Cintaku Pada Presdir - Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
Cheng Jinshi mengetahui jelas sebab akibat masalah ini, tapi dilihat dari tingkah dia yang selalu membela Song Jiamin, dia pasti belum memberi tahu Lin Zhi.
Sesuai dugaan, Song Jiamin ketakutan hingga wajahnya semakin pucat, agaknya dia tidak sangka aku akan mengungkit kembali masalah ini.
Aku tersenyum dingin di dalam hati, kalau bukan karena dia mendesakku terus menerus, aku tidak akan melakukan sejauh ini, lagipula, dia berinisiatif memanggil Lin Zhi kemari, bagaimana boleh aku membiarkan Lin Zhi datang sia-sia.
Melihat Song Jiamin tidak membantah, Lin Zhi marah hingga menggertakkan gigi sampai bergemetaran, melempar asbak ke dia, membentak: “apakah kamu kesurupan, dia adalah anak kandungmu! Bahkan harimau yang kejam saja tidak tega memakan anaknya!”
Song Jiamin tidak bergerak, dahinya terluka, darah segar mengalir keluar, Xiao Bao kaget dan menangis, mulutnya terus berteriak ibu.
“Apa yang kalian lakukan?”
Terdengar suara Cheng Jinshi dari belakang, aku menoleh ke arah dia, sepertinya dia baru pulang, tangannya memegang sebuah mainan.
Dia benar-benar sayang Xiao Bao, apa yang diinginkan Xiao Bao, dia selalu memenuhinya, tampak berusaha ingin memberikan kasih sayang ayah yang tidak dia berikan dalam semalam.
Lin Zhi menggertakkan gigi, “kalau kamu masih menganggap aku sebagai ibumu, jangan pernah menikahi Song Jiamin!”
Suara Cheng Jinshi sangat dingin, “ini adalah hal yang paling tidak pantas kamu atur.”
Aku rasa, terdapat persengketaan di antara dia dan Lin Zhi.
Dulu, aku hanya mengira hubungan mereka agak tidak akrab, sekarang baru kusadari, sepertinya lebih parah dari yang aku bayangkan.
Lin Zhi mengeluh sambil mengambil tasnya, tidak mengalah, “iya, dulu aku tidak seharusnya campur tangan masalah kamu dan Qin… …”
“IBU!”
Cheng Jinshi bagai akan dicabut nyawanya, matnya gelap dan mendalam, memotong sisa perkataan Lin Zhi
Lin Zhi memejamkan mata, agaknya sedang berusaha menahan emosi, akhirnya, hanya memperingatkan Song Jiamin dengan keras, “tahu diri kamu.”
Setelah dia pergi, Cheng Jinshi berjalan mendekati Song Jiamin, ekspresinya membaik, prihatin: “kenapa berdarah?”
Song Jiamin menundukkan kepala dengan mata yang berkaca-kaca, kondisinya sekarang bagai telur di ujung tanduk, tampak sangat kasihan, “aku tidak apa-apa… …”
Bibirku melengkung membentuk sudut sindiran, dia mestinya hanya bisa berkata tidak apa-apa, kalau tidak, apakah dia ingin mengatakan di hadapan Cheng Jinshi tentang semua hal buruk yang telah dilakukannya.
Namun, kali ini sudah dapat menyadarkan dia, bahwa aku, Ning Xi bukan orang yang bisa sembarang digertak oleh dia.
Melihat Cheng Jinshi mengeluarkan kotak P3K, membersihkan luka Song Jiamin dengan penuh perhatian, terlihat amat silau.
Aku agak lapar, balik badan menuju dapur, mengeluarkan sarapan yang disiapin Xiao He untukku, duduk di ruang makan dan menyantap makanan.
Kebetulan Xiao He kemari, menghentikan langkah kakinya, “pergelangan tangan anda tersiram air panas, bukan?”
Aku sedikit terbengong, mengangkat tangan, terlihat sebidang kulit yang merah di pergelangan tangan kiri, juga lecet.
Teringat adegan yang kulihat di ruang tamu tadi, aku merasakan kecewa yang tidak jelas.
Aku tertawa mengejek diri sendiri, “iya, rumah ada salep untuk luka bakar?”
Dia mengangguk, “ada, saya ambilkan.”
Baru saja selesai mengoleskan obat, terdengar suara tawa Xiao Bao dari ruang tamu, dan juga suara Cheng Jinshi yang sedang bermain dengannya.
Aku secara tidak sadar mengelus perut, tidak tahu apakah anakku bisa mendapatkan kasih sayang ayah dari Cheng Jinshi.
Aku kembali ke kamar dengan pikiranku yang melayang-layang, isi benakku berantakan, penyebab kepergian ibu belum jelas, dan aku malah sudah terjebak berkali-kali.
Mengeluarkan handphone, mencari nomor handphone orang yang mengirimkan aku foto, dan melakukan panggilan.
Aku selalu menelpon nomor ini setiap hari, walaupun, tiap kali nomornya nonaktif.
Aku sepertinya terjebak di jalan buntu, aku bahkan tidak bisa menemukan sedikitpun bocoran dari Lin Zhi.
Sesuai dugaan, panggilan kali ini tetap tidak tersambung.
Aku meletakkan handphone, sesudah itu malah tiba-tiba berdering, aku kaget, mengambil handphone terlihat panggilan dari tante kecil.
Aku menyambungkan panggilan, terdengar suara tante kecil, “XiaoXi, aku dengar dari kakekmu kalau kamu sudah pulang ke NanCheng?”
Aku melangkah ke samping jendela, “iya, tante kecil, aku baru pulang ke sini tidak lama.”
Pihak sana diam beberapa detik, sepertinya ada perkataan yang tidak sudi diucapkan, aku inisiatif bertanya: “apakah ada masalah? Sekarang keadaan aku sini lumayan baik, katakanlah.”
“Erh… …kamu tahu kan kakak sepupumu dulu gagal ujian akhir jadi tidak bisa sambung kuliah, beberapa tahun ini pekerjaannya tidak terlalu baik, apakah kamu ada kenalan yang bisa perkenalkan pekerjaan yang agak baik?” tante kecil berkata terbelit-belit.
Di saat kepergian ibu, tante kecil yang membantu mengurus masalah pemakaman, bagaimanapun aku harus membantu dia kali ini.
Aku berpikir sejenak, “tante tanyakan kakak sepupu, apakah dia mau bekerja di perusahaan Ning?”
Tante kecil agak bimbang, “perusahaan Ning adalah perusahaan besar, tentu saja baik sekali, tapi ayahmu… …”
Aku jelas apa yang dikhawatirkan tante kecil, dulu pertengkaran aku dan ayah lumayan dahsyat, keluarga pihak ibu, mestinya tidak akan direkrut oleh ayah.
Aku merapatkan bibir, “masalah ini tante tenang saja, kalau kakak sepupu bersedia, aku akan menunggunya di perusahaan Ning besok pagi.”
Terakhir kali Ning Zhenfeng mencari aku minta lima ratus juta, saat aku memberi uang, aku mengajukan satu syarat, yaitu menyerahkan semua bagian saham perusahaan yang patut diberi kepada ibu.
Jadi sekarang aku memegang bagian saham perusahaan, walau ibu sudah pergi, tapi aku seharusnya merebut kembali apa yang patut dimilikinya,.
Tante kecil segera menyatakan, “mau, mau, kakak sepupumu sedang ada di sampingku.”
Aku bersandar di jendela, “baiklah, kalau begitu ketemu besok.”
Mematikan telepon, aku mengirimkan pesan untuk Ning Zhenfeng, menanyakan jabatan kosong di perusahaan Ning.
PONGGG--
Pintu kamar didorong dengan keras, aku membalikkan kepala, terlihat Cheng Jinshi dengan ekspresi buruk, dengan dikelilingi hawa dingin melangkah masuk.
Apakah mungkin karena mengetahui apa yang telah aku ucapkan di depan Lin Zhi, jadi sekarang datang berdebat denganku?
Teringat ini, aku menjadi jengkel, “ada masalah?”
“apa hubunganmu dengan dia?”
Dia menghadapkan layar handphone ke aku, berinterogasi dengan nada dingin dan berat.
Ketika aku melihat jelas foto yang ada di handphone, alisku mengerut secara tidak sadar, itu adalah foto Zhou Ziyu mengangkatku di saat aku jatuh.
Tapi, kenapa Cheng Jinshi ada foto itu?
Semakin pikir semakin penasaran, “kamu dapat dari mana foto ini?”
Tatapannya tajam, bertanya: “jangan potong pembicaraanku, apa hubungan sebenarnya antara kamu dan dia?”
Hanya bertemu sekali, bisa ada hubungan apa.
Walau aku berpikir seperti ini, tapi apa yang aku katakan berbeda total, aku berkata dengan santai, “kamu tidak berhak mengatur ini.”
Kedua matanya dipenuhi bau mesiu, “katakan sekali lagi.”
Dia minta, aku pun lakuin, mendongak kepala, mengulang dengan pelan, “aku bilang, kamu, tidak, berhak, …. WUH.”
Dia tiba-tiba memajukan badan, bibirnya yang dingin menghentikan sisa kata terakhir, aku menghindar ke belakang, dia berhasil memaksaku menempel di jendela yang memanjang dari langit-langit hingga lantai.
Aku melawan, ingin mendorongnya, tapi pergelangan tanganku malah ditahan di atas kepala olehnya dengan satu tangan, tidak bisa bergerak.
Dia seperti seekor singa yang marah, menjelajahi setiap inci di dalam mulutku, mengisap hingga lidahku menjadi mati rasa, satu tangannya lagi menggosok punggung belakangku dengan lembut, masuk dari keliman baju, menutupi dadaku, meraba dengan kuat… …
Kedua kakiku melemas, tubuhku… …sepertinya sangat sulit untuk benar-benar menolaknya.
Tapi, memangnya kenapa kalau begini.
Pagi tadi masih membela Song Jiamin, sekarang langsung ke kamarku melakukan ini kepadaku, apakah bagi dia, aku adalah sebuah mainan?
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinThe Sixth Sense
AlexanderLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieAir Mata Cinta
Bella CiaoPrecious Moment
Louise LeeHis Soft Side
RiseVillain's Giving Up
Axe AshciellyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu