Cintaku Pada Presdir - Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu

Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu

Tentu saja aku dapat menebaknya, karena dia sudah berani mengatakan hal ini padaku. Aku akan mendapatkan sesuatu yang aku inginkan darinya, dan aku bisa menyerahkan uang ini padanya dengan senang hati.

Dia berkata dengan penuh percaya diri: “Terkait fakta tentang Ibumu yang bunuh diri.”

Hatiku tiba-tiba bergejolak, aku menegakkan tubuhku: “Apa katamu?!”

Apa kematian Ibuku juga ada kaitannya dengannya?

Dia menyalakan sebatang rokok: “Selama ini Ibumu baik-baik saja di rumah sakit, tapi kenapa dia tiba-tiba bunuh diri? Kamu pasti curiga tentang hal ini.”

Aku menetap di Kota Nan karena fakta kematian Ibuku. Tapi dia malahan membuka luka lamaku begitu saja.

Aku menenangkan diriku: “Bagaimana aku bisa percaya dengan perkataanmu?”

Dia berkata: “Nona Ning, tentu saja aku punya buktinya, makanya aku berani minta uang padamu.”

Aku mengepalkan tanganku: “Baiklah, beritahu padaku, siapa dia?”

Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang sangat bodoh, tentu saja Song Jiamin yang memiliki hubungan dengannya dan memberikan bukti itu kepadanya.

Tapi, kenapa aku bisa menerima foto tanpa nama itu?

Apa hubungannya ibuku dengan masalah ini...

Dia menyebutkan nama ini: “Song Jiamin.”

Emosiku hampir meledak mendengar jawaban ini, ternyata dia lagi.

Aku menegaskan sekali lagi: “Hanya berkaitan dengan dia?”

Dia mematikan rokoknya dan tertawa: “Membunuh orang tidak sulit, tidak perlu orang banyak.”

Aku menarik nafas panjang: “Apa bukti yang kamu punya?”

Dia langsung menjawab: “Rekaman pembicaraan aku dengannya, bukti pembelian obat tidur dan juga foto dan video saat dia menyuapi Ibumu obat tidur.”

Jadi Ibuku bukan bersedia sendiri...

Aku marah sampai gemetaran, sebenarnya ada apa? Apa yang telah dilakukan Ibuku sehingga dia tega melakukan hal ini!

Saat aku akan bertanya lagi, dia berkata:“Untuk membuktikan ketulusanku, aku akan memberitahukan padamu satu rahasia lagi, dia sengaja membuatmu keguguran.”

Tiba-tiba, emosiku meluap hingga ke ubun-ubun kepala, aku mencengkram telapak tanganku sendiri karena tidak percaya:“Apa katamu?”

Dia tertawa: “Dia awalnya bingung bagaimana cara melenyapkan anakmu. Tapi, wanita tua itu memberikan Xiao Bao seekor anjing, dia kemudian menggunakan kesempatan ini untuk membuatmu keguguran.”

Jadi... Song Jiamin sengaja membuatku keguguran.

Jika tidak, mengapa terjadi hal kebetulan seperti ini, saat aku akan naik ke atas, anjing itu tiba-tiba lari dan menyerangku.

Hatiku sangat sakit dan penuh dengan emosi, bahkan terpikir untuk membunuh Song Jiamin.

Dia telah menghancurkan keluargaku dan membuat Ibuku meninggal, dia juga telah menghancurkan rumah tanggaku dan juga membunuh anakku...

Aku menggigit bibir bawahku dan berusaha untuk mengendalikan emosiku: “Mengapa kamu tidak membantunya dan malah mengkhianatinya?”

Dia terus terang mengakuinya: “Song Jiamin sudah memutuskan untuk berpisah dariku. Dia juga mengancamku dengan menggunakan Cheng Jinshi. Sebenarnya jika dia tahu keberadaanku, mungkin aku tidak akan bisa hidup lagi, aku tidak mau melakukan hal yang hina seperti ini.”

Dia mempertimbangkannya dengan sangat teliti, Song Jiamin juga sangat pintar, dia tidak berani ribut di hadapan Cheng Jinshi. Makanya pria ini bertindak semena-mena.

Tapi pria itu juga membutuhkan uang, makanya dia mencariku, dengan begitu dia bisa mendapatkan uang dan wanita itu tidak perlu muncul.

Aku berpikir sejenak dan bicara: “Baiklah, aku akan menghubungimu setelah uangku terkumpul. Tapi aku akan pergi ke Kantor Polisi untuk memastikan kebenaran bukti tersebut. Setelah itu aku akan menyerahkan uang padamu.”

Pria itu menaikkan alisnya dan menyetujuiku tanpa curiga. “Boleh, tapi kamu harus cepat mengumpulkan uangnya. Setelah mendapatkan uangnya, aku akan meninggalkan Kota Nan. ”

Aku pergi meninggalkan restoran setelah selesai bicara dengannya. Udara dingin merasuk ke dalam tulangku dan perasaan hampa datang menghampiriku.

Setelah sampai di komplek rumah, aku mencari agen di pintu utama dan menggantung papan penjualan rumah.

Sekarang aku tidak punya uang, satu-satunya cara yang dapat kulakukan adalah menjual rumah ini.

Aku akan membalas dendam untuk ibu dan anakku. Jangankan 8 milyar rupiah, bahkan aku bersedia untuk menyerahkan nyawaku.

Keesokan harinya, aku sampai di PT. Zhou 30 menit lebih awal. Aku pergi ke bagian HRD untuk mengurus keperluan masuk kerja. Aku menjadi asisten CEO PT. Zhou.

Aku membawa dokumen yang diberikan oleh perwakilan asisten padaku dan berjalan menuju meja kerjaku dengan gelisah.

PT. Zhou jauh lebih besar dari tempat aku bekerja sebelumnya, pekerjaan asisten CEO tidak mudah.

Tapi aku harus bekerja keras karena sudah datang kemari.

Aku menenangkan diri dan menyusun pekerjaanku satu persatu dan mencatat hal-hal yang harus diperhatikan. Saat sedang serius mencatat, tiba-tiba seseorang mengetuk meja kerjaku.

Aku kaget melihat seorang pria yang memakai jas berdiri dihadapanku. Aku sepertinya pernah bertemu dengannya, tapi aku lupa di mana.

Aku termenung saat dia mengulurkan tangannya dengan gentlemen. “Nona Ning, kebetulan sekali ternyata kamu adalah asisten yang dicarikan oleh Xueke.”

Aku baru ingat saat mendengar suaranya. Tidak kusangka dia adalah Zhou Ziyun, dan aku juga tidak menyangka dia ternyata adalah kakak sepupu Xueke.

Aku langsung meletakkan dokumenku dan berdiri untuk bersalaman dengannya sambil tersenyum: “Apa kabar Presdir Zhou, kebetulan sekali, mohon didikannya.”

Dia tersenyum dengan ramah: “Tentu saja.”

Aku yang tadinya khawatir, sekarang menjadi tenang karena tahu dia adalah atasanku.

Bertemu dengan orang yang kita kenal di lingkungan yang baru selalu membuat kita lebih tenang.

Dan lagi, dia juga pernah membantuku.

Siangnya, aku dihubunginya melalui interkom untuk datang ke ruangannya.

Aku berhenti melakukan pekerjaanku dan mengetuk ruangannya. Dia menugaskanku untuk membeli gaun di mall terdekat dan menemaninya datang ke perjamuan.

Aku menjawab: “Baiklah.”

Dia menyerahkan sebuah kartu bank, kemudian berkata dengan tersenyum: “Beli gaun itu dengan kartu ini.”

Aku segera menerima kartu itu: “Baiklah. Terima kasih Presdir Zhou.”

Aku memang tidak punya uang tunai. Akan memalukan jika aku membeli yang murah.

Sudah waktunya untuk berangkat setelah aku selesai menukar gaun itu di kantor. Aku turun ke bawah bersama-sama dengan Zhou Ziyun dan berangkat ke Hotel.

Sampai di Hotel, sambil berjalan ke ruang perjamuan, dia memujiku: “Kamu sangat cantik mengenakan gaun ini.”

Aku tersenyum: “Terima kasih.”

Acara perjamuan ada di lantai 6. Cahaya lampu menyilaukan mata, wanita yang anggun dan suara gelas yang saling bersentuhan.

Zhou Ziyun mengenalkanku dengan banyak orang. Mereka semua menatapku dengan sangat ramah. Dan tatapan itu hilang saat bertemu dengan Cheng Jinshi.

Cheng Jinshi mengenakan setelah jas jahitan berwana gelap dengan tubuh yang tegap. Disekelilingnya banyak yang orang yang membicarakan bisnis dengannya untuk mendekatkan hubungan.

Bahkan ada yang mau menikahkan putrinya padanya.

Zhou Zhiyun menyapanya: “Halo Tuan Cheng, sudah lama kita tidak berjumpa. Belakangan ini proyek Dongchen semakin lama semakin besar.”

Cheng Jinshi menunjukkan sikap dingin dan tidak sabaran. Dia menatapku sekilas seperti tatapan burung elang dan menjawab sekenanya: “Benar, Dongchen memiliki kekuatan besar, jika ada proyek yang lebih aku akan mengenalkannya kepada Tuan Zhou.”

Jadi maksudnya adalah, Perusahaan Zhou hanya bisa mendapatkan proyek sisa.

“Proyek PT. Zhou juga cukup banyak.”Zhou Ziyun tertawa dan mengenalkan dia padaku: “Dia adalah CEO PT. Dongchen, Tuan Cheng.”

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu