Cintaku Pada Presdir - Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
Aku tidak punya cara untuk menghadapinya.
Su Shanshan awalnya memang ingin mencari cara untuk menghajarku, setelah mengalihkan panggilan ini, dia semakin tidak akan begitu mudah meletakkan perselisihan ini.
Tetapi aku ingin menjalani hari-hariku dengan tenang dan tentram.
Aku menggenggam ponselku di telapak tangan, menekankan bibir dan berkata dengan lemah "Presiden Cheng, aku telah membocorkan gambar desain perusahaan kalian, bukankah kamu seharusnya tidak ingin bertemu denganku lagi, bukan?"
Aku sudah mempersiapkannya dari awal.
Beberapa saat ini, aku juga tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Tetapi malam ini, aku tidak tahu apakah dia minum terlalu banyak atau kenapa.
Terus muncul di depanku sekali demi sekali.
Dia berjalan masuk, langkah kakinya agak ringan, dan menutup pintu dengan satu tangan.
Bau bir menyebar di udara, dia memelukku tanpa memperdulikan apa pun, tenaganya besar sampai seakan-akan ingin menyerapku ke dalam tubuhnya.
Dia membungkuk dan membenamkan kepalanya di leherku, napasnya panas, "Sebenarnya aku tahu, aku tahu bahwa semua ini bukan kamu yang lakukan, ada orang yang mengancam kamu, bukan? Xiaoxi, katakanlah."
Aku di peluk olehnya, menjadi agak sulit untuk bernapas, ingin mendorongnya pergi, tetapi tidak tergerak “Tidak ada yang mengancamku, ini semua aku yang lakukan!”
Memangnya kenapa jika bukti ada di tanganku, dia adalah tunangan Su Shanshan, juga pelindung Su ShanShan, dan juga seluruh grup Su.
Bukti harus diambil keluar pada saat waktu yang paling tepat, aku juga tidak tahu kapan, yang penting bukan sekarang.
Tubuhnya terkaku, beberapa saat kemudian, dia perlahan-lahan melepaskanku, mundur beberapa langkah, dan menatapku dengan tatapan kabur, “Kalau begitu aku juga tidak peduli, aku dulu sangat tidak menghargaimu, jika dengan cara ini bisa membuat hatimu merasa agak adil, aku juga rela.”
Aku tidak berani percaya dia akan mengatakan hal seperti itu.
Sepertinya dia benar-benar mabuk.
“Bisakah kita memulai kembali dari awal?” Dia menatapku dengan tulus.
Hatiku seperti dilanda sesuatu, dan terhenti sesaat.
“Memulai kembali dari awal? Apakah Presiden Cheng ingin meniru raja di jaman kuno? Ingin memiliki Tiga istri dan empat selir? Kamu baru saja mengumumkan pernikahan dengan Su Shanshan tidak lama yang lalu, dan sekarang ingin memulai kembali dari awal dengan aku?” Aku berkata dengan sinis.
Dia meraih tanganku, berjalan ke sofa dan duduk, “Itu adalah media yang dibayar keluarga Su, setelah aku melihatnya, langsung menghapus berita itu. Itu hanya sebuah perjanjian bisnis, orang yang benar-benar ingin aku nikahi, hanya kamu.”
Perjanjian bisnis ... aku tidak pernah memikirkannya.
Dan kalimat terakhirnya membuat aku hampir tenggelam.
"Aku pernah berpikir untuk lupakan saja, merelakanmu menjalani kehidupan yang tenang. Tetapi aku tidak bisa mengendalikan diri, aku ingin melihatmu, bahkan jika kamu sedang tidur, diam-diam melihatmu pun boleh……"
Dia tidak melepaskan tanganku, ini adalah pertama kalinya aku melihat dia berkata begitu banyak.
Pada akhirnya, dia berkata seperti sedang memohon, “Xiao Xi, berikan aku setengah tahun untuk menyelesaikan masalah ini, aku akan membuat kamu tinggal bersamaku tanpa kekhawatiran, boleh?”
"Cheng Jinshi, kamu masih belum mengerti? Ini bukan masalah setengah tahun atau setahun, tetapi aku sudah tidak bisa mencintaimu lagi."
Aku terus mengatakan pada diriku sendiri, harus rasional.
Aku sudah mulai waswas dengannya, sudah sangat susah untuk mencintainya seperti dulu, sangat mementingkan dia tanpa memperdulikan apapun, tidak akan segampang itu lagi.
"Kalau begitu, biarkan aku yang mencintaimu saja."
Dia berkata tanpa keraguan, suaranya yang serak dan rendah itu jatuh ke dalam telingaku, dengan cepat masuk ke dalam garis kehidupan, dan menyebabkan alasanku berantakan.
Genggaman ditanganku perlahan-lahan mengendur tanpa aku sadari, ketika aku melihat kebawah, mata pria itu terpejam dan tertidur disofa.
Aku berdiri di ruang tamu untuk waktu yang lama, menatapnya dengan tanpa daya, menahan leher dan pinggangnya, dan membuatnyanya berbaring, dan kembali ke kamar untuk mencari selimut untuk menutupinya.
Dianya tidur dengan nyenyak, sedangkan aku sama sekali tidak bisa tidur.
Cinta?
Aku tidak berani berharap pria ini untuk mencintaiku, tetapi, dia telah mengatakannya malam ini.
Kalau bukan karena dia masih berbaring di ruang tamu ini, aku akan meragukan bahwa semua yang telah terjadi barusan, itu hanyalah halusinasiku.
Malam ini, aku tidur dengan sangat ringan, pagi berikutnya, ketika suara air terdengar dari kamar mandi, aku terbangun, tidak lama kemudian, terdengar suara tutup pintu.
Dia sudah pergi.
Aku tidak bisa tidur nyenyak semalaman karena kata-katanya, sedangkan dia malah pergi begitu saja.
Mungkin, setelah bangun tidur, dia tidak bisa mengingat apa yang dia katakan tadi malam.
Sebuah kesakitan yang tidak bisa diungkapkan terus mengguncang dihatiku.
“Seperti sebuah mimpi yang tidak dapat dicapai, begitu di sentuh langsung pecah berkeping-keping……”
Ponsel di atas tempat tidur tiba-tiba berdering, aku mengambilnya dan melihat penelepon menunjukkan "Professor Fang" dan kemudian langsung terloncat dari tempat tidur. "Guru, selamat pagi!"
Dia adalah profesor di universitasku, mungkin karena temannya itu sudah kembali.
"Xiao Xi, apakah kamu punya waktu siang ini? Temanku itu sudah kembali, dan akan makan siang di rumahku, kemarilah, aku akan perkenalkan dia kepada mu" kata Profesor Fang sambil tersenyum.
Aku segera setuju, dan bertanya apa yang harus aku beli untuk pergi ke rumah profesor Fang nanti.
Setelah mematikan telepon, aku melihat bahwa waktunya masih sangat pagi, ketika selesai mandi, aku pergi ke dapur untuk makan bubur gandum.
Ketika sedang duduk dimeja makan, aku melihat sebuah cangkir yang tertempel sebuah kertas.
Hatiku tersentuh, dan mengeluarkan kertas itu untuk melihatnya.
Tulisannya natural dan spontan, berkaligrafi dan puitis, dilihat saja sudah tahu bahwa itu adalah tulisan Cheng Jinshi.
---- Sayang, kamu tidak memberiku jawaban tadi malam, maka aku akan menganggapnya sebagai kamu sudah setuju.
Ternyata, dia masih ingat.
Hatiku seperti sedang terlintas oleh bulu-bulu dan menyapu semua kepahitan.
Selesai makan bubur gandum, aku berdandan, dan mengganti rok yang simple dan keluar, bersiap pergi ke mal untuk membeli beberapa hadiah.
Setelah membeli barang-barang, baru saja keluar dari mal, sebuah mobil berhenti di sebelahku, ternyata itu adalah mobil Zhou Ziyun.
“Pergi kemana? biar aku yang mengantarmu.” Dia menurunkan jendela dan berkata.
Aku ingin mengatakan bahwa aku bisa naik taksi saja.
Tanpa diduga, dia turun dari mobil dan mengambil barang-barang yang ada di tanganku, meletakkannya di tempat duduk paling belakang, membuka pintu penumpang depan, dan mengulurkan tangan memberi isyarat "Silahkan" dan berkata: "Apakah kamu tahu apa yang paling aku takuti sekarang?"
Aku sambil naik mobil sambil menjawabnya, “Apa?”
“Aku paling takut kamu menolakku.” matanya penuh dengan ketidakberdayaan.
Aku terdiam beberapa saat, dan baginya, aku memang berhutang padanya.
Karena perasaan yang dia berikan, aku masih belum bisa mengembalikannya.
Ketika sampai di rumah profesor, dia memerintah lagi, "Telepon aku jika sudah selesai, aku akan datang menjemputmu."
Aku mengambil barang-barang dan turun dari mobil, "Tidak usah, aku masih punya urusan untuk selesaikan setelah selesai nanti, kamu pergi bekerja dengan tenang saja."
Sebenarnya tidak termasuk urusan juga, hanya saja aku tidak ingin menyusahkan dia.
Zhou Ziyun juga tidak memaksa dan langsung pergi.
Aku sudah pernah datang ke rumah professor berkali-kali sebelumnya, bahkan jika aku sudah menjadi profesional, aku juga akan menghubunginya pada hari libur.
Dia adalah guru paling penting dalam hidup aku.
Ini adalah bangunan lama, tidak ada lift, aku menaiki tangga ke atas dan menekan bel pintu.
Segera, istri professor datang untuk membuka pintu, dan menarik aku masuk kedalam, melihat barang-barang yang ada ditanganku, dia berpura-pura marah dan berkata: “Anak ini, setiap kali datang pasti membawa banyak barang, haruskah begitu segan?”
Aku mengganti sepatu ke sandal dan berkata sambil tersenyum: "Aku membeli karena sekalian lewat, tidak perlu segan."
Profesor Fang yang ada di balkon melambai ke arahku "Datang, datang dan temani aku main catur."
Aku segera menyerahkan barang-barang kepada istri profesor, dan pergi ke balkon untuk duduk, sinar matahari kebetulan bersinar di papan catur, sangat memuaskan.
Rambut Profesor Fang sudah memutih. Dia menjalani operasi tahun lalu, tetapi mentalnya masih sangat baik.
Saat dia bermain catur, dia dengan simpati berkata: "Pada tahun itu, kamu adalah murid yang paling aku kagumi, dan bakat dalam desainmu adalah salah satu yang terbaik. Sayangnya, mempunyai ayah yang begitu keras kepala dan kuno itu! Kali ini, jangan membuat aku kecewa lagi."
Aku menggigit bibirku dan menjatuhkan sebuah anak catur, serta berkata dengan serius, "Anda tenang saja, kali ini, aku pasti akan mengambil jalan yang aku inginkan."
Tidak akan ada yang bisa menghentikan aku.
Professor Fang baru saja ingin mengatakan sesuatu, bel pintu berdering, dia memberi isyarat, “Guru masa depanmu sudah datang, pergi buka pintu.”
“Baik.”
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesMy Charming Wife
Diana AndrikaThe Revival of the King
ShintaCinta Di Balik Awan
KellyCinta Dan Rahasia
JesslynCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu