Cintaku Pada Presdir - Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
Li Lan tinggal sampai sore, setelah memastikan aku dan An An sudah kenal dan nyaman dengan lingkungan sini, barulah dia membawa pengawal pergi dari villa.
Malam pada musim dingin lebih panjang daripada siang, setelah semuanya selesai, hari sudah senja.
Koki melihat aku tidak nafsu makan, jadi dia membuatkan aku bubur dengan rasa yang agak ringan, aku memaksakan diri untuk makan walau sedikit.
Kemudian, menggendong An An ke lantai atas.
Dia tidur nyenyak dan cukup di siang hari, sekarang sangat energik, setelah mandi, dia bersenang-senang di atas tempat tidur.
Seolah-olah sudah tidak ingat akan kejadian siang hari.
Namun, aku tidak bisa melupakannya.
Aku berbaring lemas di sisinya, menatap kosong ke langit-langit, hatiku terasa sakit.
Bercerai untuk kedua kalinya, sisa hidup ini, tidak ada lagi martabat.
Dia benar-benar sangat kejam.
“Mama… …” An An tiba-tiba membuang mainan dari tangannya, tangan kecil yang penuh daging menggosok wajahku.
Aku merespons dengan lamban, menyadari entah sejak kapan, pipi sudah basah.
Aku memejamkan mata dengan sedih, mengulurkan tangan untuk menyeka air mata, meraih An An ke dalam pelukan, senyum, "An An sayang, mama baik-baik saja."
Apa yang bisa kuberikan untuknya terlalu sedikit, aku hanya bisa berusaha membiarkannya memiliki masa kecil yang bahagia.
Tidak membawa emosi negatif kepadanya.
Aku bermain dengannya di tempat tidur sebentar dan kemudian membujuknya untuk tidur.
Setelah dia tertidur, aku melihat kamar yang kosong, hati bagai dikoyak dan dibuka lubang besar, angin musim dingin memenuhi lubang tersebut.
Malam ini, mungkin karena berada di lingkungan asing, aku tidur dengan sangat tidak tenang.
Keesokan harinya, saat fajar, aku mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup dari lantai bawah, hati seketika menegang.
Siapa?
Pencuri? Villa ini berlokasi di tengah lereng gunung, jika benar ada pencuri yang masuk… …
Tubuhku yang ditutup selimut menjadi tegang dan kaku, aku bukan orang yang berani, tetapi ketika melihat An An yang tidur nyenyak di samping aku, aku hanya bisa memaksa diri untuk lebih berani.
Aku turun dari tempat tidur dengan hati-hati, memegangi gelas kaca dengan erat di tanganku, berjalan menuju pintu langkah demi langkah.
Suara langkah kaki yang sedang menaiki tangga terdengar dari luar, selangkah demi selangkah, semakin mendekati kamarku.
Hatiku terangkat sedemikian tinggi, membuka pintu dengan gerakan cepat dan kuat, menutup mata dan mengabaikan semuanya, mengangkat tangan dan hendak melemparkan gelas yang ada di tanganku—
“Ning Xi.”
Satu tangan dengan kuat menggenggam pergelangan tangan aku, pada saat yang sama, suara bernada rendah terdengar.
Cahaya yang ditumpahkan melalui koridor membantuku melihat dengan jelas pria yang seharusnya berada di luar negeri, kedua kakiku melemas, ternyata hanya sebuah adegan ketakutan akibat dugaan yang salah.
Hampir melukainya di wilayah dia, aku sedikit malu, "Maaf, aku pikir itu orang lain, hampir melukai kamu."
Shen Yanting tidak peduli sama sekali, malah mengangkat alis, "Memiliki kewaspadaan adalah hal yang baik."
"Untung saja reaksi kamu cepat. Ngomong-ngomong, kenapa kamu sudah pulang?"
Bukankah aku sudah membiarkan Li Lan untuk meyampaikan kepada dia agar tidak usah sengaja pulang?
Dia tersenyum ramah, "Ada proyek di dalam negeri yang mengharuskan aku pulang untung mengawasinya."
“Benarkah?”
Aku tidak begitu percaya padanya, khawatir dia sengaja pulang karena masalah aku.
Dia batuk dengan tidak alami, "Yah, benar."
Aku semakin yakin dengan dugaanku, tetapi aku tidak membuka topengnya. "Oke."
Dia cukup gentleman, meskipun sengaja pulang, tapi dia mencari alasan untuk tidak menambah beban hati aku.
"Kenapa kamu bangun segitu pagi? Kembali ke kamar dan tidurlah lagi," katanya.
Aku menggelengkan kepala, “Tidak usah, aku tidak mengantuk.”
Aku memang tidak terlalu mengantuk, dan juga, tuan rumah sudah datang, tidak enak juga bagiku untuk terus tidur.
Dia menatapku selama beberapa detik, setelah memastikan bahwa aku benar-benar tidak mengantuk, barulah dia berkata, "Kalau begitu ayo turun? Aku membawakanmu hadiah."
Aku memandangnya dengan heran, "Ada hadiah?"
“Iya.”
Dia memasang sebuah senyuman, turun ke lantai bawah.
Dengan pelan aku menutup pintu, menyusuli langkahnya ke bawah.
Dia mestinya langsung ke sini begitu pulang negeri, bahkan koper juga dibawanya ke sini.
Dia menjatuhkan koper, membukanya, mengeluarkan sebuah kotak elok dan menyodorkannya kepadaku, "Aku harap kamu menyukainya."
Aku terbengong sejenak ketika melihat logo merek di atas kotak itu, begitu membukanya, terlihat gelang edisi terbatas, segera menolak, "Ini terlalu mahal, aku tidak boleh menerimanya. Dua hari ini sudah sangat merepotkan kamu, bagaimana boleh menerima hadiah kamu lagi? "
"Aku hanya membalas apa yang aku terima, kamu memberiku serangkaian perhiasan. Menurutku, itu lebih berharga daripada gelang ini," katanya serius.
Pada hari peluncuran rangkaian produk kerja sama dengan Cheng Jinshi, aku memberikan satu set lengkap kepada Shen Yanting.
Sekarang mendengar dia berkata demikian, aku tidak punya pilihan selain menerimanya, "Kalau begitu terima kasih."
Lain kali, belikan lagi dia sesuatu.
Dia duduk di sofa, berpikir sejenak sebelum bertanya: "Li Lan menelepon aku dan memberi tahu aku tentang situasi kemarin. Apakah kamu baik-baik saja?"
Mengungkit masalah kemarin, hatiku berdenyut, menurunkan kelopak mata dan menjawab sambil tersenyum, "Baik kok, sudah tidak apa-apa."
Aku mengira aku bisa menyembunyikan emosiku dengan baik.
Dia melihatku dengan tatapan lembut, tidak berbicara, berdiri dan meraih pergelangan tanganku, lalu menuntunku ke sebuah ruangan.
Ruangan itu gelap, aku ingin menyalakan lampu, tapi dihentikan olehnya, meski hanya ada kami berdua di ruangan itu, tapi entah kenapa aku mempercayainya begitu saja.
Dia meminta aku untuk duduk di sofa, lalu dia berjalan ke samping dan mengoperasikan laptop, gambaran layar diproyeksikan ke dinding hadapanku.
“Tunggu sebentar ya.” Katanya dengan lembut.
Aku sekedar merespons “ya”, menunggu dengan sabar.
Dua menit kemudian, terdengar musik, gambaran yang diproyeksikan juga sudah berubah, film mulai diputar.
Dia mendatangi aku, "Sarapan mau makan apa?"
“Apa saja boleh.” Jawabku dengan santai.
"Oke, aku suruh koki masak. Aku juga akan mengurus anak, kamu nonton film dengan tenang, habis menonton baru keluar."
Selesai itu, dia meletakkan sekotak tisu di sebelah aku, lalu pun berjalan keluar, juga dengan lembut hati menutupkan pintu, hanya meninggalkan aku sendirian di ruang tertutup ini.
Aku tidak tahu apa maksudnya membiarkan aku melakukan ini, tapi dipikir-pikir aku juga tidak memiliki kerjaan, jadi aku pun benar-benar mulai fokus menonton film.
Seiring perkembangan alur film, aku menangis tak terkendali, seluruh tubuhku bergetar.
Film ini bercerita tentang dua orang yang saling mencintai, tetapi karena banyak kesalahpahaman dan hambatan, mereka tidak dapat benar-benar bersama.
Ketika mereka akhirnya melewati segalanya, wanita itu menderita kanker lambung… ...
Tidak ada plot twist di akhir cerita, sebaliknya cerita sangat mendekati kenyataan. Wanita itu meninggal, setelah bertahun-tahun, pria juga meninggal karena kesedihan.
Cerita ini seolah-olah sedang memberi tahu audiens bahwa, setiap orang, akan mengalami permintaan yang tidak terpenuhi di dalam perihal percintaan.
Ketika lagu penutupnya berbunyi, aku menangis dengan keras, seperti sedang menangisi cerita ini, seperti menangis untuk semua kesedihanku juga.
Aku tidak tahu berapa lama aku menangis, sampai aku berhenti menangis, barulah terdengar ketukan pintu, "Sudah selesai menonton film?"
Film sudah berakhir lama, tetapi aku akhirnya mengerti maksud dia untuk membiarkan aku menonton film, rasa hangat melintasi hatiku, aku menjernihkan tenggorokan, “Sudah selesai, aku segera keluar.”
Dia takut aku menahan emosi, jadi dia mencarikanku alasan untuk melampiaskan semua emosi itu dengan leluasa.
"Tampaknya film ini sangat bagus, kamu bahkan menangis sampai mata bengkak."
Begitu aku keluar dari kamar, dia berkata dengan nada canda, sama sekali tidak membuka kartuku.
Novel Terkait
My Superhero
JessiKamu Baik Banget
Jeselin VelaniHarmless Lie
BaigeSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCEO Daddy
TantoCinta Dan Rahasia
JesslynCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu