Cintaku Pada Presdir - Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
Aku dapat merasakan suhu pria itu naik, menempel ke kulitku, terasa hangat, ambigu dan meresap masuk ke tulangku.
Ketika aku menggerakkan tanganku, jari tanganku jatuh ke wastafel dan membuat suara gemericik air, Pria itu sedikit melengkungkan tubuhnya dan mencium daun telingaku dengan kepala tertunduk, seolah sedang menyulutkan api, membakar birahiku.
Dia mencium dengan penuh perhatian dan cermat, tidak melepaskan sudut apa pun, setiap ciuman dekat dan panjang, seperti sedang memperlakukan sebuah harta yang berharga.
Dia menekan pundakku, membalikkan tubuhku, dan menghadapnya.
Tanpa sadar aku mendongak untuk melihatnya, dan bibirku langsung disumbat dengan bibirnya, aku mencoba mengambil napas, "kamu ..."
Ketika aku membuka bibirku, lidahnya yang lembut menerobos masuk, menghisap pangkal lidahku, dan kemudian dengan lembut mencium bibirku. Suara itu mengalir dari bibirku, terdengar sangat seksual. "Aku apa? Hm?"
Dia menatapku dengan mata tenggelam, mengangkatku tanpa mengucapkan sepatah kata pun, berjalan ke kamar tidur dengan kaki panjangnya, dan perlahan-lahan meletakkan aku di tempat tidur, Suaranya terdengar serak,
"sayang ..."
Akal sehatku sudah mulai hilang.
Aku sudah tidak perduli dengan apa pun lagi, Aku hanya ingin bersamanya.
Dia menggerakkan satu tangannya dari pinggangku, membuka kancing baju atasanku, dan membuka kaitan dipunggungku, aku mulai merasa gugup, Dia menunduk, menggigit lembut dan menjilat.
Aku mencoba menahannya, mencoba bergerak ke belakang, tetapi dia mendominasi dan mengunci pinggangku, tidak mengizinkanku bergerak mundur, ada sesuatu yang menekan bagian bawah perutku, terasa keras.
Ketika dia melepaskan ikatan ikat pinggangnya dan menaikkan rokku keatas dengan mudah, suhu di ruangan itu tiba-tiba memanas.
Asalkan dia menggunakan sedikit kekuatan saja, dia sudah bisa masuk ke dalam tubuhku sepenuhnya.
Pada saat aku merasakannya, tubuhku tidak bisa menahan diri untuk menggigil, dan kukuku mencengkeram bahunya, "tidak ..."
Tubuhku telah runtuh, tetapi akal sehatku tidak mengizinkannya.
"Tubuhmu lebih jujur darimu."
Dia menatapku dengan mata beratnya, Pada saat pinggangnya bergerak maju, sosok Qin Yuming tiba-tiba terlintas di pikiranku, seperti air dingin, membuat aku langsung sadar, aku mendorongnya. "Cheng Jinshi, jangan sentuh aku!"
Dia tanpa persiapan dan terdorong pergi olehku.
Mungkin aku telah menolaknya berkali kali hari ini, telah menginjak harga dirinya, dia menatapku dengan cemberut, "kamu bisa menolakku, tapi kamu harus pindah untuk tinggal bersamaku, kalau tidak, aku akan mengirim anak itu ke Eropa, kamu tidak akan pernah bisa melihat dia lagi."
"Apa hakmu untuk melakukan itu ?!"
"Karena aku adalah ayah dari anak itu."
Dia menjatuhkan kalimat itu dengan dingin dan membanting pintu kamar.
Segera, terdengar suara pintu ditutup dari ruang tamu.
Aku tidak menyangka bahwa suasana hati pria ini akan berubah begitu cepat, detik terakhir terasa hangat tak terhingga, saat berikutnya acuh tak acuh.
Selamanya tidak bisa melihat anak itu lagi.
Kalimat ini melayang berulang-ulang di telingaku, aku melihat ke arah kepergiannya, emosiku runtuh, air mata terus-menerus jatuh.
Kenapa harus mengancamku seperti ini?
Setelah berpisah lalu bersatu kembali, lalu apa yang bisa kita lakukan.
Apakah dia mencintaiku? dia tidak, Bagaimana bisa seorang pria yang akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, akan mentolerir aku untuk bersama orang lain.
Bahkan mainan yang tidak dia inginkan juga tetap harus menjadi miliknya.
Aku berpikir untuk waktu yang lama, tetapi aku tidak bisa terpikirkan cara lain, Cheng Jinshi telah memutuskan, hanya jalan ini yang bisa kulalui.
Aku tidak tahu kapan akhirnya tertidur.
Keesokan harinya, aku terbangun karena suara bel pintu, aku bangkit untuk membuka pintu, Zhou Ziyun berdiri di pintu dengan wajah lembut, "aku membelikanmu sarapan."
"Kamu kok bisa ke sini?" aku mengambil sepasang sandal rumah dan meletakkannya di lantai.
Dia mengganti sandal dan masuk, meletakkan sarapannya di atas meja, Dia tersenyum ceria seperti angin di musim semi. "Aku pagi ini tidak ada kerjaan, Aku ingin melihatmu, kamu sikat gigi dan sarapan bersamaku deh."
"Baiklah."
Setelah aku mencuci dan membilas, aku menjadi lebih energik, aku pergi kepadanya dan melihat luka di wajahnya, "Apakah lukamu sudah lebih baik? Apakah masih sakit?"
Dia tersenyum. "Sudah hampir sembuh."
"Baguslah."
Aku baru duduk dan sarapan, tetapi karena aku masih khawatir dengan masalah anak, dan aku tidak punya nafsu makan.
Zhou Ziyun minum segelas air dan mengerutkan kening, "kamu terlihat sangat buruk, Apakah kamu tidak tidur dengan nyenyak semalam? Atau apa ada masalah?"
"Tidak..."
Aku sedikit ragu, tapi aku tahu sudah waktunya untuk memberitahunya.
Apakah aku akan rujuk dengan Cheng Jinshi atau tidak, aku harus menjelaskan kepadanya terlebih dahulu, jangan sampai aku sudah memutuskan baru memberitahunya.
Senyum di wajah Zhou Ziyun memudar secara bertahap, dan dia berkata langsung, "ngomong saja, kamu pasti ada masalah."
"Anakku yang keguguran sebelumnya ternyata masih hidup, Sekarang Cheng Jinshi meminta aku pindah untuk tinggal bersama mereka, atau bahkan menikah lagi, kalau tidak aku tidak akan melihat anak itu."
Hatiku bergejolak.
Zhou Ziyun menatapku dengan wajah yang sangat jelek, "Apa pendapatmu?"
Aku mengerutkan keningku. "Aku tidak tahu, tapi aku sepertinya harus menaatinya."
Aku tidak punya pilihan.
Dia tiba-tiba menepuk meja dan bangkit, gelas di atas meja jatuh ke lantai, mencipratkan air ke semua arah, Dia meraung dengan marah, "Menaatinya ?! jadi yang aku lakukan selama ini buat apa? Apakah semua itu tidak ada gunanya sama sekali?"
Aku terpana sesaat, dan aku mengerti perubahan suasana hatinya. Aku dengan sangat menyesal mengatakan, "Maaf, aku tahu kamu selama ini sangat baik padaku!”
Dia tiba-tiba menerjang ke arahku dan menundukkan kepalanya untuk menciumku, Pikiran bawah sadar aku adalah menghindar, "Zhou Ziyun! Apa yang kamu lakukan?"
Bibirnya jatuh di pipiku, dan dia mengulurkan tangan dan meremas rahangku. "Kenapa menghindariku? Ah ?! Kenapa?"
"Tenanglah ..." Rahangku terjepit sepertinya akan dihancurkan dan terasa sakit.
Dia sangat baik padaku, aku tidak ingin mempermalukannya, aku akan mencoba menenangkannya.
Matanya muram menatapku, menggertakkan giginya. "Tenang? Untuk apa? Kenapa aku tidak bisa melakukan apa yang Cheng Jinshi bisa lakukan padamu?"
"Jangan lakukan ini ..."
Aku belum pernah melihat Zhou Ziyun yang seperti ini, aku terkejut sesaat.
Dia bahkan makin marah, dahinya yang masih luka menyentuh rahangku, yang membuat aku mau tak mau harus melihat langsung ke wajahnya, Wajah lembutnya berubah, "Dari awal, aku sudah berulang kali mengingatkanmu! Aku sudah mengirimimu foto dan berulang kali mengingatkanmu bahwa anakmu masih hidup!"
"Apa yang kamu katakan?"
Aku bahkan lebih bingung, sampai aku lupa rasa sakit di rahangku.
Dia menatapku dengan dingin dan berpikir. "Apakah kamu tidak menerima foto setelah keguguran? Foto Lin Zhi menggendong seorang anak?"
Boommmm …
Kata-katanya, seperti bom, jatuh ke kepalaku dan membuat telingaku berdengung.
Aku memang mendapatkan foto itu.
memang benar bahwa seseorang mengirimi aku pesan berulang-ulang dan mengatakan sesuatu yang tidak dapat aku mengerti.
Apa maksudmu?
Aku dengan tidak percaya menatapnya, "Aku, ponsel aku banyak mendapat pesan anonim, itu semua dari kamu ?!"
Tidak mungkin.
Bagaimana bisa seperti ini.
Aku sudah menebak siapa orang ini sampai kepalaku pecah, ternyata selama ini orang itu ada di dekatku?
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniRahasia Istriku
MahardikaCEO Daddy
TantoHis Soft Side
RiseMy Greget Husband
Dio ZhengThat Night
Star AngelNikah Tanpa Cinta
Laura WangCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu