Cintaku Pada Presdir - Bab 68 Duri Dalam hati

“Bisakah kamu melepaskan kakak sepupuku?” Aku bertanya secara langsung.

Dia bukan benar-benar menyukai Lin Yuelan, bertemu dua kali, aku mengingat dengan jelas tatapannya.

Selain bangga atas kemenangannya dan merencanakan sesuatu yang buruk, tidak ada lagi yang lain.

Dia mengeluarkan senyuman, dengan suaranya yang mengerikan berkata: “Oh tidak, tidak, kamu salah. Kamu harus memohon padaku, bisakah merelakanmu pergi.”

Tentu saja, dia melakukan ini untuk membiarkanku tidak dapat hidup senang.

Dia sangat jelas jika dia mengambil Lin Yuelan, aku tidak akan duduk diam dan mengabaikannya.

Tetapi, Lin Yuelan selalu mengganggap dia sebagai seorang yang sangat bijaksana.

Aku memejamkan mata, tetapi aku tidak bisa menahan amarah. “Apalagi yang kamu inginkan? Tahukah kamu seberapa lama aku tidak bisa tidur nyenyak karena masalah kemarin itu?! Mengapa kamu harus melibatkan orang lain yang tidak berurusan dengan hal ini?”

Berkali-kali, aku terbangun dari mimpi buruk.

Ketakutan pada dirinya, dan itu membuatku merasa menjijikkan.

Orang yang aku panggil “Kakak Song Yang”, setiap hari yang dia pikirkan adalah bagaimana cara memperkosaku, memperkosa aku yang saat itu baru tiga belas atau empat belas tahun.

“Jika kamu tidak menghindariku seperti ular, buat apa aku melibatkan dia ke dalam?” Dia bertanya.

Pandangannya ini benar-benar membuat orang merinding !!

Orang yang hampir menghancurkan kehidupanku, masih saja menyalahkan aku menghindarinya.

Aku menarik nafas panjang dan bertanya, “Apa yang kamu inginkan? Bagaimana kamu baru akan melepaskan sepupuku?”

“Tidur denganku?” Dia berkata dengan suara kurang ajar, lalu tertegun dan mengubah perkataannya, “Kalau tidak ingin, bertemu denganku boleh juga.”

Aku tidak ingin bertemu dengannya, kalau bisa aku bahkan berharap jangan lagi bertemu dengannya dalam hidupku.

“ingin menolak? Kalau begitu aku akan langsung membuat sepupumu segera mendapatkan status bersamaku, dia seharusnya sangat senang.” Disaat aku tidak menjawab, dia berkata dengan samar.

Tidak ada cara lain, aku hanya dapat menyetujui permintaannya, bertemu dengannya.

Selama aku waspada, dia tidak akan melakukan hal yang tidak masuk akal.

Sulit tidur sepanjang malam.

Keesokan harinya, pada hari Sabtu, bibi memperkirakan setelah semalaman, amarahnya telah hilang, dan dia pulang setelah sarapan pagi.

Ding.......

Ponselku masuk sebuah pesan teks, pengirim adalah Song Yang: (Ningxi sayang, ingat dandan yang cantik)

Aku merasakan jijik yang dalam di hatiku dan melemparkan telepon ke meja kopi.

Semalam berjanji dalam telepon bertemu dengannya di restoran Silidun, aku berpikir itu merasa sangat menjijikkan.

Dalam hati berpikir ingin cepat-cepat menyelesaikan hal ini.

Aku tiba di restoran, aku melihat Song Yang duduk di dekat jendela, dia seperti tidak terjadi apa-apa melambaikan tangannya padaku.

Seolah-olah, kami benar-benar hanya sekedar makan begitu sederhana.

Aku berjalan mendekati dan duduk di seberangnya dengan ekspresi tampak kosong, “Aku sudah datang, bisakah kamu merelakan sepupuku pergi?”

Tatapannya yang licik menyapu di seluruh tubuhku, “jangan buru-buru, pesan makanan dulu.”

Meskipun aku memaksa diriku mengabaikan tatapannya, tetapi tetap saja tidak tertahankan bulu kudukku menegak.

Aku sembarang memesan makanan, hingga hidangan diantar, dia masih tetap saja mengobrol sesuka hatinya, tidak ingin membicarakan hal serius denganku.

Aku dengan tidak sabar meletakkan garpu dan sendok, “Song Yang, aku bukan datang untuk menemanimu makan.”

Dia mengambil kain, dengan lembut menyeka sudut bibirnya, menyipitkan matanya dan berkata: “Begitu saja sudah tidak sabar? Aku menghabiskan begitu banyak uang membujuk kakak sepupumu yang matre itu, hanya untuk membuatmu datang memohon padaku, ini baru berapa lama, kamu sudah tidak tahan?”

Dia mendadak perlahan-lahan berdiri, menggulurkan tangannya menyentuh pipiku.

Aku menampik tangannya, aku mengambil selembar tisu basah dan menyeka pipiku dengan cepat, aku marah hingga terasa dadaku bergetar dan berteriak marah, “Jangan menyentuhku!”

Selesai berkata, aku berdiri dan ingin pergi.

Otakku benar-benar kemasukkan air, baru menyangka bahwa bertemu dengannya dapat menyelesaikan masalah dengan lancar.

“Tunggu sebentar, aku akan menunjukkan sesuatu padamu.” Dia tidak hanya tidak marah, dia menghentikanku dengan santai. “Kamu pasti ingin melihatnya.”

Aku tertegun, dia mengeluarkan ponselnya, dan menyentuh beberapa kali, lalu mengeluarkan tatapan yang tamak dan erotis, kemudian meletakkan ponselnya di atas meja dan mendorong ke arahku.

Aku melihat ke bawah, hatiku panik, mengambil ponselnya dan melihat dengan jelas, kedua kakiku menjadi lemah, dan jatuh terduduk di kursi.

Pikiranku diledakkan oleh foto ini yang di ponselnya, dan otakku menjadi bingung.

Dia....dia memiliki foto bugilku.

Tidak sepenuhnya telanjang, dia memotretnya ketika hampir memperkosaku saat itu.

Jantungku berdebar kencang, untuk sementara waktu, aku menjadi bingung.

“Bagaimana? Apakah hasilnya sangat bagus? Ketika aku pergi ke luar negeri beberapa tahun ini, aku telah memotret banyak wanita, tetapi tidak ada yang sebagus kamu.” Wajahnya sangat serius, tetapi kata-katanya tidak tertahankan.

Disaat aku masih dalam kondisi bingung, dia mengulurkan tangannya menyentuh lenganku, sekali dan sekali lagi menyentuhku, dengan bangga dia berkata: “Mumpung sekarang kamu juga lajang, lebih baik mengikutiku, Aku berjanji untuk mengontrol diri mulai sekarang, hanya memiliki kamu seorang wanita. Kalau tidak, foto-foto ini....”

Sebuah sosok tiba-tiba melewati sisiku, menarik kerah Song Yang dan mengangkatnya. Tinjuan keras jatuh di wajahnya, dan suaranya yang rendah bagai Dewa Perang, “Song Yang, kau bajingan perusak wanita. Bersihkan matamu itu, siapa yang memberimu keberanian untuk menyentuhnya?”

Suara yang kukenal ini memanggil kembali kesadaranku, ini dia, Cheng Jinshi.

Terlihat dia, emosiku runtuh dalam sekejap, air mata mengalir deras, dan terpikir foto-foto bugilku, aku sama sekali tidak tahu bagaimana menghadapinya.

Song Yang langsung mengubah sikapnya, tidak peduli pada wajahnya yang berdarah karena tinjuan tadi, dia memohon dan beromong kosong, “Tuan Cheng, Tuan Cheng, bukan, bukan, aku hanya mencoba mendekati dengan Ningxi.”

Wajah Cheng Jinshi menjadi kejam, “Mendekati?”

Song Yang mengangguk, “Yaya, kalau tidak percaya boleh bertanya pada Ningxi.”

Tatapan Cheng Jinshi yang mendalam melihat ke arahku, sepertinya sedang mempertanyakan padaku.

Aku ingin menggelengkan kepala, tetapi Song Yang melihat pada ponsel yang ada di atas meja, dan melihatku, dengan jelas sedang memperingatkanku, kalau aku tidak membantunya, foto akan disebarkan ke lebih banyak orang, bahkan Cheng Jinshi pun akan melihat.

Aku mengepalkan tanganku, kuku ku menusuk mendalam ke telapak tanganku, mataku kabur dan aku menggertakkan gigiku berkata, “Iya seperti itu.”

Cheng Jinshi melepaskan Song Yang, menatapku sesaat, sepertinya ingin melihat sampai ke dalam.

“Ikuti aku.” Nada suaranya yang dingin, mencengkeram lenganku dan berjalan dengan cepat.

“Jinshi, Jinshi, tunggu aku.”

Aku baru menyadari, Su Shanshan sedang bersama dia.

Dia memutarkan kepala, berkata dengan nada dingin, “Maaf, aku memiliki urusan, akan pergi dulu.”

Selesai berkata, dia tidak peduli apa yang dikatakan Su Shanshan, langsung memasukkan aku ke dalam mobil, melalui kaca jendela, aku melihat tatapan Su Shanshan yang penuh kebencian.

Mobilnya melaju kencang, dan kecepatannya sangat menakutkan.

Tetapi aku tidak panik sama sekali, malahan perlahan-lahan terasa tenang, menyeka air mataku.

Tidak lama kemudian, mobil berhenti diluar villanya, dia melepaskan sabuk pengaman, dengan bentuk wajahnya yang tegang dia berkata, “Ningxi, aku benar-benar salah menilaimu, apakah pada pria apapun semuanya kamu bisa bersama mereka?”

Hatiku terasa sakit, aku menyindir kembali, “Bukankah Direktur Cheng juga sama? Su Shanshan dan Song Jiamin sama sekali beda tipe, seleramu benar-benar sangat luas.”

Aku mengira, Song Jiamin adalah duri di hatinya.

Jadi, ketika dia membiarkanku sakit hati, aku akan tanpa akal menusuk duri itu lebih dalam.

Membiarkannya terluka seperti aku, karena rasa sakitku hanya dengan dia aku bisa berbagi.

Namun, beberapa lama kemudian, aku baru menyadari bahwa kesalahanku sangat keterlaluan, bagi dia Song Jiamin tidak pernah seperti yang aku pikirkan.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu