Cintaku Pada Presdir - Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu

Aku tidak punya cara untuk menghadapinya.

Su Shanshan awalnya memang ingin mencari cara untuk menghajarku, setelah mengalihkan panggilan ini, dia semakin tidak akan begitu mudah meletakkan perselisihan ini.

Tetapi aku ingin menjalani hari-hariku dengan tenang dan tentram.

Aku menggenggam ponselku di telapak tangan, menekankan bibir dan berkata dengan lemah "Presiden Cheng, aku telah membocorkan gambar desain perusahaan kalian, bukankah kamu seharusnya tidak ingin bertemu denganku lagi, bukan?"

Aku sudah mempersiapkannya dari awal.

Beberapa saat ini, aku juga tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Tetapi malam ini, aku tidak tahu apakah dia minum terlalu banyak atau kenapa.

Terus muncul di depanku sekali demi sekali.

Dia berjalan masuk, langkah kakinya agak ringan, dan menutup pintu dengan satu tangan.

Bau bir menyebar di udara, dia memelukku tanpa memperdulikan apa pun, tenaganya besar sampai seakan-akan ingin menyerapku ke dalam tubuhnya.

Dia membungkuk dan membenamkan kepalanya di leherku, napasnya panas, "Sebenarnya aku tahu, aku tahu bahwa semua ini bukan kamu yang lakukan, ada orang yang mengancam kamu, bukan? Xiaoxi, katakanlah."

Aku di peluk olehnya, menjadi agak sulit untuk bernapas, ingin mendorongnya pergi, tetapi tidak tergerak “Tidak ada yang mengancamku, ini semua aku yang lakukan!”

Memangnya kenapa jika bukti ada di tanganku, dia adalah tunangan Su Shanshan, juga pelindung Su ShanShan, dan juga seluruh grup Su.

Bukti harus diambil keluar pada saat waktu yang paling tepat, aku juga tidak tahu kapan, yang penting bukan sekarang.

Tubuhnya terkaku, beberapa saat kemudian, dia perlahan-lahan melepaskanku, mundur beberapa langkah, dan menatapku dengan tatapan kabur, “Kalau begitu aku juga tidak peduli, aku dulu sangat tidak menghargaimu, jika dengan cara ini bisa membuat hatimu merasa agak adil, aku juga rela.”

Aku tidak berani percaya dia akan mengatakan hal seperti itu.

Sepertinya dia benar-benar mabuk.

“Bisakah kita memulai kembali dari awal?” Dia menatapku dengan tulus.

Hatiku seperti dilanda sesuatu, dan terhenti sesaat.

“Memulai kembali dari awal? Apakah Presiden Cheng ingin meniru raja di jaman kuno? Ingin memiliki Tiga istri dan empat selir? Kamu baru saja mengumumkan pernikahan dengan Su Shanshan tidak lama yang lalu, dan sekarang ingin memulai kembali dari awal dengan aku?” Aku berkata dengan sinis.

Dia meraih tanganku, berjalan ke sofa dan duduk, “Itu adalah media yang dibayar keluarga Su, setelah aku melihatnya, langsung menghapus berita itu. Itu hanya sebuah perjanjian bisnis, orang yang benar-benar ingin aku nikahi, hanya kamu.”

Perjanjian bisnis ... aku tidak pernah memikirkannya.

Dan kalimat terakhirnya membuat aku hampir tenggelam.

"Aku pernah berpikir untuk lupakan saja, merelakanmu menjalani kehidupan yang tenang. Tetapi aku tidak bisa mengendalikan diri, aku ingin melihatmu, bahkan jika kamu sedang tidur, diam-diam melihatmu pun boleh……"

Dia tidak melepaskan tanganku, ini adalah pertama kalinya aku melihat dia berkata begitu banyak.

Pada akhirnya, dia berkata seperti sedang memohon, “Xiao Xi, berikan aku setengah tahun untuk menyelesaikan masalah ini, aku akan membuat kamu tinggal bersamaku tanpa kekhawatiran, boleh?”

"Cheng Jinshi, kamu masih belum mengerti? Ini bukan masalah setengah tahun atau setahun, tetapi aku sudah tidak bisa mencintaimu lagi."

Aku terus mengatakan pada diriku sendiri, harus rasional.

Aku sudah mulai waswas dengannya, sudah sangat susah untuk mencintainya seperti dulu, sangat mementingkan dia tanpa memperdulikan apapun, tidak akan segampang itu lagi.

"Kalau begitu, biarkan aku yang mencintaimu saja."

Dia berkata tanpa keraguan, suaranya yang serak dan rendah itu jatuh ke dalam telingaku, dengan cepat masuk ke dalam garis kehidupan, dan menyebabkan alasanku berantakan.

Genggaman ditanganku perlahan-lahan mengendur tanpa aku sadari, ketika aku melihat kebawah, mata pria itu terpejam dan tertidur disofa.

Aku berdiri di ruang tamu untuk waktu yang lama, menatapnya dengan tanpa daya, menahan leher dan pinggangnya, dan membuatnyanya berbaring, dan kembali ke kamar untuk mencari selimut untuk menutupinya.

Dianya tidur dengan nyenyak, sedangkan aku sama sekali tidak bisa tidur.

Cinta?

Aku tidak berani berharap pria ini untuk mencintaiku, tetapi, dia telah mengatakannya malam ini.

Kalau bukan karena dia masih berbaring di ruang tamu ini, aku akan meragukan bahwa semua yang telah terjadi barusan, itu hanyalah halusinasiku.

Malam ini, aku tidur dengan sangat ringan, pagi berikutnya, ketika suara air terdengar dari kamar mandi, aku terbangun, tidak lama kemudian, terdengar suara tutup pintu.

Dia sudah pergi.

Aku tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena kata-katanya, sedangkan dia malah pergi begitu saja.

Mungkin, setelah bangun tidur, dia tidak bisa mengingat apa yang dia katakan tadi malam.

Sebuah kesakitan yang tidak bisa diungkapkan terus mengguncang dihatiku.

“Seperti sebuah mimpi yang tidak dapat dicapai, begitu di sentuh langsung pecah berkeping-keping……”

Ponsel di atas tempat tidur tiba-tiba berdering, aku mengambilnya dan melihat penelepon menunjukkan "Professor Fang" dan kemudian langsung terloncat dari tempat tidur. "Guru, selamat pagi!"

Dia adalah profesor di universitasku, mungkin karena temannya itu sudah kembali.

"Xiao Xi, apakah kamu punya waktu siang ini? Temanku itu sudah kembali, dan akan makan siang di rumahku, kemarilah, aku akan perkenalkan dia kepada mu" kata Profesor Fang sambil tersenyum.

Aku segera setuju, dan bertanya apa yang harus aku beli untuk pergi ke rumah profesor Fang nanti.

Setelah mematikan telepon, aku melihat bahwa waktunya masih sangat pagi, ketika selesai mandi, aku pergi ke dapur untuk makan bubur gandum.

Ketika sedang duduk dimeja makan, aku melihat sebuah cangkir yang tertempel sebuah kertas.

Hatiku tersentuh, dan mengeluarkan kertas itu untuk melihatnya.

Tulisannya natural dan spontan, berkaligrafi dan puitis, dilihat saja sudah tahu bahwa itu adalah tulisan Cheng Jinshi.

---- Sayang, kamu tidak memberiku jawaban tadi malam, maka aku akan menganggapnya sebagai kamu sudah setuju.

Ternyata, dia masih ingat.

Hatiku seperti sedang terlintas oleh bulu-bulu dan menyapu semua kepahitan.

Selesai makan bubur gandum, aku berdandan, dan mengganti rok yang simple dan keluar, bersiap pergi ke mal untuk membeli beberapa hadiah.

Setelah membeli barang-barang, baru saja keluar dari mal, sebuah mobil berhenti di sebelahku, ternyata itu adalah mobil Zhou Ziyun.

“Pergi kemana? biar aku yang mengantarmu.” Dia menurunkan jendela dan berkata.

Aku ingin mengatakan bahwa aku bisa naik taksi saja.

Tanpa diduga, dia turun dari mobil dan mengambil barang-barang yang ada di tanganku, meletakkannya di tempat duduk paling belakang, membuka pintu penumpang depan, dan mengulurkan tangan memberi isyarat "Silahkan" dan berkata: "Apakah kamu tahu apa yang paling aku takuti sekarang?"

Aku sambil naik mobil sambil menjawabnya, “Apa?”

“Aku paling takut kamu menolakku.” matanya penuh dengan ketidakberdayaan.

Aku terdiam beberapa saat, dan baginya, aku memang berhutang padanya.

Karena perasaan yang dia berikan, aku masih belum bisa mengembalikannya.

Ketika sampai di rumah profesor, dia memerintah lagi, "Telepon aku jika sudah selesai, aku akan datang menjemputmu."

Aku mengambil barang-barang dan turun dari mobil, "Tidak usah, aku masih punya urusan untuk selesaikan setelah selesai nanti, kamu pergi bekerja dengan tenang saja."

Sebenarnya tidak termasuk urusan juga, hanya saja aku tidak ingin menyusahkan dia.

Zhou Ziyun juga tidak memaksa dan langsung pergi.

Aku sudah pernah datang ke rumah professor berkali-kali sebelumnya, bahkan jika aku sudah menjadi profesional, aku juga akan menghubunginya pada hari libur.

Dia adalah guru paling penting dalam hidup aku.

Ini adalah bangunan lama, tidak ada lift, aku menaiki tangga ke atas dan menekan bel pintu.

Segera, istri professor datang untuk membuka pintu, dan menarik aku masuk kedalam, melihat barang-barang yang ada ditanganku, dia berpura-pura marah dan berkata: “Anak ini, setiap kali datang pasti membawa banyak barang, haruskah begitu segan?”

Aku mengganti sepatu ke sandal dan berkata sambil tersenyum: "Aku membeli karena sekalian lewat, tidak perlu segan."

Profesor Fang yang ada di balkon melambai ke arahku "Datang, datang dan temani aku main catur."

Aku segera menyerahkan barang-barang kepada istri profesor, dan pergi ke balkon untuk duduk, sinar matahari kebetulan bersinar di papan catur, sangat memuaskan.

Rambut Profesor Fang sudah memutih. Dia menjalani operasi tahun lalu, tetapi mentalnya masih sangat baik.

Saat dia bermain catur, dia dengan simpati berkata: "Pada tahun itu, kamu adalah murid yang paling aku kagumi, dan bakat dalam desainmu adalah salah satu yang terbaik. Sayangnya, mempunyai ayah yang begitu keras kepala dan kuno itu! Kali ini, jangan membuat aku kecewa lagi."

Aku menggigit bibirku dan menjatuhkan sebuah anak catur, serta berkata dengan serius, "Anda tenang saja, kali ini, aku pasti akan mengambil jalan yang aku inginkan."

Tidak akan ada yang bisa menghentikan aku.

Professor Fang baru saja ingin mengatakan sesuatu, bel pintu berdering, dia memberi isyarat, “Guru masa depanmu sudah datang, pergi buka pintu.”

“Baik.”

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu