Cintaku Pada Presdir - Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?

Su Shanshan menutupi mulutnya dan tertawa, "Jangan-jangan kamu mengira Jinshi bisa memiliki video itu karena dia mengirim orang untuk melindungi kamu?"

Hatiku merasa tenggelam, setelah itu dia lanjut berkata : "Video itu direkam oleh orang yang dikirm oleh kakak Yuming, mereka ditugaskan untuk mengikuti kamu, kamu jangan berpikir terlalu banyak"

Aku merasa agak bingung.

Qin Yuming?

Dia mengirim orang untuk mengikuti aku?

Aku fokus terhadap beberapa kata inti dalam kalimat itu dan perasaan marah pun mulai mengembang.

Qin Yuming ingin membuat apa? Apakah dia ingin mengawasi aku?

"Hahaha, merasa bingung kan? Aku hanya mau mengingatkan kamu jangan terlalu menganggap dirimu"

Setelah menghina aku, dia masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan tempat dengan bahagia.

Tinjuku mengerat dan aku berusaha untuk menahan kemarahan di dalam hatiku, setelah itu aku kembali ke rumah dengan taksi.

"Nona Ning, akhirnya anda sudah pulang, tuan kecil sedang menangis karena mau mencari anda"

Waktu aku baru saja tiba di rumah, Tante Mo menghampiri aku sambil mengendong An An.

An An menangis sampai wajah kecilnya memerah, dia sibuk memeluk aku dengan mata yang berair, aku mengendongnya dan tertawa : "Kamu sudah kangen ibu ya?"

Kemudian An An pun mulai berkata kata-kata yang aku tidak mengerti, tetapi melihat dia langsung berhenti ketika aku mengendongnya, aku bisa melihat jawabannya dengan jelas.

Melihat An An yang polos dan imut, kemarahanku langsung menghilang secara total.

Kalau Qin Yuming menyukai menyuruh orang mengikuti aku, biarin dia mengikuti saja.

Aku tidak pengen peduli begitu banyak lagi, aku hanya ingin menemani An An di rumah.

Yang lain, semuanya aku bisa melepaskan dahulu.

"Makan dulu, saya baru saja siap memasak, seharusnya sesuai dengan selera anda" Tante Wang memanggil dari ruang makan.

Aku mengendong An An ke ruang makan dan menyuapi dia sebelum aku sendiri mulai makan.

Setelah makan, Aku menemani An An bermain sebentar di kamarnya sebagai olahraga.

Malam hari, aku juga mandikan An An dan terus menemani dia sampai dia tertidur aku baru berjalan ke samping jendela.

Melihat langit yang gelap, aku menghela sebuah nafas panjang dan mulai merasa ragu.

Semau ini tidak terasa realitas.

Apakah aku benar-benar bisa menemani An An begitu saja?

Mungkin karena semua ini terjadi secara tiba-tiba, membuat aku selalu merasa tidak realitas.

-------------

"Ning Xi, bolehkah kamu membantu aku beberapa hari?"

Besok hari, aku mendadak menerima telpon dan Fu Songhe ketika aku sedang menemani An An sarapan.

Aku memberikan An An yang berada di pelukanku kepada tante Mo, "Direktur Fu, maaf, baru-baru ini saya tidak memiliki waktu"

Fu Songhe tiba-tiba marah, "Waktu beberapa hari saja kamu pun tidak memiliki? Mengapa kamu tidak mau membantu aku? Aku tidak akan merugikan kamu!"

Berkata tentang ini, aku merasa sedikit lucu.

Dia mendapatkan begitu banyak uang dari Gelin karena proyek ini, tetapi dia tidak pernah ingin memberikan aku bagian yang aku seharusnya dapat.

Awalnya aku tidak ingin mempermasalahkan ini, aku menganggap semua ini adalah percobaan.

Tetapi dia malah ingin menjual hasil kerja keras aku tanpa memberi tahu aku.

Aku menolaknya dengan nada suara datar, "Aku benar-benar tidak memiliki waktu"

"Apakah kamu mau meihat kerja sama perusahaan kita sama Gelin hancur begitu saja? Sekarang Gelin meminta tanggung jawabku atas nama membantah kontrak, kalau aku tidak bisa memberi mereka hasil desain yang memuaskan, mereka akan meminta aku membayar denda membantah kontrak!"

Aku merasa sedikit bingung, kerja sama ini akan hancur kalau aku tidak ikut serta?

Aku tidak pernah berpikir tentang hal ini.

Karena Fu Songhe itu desainer jenius yang terkenal, mana mungkin dia tidak bisa menyelesaikan satu proyek?

Aku mulai merasa ragu, kemudian aku pun melihat ke An An yang sedang sarapan dengan serius.

Kembali ke sana membantu Fu Songhe? Cheng Jinshi tidak akan menyetujui hal ini........

"Bagus, aku benar-benar sudah mengetahui kamu adalah orang yang bagaimana! Padahal demi mengajak kamu ikut serta di dalam proyek ini, aku bahkan membantu kamu mencari dan pindah rumah, aku benar-benar salah melihat orang! Gelin hanya mau hasil desain kamu, mereka pasti buta! Ning Xi, kamu dengar baik-baik, mulai hari ini kita tidak damai lagi!" Fu Songhe marah dengan emosi.

Kalau bukan karena sedang menelpon, mungkin sekarang dia sudah datang memukul aku.

Ternyata perubahan sikap dia terhadap aku, sampai bantuan yang dia berikan kepadaku, semua itu memiliki tujuan.

Sekarang dia menginjak desain aku seperti desain yang sama sekali tidak berharga.

Rasa keraguan di dalam hatiku pun menghilang, aku berkata dengan suara dingin : "Apakah kamu sudah selesai memarahiku?"

"Belum! Kamu sekarang pasti merasa sangat senang dan merasa dirimu sangat bertalenta dan luar biasa kan? Aku merasa mata aku dikotori ketika aku melihat desain kamu! Kamu pasti akan jatuh dan gagal suatu hari!"

Aku merasa sangat jijik, tidak menyangka, orang yang terlihat beretika juga bisa bersikap seperti itu ketika dia sedang emosional.

Aku menjawab, "Mungkin kamu akan merasa kecewa"

Setelah itu aku pun langsung mematikan telpon.

Meskipun aku tidak ingin menganggap terlalu serius, aku tetap merasa sedikit frustrasi dimarahi begitu saja pada saat pagi-pagi.

Hanya saja, aku tidak mengerti, mengapa?

Padahal Fu Songhe kemarin masih menjadi instruktor desain aku, mengapa dia tidak bisa menyelesaikan proyek Gelin?

Pertanyaan ini mendapat jawabannya setelah dua hari.

Hari itu, Cheng Jinshi datang ke rumah menjemput aku pergi ke perusahaan Dongchen, setelah aku bertanya kepadanya, dia menjawab aku dengan nada santai.

"Masalah ini tidak berhubungan dengan kamu, kemampuan dia sendiri yang bermasalah, kalau untuk masalah menjadi guru kamu? Semua desainer yang sudah berpengalaman beberapa tahun memiliki kemampuan. Kamu sangat bertalenta di bidang ini, kata jenius lebih sesuai digunakan untuk orang seperti kamu daripada joki seperti dia"

"joki?"

Semua sudut pandang aku pun menjadi hancur, Fu Songheg menggunakan metode joki?

Kalau orang yang mengatakan hal ini bukan Cheng Jinshi, aku sama sekali tidak berani mempercayainya.

Cheng Jinshi mengangguk, "Iya, sepertinya dia juga melihat talenta kamu di bidang desain, makanya dia bisa menggunakan hasil desain kamu untuk meminta kerjasama dengan Gelin"

Aku hanya diam, tidak tahu harus berkata apa.

"Ayo, tim proyek sudah selesai dibangun, kantormu hanya berbeda satu lantai dengan aku" Cheng Jinshi berkata.

Aku memeluk An An dengan sedih sebelum berkata kepadanya dengan lembut, "Kamu di rumah harus mendengar kata-kata bibi ya? Kalau sudah siap kerja, ibu pasti langsung pulang menemani kamu"

Setelah itu aku mencium dahinya dengan lembut.

Semua kelembutan yang tersisa sudah aku berikan kepada An An semua.

"Ayo"

Aku berputar balik badanku dan melihat tatapan Cheng Jinshi berisi sedikit cahaya kelembutan, setelah melamun sejenak, tatapan dia pun menjadi murni dan cerah kembali.

Seolah-olah kelembutan yang aku lihat tadi hanya merupakan sebuah khayalan.

Setelah tiba di perusahaan Dongchen, aku langsung bekerja.

Aku sama sekali tidak menganggap diriku adalah nyonya presiden, aku jelas mengerti diriku hanya sebuah alat yang dipergunakan, aku harus menyelesaikan proyek ini dengan baik agar aku mendapat kesempatan menemani An An tumbuh dewasa.

Selain aku, masih ada banyak orang yang ikut serta dalam proyek ini.

Sementara posisiku adalah desainer utama, aku bisa mengatur semua sistem proyek ini.

Bahkan Cheng Jinshi saja tidak bisa memberikan perintah tanpa melewati aku.

"Kamu adalah desainer utama?"

Pada saat aku baru saja sibuk sejenak, ada orang yang mengetuk pintu dan langsung memasuki ruangan aku kemudian mulai bertanya.

Aku menghentikan pemikiranku yang sedang merancang desain dan melihat ke wanita berpakaian formal yang berdiri di depan aku.

Aku ingat wanita ini juga merupakan salah satu desainer proyek ini, dia terlihat berusia sekitar 34-35 tahun, namanya adalah Qiao Jing, Dongchen merekruit dia dari sebuah brand terkenal dengan gaji yang tinggi.

Aku mengangguk, "Iya, kenapa?"

"Mengapa aku tidak pernah mendengar tentang kamu? Kamu mulai bekerja di bidang ini pada tahun berapa? Kamu ada hasil karya apa saja?"

Pertanyaan dia yang berkelanjutan menjelaskan dia merasa tidak terima dengan posisiku.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu