Cintaku Pada Presdir - Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya

Aku menundukkan kepala, “Demam, tiga puluh sembilan derajat.”

Dia mengerutkan alisnya dengan erat, saat aku mengira dia ingin menyalahkanku, dia malah melepaskan mantel jaketnya, kemudian melilitkannya di bahuku, “Kenapa hanya berpakaian sedikit ini langsung keluar?”

Seluruh tubuhku menjadi kaku, hidungku tercium aroma yang ada di mantelnya, aku tidak menjawab pertanyaannya.

Aku mengakui, saat berada di villa, aku sangat berharap dia bisa muncul.

Tapi sekarang, aku menyadari, jika dia tidak muncul, sepertinya juga tidak ada apa-apa.

Karena ini adalah pemeriksaan darurat, hasil pemeriksaan juga segera keluar.

Dokter meresepkan obat minum, kondisi An An seperti ini perlu melakukan infus.

Tidak tahu cara apa yang digunakan oleh Cheng Jinshi, untuk sementara waktu mendapatkan ruang inap yang hanya berisi satu bangsal.

Mungkin karena berdekatan dengan area villa, fasilitas rumah sakit ini juga sangat bagus, ruang inap pribadi seperti kamar tidur rumah sendiri, terasa sedikit hangat.

“Kamu tidur saja, aku akan menjaga An An.”

Cheng Jinshi membuka pemanas ruangan di dalam ruang inap, lalu menyuruhku untuk pergi tidur di tempat tidur penjaga pasien.

Perhatiannya yang begitu mendadak, membuatku sedikit tidak terbiasa, aku menggelengkan kepala, bertanya dengan nada polos dan dingin, “Kenapa kamu bisa tahu kami ada di sini?”

Jangan-jangan, dari awal dia sudah tahu aku tinggal di daerah villa tingkat menengah, jadi selalu menyuruh orang untuk mengawasiku?

Dia duduk di atas sofa sebelah ranjang, “Dengan identitas An An, jika melakukan pemeriksaan di rumah sakit mana pun, aku bisa mendapatkan kabar.”

Aku tiba-tiba terbengong, tidak mengatakan apa-apa lagi, berbaring di atas sofa dengan posisi yang sedikit lelah, melihat cairan obat yang sedikit demi sedikit mengalir masuk ke tubuh An An.

Setelah satu jam kemudian, aku pergi ke konter perawat untuk mengambil thermometer medis, aku berencana untuk mengukur suhu tubuh An An.

“Aku yang mengukur suhu tubuhnya saja, kamu tidur sebentar lagi, kamu sedang hamil, jangan memaksakan diri untuk terus melakukan sesuatu.”

Cheng Jinshi mengambil thermometer medis yang ada di tanganku, dengan sikap yang kuat menahanku di atas tempat tidur penjaga pasien.

Dia mengambil thermometer medis, dengan hati-hati mengukur suhu tubuh An An, saat melihat demamnya masih belum turun, mengerutkan alis, lalu menukar plester kompre demam untuk An An.

“Wah…”

Saat cairan obat hampir habis, An An bangun, tidak tahu apakah karena sakit merasa tidak nyaman, atau karena melakukan infus merasa tidak nyaman, dia berteriak dan menangis.

Awalnya, aku sedang tidur, setelah mendengar suara An An menangis, aku langsung membuka mata, saat aku hendak berdiri dan memeluknya, Cheng Jinshi sudah lebih cepat dariku memeluk An An, dan menasehatinya dengan nada lembut.

Tidak pernah melihat emosinya yang begitu baik.

Aku tidak menyangka, dia bisa tiba-tiba berubah menjadi begitu lembut dan sabar.

An An sangat dekat dengannya, perlahan-lahan berhenti menangis, lalu dengan tidak sadar tidur lagi.

Tapi, setelah An An menangis, aku sudah tidak merasa ngantuk lagi, melirik cairan obat yang tersisa, kemudian berdiri dan mencari perawat untuk melepaskan jarum.

Setelah jarum dilepaskan, mengukur suhu tubuh lagi, akhirnya demamnya turun.

Rasa kekhawatiranku akhirnya bisa menjadi tenang kembali.

Namun, dokter mengatakan harus memeriksa beberapa jam lagi baru bisa keluar dari rumah sakit, agar tidak demam lagi.

Saat langit sedikit terang, dia mengangkat telepon, dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Waktu ini, ada masalah di perusahaan kah.

Atau, wanita itu ada masalah.

Aku menahan pemikiran sendiri, memaksa diri sendiri untuk tidak berpikir dengan asal, lagipula, mereka sudah ingin cerai, bagaimanapun juga tidak ada hubungannya denganku.

Siapa sangka, tidak sampai dua puluh menit, pintu ruang inap terbuka lagi.

Dia sudah kembali, tangannya membawa sarapan.

Dia meletakkan sarapan di atas meja, melambaikan tangan ke arahku, “Sini, makan sedikit selagi panas.”

Setelah sibuk semalaman, aku benar-benar sedikit lapar, melaparkan diri sendiri boleh, tapi tidak boleh melaparkan anak yang ada di dalam perut, jadi aku tidak menolaknya, berjalan ke sana dan makan semangkuk bubur.

Setelah selesai makan sarapan, saat aku menarik tissue untuk menyeka mulut, terdengar nada suara pria yang kecil di dalam ruang inap, “Xiao Xi, kita seharusnya berbicara sebentar.”

Gerakanku berhenti, aku berkata dengan nada polos, “Hubungan antara kita tidak perlu dibicarakan lagi”

Seberapa banyak yang kita bicarakan juga tidak akan membantu kita untuk menyelesaikan masalah.

Dia berjalan kemari, mengulurkan tangan dan ingin menggosok rambutku, tapi aku menghindarinya dengan memiringkan kepalaku, tangannya menjadi kaku, perlahan-lahan menarik kembali, ada rasa sedih di dalam tatapannya, “Yu Ming sudah ke luar negeri, kita jangan cerai, okey?”

Aku sedikit terbengong, lalu memikirkannya lagi, hatiku malah muncul rasa pahit, “Emang kenapa kalau dia ke luar negeri?

Orang yang ada di dalam hati, tidak peduli kemana pun dia pergi, hasilnya juga akan berada di dalam hati, bukankah.

Aku bukan anak kecil yang berusia tiga tahun, aku juga bukan diriku yang sebelumnya.

Aku tidak ingin mempertaruhkan segalanya lagi, hanya untuk memenangkan hati seorang pria.

Aku sudah tidak mempunyai keberanian seperti ini lagi.

“Ini mencerminkan, hubunganku dengan dia benar-benar tidak ada apa-apa lagi.” Dia menjelaskannya.

Tapi, aku sama sekali tidak percaya.

Aku melihatnya, “Ini tidak ada hubungannya denganku.”

“Kalau kamu masih khawatir, kedepannya, aku bisa menghentikan kerja sama dengannya, yang penting hatimu bisa tenang, dan kita bisa menjalani hidup dengan baik, okey?”

Aku ingin menjalani hidup dengan baik, tapi, aku tidak berani menyetujuinya.

Aku sudah cukup merasakan pernikahan yang tanpa cinta.

Dia melihatku tidak bersedia untuk berbicara, dia juga tidak mengatakannya lagi, tapi di dalam ekspresi wajahnya, selalu terlihat sedikit sepi.

Tanpa jelas, membuat hatiku terasa sakit.

Saat langit benar-benar sudah terang, dokter datang ke ruang inap, setelah melakukan pemeriksaan untuk An An, dia memerintah: “Kalian sudah boleh membawa anak pulang ke rumah, selama merawatnya dengan baik pasti tidak ada masalah, setiap saat harus memperhatikan suhu tubuh anak, jika demam lagi, kalian bisa memberinya obat demam dulu.”

“Baik, terima kasih.”

Aku menjawabnya, setelah menunggu dokter keluar, aku langsung memeluk anak dan pulang.

“Aku mengantarmu pulang.”

Cheng Jinshi mengejar kemari, nada suaranya sedikit tidak ingin membiarkan orang lain ikut campur.

Aku memeluk anak dengan erat, “Tidak perlu.”

Namun, dia sepertinya sudah memutuskan, ingin berjalan keluar dari rumah sakit bersamaku, aku ingin mengembalikan mantel jaket yang ada di tubuhku kepadanya, tapi ditahan olehnya, dia tidak membiarkanku melepaskannya.

Baru saja keluar dari pintu rumah sakit, Su Shanshan berlari kemari dengan terburu-buru, berlari ke samping Cheng Jinshi dengan ekspresi wajah khawatir, merangkul lengannya, “Kamu sakit kah?”

Cheng Jinshi menarik lengannya sendiri dengan tenang, sikapnya sedikit tenang, “Tidak.”

Su Shanshan menjadi tenang, melirikku yang berdiri di samping, dia segera berkata dengan nada marah, “Kenapa kamu juga ada di sini?”

“Ada hubungannya denganmu kah?” Aku bertanya balik.

Dia melihat jaket Cheng Jinshi yang ada di tubuhku, tatapannya tiba-tiba menjadi cemburu, mengangkat tangan dan ingin merebut jaket, “Ning Xi! Bukankah kamu ingin bercerai? Kenapa kamu masih menganggu Jin Shi…”

“Su Shanshan, ini adalah masalah keluargaku, tidak perlu kamu ikut campur.” Cheng Jinshi menghentikan gerakannya, dan mencelanya dengan nada dingin.

Ekspresi wajah Su Shanshan berubah menjadi buruk, “Jin Shi…”

Cheng Jinshi meliriknya, tidak ada emosi yang berlebihan di dalam tatapannya, lalu bertanya: “Kenapa kamu bisa tahu aku ada di sini, apakah kamu menyuruh orang mengikutiku?”

“Tidak, benar-benar tidak, karena keluarga kami mempunyai saham rumah sakit ini, jadi aku bisa tahu kamu ada di sini, aku pikir kamu sakit, jadi aku segera datang ke sini untuk menjengukmu.” Su Shanshan menjelaskannya dengan cepat, dia takut Cheng Jinshi akan salah paham dengannya.

Aku melihat dengan tatapan dingin, hingga sebuah taksi menyetir kemari, aku baru mengulurkan tangan dan menghentikannya.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu