Cintaku Pada Presdir - Bab 65 Mari Kita Bicara
Aku mengatakan kata ini membuat suasana mendadak membeku, tatapannya yang mendalam, sedikit demi sedikit berubah, sepertinya sedang berusaha menekannya.
Aku melihat dia seperti itu, perlahan-lahan hatiku kehilangan kemarahan.
Dia mengambil kembali pandangannya, sedikit membungkukkan badannya, tanganya menyiku di lutut, berpikir untuk waktu yang lama, “Baik.”
Baik......
Aku tidak tahu mengapa, ini sebenarnya permintaanku tetapi nendengar bahwa dia setuju, hatiku sedikit kecewa.
Dia bekerja sama dengan PT. Zhou, dan berusaha keras membujukku untuk menandatangani perjanjian itu, membuatku harus datang bekerja di Dongchen.
Tidak peduli bagaimanapun aku menolak, dia pun tidak menghiraukan.
Dan sekarang, demi Su Shanshan dia setuju aku kembali ke PT. Zhou.
Aku tersenyum menyindir diriku sendiri, “Mumpung sudah selesai membahas, aku akan pergi.”
Selesai berkata, aku berdiri dengan gerakan lincah.
“Aku berjanji denganmu, tetapi harus dengan syarat.” Gayanya tidak berubah, tangannya yang ramping memeluk dada, kepalanya yang menunduk, aku tidak dapat melihat ekspresinya.
Aku berhenti melangkah, “Apa?”
Dia menyalakan sebatang rokok, menimbulkan asap rokok, “Tidak boleh memiliki hubungan apapun dengan Zhou Ziyun.”
Aku tersenyum dingin, “Cheng Jinshi, kamu jangan menganggap aku masih seperti Ningxi di masa empat atau lima tahun yang lalu, akan mengabulkan segala permintaan darimu tanpa syarat apa pun.”
Selesai mengatakan kata ini, aku tidak lagi menunggu responnya, melangkah keluar kantor, mengemas barang dan pulang.
Dulu, aku menganggapnya sebagai dewa. Dia berkata Timur, aku tidak akan pergi ke Barat. Dia berkata satu, aku tidak akan mengatakan dua.
Bahkan jika dia tidak mengatakannya, aku akan mencoba yang terbaik untuk menebak pikirannya.
Sekarang aku tidak ingin melakukannya lagi.
Sebenarnya aku tidak memiliki perasaan apapun pada Zhou Ziyun, dan aku sangat jelas bahwa diriku sudah tidak lagi memiliki harapan untuk cinta, dan mengapa aku harus membuang waktu Zhou Ziyun.
Namun, sangat konyol kalau dia yang mengajukan permintaan ini.
Tiba di rumah, perutku semakin tidak nyaman, aku memasak bubur dengan rice cooker dan aku pergi mandi ke kamar mandi.
Selesai mandi, bubur selesai dimasak, bubur yang panas, lembut dan lezat.
Ketika aku makan, bagian lambungku tiba-tiba terasa tidak nyaman, aku bergegas masuk ke toilet dan muntah, dan terasa kram di perutku.
Berulang beberapa kali, aku makan obat juga tidak membaik, baru saja menelan, akan muntah keluar semuanya.
Aku sama sekali tidak berani keluar dari toilet, membungkukkan tubuhku berjongkok di lantai, tanganku mati-matian menekan di bagian lambungku, depan dadaku berkeringat dingin, dan wajahku pucat bagai salju.
“Seperti sebuah mimpi, sekali sentuh langsung hancur.....”
Ponsel yang diletakkan di meja makan, mendadak berdering, aku terasa tidak nyaman dan sama sekali tidak ingin bergerak, ponsel tidak berhenti berdering, sepertinya akan terus menghubungi kalau aku tidak mengangkatnya.
Aku berdiri memegang dinding, kakiku lemah tak berdaya pergi mengangkat telepon, itu adalah Zhou Ziyun.
Terdengar senyuman dari nada suaranya, sangat senang, “Ningxi, ada pertunjukan kembang api di alun-alun pantai besok malam, mau pergi denganku ?”
Aku berjongkok langsung ke lantai, untuk mencoba meringankan rasa sakit di perutku dan menjilat bibirku, “Direktur...Direktur Zhou, kamu tidak perlu membuang waktu untukku.”
“Aku tidak berpikir itu membuang.....” Dia tiba-tiba berhenti, seolah-olah dia menyadari sesuatu. “Ada apa denganmu? Suaramu terdengar sangat lemah, apakah kamu merasa tidak nyaman?”
Awalnya aku ingin menyangkalnya, tetapi terpikir aku akan kembali bekerja besok. Aku pikir dengan situasi aku saat ini diperkirakan besok aku harus mengambil cuti, lebih baik berbicara dengannya sekarang.
Jadi, aku hanya bisa mengatakan yang sebenarnya, “Ya sedikit. Oh ya, mulai besok aku tidak perlu bekerja di Dongchen lagi, tetapi aku ingin meminta izin sehari denganmu, esok harinya baru aku kembali ke PT. Zhou, bolehkah?”
“Bagian mana terasa tidak nyaman?” Dia mengabaikan pertanyaanku, bertanya dengan khawatir. Aku memijat bagian lambungku, berusaha membuat nada suaraku terdengar lega, “Sakit maag, bukan masalah besar, itu sudah penyakit lama.”
“Kamu di rumah saja, jangan sembarangan pergi.”
Dia selesai berkata, langsung menutup telepon.
Aku mengerutkan keningku, belum memikirkan apapun aku terasa mual lagi, tidak sempat lari ke toilet, aku mengambil tong sampah di sebelah dan muntah.
Mungkin ketika orang sedang sakit, mereka akan menjadi rapuh dan mudah untuk berpikir sembarangan, aku tidak tahu dalam pikiranku tiba-tiba muncul sebuah pikiran, aku seorang wanita lajang, bahkan jika aku mati di sini pun tidak ada akan ada yang mengetahui.
Terpikir ini benar-benar terasa menyedihkan.
Baru saja selesai berpikir ini, bel pintu memecahkan kesunyian di dalam ruangan.
Aku teringat beberapa lama kemarin masalah Song Yang menemukan rumahku, aku tiba-tiba terasa bulu kuduk berdiri, aku merasa ragu-ragu dan tidak membuka pintu, dan ponsel berbunyi lagi.
Zhou Ziyun juga yang menelepon, dia berkata, “Apakah kamu baik-baik saja? Aku berada di luar rumahmu.”
Aku kaget, tidak terpikir dia akan datang.
Aku pergi membuka pintu, wajah Zhou Ziyun yang terlihat keberatan melangkah masuk ke dalam, menyeka keringat dingin di hidungku dan menggerutkan alisnya. “Sudah sakit begini, masih saja berkata tidak ada apa-apa, kalau aku tidak datang, apakah kamu berencana untuk menahannya sendiri?”
Aku menundukkan kepala belum mengatakan apapun, dia langsung memutuskan membawaku ke rumah sakit, sepanjang malam masuk ruang gawat darurat dan pemeriksaan dan mendaftar untuk menginap di rumah sakit, semuanya dia yang melakukannya sendirian.
Setelah menyelesaikan semuanya sudah jam tiga tengah malam.
Aku berbaring di tempat tidur, melihat dirinya yang terlihat lelah, aku berkata: “Malam ini aku sangat berterima kasih padamu, ada perawat di dalam rumah sakit , kamu cepat pulang dan beristirahat.”
Dia tersenyum lembut, duduk di sebelah tempat tidurku, mengangkat kepalanya melihat cairan infus, “kamu cepat tidur, aku membantumu menjaga obat cairan infus, kalau cairannya habis, darah bisa naik ke selang infus.”
Mataku mendadak terasa hangat, sakit maag sudah menjadi penyakit lama bagiku, ketika bersama Cheng Jinshi, sudah banyak kali mengalaminya.
Tetapi, ini adalah pertama kali ada seseorang menemani di sampingku, membiarkanku untuk jangan khawatir.
Aku sudah membayangkannya berkali-kali, pada suatu hari Cheng jinshi akan memperlakukan aku seperti itu, tetapi akhirnya yang melakukan ini adalah Zhou Ziyun.
Tidak peduli apa yang aku katakan, dia menolak untuk kembali dan bersikeras untuk tinggal bersamaku. Aku tidak dapat melawannya. Akhirnya, kelopak mataku terasa berat dan aku tertidur.
Pada keesokan paginya, dia pergi keluar lebih awal untuk membeli sarapan dan kembali, di bawah matanya terlihat jelas dua gumpalan hitam.
Aku sedang sarapan dan merasa bersalah, “Direktur Zhou, mumpung waktu masih pagi, kamu cepat pulang dan tidur sebentar, aku sudah jauh lebih baik, diperkirakan sore sudah boleh meninggalkan rumah sakit.”
Dia menatapku dengan penuh kasih sayang, “Aku menemanimu disini. Oh iya, semalam disebabkan darurat, jadi cuman melakukan pemeriksaan sederhana, dokter merekomendasikan untuk melakukan gastroscope.”
Aku secara otomatis menggelengkan kepala, “Tidak perlu, aku baru saja melakukannya di tahun kemarin.”
Sangat rumit kalau melakukan gastroscope dan juga sangat tidak nyaman.
Dia sepertinya mengerti apa yang aku pikirkan, dia tersenyum. Mengetahui bahwa aku baru saja melakukannya di tahun lalu, dia juga tidak memaksa.
Dia tidak pergi bekerja sepanjang hari, dan membantu aku meninggalkan rumah sakit pada sore hari. Setelah aku pulang, dia pergi keluar dan membeli banyak makanan dan kembali, mengatakan bahwa dia akan membantuku menjaga lambungku.
Dan membiarkanku istirahat di rumah selama seminggu, tidak perlu terburu-buru pergi bekerja.
Aku adalah orang bebas, tetapi dia memiliki banyak kerjaan, tapi dia pasti akan datang ke rumahku setiap malam, memasak nasi dan lauk untukku, lalu mencuci dan memotong sayuran untuk siang hari berikutnya. Aku cukup memasak langsung di panci.
Melalui masalah ini, aku menyadari bahwa dia sebenarnya lumayan keras kepala, tetapi itu semua untuk kebaikanku.
Terkadang aku berpikir, kalau bukan karena aku sudah jatuh cinta dengan Cheng Jinshi, menghadapi pria baik seperti Zhou Ziyun, mungkin aku sudah menyerah.
Pada Senin depan, aku berangkat kerja ke Perusahaan PT. Zhou dengan semangat.
“Ningxi, mari kita bicara.”
Siapa sangka, pada siang hari, Aku turun ke bawah untuk makan, dan aku melihat ibu Su berdiri di sebelah mobil Rolls Royce, dengan wajahnya yang suram dan mengatakannya padaku dengan sikap yang keras
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelDon't say goodbye
Dessy PutriLoving The Pain
AmardaBaby, You are so cute
Callie WangAdieu
Shi QiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu