Cintaku Pada Presdir - Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
Merasakan dalam pelukanku ada jiwa kecil yang lembut, aku tak bisa mengakatakan penolakan apapun.
Dalam pengawasan Pengawal aku pun dengan cepat merapikan koperku.
Sambil menggendong anak ini aku pun menuruni tangga dan naik ke mobil. Setiap gerakanku terasa tidak pasti, tapi aku juga seakan tak bisa berpikir jernih, apakah ini benar atau salah,
Hatiku dipenuhi yang terpenting tetap harus berada disisi anakku.
Mobilnya pun dikemudikan mengarah kearah Villa Qinghe, yang sangat asri dengan pepohonan tinggi dikedua sisi jalan, semakin mengarah kedalam semakin tenang terasa.
Di kota yang hiruk pikuk ini ternyata bisa menemukan daerah yang tenang dan tentram seperti ini.
Mobil berhenti di suatu Villa, aku dan Cheng Jinshi pun turun dari mobil.
Pengawal sebelumnya telah menekan bel, Cheng Jinshi pun berbalik dan ingin menggendong bayinya, “Jika menggendong bayi terlalu lama tanganmu akan pegal, sini aku saja yang gendong.”
“Tak perlu.”
Kataku menghindar, mengetahui itu maksud baik, tapi aku tak ingin menerimanya.
Gerakan tubuhnya pun seketika kaku, dan hanya bisa terdiam
Villa ini tidak seluas rumah pernikahan kami, tapi entah mengapa rumah ini memberikan rasa hangat dan nyaman.
Kelihatanya seperti sudah diatur sedemikian rupa.
Lantai pertama terdiri dari ruang tamu, dapur dan 2 kamar asisten rumah tangga, dilantai atas selain terdapat kamar tidur dan ruang belajar, terdapat juga kamar tidur anak yang dilengkapi dengan ruang bermain mini dengan segala mainannya.
Jika ini terjadi di masa lalu, mungkin aku akan sangat terharu hingga meneteskan air mata.
Tapi dengan diriku yang sekarang hatiku sama sekali tidak tergerak.
Terdapat dua asisten rumah tangga yang siap membantu satu bernama Bibi Wang bertugas untuk memasak dan bersih-bersih, sedangkan satu lagi Namanya Bibi Mo bertugas untuk menjaga An An.
Aku bertanya dengan nada datar kepada Bibi Wang, “Kamarku yang mana?”
Mungkin mereka sudah dibimbing sebelumnya oleh Cheng Jinshi, Bibi Wang menjawab dengan hormat: “Disebelah kamar anak.”
“Terima kasih.”
Sembari menggendong bayi, aku pun berlalu dengan sopan, naik ke lantai atas dan masuk ke kamar, tanpa sedikit pun menghiraukan Cheng Jinshi.
Pengawal membantu menaikan koperku, “Nona Ning, ini koper anda.”
“Ya, letakan saja disana.” Kataku sambil menujuk kesebuah tempat.
“Nona, aku akan membantu anda bereskan, kamu sedang menggendong Tuan Muda, tidak leluasa.” Kata Bibi Wang.
“Maaf sudah merepotkan.”
Aku merasa tidak leluasa. Aku pun berlalu masuk ke kamar anak dengan bayi di gendonganku. Bibi Mo ingin masuk dan membantuku. Aku menolehkan kepalaku kepadanya dan berkata, “Kamu pergilah beri……”
Aku pun baru menyadari, bahkan nama anak sendiri juga tidak tahu.
Bibi Mo berkata dengan jelas: “Tuan Muda bernama An An.”
“Ya, kamu tolong persiapkan makAn An untuk An An.”
AmAN, NyamAN, ternyata namanya berasal dari situ.
Harapan satu-satunya terhadap anak ini hanya bisa tumbuh dengan aman dan lancar.
Bibi Mo menunduk dan pergi.
Perlindungan dikamar anak sungguh rapi dan bagus, sehingga anak tidak akan terbentur.
Aku pun meletakan An An diatas karpet sehingga dia bisa bermain sendiri. Awalnya aku bermain dengannya, lambat laun aku pun melamun.
Jika kembali tinggal disini semudah ini, aku tidak akan sekeras ini menolak.
Hanya saja aku selalu merasa tidak semudah itu.
Tiba-tiba pandanganku gelap, aku berbalik dan di depanku berdiri seorang yang besar dan tegap, instingku pun langsung menggendong An An untuk melindunginya.
Matanya menyipit, “Aku ada sedikit urusan di kantor, jadi aku akan kesana. Jika kamu capek, kamu bisa menyerahkan anak ini ke Bibi Mo.”
Persaan lega menyelinap mendengar dia akan pergi.
Dia mengusap matanya tanpa mengatakan apapun berbalik dan pergi.
Tak tahu kapan dimulai, ada beberapa hal, yang telah berubah.
Tapi sekarang, aku berharap bisa menemuinya.
Terpikir hal ini, aku merasa ironis, tapi juga ada rasa sakit yang tak jelas.
Dalam pelukanku si kecil pun meringkuk dengan nyaman di tubuhku, aku pun pelan-pelan menurunkan dan melonggarkan pelukanku, menaruhnya dan dengan pelan mengusap kepalanya, “Dasar tukang main.”
Dia tahu aku sedang mengatakanya dia pun tertawa padaku dengan polos dan menggemaskan, aku pun luluh olehnya.
“An An, kamu mau tidak ada anak lain menemanimu bermain?”
Dia bergeming tetap bermain dengan mainannya, bahkan tak mengangkat kepalanya sekalipun.
Aku pun tersenyum, bersender dan menatapnya, “Di perut mama sekarang ada adik laki-laki atau perempuan. Ketika dia keluar nanti dia akan bisa bermain bersamamu.”
“Bisa bersama denganmu, mama sungguh bahagia.”
“Mama akan menemanimu tumbuh dewasa, bagaimanapun caranya, mama tak akan meninggalkanmu selamanya……”
Aku melihatnya, berbicara sendiri, aku tak tahu dia sedang meresponku atau tidak.
Sampai malam hari, Bibi Wang naik ke lantai atas dan memanggilku untuk makan, aku pun menggendong An An dan turun kebawah.
Sampai dimulut tangga di lantai bawah, aku pun melihat ke sekitar, tak ada Cheng Jinshi.
Pertama-tama aku menyuapkan mie ke An An, kemudian aku baru makan, baru saja akan mulai makan, tiba tiba bel berbunyi.
Bibi Wang pergi membukakan pintu, aku kira itu Cheng Jinshi jadi aku sama sekali tak mengangkat kepala untuk melihat sekalipun.
“Maaf, kamu tidak boleh masuk.”
Terdengar suara penolakan dari arah pintu.
Aku mengerutkan alisku, kelihatanya bukan Cheng Jinshi
“Keluar kamu Ning Xi!” terdengar suara arogan Shanshan
Cepat sekali sudah sampai disini.
Mengetahui aku bersembunyi pun tak berguna, aku pun meletakan sumpitku, dan menyuruh Bibi Mo membawa An An ke lantai atas, baru saja berjalan keluar, terlihat Shanshan yang sedang berkacak pinggang, sungguh tidak ada aura tuan putri yang tercermin dari seorang Su Shanshan.
Dia berujar dengan nada mengejek: “Kamu bukannya mengatakan kamu sudah mati rasa terhadap Cheng Jinshi? Terus sekarang kamu malah pindah ke villa Cheng Jinshi?
“Apa hubungan Nona Su dengan Cheng Jinshi? Tunangan, atau pacar?”
Tanyaku pelan.
“Apa maksudmu?”
“Jika keduanya bukan, maka aku tak perlu menjawab pertanyaan itu.” Jawabku santai.
Lebih mudah menghadapi Su Shanshan daripada Qin Yuming, karena Su Shanshan lebih mudah ditebak sedangkan Qin Yuming tidak.
Su Shanshan terlihat sangat marah dan ingin langsung bergerak kedepan untuk memukulku tapi dia kemudian tersenyum, “Ok, jika kamu memang mau pindah kesini, silahkan saja.”
Aku tersenyum simpul, “Kamu tidak khawatir?”
Dari sifatnya, dia tak akan membiarkan aku tinggal dengan Cheng Jinshi.
Dia kembali tersenyum, dengan nada mencemooh: “Kamu tidak pernah benar-benar mencintai seseorang, juga tak mengerti artinya berkorban, dan aku yang mencintai Cheng Jinshi, jika hanya demi kepentinganya, aku akan rela.”
Heh.
Tak sangka kita membicarakan “Cinta”, jika aku tak pernah benar-benar mencintai, bagaimana bisa aku melukai diriku seperti ini.
Hanya saja, diakhir kalimat membuatku sedikit waspada, “Apa maksudmu?”
“Kamu tebak saja?” Katanya berpura-pura polos.
“Kata Cheng Jinshi, Dia akan rujuk denganku, karena dia menyadari dia sangat mencintaiku, tak bisa berpisah denganku.” Aku berusaha menjawab dengan netral.
Karena dia mengatakan dia sangat mencintai Cheng Jinshi, hal ini pasti akan sangat mengganggunya .
“Kamu jangan sembarangan bicara! Jinshi kembali rujuk dengannya, hanya untuk merebut proyek Gelin Group dan Fu Songhe. Mencintaimu? Jangan pernah bermimpi!” Kata Su Shanshan penuh amarah, berteriak kesal.
Novel Terkait
His Soft Side
RiseAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Richest man
AfradenTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiAdore You
ElinaMore Than Words
HannyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu