Cintaku Pada Presdir - Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
Apa?
Aku dan Ning Zhenfeng hampir dalam waktu bersamaan tercengang, terkejut sekali.
Pada saat ini menghentikan proyek, lalu sejumlah besar uang yang sudah kami investasikan pada tahap awal, bukankah semuanya akan hilang begitu saja?
Aku tidak berani percaya mencoba memastikan, “Maksudmu adalah ingin langsung menghentikan enam model perhiasan yang akan beredar di pasaran, dan membatalkan kerja sama?”
Dia mengangguk, “Benar, itulah maksudku.”
“Bagaimana mungkin ini? Apakah kamu tahu seberapa besar kerugian yang akan ditimbulkan jika dihentikan sekarang?”
“Lalu bagaimana, hanya kerugian beberapa puluh miliar saja, perusahaan Klein kami masih sanggup menanggungnya.”
Seketika aku merasa marah, sikapku mulai keras, “Perusahaan kami telah menandatangani kontrak dengan Klein, kamu secara sepihak mengatakan berhenti itu melanggar kontrak!”
Dia tersenyum bangga, mengangkat bibir merahnya, “Aku sudah melihat kontrak, denda atas pelanggaran kontrak tidaklah banyak, baru dua puluh miliar, benar tidak? Dalam dua hari ini aku akan menyuruh bagian keuangan transferkan ke rekening kalian.”
Aku mengepal erat tinju, “Presdir Du, bukan seperti yang kamu katakan, proyek ini dibuat oleh aku dan Presdir Shen, kamu semena-mena mengatakan berhenti, apakah dia sudah tahu situasinya?”
“Jangan menggunakan Presdir Shen untuk menekanku, terlebih lagi, ini bukanlah maksudku, melainkan perintah dari pusat.”
Dia melontarkan kata-kata ini, lalu mengatakan lagi: “Sudahlah, aku hanya datang memberi tahumu saja, kalian tinggal tunggu menerima uang atas pelanggaran kontrak, aku pergi dulu.”
Dia selesai bicara, membawa tasnya, dan pergi dengan sepatu hak tingginya.
Aku terperangah, sama sekali tak terpikirkan proyek yang begitu lancar, akan tiba-tiba muncul situasi semacam ini.
“Xiao Xi……kenapa bisa tiba-tiba seperti ini?” Ning Zhenfeng segera bertanya.
Aku tertegun sambil menggeleng, “Aku juga tidak tahu.”
Ning Zhenfeng semakin panik, “Kamu coba hubungi Presdir Shen, dia pasti ada cara.”
“Sekarang dia sedang dalam pesawat menuju Inggris.”
Selain itu, tiba di Inggris, dia juga harus menghadapi pergolakan bisnis keluarga besar yang disebabkan oleh pembatalan pertunangan.
Bagi keluarga Shen, mungkin pergolakan ini tidak bisa melukai dasar mereka, tapi Shen Yanting harus memberi penjelasan pada keluarga besar.
Takutnya, urus diri sendiri saja sudah tidak sempat.
Ning Zhenfeng menghela nafas, “Lalu, sekarang harus bagaimana!”
“Biarkan aku pikir-pikir dulu, kamu suruh departemen keuangan untuk merapikan berkas keuangan proyek ini dulu, lihat akan rugi berapa banyak jika dihentikan sekarang.”
Aku kembali ke kantorku dengan gelisah, berdiri di depan jendela Perancis, pikirannya kacau sekali.
Sekarang ada dua cara: cari mitra kerja sama lagi, atau, perusahaan kami yang melanjutkan proyek ini sendirian.
Mencari mitra kerja sama baru dalam waktu singkat sangatlah tidak realistis.
Perusahaan kami yang mengerjakan proyek ini sendirian, dana tidak mencukupi, itu lebih tidak realistis lagi.
Jadi, dua cara ini tidak terlalu memungkinkan.
Bagaimana?
Di dalam benakku hanya ada kata itu.
Sepanjang hari, aku hanya tinggal di dalam ruang kantor, hingga menjelang malam, pintu kantor dibuka orang, Ning Zhenfeng masuk sambil membawa dokumen.
Dia menyerahkan dokumen padaku, ekpresi wajah penuh kekhawatiran, “Ini adalah laporan keuangan proyek serta perusahaan, kamu lihat saja, karena proyek ini, kita sudah meminjam uang sebesar lima puluh enam miliar dari bank, begitu proyek dihentikan, sama sekali tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan kembali modal kita. Hanya pinjaman besar ini saja, sudah bisa menjatuhkan kita.”
Aku membuka laporan keuangan, ekspresi semakin serius.
Lima puluh enam miliar……
Walaupun dikurangi dana ganti rugi pembatalan kontrak dari Klein, juga masih tersisa tiga puluh enam miliar.
Dadaku terasa sesak, “Ada berapa banyak likuiditas yang dimiliki perusahaan?”
“Kurang dari sepuluh miliar……selain itu, kita masih memiliki beberapa proyek kecil yang perlu didanai.” Ning Zhenfeng berkata.
Dengan kata lain, pada dasarnya tidak banyak dana yang tersedia.
Maka, bagaimana membayarkan tiga puluh enam miliar ini pada bank?
aku ragu-ragu sejenak, mengambil ponsel, berencana menghubungi perusahaan investasi yang dia kenal, serta teman satu industri.
Ning Zhenfeng melihat aku mencari daftar kontak di ponsel, bertanya: “Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Cari orang untuk berinvestasi pada kita, atau mencari mitra kerja sama baru untuk terus melanjutkan proyek ini.” Aku tidak menyembunyikannya.
Ning Zhengfeng duduk di sofa sambil menutup wajah dengan tangan, suara lelah sekali, “Seharusnya kamu tahu, sangat sulit untuk menemukan investor atau pun mitra baru dalam waktu singkat.”
“Awalnya aku juga merasa tidak terlalu realistis, bukankah sekarang sudah tidak ada jalan yang bisa ditempuh lagi? Hanya bisa mencobanya.”
Selesai bicara, aku langsung menelepon.
Tapi, memang sangat sulit, bahkan sudah menelepon sana sini, tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki niat jelas.
Ada yang mengatakan tidak ada rencana untuk mengerjakan proyek baru dalam waktu dekat ini.
Ada yang mengatakan tidak optimis dengan proyek ini.
……
Berbagai macam alasan, pokoknya semua hanya menolak.
Aku sedikit putus asa, tapi merasa tidak rela, berencana besok akan pergi mengunjungi beberapa perusahaan.
“Pulang dulu saja, papa juga akan menghubungi beberapa perusahaan yang memiliki koneksi dengan kita, membantu kita berjuang.” Ning Zhengfeng berdiri, tampaknya karena aku tidak menyerah, berjuang demi perusahaan kami.
Aku mengangguk, “Baik.”
Ning Zhenfeng menepuk bahuku, turun bersamaku dan pergi.
Tiba di tempat parkir saat akan berpisah, tiba-tiba dia memanggilku, agak ragu-ragu, “Apakah hubunganmu dengan Jin Shi akhir-akhir ini sudah agak baikan? Kalau tidak, kita tanya dia saja, bagi dia ini hanyalah masalah kecil.”
“Jangan cari dia.”
Aku menolak tanpa keraguan sedikit pun.
Ning Zhenfeng bergegas mengangguk, “Baik, aku hanya bertanya saja, hal yang tidak bersedia kamu lakukan, papa tidak akan memaksamu lagi.”
“Ya.”
Aku tahu, dia juga demi kebaikan perusahaan, baru bisa mengusulkan ide seperti ini.
Tapi, di antara aku dan Cheng Jinshi terlalu banyak masalah.
Jika pada saat ini, aku minta dia membantuku, termasuk apa?
Dan semua luka-luka itu, apakah harus terhapus seiring dengan bantuannya padaku.
Aku tidak bersedia.
Aku juga memiliki kebanggaanku sendiri, aku juga ingin, menjaga satu-satunya martabatku.
Aku mengendarai mobil pulang ke rumah tua keluarga Cheng, di rumah selain anak-anak dan pembantu, tidak ada orang lain lagi.
Aku seorang diri duduk dan makan di ruang makan besar, mendadak tanpa sebab ada kesepian yang dirasakan, aku terburu-buru makan dua suap, langsung naik ke lantai atas untuk menemani anak-anak.
Melihat mereka, baru merasa di rumah ini ada sedikit hawa manusia.
Sepertinya Cheng Jinshi pergi ke rumah sakit lagi, hingga malam sekitar pukul 23.00 juga belum pulang.
Aku penuh pikiran berbaring di tempat tidur, memikirkan masalah perusahaan, lalu terpikir luka yang diberikan Lin Zhi dan Qin Yuming pada anak-anak, hati terasa kesal sekali.
Entah berapa kali membolak-balikkan badan, tiba-tiba terdengar suara kecil dari pintu.
Namun, itu adalah suara langkah kaki yang familiar, terdengar sangat jelas di malam yang sunyi.
Aku berbaring tanpa bergerak sedikit pun, juga tidak membuka mata melihatnya.
Selanjutnya, pria membuka selimut di satu sisi, pelan-pelan naik ke ranjang, berhati-hati memelukku ke dalam pelukan, diiringi aroma mint yang samar, seharusnya dia sudah mandi di kamarnya sendiri.
Kulit punggungku penuh dengan rasa panas darinya, spontan seluruh tubuh terasa kaku, dia merasakannya, bertanya dengan suara pelan, “Kenapa masih belum tidur?”
“Dibangunkan olehmu.” Aku mendorong dia, “Untuk apa kamu datang ke kamarku?”
Terdengar suara senyuman pelannya, nafas yang hangat disemburkan ke leherku, “Pusing, memelukmu lebih mudah tertidur.”
Aku sedikit tertegun, mungkin dia sedang mengkhawatirkan kondisi penyakit Lin Zhi.
Tiba-tiba teringat tampang lelahnya semalam, akhirnya aku tidak bisa kejam, tidak bicara apa-apa lagi.
Dia merasakan aku tidak melawan lagi, lengan lebih mengencang, mencium telingaku, “Tidurlah, selamat malam.”
Keesokan harinya.
Mungkin karena banyak masalah dalam pikiran, pagi sekali aku sudah bangun, dan di sampingku, sudah kosong.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPerjalanan Selingkuh
LindaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranInventing A Millionaire
EdisonCinta Yang Terlarang
MinnieMy Cold Wedding
MevitaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu