Cintaku Pada Presdir - Bab 35 Mati Di Tempat

Bab 35 Mati Ditempat

Cheng Jinshi tidak bersuara, raut wajahnya karena tertutup cahaya. Tanpa banyak bertanya, aku langsung membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

Aku kaget karena dia tiba-tiba memelukku dari belakang. Aku kemudian bicara dengan nada tidak bersahabat: “Lepaskan aku.”

Aku sebenarnya tidak menolak bersentuhan dengannya, tapi aku tahu dengan jelas hubungan kita sekarang.

Karena kita sudah putus hubungan, maka sebaiknya tidak perlu untuk berhubungan lagi.

Dia memeluk pinggangku dengan satu tangan, dan satu tangannya lagi menutup pintu. Suaranya serak karena baru saja merokok: “Biarkan aku memelukmu sebentar saja.”

Aku bisa menebak kenapa dia tiba-tiba berbuat demikian. Karena itu aku membiarkan dia memelukku dan berkata dengan datar: “Apakah Song Jiamin sudah ditangkap polisi?”

Waktu itu dia juga berbuat demikian kepadaku saat dia melihat sisi lain dari Song Jiamin.

Mungkin aku hanyalah tempat dia mencari ketenangan saat hatinya terluka. Sungguh sangat menyedihkan.

Tidak ada arti laiinnya baginya.

Nafasnya tidak teratur dan dia pun melepaskan aku: “Apa kamu yang melakukannya?”

Aku kembali bebas bergerak. Saat mendengar pertanyaannya, hatiku terasa sakit. “Benar, aku yang melakukannya.”

Tatapannya sulit dimengerti, dia bicara dengan suara berat: “Kamu jangan pedulikan hal ini.”

“Kenapa?” Aku sangat marah, suaraku meninggi. “Dia telah membunuh Ibuku!”

Aku boleh mengalah pada hal lain, tapi tidak untuk hal ini.

Dia harus membayar harga karena telah membunuh Ibuku.

“Masalah ini sangat rumit. Kamu dengarkan nasihatku, jangat ikut campur lagi .” Dia berkata dengan sopan padaku.

Apa pun yang dia katakan, bagiku sekarang dia sedang membantu Song Jiamin lepas dari masalah.

Aku mencibir: “Cheng Jinshi, dia telah membunuh orang. Jika kamu masih tidak rela, lebih baik kamu memintanya untuk bertobat saja? Mengakui dosa yang telah dia lakukan, dengan begitu hukumannya akan lebih ringan bukan?”

Raut wajahnya memburuk dan suaranya semakin berat: “Aku tidak sedang membantunya keluar dari masalah. Dia harus membayar harga jika memang bersalah. Tapi, kamu jangan ikut campur lagi. ”

Aku mengerti apa maksud kalimat yang dia ucapkan, jika memang dia yang melakukan...

Sepertinya, pria ini tidak sepenuhnya percaya padaku.

Aku tidak mau berdebat dengannya tentang hal ini lagi, yang pasti aku sudah menyerahkan buktinya pada polisi . Sisanya tidak ada yang bisa mengendalikannya.

Aku menutup mataku dan setelah emosiku stabil, aku memerintahkan dia: “Aku berharap kamu dapat melakukannya. Aku sudah lelah, aku pergi dulu.”

Selesai bicara, aku langsung pergi tanpa mempedulikannya. Aku kembali ke kamar dan menutup pintu.

Aku berbaring di ranjang dan membebaskan pikiranku. Tiba-tiba aku sadar, tidak mudah bagiku untuk dapat membalas dendam padanya, tapi aku sekarang tidak mempunyai semangat untuk melanjutkan hidup lagi.

Setelah beberapa waktu, terdengar suara pintu di tutup, dia akhirnya pergi.

Aku beranjak ke dapur dan merebus mie. Hatiku terasa sakit melihat gelas kertas yang penuh dengan puntung rokok saat melewati ruang tengah, aku tidak tahu kenapa.

Aku sedih karena melihatnya merokok seperti ini atau karena dia membela Song Jiamin?

Setelah masalah ini selesai, aku dapat melewati hari-hariku dengan tenang. Kesibukan terasa istimewa bagiku.

Aku sibuk menjadi asisten Zhou Ziyun, ditambah lagi dengan proyek tender, semua itu membuatku pusing tujuh keliling.

Tapi hari-hariku terlewati dengan sangat berarti.

Kupikir hari-hariku akan dilewati dengan tenang. Saat beristirahat di rumah, aku mendapat telepon dari pengacara Song Jiamin, dia ingin berjumpa denganku.

Hukumannya sudah keluar, hari ini dia akan dipindahkan dari kantor polisi ke dalam penjara.

Aku penasaran kenapa Song Jiamin ingin berjumpa denganku. Aku mengganti bajuku dan berangkat ke kantor polisi.

Wajahnya terlihat kelelahan. Melihatku datang, dia tersenyum. Senyumnya penuh dengan kepahitan dan kebencian.

Aku duduk tanpa mempedulikannya dan bertanya: “Kenapa kamu mau berjumpa denganku?”

Dia melihatku: “Aku ingin berjumpa denganmu, sepertinya banyak hal yang mau kamu katakan padaku.”

Aku tidak ingin mendengar omong kosongnya. Aku berdiri dan berkata: “Tidak ada. Jika tidak ada yang mau kamu bicarakan lagi, aku akan pergi sekarang, aku sangat sibuk.”

“Kamu percaya hanya aku saja yang terlibat dalam pembunuhan Ibumu?”Dia bertanya dengan penuh makna.

Aku memperlambat langkahku. Aku ragu apakah harus menjawab pertanyaannya. Sepertinya memang masih ada orang lain yang terlibat.

Aku berkata dengan pelan: “Song Jiamin, buktinya sudah terkuak, apakah aku masih tidak percaya juga?”

Dia meminta pengacaranya agar aku dapat bertemu dengannya, itu berarti ada hal yang ingin dia bicarakan. Walaupun aku tidak bertanya, dia akan mengatakannya sendiri padaku.

Dia tersenyum kecil: “Apakah kamu merasa menang telah memenjarakanku? Kamu tetap saja tidak punya apa-apa. Menurutmu mengapa Linzhi tiba-tiba memberikan anjing kecil Xiao Bao, mana ada hal yang kebetulan seperti ini.”

Aku kaget: “Apa maksudmu?”

Masalah keguguran, aku tidak pernah berpikir ini adanya hubungannya dengan Ibu mertuaku. Aku merasa dia hanya kebetulan saja memberikan seekor anjing pada Song Jiamin, dan kesempatan ini dipakai olehnya.

Song Jiamin mencibir dan melihatku: “Dia tahu kamu punya riwayat alergi hewan peliharaan. Aku tidak menyangka dia bahkan lebih membenci anak dalam kandunganmu dari padaku.”

Alam bawah sadarku tidak mempercayai hal ini. Walaupun Linzhi pernah memintaku keluar dari keluarga Cheng, tapi setelah itu dia tidak pernah melakukan apa-apa lagi.

Berdasarkan perkataan Song Jiamin, Linzhi terus memikirkan cara untuk membunuh bayi dalam kandunganku.

Tapi, aku mengandung anak Cheng Jinshi, mengapa dia berbuat demikian...

Aku semakin merasa ini tidak mungkin: “Aku sudah tidak ada hubungan lagi dengan keluarga Cheng, kamu tidak perlu mengadu domba lagi.”

Dia berkata dengan tenang: “Aku tidak bisa berbuat apa-apa jika kamu tidak percaya. Baiklah, aku sudah mengatakan semuanya.”

Aku melihatnya dengan dingin: “Karena kamu sudah selesai bicara, maka sekarang giliranku bertanya padamu:Apa yang kamu katakan pada Ibuku? ”

Dadaku sesak mengingat hal ini. Aku tidak bisa membayangkan kondisi Ibuku pada saat itu.

“Aku tidak bicara apa-apa, apa kamu percaya?” Dia meregangkan tubuhnya dan bicara dengan malas.

Aku tidak kaget dengan jawabannya dan berkata: “Katakan yang sebenarnya padaku, aku akan menukarnya dengan satu hal denganmu, terkait Xiao Bao.”

Dia terdiam sejenak: “Apa yang ingin kamu katakan?”

Aku berdiri dan berbisik ke telinganya, dan duduk perlahan.

Dia melihatku dengan galak: “Apa Fengzhe yang mengatakan hal ini padamu?”

Aku menggelengkan kepala: “Bukan, aku yang menebaknya.”

Aku menipunya, tapi reaksinya membuatku tahu tebakanku itu benar.

Dia menunduk dan berpikir sejenak kemudian mengakuinya: “Aku hanya berkata pada Ibumu demikian: jika Ibumu meninggal, aku akan mempertimbangkan untuk keluar dari hubungan kalian berdua.”

Aku kaget dan mataku terasa perih. Aku meneteskan air mata dan berkata padanya: “Song Jiamin, dasar orang gila! Apa kamu tidak punya hati, apa kamu tidak ingat bagaimana Ibuku memperlakukanmu?”

Ibuku kasihan padanya karena kehilangan Ibunya sejak kecil, makanya Ibuku memperlakukannya seperti anaknya sendiri. Dia selalu membelikan untuknya apa yang aku punya dan membawanya liburan bersama.

Dan dia melupakan semua hal ini.

Dia tersenyum dengan dingin: “Apakah menurutmu dia baik padaku? Apa yang dia lakukan hanya membuatku semakin menyadari bahwa aku tidak punya Ibu. Kamu adalah anak kesayangannya, dan dia hanya kasihan padaku! ”

Otakku berdengung, tidak kusangka dia berpikir demikian..

Aku lupa kenapa aku pergi dari kantor polisi, aku hanya ingat saat pergi Song Jiamin tertawa dengan aneh.

Baru sampai di depan pintu perumahan, telepon genggamku berbunyi. Aku mengangkatnya dan terdengar suara dari dalam: “Nona Ning, saya dari kantor polisi. Setelah kamu pulang dari kantor polisi, Song Jiamin bunuh diri dan langsung meninggal di tempat. Kami meminta Anda untuk datang kembali ke kantor polisi untuk melakukan wawancara.”

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu