP-ku.

SMS dari Cheng Jinshi,【Kamu masih dirumah?】

Tanpa berpikir, aku membalas: 【masih】

Karena aku berencana pulang.

Diluar dugaanku, dua SMS ini, menjadi peepisahan diantara kita berdua.

“Seperti mempunyai mimpi di luar jangkauan, sekali disentuh langsung hancur......”

HP-ku berdering, aku pikir Cheng Jinshi menelepon lagi, tampaknya sudah tersambung.

Siapa sangka, ada suara wanita di sisi lain, “Ningxi, sekarang kamu dimana?”

Aku masih tidak sadar, setelah melihat layar HP, baru tahu itu Lin Zhi.

Dia mengajakku ketemuan, setelah memikirkannya, aku setuju.

Setengah jam kemudian, ketemu di kafe di pusat Kota Nan.

Saat aku tiba, Lin Zhi sudah menunggu.

Aku kira, dia ditelepon bicara begitu kuat, saat ketemu pasti mau marah lagi, siapa tahu, wajah dia berseri.

“Xiao Xi, aku datang.”

Aku setengah lega, “tante, ada apa mencari ku?”

Aku meminum kopi seteguk, “Masalah desain, aku dengar dari Cheng Jinshi, tidak ada hubungannya denganmu?”

Aku mengangguk, “Iya, aku pasti akan menyelidikinya, dan memberikan sebuah penjelasan untukmu dan Dongchen.”

“Menyelidikinya, kapan bisa menyelidikinya?” Dia tersenyum dan bertanya, “Tekanan macam apa yang dihadapi Jinshi setiap hari, dia mungkin belum memberitahumu? sejujurnya, jika yang bekerja sama dengan Dongchen bukan perusahaan Su, dia mau gimana bohong padamu, itu tidak penting. Tapi sekarang yang dihadapi adalah Perusahaan Su, kekuatan perusahaan Su, hampir sebanding dengan kita, kalau Cheng Jinshi ingin melindungimu, bukan hanya persepsi dari Perusahaan Su yang akan jelek padanya, tapi ini juga akan mempengaruhi perkembangan Dongchen”

Aku benar-benar tidak tahu tekanan yang dihadapi Cheng Jinshi adalah ini, aku hanya berpikir dia sangat sibuk.

Mengingat penampilan yang lelah kemarin, hatiku disuatu tempat, tidak bisa menahan rasa sakit.

Aku menatap Lin Zhi, “Apa maksudmu?”

“Tidak usah periksa lagi, terima saja masalah ini, Dongchen tidak akan lapor polisi, juga tidak akan meminta pertanggung jawabanmu. Hanya saja kita perlu memberikan perusahaan Su sebuah alasan.” katanya dengan perlahan.

Aku tidak percaya.

Aku tebak Lin Zhi mengajak aku bertemu, pasti tidak ada hal baik, tapi aku tidak menyangka, dia bisa berkata demikian.

Lin Zhi berusaha menggerakan hatiku dan meyakinkanku, membuatku tidak tahu harus berkata apa baiknya.

Aku melihat ke bawah. “Tapi itu benar-benar tidak ada hubungannya dengan aku. Paling cepat, dua hari sudah bisa membuktikan……”

Dia memotong pembicaraanku, “Itu tidak penting, sekarang bukti mengarah padamu, perusahaan Su bisa menerima hasil ini saja sudah ok.”

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu