Cintaku Pada Presdir - Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
Keluar dari pintu hotel, Xueke melihat aku datang, dia mengeluh, “Lama kali kamu ke toilet, aku kirain kamu jatuh ke dalam kloset.”
Aku tersenyum, aku ingin memberitahunya apa yang baru saja kudengar, tetapi kupikir itu rahasia keluarga Su, jadi lupakan saja.
Tiba di rumah, aku mengisi air di bak mandi, merendam diri untuk meredakan kelelahan sepanjang hari.
Memikirkan perlindungan Ibu Su terhadap Su Shanshan, hatiku terasa sedih, kalau....Ibuku masih ada di sini, dia juga akan membelaku seperti ini.
Tetapi, aku tidak memiliki ibu lagi.
Setelah mandi, aku memasak mie dan mengisi perutku, aku memegang mangkuk dan menonton sambil makan di depan TV.
Ponsel yang terlempar ke sofa bedering, aku melihat itu adalah Zhou Ziyun, aku sedikit ragu, tetapi tetap mengangkatnya.
Sejak beberapa hari kemarin dia mengungkapkan cintanya padaku, aku tidak tahu harus menghadapinya dengan sikap apa.
Terdengar suaranya yang lembut dan sedikit lelah, “Ningxi, beberapa hari ini sangat sibuk, jadi tidak sempat menghubungimu, Apakah masih lancar di Dongchen?”
Aku juga tidak ingin membuatnya susah, dan masalah Wu Ying juga sudah terselesaikan, jadi aku menjawab, “cukup lancar.”
“Tadi Xueke memberitahuku, kamu hari ini pergi ke pesta penyambutan Su Shanshan dan terjadi sedikit pertentangan?”
Aku tidak terpikir Xueke memberitahunya begitu cepat, aku tertegun, “Ya, tetapi sudah terselesaikan.”
Sebenarnya sekarang setelah aku menenangkan diri, aku merasa aku sendiri terlalu impulsif di pesta tadi.
Mengingat kembali sikap pasangan ibu dan anak keluarga Su tadi, kalau bukan Cheng Jinshi, mungkin masalahnya tidak akan beres.
Sambil menghibur, dia menganalisis: “Keluarga Su adalah keluarga terkenal, dan Su Shanshan adalah putri tunggal. Tidak bisa dihindari akan menjadi sombong. Aku mendengar bahwa mereka dan keluarga Cheng siap menikah, menunggu pernikahan antara dua keluarga, kekuasaan akan menjadi lebih kuat, sebaiknya kamu menghindari Su Shanshan. Aku khawatir kamu akan mendapat masalah di tangannya.”
Pernikahan........
Aku berdiri di dekat jendela dan melihat lampu di luar, dan hatiku sepertinya tertusuk oleh sesuatu.
Aku berpikir bahwa badai pada pesta penyambutan telah berlalu, tetapi ternyata apa yang kupikirkan terlalu sederhana.
Pada hari Sabtu, aku membeli beberapa vitamin dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk kakekku.
Kakek berbaring di ranjang rumah sakit, melihatku datang, terlihat sedikit bersemangat, dan memanggil dengan suara serak: “Lan Lan, Lan Lan ...”
Tiba-tiba mataku dibasahi air mata, dia salah mengenaliku menjadi ibuku.
Aku memegang tangan kakek yang kurus, aku berada di kamar pasien hingga siang hari, ketika dia tidur siang, aku baru pergi ke kantor dokter, untuk memahami kondisi akhir-akhir ini, dan kemudian pergi dengan membawa suasana hati yang berat.
Aku sambil berjalan keluar rumah sakit, sambil berpikir. Beberapa saat kemudian, aku menelepon bertanya pada Xueke, Panti jompo mana di kota Nan yang kondisinya lebih baik.
Dokter menyarankan agar kakek bisa kembali dan dirawat di rumah, tetapi aku tidak memiliki waktu untuk menjaga kakek, dalam keluarga bibi ada paman yang mengambil keputusan, dan paman itu selalu egois, diperkirakan dia tidak mungkin bisa menoleransi kakek yang telah sakit selama bertahun-tahun.
Meskipun kakek tidak terlalu sadar, aku juga tidak ingin dia yang sudah tua, masih harus terhina.
Mengantar ke panti jompo seharusnya adalah cara yang terbaik.
Ketika Xueke mendengarkan pikiranku, dia berkata bahwa dia akan datang sekarang, menemaniku ke beberapa panti jompo untuk melihat dan memilih salah satunya.
Aku langsung setuju, ada yang membantu mengambil keputusan adalah hal yang menyenangkan.
Kami berpindah tiga atau empat tempat berturut-turut, dan akhirnya memilih kondisi yang terbaik, membayar biaya, dan kebetulan besok adalah hari Minggu, jadi mengambil keputusan untuk memindahkan kakek besok.
Keluar dari Panti jompo, matahari sudah terbenam, aku tersenyum dan berkata pada Xueke: “Ayo, aku traktir makan. Terima kasih telah mengorbankan waktu menggombali pria tampan, untuk menemaniku memilih panti jompo sepanjang sore.”
Dia membuka pintu mobil, masuk ke dalam, bercanda dan berkata: “Tidak hanya makan, Kamu harus menemaniku tidur satu malam. Mengingat di masa kuliah, kita sering tidur di ranjang yang sama, sejak kamu dan Cheng Jinshi menikah......”
Dia tiba-tiba berhenti berkata, dia khawatir aku akan kesal.
Aku berpura-pura santai, mencubit wajahnya, “Yayaya, aku menemanimu tidur, membiarkanmu tidur sesuka hatimu.”
Aku tidak menyalahkannya menyebutkan hal ini. Setelah menikah dengan Cheng Jinshi, aku benar-benar memusatkan perhatian padanya.
Sifat khas lebih mementingkan cinta ketimbang persahabatan.
Dia tersenyum licik, “benar-benar boleh tidur sesuka hatiku?”
Aku langsung tertawa, sepertinya aku benar-benar kembali ke era mahasiswa.
Aku menatap pada pemandangan yang terlewat di luar jendela, “Xueke, terima kasih.”
Terima kasih, selalu berdiri di belakangku.
Hidup bisa bertemu teman seperti ini, betapa beruntungnya.
Dia sengaja menggetarkan bahunya, seperti kedinginan, dan berteriak: “Cukup ya kamu, tiba-tiba begitu emosional.”
Aku tersenyum, tidak terlalu emosional juga, mungkin karena mengalami kehilangan, jadi aku tahu bagaimana menghargai apa yang aku miliki sekarang.
Aku memilih sebuah restoran yang sangat disukainya. Ketika dia makan, tiba-tiba dia berkata sambil tersenyum: “Karena kamu dan Cheng Jinshi sudah putus, apakah kamu mau mempertimbangkan kakakku?”
Aku tertegun, tidak terpikir dia akan tiba-tiba membicarakan Zhou Ziyun.
Aku mengambil sepotong iga sapi asam, melihat kebawah, “Kamu tahu, aku tidak dapat dengan mudah melupakannya, jadi aku tidak ingin membuang waktu orang lain.”
Cheng Jinshi seperti tembok China. Dulu aku tidak mempedulikan diriku menabrak padanya dan itu sangat menyakitkan.
Kemudian, tidak peduli bagaimana aku memutarkan kepala, tembok itu selalu ada di sana, luka juga berada di sana, tetapi keberanianku untuk tidak berpikir hanya boleh cukup sekali.
Semua kebaikanku telah kuhabiskan pada dirinya, bagaimana menerima orang lain.
Dia menghela nafas, “Ya, aku tidak tahu kebaikan apa yang telah Cheng Jinshi lakukan dalam kehidupanmu kemarin. Hidup ini dapat membuatmu mati-matian mencintainya.”
Aku menaikkan sudut bibirku dengan penuh rasa pahit, mungkin aku yang berutang padanya.
Dipertengahan makan, ponselku tiba-tiba berbunyi, aku mengeluarkannya dan melihat, ternyata panggilan dari Ning Zhenfeng.
Xueke melihat aku ragu, bertanya, “Siapa?”
“Ayahku.”
Alisku sedikit berkerut, dan aku mengangkat telepon. Terdengar suara Ning Zhenfeng dari sana, “Ningxi, apakah ada waktu untuk datang ke Hotel Dongfang sekarang?”
“Tidak.” Aku menjawab tanpa berpikir.
Aku benar-benar tidak ingin memiliki hubungan ayah dan anak perempuan yang munafik semacam ini dengan Ning Zhenfeng. Terakhir kali memarahiku di pesta, dan sekarang meneleponku, siapa tahu apa yang dia pikirkan.
Nada suaranya menjadi rendah, langsung mengancamku berkata: “Tidak apa-apa kalau tidak ingin datang, mumpung aku tahu kakekmu ada di rumah sakit Zhongxin. Aku tidak tahu kalau aku melakukan sesuatu, apakah akan mempengaruhi kesehatannya?”
Benar-benar kejam!
Kemarahanku tiba-tiba bangkit, aku mencubit telapak tanganku, “Aku pergi sekarang.”
Dia dengan puas memberitahuku nomor ruangan pribadi, setelah menutup telepon, aku menjelaskannya dalam beberapa kata pada Xueke lalu aku mengambil tas dan pergi.
Di sini berjarak tidak jauh dengan hotel Dongfang, hanya butuh belasan menit pergi ke sana, aku mendorong pintu ruangan pribadi, langsung tercium bau campuran asap rokok dan bau alkohol.
Hanya ada Ning Zhenfeng dan seorang pria gemuk berpinggang besar. Dia hampir seusia dengannya. Ning Zhenfeng sedang menuangkan alkohol untuknya dengan hormat, dan sambil memuji-muji padanya.
Aku mengerutkan keningku, aku tidak tahu untuk apa Ning Zhenfeng memanggilku kesini.
Disaat aku masih dalam keraguan, Ning Zhenfeng menyadari kedatanganku, dia mendekatiku dengan wajah yang bercahaya, menarik pergelangan tanganku masuk ke dalam, dan menekanku duduk di sebelah pria gemuk berpinggang besar itu.
Pria tua melihatku, matanya menunjukkan tatapan yang puas, tersenyum berkata: “Tuan Ning, benar-benar tidak terpikir putrimu begitu cantik!”
Aku secara otomatis menolak, berdiri dan ingin pergi, Ning Zhenfeng menekan bahuku dan berbisik: “Kamu tidak perlu melakukan apapun, aku tidak begitu nyaman dalam dua hari ini, jadi tidak bisa minum terlalu banyak, kamu cukup membantuku meminum beberapa gelas dengan Direktur Xu.”
Aku tidak terlalu percaya, memutar kepala melihatnya, “Benarkah?”
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyTen Years
VivianBretta’s Diary
DanielleAdore You
ElinaPejuang Hati
Marry SuAwesome Husband
EdisonCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu