Cintaku Pada Presdir - Bab 65 Mari Kita Bicara

Aku mengatakan kata ini membuat suasana mendadak membeku, tatapannya yang mendalam, sedikit demi sedikit berubah, sepertinya sedang berusaha menekannya.

Aku melihat dia seperti itu, perlahan-lahan hatiku kehilangan kemarahan.

Dia mengambil kembali pandangannya, sedikit membungkukkan badannya, tanganya menyiku di lutut, berpikir untuk waktu yang lama, “Baik.”

Baik......

Aku tidak tahu mengapa, ini sebenarnya permintaanku tetapi nendengar bahwa dia setuju, hatiku sedikit kecewa.

Dia bekerja sama dengan PT. Zhou, dan berusaha keras membujukku untuk menandatangani perjanjian itu, membuatku harus datang bekerja di Dongchen.

Tidak peduli bagaimanapun aku menolak, dia pun tidak menghiraukan.

Dan sekarang, demi Su Shanshan dia setuju aku kembali ke PT. Zhou.

Aku tersenyum menyindir diriku sendiri, “Mumpung sudah selesai membahas, aku akan pergi.”

Selesai berkata, aku berdiri dengan gerakan lincah.

“Aku berjanji denganmu, tetapi harus dengan syarat.” Gayanya tidak berubah, tangannya yang ramping memeluk dada, kepalanya yang menunduk, aku tidak dapat melihat ekspresinya.

Aku berhenti melangkah, “Apa?”

Dia menyalakan sebatang rokok, menimbulkan asap rokok, “Tidak boleh memiliki hubungan apapun dengan Zhou Ziyun.”

Aku tersenyum dingin, “Cheng Jinshi, kamu jangan menganggap aku masih seperti Ningxi di masa empat atau lima tahun yang lalu, akan mengabulkan segala permintaan darimu tanpa syarat apa pun.”

Selesai mengatakan kata ini, aku tidak lagi menunggu responnya, melangkah keluar kantor, mengemas barang dan pulang.

Dulu, aku menganggapnya sebagai dewa. Dia berkata Timur, aku tidak akan pergi ke Barat. Dia berkata satu, aku tidak akan mengatakan dua.

Bahkan jika dia tidak mengatakannya, aku akan mencoba yang terbaik untuk menebak pikirannya.

Sekarang aku tidak ingin melakukannya lagi.

Sebenarnya aku tidak memiliki perasaan apapun pada Zhou Ziyun, dan aku sangat jelas bahwa diriku sudah tidak lagi memiliki harapan untuk cinta, dan mengapa aku harus membuang waktu Zhou Ziyun.

Namun, sangat konyol kalau dia yang mengajukan permintaan ini.

Tiba di rumah, perutku semakin tidak nyaman, aku memasak bubur dengan rice cooker dan aku pergi mandi ke kamar mandi.

Selesai mandi, bubur selesai dimasak, bubur yang panas, lembut dan lezat.

Ketika aku makan, bagian lambungku tiba-tiba terasa tidak nyaman, aku bergegas masuk ke toilet dan muntah, dan terasa kram di perutku.

Berulang beberapa kali, aku makan obat juga tidak membaik, baru saja menelan, akan muntah keluar semuanya.

Aku sama sekali tidak berani keluar dari toilet, membungkukkan tubuhku berjongkok di lantai, tanganku mati-matian menekan di bagian lambungku, depan dadaku berkeringat dingin, dan wajahku pucat bagai salju.

“Seperti sebuah mimpi, sekali sentuh langsung hancur.....”

Ponsel yang diletakkan di meja makan, mendadak berdering, aku terasa tidak nyaman dan sama sekali tidak ingin bergerak, ponsel tidak berhenti berdering, sepertinya akan terus menghubungi kalau aku tidak mengangkatnya.

Aku berdiri memegang dinding, kakiku lemah tak berdaya pergi mengangkat telepon, itu adalah Zhou Ziyun.

Terdengar senyuman dari nada suaranya, sangat senang, “Ningxi, ada pertunjukan kembang api di alun-alun pantai besok malam, mau pergi denganku ?”

Aku berjongkok langsung ke lantai, untuk mencoba meringankan rasa sakit di perutku dan menjilat bibirku, “Direktur...Direktur Zhou, kamu tidak perlu membuang waktu untukku.”

“Aku tidak berpikir itu membuang.....” Dia tiba-tiba berhenti, seolah-olah dia menyadari sesuatu. “Ada apa denganmu? Suaramu terdengar sangat lemah, apakah kamu merasa tidak nyaman?”

Awalnya aku ingin menyangkalnya, tetapi terpikir aku akan kembali bekerja besok. Aku pikir dengan situasi aku saat ini diperkirakan besok aku harus mengambil cuti, lebih baik berbicara dengannya sekarang.

Jadi, aku hanya bisa mengatakan yang sebenarnya, “Ya sedikit. Oh ya, mulai besok aku tidak perlu bekerja di Dongchen lagi, tetapi aku ingin meminta izin sehari denganmu, esok harinya baru aku kembali ke PT. Zhou, bolehkah?”

“Bagian mana terasa tidak nyaman?” Dia mengabaikan pertanyaanku, bertanya dengan khawatir. Aku memijat bagian lambungku, berusaha membuat nada suaraku terdengar lega, “Sakit maag, bukan masalah besar, itu sudah penyakit lama.”

“Kamu di rumah saja, jangan sembarangan pergi.”

Dia selesai berkata, langsung menutup telepon.

Aku mengerutkan keningku, belum memikirkan apapun aku terasa mual lagi, tidak sempat lari ke toilet, aku mengambil tong sampah di sebelah dan muntah.

Mungkin ketika orang sedang sakit, mereka akan menjadi rapuh dan mudah untuk berpikir sembarangan, aku tidak tahu dalam pikiranku tiba-tiba muncul sebuah pikiran, aku seorang wanita lajang, bahkan jika aku mati di sini pun tidak ada akan ada yang mengetahui.

Terpikir ini benar-benar terasa menyedihkan.

Baru saja selesai berpikir ini, bel pintu memecahkan kesunyian di dalam ruangan.

Aku teringat beberapa lama kemarin masalah Song Yang menemukan rumahku, aku tiba-tiba terasa bulu kuduk berdiri, aku merasa ragu-ragu dan tidak membuka pintu, dan ponsel berbunyi lagi.

Zhou Ziyun juga yang menelepon, dia berkata, “Apakah kamu baik-baik saja? Aku berada di luar rumahmu.”

Aku kaget, tidak terpikir dia akan datang.

Aku pergi membuka pintu, wajah Zhou Ziyun yang terlihat keberatan melangkah masuk ke dalam, menyeka keringat dingin di hidungku dan menggerutkan alisnya. “Sudah sakit begini, masih saja berkata tidak ada apa-apa, kalau aku tidak datang, apakah kamu berencana untuk menahannya sendiri?”

Aku menundukkan kepala belum mengatakan apapun, dia langsung memutuskan membawaku ke rumah sakit, sepanjang malam masuk ruang gawat darurat dan pemeriksaan dan mendaftar untuk menginap di rumah sakit, semuanya dia yang melakukannya sendirian.

Setelah menyelesaikan semuanya sudah jam tiga tengah malam.

Aku berbaring di tempat tidur, melihat dirinya yang terlihat lelah, aku berkata: “Malam ini aku sangat berterima kasih padamu, ada perawat di dalam rumah sakit , kamu cepat pulang dan beristirahat.”

Dia tersenyum lembut, duduk di sebelah tempat tidurku, mengangkat kepalanya melihat cairan infus, “kamu cepat tidur, aku membantumu menjaga obat cairan infus, kalau cairannya habis, darah bisa naik ke selang infus.”

Mataku mendadak terasa hangat, sakit maag sudah menjadi penyakit lama bagiku, ketika bersama Cheng Jinshi, sudah banyak kali mengalaminya.

Tetapi, ini adalah pertama kali ada seseorang menemani di sampingku, membiarkanku untuk jangan khawatir.

Aku sudah membayangkannya berkali-kali, pada suatu hari Cheng jinshi akan memperlakukan aku seperti itu, tetapi akhirnya yang melakukan ini adalah Zhou Ziyun.

Tidak peduli apa yang aku katakan, dia menolak untuk kembali dan bersikeras untuk tinggal bersamaku. Aku tidak dapat melawannya. Akhirnya, kelopak mataku terasa berat dan aku tertidur.

Pada keesokan paginya, dia pergi keluar lebih awal untuk membeli sarapan dan kembali, di bawah matanya terlihat jelas dua gumpalan hitam.

Aku sedang sarapan dan merasa bersalah, “Direktur Zhou, mumpung waktu masih pagi, kamu cepat pulang dan tidur sebentar, aku sudah jauh lebih baik, diperkirakan sore sudah boleh meninggalkan rumah sakit.”

Dia menatapku dengan penuh kasih sayang, “Aku menemanimu disini. Oh iya, semalam disebabkan darurat, jadi cuman melakukan pemeriksaan sederhana, dokter merekomendasikan untuk melakukan gastroscope.”

Aku secara otomatis menggelengkan kepala, “Tidak perlu, aku baru saja melakukannya di tahun kemarin.”

Sangat rumit kalau melakukan gastroscope dan juga sangat tidak nyaman.

Dia sepertinya mengerti apa yang aku pikirkan, dia tersenyum. Mengetahui bahwa aku baru saja melakukannya di tahun lalu, dia juga tidak memaksa.

Dia tidak pergi bekerja sepanjang hari, dan membantu aku meninggalkan rumah sakit pada sore hari. Setelah aku pulang, dia pergi keluar dan membeli banyak makanan dan kembali, mengatakan bahwa dia akan membantuku menjaga lambungku.

Dan membiarkanku istirahat di rumah selama seminggu, tidak perlu terburu-buru pergi bekerja.

Aku adalah orang bebas, tetapi dia memiliki banyak kerjaan, tapi dia pasti akan datang ke rumahku setiap malam, memasak nasi dan lauk untukku, lalu mencuci dan memotong sayuran untuk siang hari berikutnya. Aku cukup memasak langsung di panci.

Melalui masalah ini, aku menyadari bahwa dia sebenarnya lumayan keras kepala, tetapi itu semua untuk kebaikanku.

Terkadang aku berpikir, kalau bukan karena aku sudah jatuh cinta dengan Cheng Jinshi, menghadapi pria baik seperti Zhou Ziyun, mungkin aku sudah menyerah.

Pada Senin depan, aku berangkat kerja ke Perusahaan PT. Zhou dengan semangat.

“Ningxi, mari kita bicara.”

Siapa sangka, pada siang hari, Aku turun ke bawah untuk makan, dan aku melihat ibu Su berdiri di sebelah mobil Rolls Royce, dengan wajahnya yang suram dan mengatakannya padaku dengan sikap yang keras

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu