Cintaku Pada Presdir - Bab 17 Aborsi
Kalimat yang begitu sederhana membuat suasana yang awalnya ramai menjadi senyap, atmosfer membeku, tertekan, dan aneh.
Aku tidak peduli keadaan , menatap lurus ke arah Cheng Jinshi .
Berhadapan dengan cahaya, membuatku tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi muka Cheng Jinshi, tanganku yang memegang surat hasil ultrasonografi mengerat.
Aku bahkan mulai ragu, apakah diriku terlalu impulsif, kenapa aku bisa beranggapan bahwa pernikahan mereka bisa dibatalkan hanya dengan tindakanku ini.
Mungkin, sedetik kemudian, aku akan dilempar keluar dari sini, kemudian, mereka akan tetap melangsungkan pesta pernikahan mereka.
Kalau mereka lebih kejam, aku bisa saja kehilangan anak ini.
Di saat aku kehilangan fokus, satpam datang untuk membawaku keluar, tidak tahu kapan Cheng Jinshi sudah berada di depanku, menghentikan mereka dengan nada berat, “lepaskan dia.”
Dia merampas surat hasil ultrasonografi, melihat sekilas, kemudian pandangannya jatuh pada perutku, ekspresi mukanya tiba-tiba memuram.
“enam bulanan, Ningxi, mantap sekali kamu.”
Suaranya dingin dan berat, dicampur dengan emosi yang tidak terpisahkan, seperti terkandung kemarahan, juga seperti terkandung sindiran.
Aku menahan emosiku, belum sempat bicara, Song Jiamin sudah mendekatiku dengan tangannya yang meninggikan gaun pengantin.
Dia membelalak kepadaku, api amarah yang membakar keluar bersamaan dengan kata-katanya:”hari ini adalah pernikahan kami! kamu malah melakukan ini, apa maksudmu!”
Heh, kemarahannya sudah menghilangkan sikap palsunya yang selalu dikasihanin orang..
Kalau dia sudah tidak bisa berpura-pura, maka aku yang akan melakukan itu.
Aku dengan lembut memegang pergelangan tangan Cheng Jinshi, menggigit bibirku dengan lembut juga, menyalahkan diri sendiri: “maaf, setelah cerai baru aku mengetahui bahwa diriku hamil… … awalnya aku ingin membawa anak ini dan pergi sendirian, tapi, Jinshi, aku benar-benar tidak tega untuk membuat anak ini tidak memiliki ayah.”
Cheng Jinshi tidak berkata apapun, matanya yang seperti danau dingin menatapku, seperti akan melihat pada kedalaman terdalam yang ada di hatiku, membuatku begitu gelisah.
Di hadapannya, aku selalu tidak bisa menyembunyikan isi hatiku, aku menurunkan kelopak mataku secara tidak sadar.
Song Jiamin sepertinya sadar bahwa dirinya kehilangan kendali, dia kembali bersikap seperti dulu, matanya berlinang-linang, bernada lembut dan halus, “Ningxi, kalian menikah empat tahun dan tidak memiliki satupun anak, kenapa sesudah bercerai beberapa bulan, kamu malah langsung hamil? Mungkinkah diagnosis dari rumah sakit terjadi kesalahan?”
Aku menatapnya dengan dingin, diagnosis rumah sakit salah? Dia jelas bermaksud bahwa anak yang ada diperutku ini bukan milik Cheng Jinshi.
Cheng Jinshi tetap cuek, hatiku semakin tidak tenang, aku hanya bisa mencoba untuk menyelesaikan satu per satu masalah ini.
Aku melepaskan pergelangan tangannya perlahan-lahan, menahan rasa nyeri pada hati, berkata dengan nada rendah: “Cheng Jinshi, kalau pemikiranmu sama dengannya, aku akan membawa anak ini dan menikah dengan orang lain.”
Aku memang tidak mengerti dengannya, pria ini selalu tidak menampakkan suka duka nya.
Tapi aku masih merasa, aku boleh dan harus bertaruh untuk kali ini.
Meski dia tidak mencintaiku, dia tetap tidak akan membiarkan anaknya memanggil orang lain ayah.
Cheng Jinshi seperti sedang menahan api amarahnya, suaranya berat tapi lembut, kata-katanya jelas, “cobalah kalau berani?!”
Nadanya, membuatku langsung tahu bahwa taruhanku benar.
Aku merobek surat hasil ultrasonografi, aku berkata dengan nada santai, “mungkin aku tidak berani coba di saat masih berakal.”
Tapi kalau dia melanjutkan pernikahan ini, dan kesedihanku melewati batas, maka aku tidak yakin dengan apa yang akan aku lakukan.
Aku tidak mengatakan kalimat terakhir itu, tapi kurasa dia telah mengerti maksudku, ekspresinya mendingin.
Song Jiamin merasakan kejanggalan, tergesa-gesa menarik tangan Cheng Jinshi, memperingatkan; “hari ini adalah pesta pernikahan kita, saudara-saudara dan teman-teman sedang memperhatikan kita… … “
Aku dengan cuek menyaksikan kecemasannya, aku sama sekali tidak menyadari bahwa aku adalah pendosa di mata para hadirin, pendosa yang mengacaukan pesta pernikahan ini.
“maafkan aku, Song Jiamin.” Cheng Jinshi memegang tangan Song Jiamin, percakapannya serius, terpenuhi dengan rasa maaf, “pernikahan kita dibatalkan dulu ya, aku akan menyuruh Linda membereskan masalah kemudian.”
Song Jiamin termenung, dia menarik mati-matian tangan Cheng Jinshi, air mata turun tidak terhenti, memohon: “dia punya anak, aku juga punya Xiao Bao, Xiao Bao sudah sebesar ini, dia membutuhkan seorang ayah!”
Tatapan Cheng Jinshi menjadi lembut, mengangkat tangan dan mengusap air mata Song Jiamin, nadanya sangat rendah, “nurut ya, aku akan memberimu suatu penjelasan, oke?”
Aku terpaku melihatnya, mengingat momen-momen dulu, dia tidak pernah begitu, tidak pernah berbicara segitu lembut terhadapku, tidak pernah sama sekali.
Ibu mertua awalnya hanya menyaksikan dari samping, dia mungkin mengira bahwa Cheng Jinshi dapat menangani masalah ini dengan bijak dan tenang.
Tak tersangka, bahkan mengumumkan pembatalan pernikahan ini.
Ibu mertua tanpa ragu mengatakan: “Cheng Jinshi, pernikahan bukan permainan, mempunyai Xiao Bao sudah cukup!”
Aku menatapnya dengan dingin, dia begitu berharap Cheng Jinshi bisa mempunyai anak, mana mungkin hanya satu sudah cukup?
Apakah karena telah menyebabkan kematian ibuku, jadinya dia gelisah.
Teringat foto yang ada di handphone, kebencian dihatiku melonjak.
Aku menahan emosiku, tertawa ringan, “bu, zaman sekarang, hasil tes DNA bisa saja dipalsukan, tapi anak yang ada di perutku, tidak mungkin palsu.”
Sebenarnya, semenjak terdengar pembicaraan antara Song Jiamin dan orang di balik telepon, kecurigaan yang ada di hatiku tidak pernah hilang
Meski di saat dia membawa Xiao Bao pulang ke keluarga sudah menunjukkan hasil tes DNA, aku tetap merasakan ada sesuatu yang janggal.
Barusan, sebuah pemikiran terkilas dalam benakku, kenapa tes DNA tidak bisa dipalsukan?
Song Jiamin langsung mengerti maksud dari perkataanku yang telah merujuk padanya, menangis tersedu-sedu, merasa disalahkan, dia pun berkata: “Ningxi, kamu boleh menuduhku, tapi begitu kamu bilang, bagaimana cara orang lain memandang Xiao Bao?”
Ibu mertua juga tidak akan mungkin mencurigai latar belakang cucu kesayangannya hanya karena satu perkataanku, memelototiku dengan ganas, “kamu sudah cerai dengan Cheng Jinshi, jangan panggil aku ibu lagi!”
Cheng Jinshi melirikku dengan tatapan peringatan, kata yang ingin aku keluarkan tadi, hanya bisa ditelan kembali.
“pernikahan dibatalkan.”
Hanya terdengar Cheng Jinshi yang mengumumkan kembali keputusannya, kemudian menarik tanganku, berkata: “ikuti aku.”
Aku berjalan sempoyongan mengikuti langkahnya, membalikkan kepala melihat keadaan belakang, terlihat ekspresi wajah ibu mertua yang memburuk, tatapan Song Jiamin yang penuh dengan kebencian dan dendam.
Aku melontarkan senyuman kepada mereka, senyuman itu bukan karena kesenangan atas balas dendam, hanya karena terasa menyindir.
Bahkan kelinci pun akan menggigit orang kalau didesak, tapi mereka mungkin tidak sangka bahwa aku akan menyerang balik.
Dia menarikku sepanjang jalan, keluar dari hotel, membuka pintu mobil, langsung menghempaskanku ke dalam mobil, satu tangannya menumpu pada atap mobil, membungkukkan badan, satu tangannya lagi mencengkeram rahang bawahku, huruf dan kata bagai dipaksa keluar dari celah-celah gigi, “katakan, punya siapa anak ini?”
Aku baru paham, dia ternyata juga ragu akan latar belakang anak ini.
Bohong kalau aku katakan bahwa diriku tidak sedih, dia satu-satunya pria yang pernah kumiliki, tapi dia malah berkali-kali curiga terhadapku.
Aku menatapnya, dengan tenang mengucapkan: “punyamu.”
Tenaganya kuat bagai akan menghancurkan rahang bawahku, tatapannya tajam bagai elang, bertanya dengan nada curiga: “punyaku?”
Aku bersandar di kursi mobil, tertawa rendah, hampir mengeluarkan air mata, melihatnya, “apakah kamu lupa, kalau gitu, aku akan membantumu mengingat kembali, malam itu, demi Song Jiamin, kamu menghinaku sebagai pelacur, mungkin karena kamu terlalu marah? Kamu lupa mengenakan kondom… …”
“Cukup!”
Dia memotong sisa perkataanku sambil menggertakkan gigi, menutup pintu mobil dengan kasar, menaiki mobil, karena marah, urat-urat di punggung tangannya menyembul, nafasnya juga menjadi cepat.
Ternyata, aku hamil anaknya, bisa membuatnya begitu marah.
Awalnya aku mengira diriku sudah mati hati padanya, tapi ketika melihatnya begitu benci dengan anak yang ada di perutku, aku tetap saja merasa sedih dan pilu hati.
Aku mengangkat kepalaku, mengembalikan paksa air mata yang hendak keluar, mengucapkan kata-kata terkejam yang pernah kukatakan seumur hidup.
“kalau kamu benar-benar tidak suka anak ini, aku boleh aborsi.”
Novel Terkait
My Superhero
JessiTen Years
VivianBlooming at that time
White RoseCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyMy Enchanting Guy
Bryan WuAwesome Husband
EdisonMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu