Cintaku Pada Presdir - Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
Aku menundukkan kepala, “Demam, tiga puluh sembilan derajat.”
Dia mengerutkan alisnya dengan erat, saat aku mengira dia ingin menyalahkanku, dia malah melepaskan mantel jaketnya, kemudian melilitkannya di bahuku, “Kenapa hanya berpakaian sedikit ini langsung keluar?”
Seluruh tubuhku menjadi kaku, hidungku tercium aroma yang ada di mantelnya, aku tidak menjawab pertanyaannya.
Aku mengakui, saat berada di villa, aku sangat berharap dia bisa muncul.
Tapi sekarang, aku menyadari, jika dia tidak muncul, sepertinya juga tidak ada apa-apa.
Karena ini adalah pemeriksaan darurat, hasil pemeriksaan juga segera keluar.
Dokter meresepkan obat minum, kondisi An An seperti ini perlu melakukan infus.
Tidak tahu cara apa yang digunakan oleh Cheng Jinshi, untuk sementara waktu mendapatkan ruang inap yang hanya berisi satu bangsal.
Mungkin karena berdekatan dengan area villa, fasilitas rumah sakit ini juga sangat bagus, ruang inap pribadi seperti kamar tidur rumah sendiri, terasa sedikit hangat.
“Kamu tidur saja, aku akan menjaga An An.”
Cheng Jinshi membuka pemanas ruangan di dalam ruang inap, lalu menyuruhku untuk pergi tidur di tempat tidur penjaga pasien.
Perhatiannya yang begitu mendadak, membuatku sedikit tidak terbiasa, aku menggelengkan kepala, bertanya dengan nada polos dan dingin, “Kenapa kamu bisa tahu kami ada di sini?”
Jangan-jangan, dari awal dia sudah tahu aku tinggal di daerah villa tingkat menengah, jadi selalu menyuruh orang untuk mengawasiku?
Dia duduk di atas sofa sebelah ranjang, “Dengan identitas An An, jika melakukan pemeriksaan di rumah sakit mana pun, aku bisa mendapatkan kabar.”
Aku tiba-tiba terbengong, tidak mengatakan apa-apa lagi, berbaring di atas sofa dengan posisi yang sedikit lelah, melihat cairan obat yang sedikit demi sedikit mengalir masuk ke tubuh An An.
Setelah satu jam kemudian, aku pergi ke konter perawat untuk mengambil thermometer medis, aku berencana untuk mengukur suhu tubuh An An.
“Aku yang mengukur suhu tubuhnya saja, kamu tidur sebentar lagi, kamu sedang hamil, jangan memaksakan diri untuk terus melakukan sesuatu.”
Cheng Jinshi mengambil thermometer medis yang ada di tanganku, dengan sikap yang kuat menahanku di atas tempat tidur penjaga pasien.
Dia mengambil thermometer medis, dengan hati-hati mengukur suhu tubuh An An, saat melihat demamnya masih belum turun, mengerutkan alis, lalu menukar plester kompre demam untuk An An.
“Wah…”
Saat cairan obat hampir habis, An An bangun, tidak tahu apakah karena sakit merasa tidak nyaman, atau karena melakukan infus merasa tidak nyaman, dia berteriak dan menangis.
Awalnya, aku sedang tidur, setelah mendengar suara An An menangis, aku langsung membuka mata, saat aku hendak berdiri dan memeluknya, Cheng Jinshi sudah lebih cepat dariku memeluk An An, dan menasehatinya dengan nada lembut.
Tidak pernah melihat emosinya yang begitu baik.
Aku tidak menyangka, dia bisa tiba-tiba berubah menjadi begitu lembut dan sabar.
An An sangat dekat dengannya, perlahan-lahan berhenti menangis, lalu dengan tidak sadar tidur lagi.
Tapi, setelah An An menangis, aku sudah tidak merasa ngantuk lagi, melirik cairan obat yang tersisa, kemudian berdiri dan mencari perawat untuk melepaskan jarum.
Setelah jarum dilepaskan, mengukur suhu tubuh lagi, akhirnya demamnya turun.
Rasa kekhawatiranku akhirnya bisa menjadi tenang kembali.
Namun, dokter mengatakan harus memeriksa beberapa jam lagi baru bisa keluar dari rumah sakit, agar tidak demam lagi.
Saat langit sedikit terang, dia mengangkat telepon, dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Waktu ini, ada masalah di perusahaan kah.
Atau, wanita itu ada masalah.
Aku menahan pemikiran sendiri, memaksa diri sendiri untuk tidak berpikir dengan asal, lagipula, mereka sudah ingin cerai, bagaimanapun juga tidak ada hubungannya denganku.
Siapa sangka, tidak sampai dua puluh menit, pintu ruang inap terbuka lagi.
Dia sudah kembali, tangannya membawa sarapan.
Dia meletakkan sarapan di atas meja, melambaikan tangan ke arahku, “Sini, makan sedikit selagi panas.”
Setelah sibuk semalaman, aku benar-benar sedikit lapar, melaparkan diri sendiri boleh, tapi tidak boleh melaparkan anak yang ada di dalam perut, jadi aku tidak menolaknya, berjalan ke sana dan makan semangkuk bubur.
Setelah selesai makan sarapan, saat aku menarik tissue untuk menyeka mulut, terdengar nada suara pria yang kecil di dalam ruang inap, “Xiao Xi, kita seharusnya berbicara sebentar.”
Gerakanku berhenti, aku berkata dengan nada polos, “Hubungan antara kita tidak perlu dibicarakan lagi”
Seberapa banyak yang kita bicarakan juga tidak akan membantu kita untuk menyelesaikan masalah.
Dia berjalan kemari, mengulurkan tangan dan ingin menggosok rambutku, tapi aku menghindarinya dengan memiringkan kepalaku, tangannya menjadi kaku, perlahan-lahan menarik kembali, ada rasa sedih di dalam tatapannya, “Yu Ming sudah ke luar negeri, kita jangan cerai, okey?”
Aku sedikit terbengong, lalu memikirkannya lagi, hatiku malah muncul rasa pahit, “Emang kenapa kalau dia ke luar negeri?
Orang yang ada di dalam hati, tidak peduli kemana pun dia pergi, hasilnya juga akan berada di dalam hati, bukankah.
Aku bukan anak kecil yang berusia tiga tahun, aku juga bukan diriku yang sebelumnya.
Aku tidak ingin mempertaruhkan segalanya lagi, hanya untuk memenangkan hati seorang pria.
Aku sudah tidak mempunyai keberanian seperti ini lagi.
“Ini mencerminkan, hubunganku dengan dia benar-benar tidak ada apa-apa lagi.” Dia menjelaskannya.
Tapi, aku sama sekali tidak percaya.
Aku melihatnya, “Ini tidak ada hubungannya denganku.”
“Kalau kamu masih khawatir, kedepannya, aku bisa menghentikan kerja sama dengannya, yang penting hatimu bisa tenang, dan kita bisa menjalani hidup dengan baik, okey?”
Aku ingin menjalani hidup dengan baik, tapi, aku tidak berani menyetujuinya.
Aku sudah cukup merasakan pernikahan yang tanpa cinta.
Dia melihatku tidak bersedia untuk berbicara, dia juga tidak mengatakannya lagi, tapi di dalam ekspresi wajahnya, selalu terlihat sedikit sepi.
Tanpa jelas, membuat hatiku terasa sakit.
Saat langit benar-benar sudah terang, dokter datang ke ruang inap, setelah melakukan pemeriksaan untuk An An, dia memerintah: “Kalian sudah boleh membawa anak pulang ke rumah, selama merawatnya dengan baik pasti tidak ada masalah, setiap saat harus memperhatikan suhu tubuh anak, jika demam lagi, kalian bisa memberinya obat demam dulu.”
“Baik, terima kasih.”
Aku menjawabnya, setelah menunggu dokter keluar, aku langsung memeluk anak dan pulang.
“Aku mengantarmu pulang.”
Cheng Jinshi mengejar kemari, nada suaranya sedikit tidak ingin membiarkan orang lain ikut campur.
Aku memeluk anak dengan erat, “Tidak perlu.”
Namun, dia sepertinya sudah memutuskan, ingin berjalan keluar dari rumah sakit bersamaku, aku ingin mengembalikan mantel jaket yang ada di tubuhku kepadanya, tapi ditahan olehnya, dia tidak membiarkanku melepaskannya.
Baru saja keluar dari pintu rumah sakit, Su Shanshan berlari kemari dengan terburu-buru, berlari ke samping Cheng Jinshi dengan ekspresi wajah khawatir, merangkul lengannya, “Kamu sakit kah?”
Cheng Jinshi menarik lengannya sendiri dengan tenang, sikapnya sedikit tenang, “Tidak.”
Su Shanshan menjadi tenang, melirikku yang berdiri di samping, dia segera berkata dengan nada marah, “Kenapa kamu juga ada di sini?”
“Ada hubungannya denganmu kah?” Aku bertanya balik.
Dia melihat jaket Cheng Jinshi yang ada di tubuhku, tatapannya tiba-tiba menjadi cemburu, mengangkat tangan dan ingin merebut jaket, “Ning Xi! Bukankah kamu ingin bercerai? Kenapa kamu masih menganggu Jin Shi…”
“Su Shanshan, ini adalah masalah keluargaku, tidak perlu kamu ikut campur.” Cheng Jinshi menghentikan gerakannya, dan mencelanya dengan nada dingin.
Ekspresi wajah Su Shanshan berubah menjadi buruk, “Jin Shi…”
Cheng Jinshi meliriknya, tidak ada emosi yang berlebihan di dalam tatapannya, lalu bertanya: “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini, apakah kamu menyuruh orang mengikutiku?”
“Tidak, benar-benar tidak, karena keluarga kami mempunyai saham rumah sakit ini, jadi aku bisa tahu kamu ada di sini, aku pikir kamu sakit, jadi aku segera datang ke sini untuk menjengukmu.” Su Shanshan menjelaskannya dengan cepat, dia takut Cheng Jinshi akan salah paham dengannya.
Aku melihat dengan tatapan dingin, hingga sebuah taksi menyetir kemari, aku baru mengulurkan tangan dan menghentikannya.
Novel Terkait
More Than Words
HannyCutie Mom
AlexiaTakdir Raja Perang
Brama aditioAsisten Bos Cantik
Boris DreyPredestined
CarlyYama's Wife
ClarkSang Pendosa
DoniSi Menantu Buta
DeddyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu