Cintaku Pada Presdir - Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!

Aku mengangkat tangan dan memeluknya dengan erat, menggunakan semua energi yang tersisa.

Tubuh jangkungnya sedikit menegang, agak terkejut, pelukannya bertambah erat juga, seakan-akan ingin meresapku ke dalam tubuhnya, suaranya melembut, "Xiao Xi... ..."

"Sudah, sudah berakhir."

Aku menginterupsi perkataannya, kemudian dengan lembut mendorong jauh tubuhnya, menurunkan kelopak mata, menekan kembali rasa hangat di mata.

Dia menatapku dengan heran, sepertinya tidak mengerti apa yang aku maksud.

Aku menatap matanya dengan tatapan tawar, "Cheng Jinshi, sudahlah, aku benar-benar sangat lelah."

Sudah waktunya, mengakhiri semua ini.

Aku mendorong koper dan melangkah pergi, dia mengulurkan tangan dan meraih pergelangan tanganku, hanya satu gerakan, tapi entah kenapa aku dapat membaca maksud memohon.

Dengan keras hati aku menghempaskan tangannya, melangkah keluar dari pintu.

“Apakah kamu mau mengkhianatiku?” Dia mengucapkan sekata demi sekata, suaranya sedingin es di hari terdingin pada musim dingin.

Kata-katanya ini, sungguh menusuk hatiku.

Perasaanku selama beberapa tahun, dibalas dengan luka, juga dibalas dengan perkataan ini.

Sungguh menyedihkan.

Aku menggenggam bar derek koper dengan erat, tidak lagi memandangnya, pergi dengan langkah besar.

Karena menyeret dua koper, aku langsung naik lift untuk turun, kemudian berjalan keluar dari villa ini tanpa enggan.

Aku berkata pada diriku, tidak boleh menoleh ke belakang.

Harus melangkah maju.

Hanya saja, selalu ada orang yang suka dengan sengaja menentangku.

Belum sampai persimpangan, terlihat Cheng Yang dan Lin Zhi menghampiriku dengan ganas, keduanya menatap dengan penuh kebencian, seolah sedang melihat musuh.

Aku tidak bisa menghindar, hanya bisa menghadapi mereka.

Lin Zhi menatapku dengan sengit, "Ning Xi, aku peringatkan kamu, kembalikan An An, dia adalah keturunan keluarga Cheng, apa hak kamu untuk membawanya pergi?!"

"Hak aku sebagai ibunya, nenek seperti kamu, dia mungkin tidak menginginkannya." kataku dengan suara polos.

"Apa yang kamu bilang?! Ku sobek mulutmu!"

Sambil bicara, dia mendekatiku dengan ganas, tetapi Cheng Yang takut terlihat oleh pengawal yang berada tidak jauh dari sini, menghentikannya sekuat tenaga, berteriak padaku: "Ning Xi, jangan tidak tahu diri, serahkan An An! Meskipun aku tidak ingin mengakuinya, tetapi kamu juga jangan berharap untuk membawanya pergi! "

Aku menahan diri untuk tidak menamparnya lagi, berkata dengan dingin, "Aku sengaja mau membawanya pergi."

Aku tahu jelas, tidak satu pun dari mereka akan baik terhadap An An, sehingga aku semakin bertekad untuk mendapatkan hak asuh atas An An.

"Kamu!" Emosi Cheng Yang memuncak.

Ada begitu banyak pengawal di sisi An An, mereka tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa melompat-lompat di sini.

Wajah Lin Zhi berubah kejam, dia mengeluarkan ponsel dari tas, "Kamu pikir hanya kamu yang bisa memanggil orang?! Hari ini aku akan memberitahu kamu, di Kota Nan, siapa yang berkuasa!"

Selesai mengatakan itu, dia mulai melakukan panggilan telepon, menyampaikan sesuatu dengan singkat dan padat kepada pihak di sisi lain telepon, menyampaikan alamat, kemudian mematikan telepon.

Hatiku menegang, aku tahu tidak bisa berlama-lama lagi di sini, ketika orang yang dia panggil datang, semuanya sudah terlambat.

Posisi keluarga Cheng sudah mengakar di Nancheng, sulit diguncang oleh siapa pun.

Aku melangkah dan ingin pergi, tetapi ditarik oleh Lin Zhi, dia memaki, "Ning Xi, kamu benar-benar wanita jalang yang hina! Sudahlah kamu merayu pria liar, kamu bahkan masih ingin membawa cucuku pergi!"

"Terserah apa yang mau kamu pikirkan, toh, kedepannya sehina apa pun aku juga tidak akan membuat keluarga Cheng terhina."

Nada suaraku dingin, menjawab dengan acuh tak acuh.

Pintu salah satu mobil di persimpangan terbuka. Li Lan mungkin melihat aku terjebak masalah, turun dari mobil dan berjalan mendekat, berkata: "Nona Ning, aku telah mempersiapkan tempat tinggal untuk kamu, pergi sekarang?"

Aku mengangguk, menghempaskan tangan Lin Zhi, naik ke mobil bersama Li Lan.

Setelah masuk ke mobil, aku tergesa-gesa berkata pada supir: "Bawa agak laju, mereka telah memanggil orang, mudah bermasalah."

Shen Yanting mengirim seseorang untuk menjemputku, itu sudah sangat merepotkannya, jika diblokir dan ditahan oleh orang-orang Lin Zhi lagi, tidak tahu akan sekacau apa situasi nantinya.

Supir menganggukkan kepala, mobil melaju dengan kecepatan tinggi, menjauh dari kompleks villa.

Aku dengan cemas menoleh ke belakang, sesuai dugaan, Cheng Yang mengendarai mobil sportnya itu dan mengejar kemari dengan kecepatan tinggi juga, berusaha menghentikan kami.

Dia yakin kami tidak berani terlalu laju, jadi dia melaju tanpa memedulikan apa pun, supir terpaksa memberinya jalan lagi dan lagi.

Aku sekilas melihat jam tangan, sudah berlalu sekitar 20 menit sejak Lin Zhi menelepon.

Aku melihat situasi di luar jendela, kepala mobil Cheng Yang terus bersampingan dengan mobil kami, mencoba untuk memaksa kami berhenti.

Aku meremas telapak tanganku erat-erat, menggertakkan gigi, berteriak dengan suara berat: "Tabrak dia!"

Mendengar arahanku, supir langsung menginjak pedal gas, “PONG” mobil Cheng Yang tertabrak.

Mobil sport Cheng Yang tertabrak ke samping, supir mengontrol kecepatan dengan baik, mobilnya tertabrak hingga sedikit berubah bentuk, tapi orangnya baik-baik saja.

Dia sangat marah, segera berhenti, berdiri di samping jalan dan marah-marah, "Ning Xi! Beraninya kau… ..."

Supir melaluinya, melaju meninggalkan tempat, aku tidak mendengar apa kata-kata dia yang selanjutnya.

Namun, tidak penting lagi.

Semua kata-katanya, sangatlah tidak enak didengar, semakin sedikit yang didengar semakin baik.

Tiga mobil mewah melaju ke luar dari pusat kota, memasuki jalan lingkar gunung, dan akhirnya berhenti di depan sebuah vila yang berlokasi di tengah lereng gunung.

Saya menggendong An An turun, sangat sedikit mobil yang lewat sini, sangat tenang dan udaranya juga amat segar.

Meskipun musim dingin, tapi masih ada area pepohonan hijau yang luas di gunung, pemandangannya menyenangkan dan menyegarkan hati.

Depresi di hati seperti diusir pergi oleh pemandangan di depan ini.

Halaman belakang vila terdapat kolam renang, lapangan golf, dan serangkaian fasilitas yang sangat lengkap.

Lingkungan seperti ini, sedikit membuatku segan, "Direktur Li, sepertinya terlalu merepotkan kamu."

"Jangan segan dengan aku, rumah ini disiapkan oleh Direktur Shen. Direktur Shen juga menyampaikan agar kamu bisa menelepon dia kapan pun saat kamu butuh." kata Li Lan sambil mengarahkan pengawal untuk membawa masuk barang bawaanku.

"Terima kasih banyak, tidak ada kebutuhan lain lagi. Sudah cukup merepotkan kalian."

Aku tidak meminta lebih, Lin Zhi sekarang pastinya sedang berusaha keras untuk mencari aku.

Aku sendiri, tampaknya tidak mungkin menemukan tempat yang tidak mudah ditemukan ini.

“Masuklah.” Kata Li Lan sambil tersenyum.

“Oke.”

Barang-barang di villa sangat lengkap, menenteng sedikit barang bawaan saja sudah bisa langsung tinggal di sini.

Rasa terima kasih kepada Shen Yanting, semakin dalam.

"Kata Direktur Shen, dia akan secepat mungkin mengatur jadwal pulang, kamu cukup tinggal di sini dengan tenang," kata Li Lan.

Aku segera melambaikan tangan, "Tidak perlu, bilang ke dia tidak usah sengaja pulang, bantu aku sampaikan terima kasih padanya. Aku tinggal di sini beberapa hari saja, mencari suasana tenang."

Dia mempersiapkan semuanya dengan begitu baik, aku sudah sangat segan, bagaimana boleh masih membiarkan dia sengaja pulang.

“Oke, aku akan menyampaikannya.”

Dia tersenyum dan berkata, "Membawa anak pastinya kesulitan memasak, Direktur Shen juga memerintahkanku untuk mendatangkan koki. Kamu cukup sampaikan ke koki apa yang ingin kamu makan setiap hari."

“Benar-benar sangat terima kasih.”

Selain berterima kasih, aku sudah tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Shen Yanting memikirkan segalanya untuk aku.

“Jika ada yang dibutuhkan oleh anak, aku bisa langsung mengatur pengasuh anak untuk segera datang.” Li Lan menanyakan pendapatku.

Aku tersenyum ringan, “Tidak usah, beberapa hari ini aku tidak memiliki kerjaan, bisa menemaninya.”

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu