Cintaku Pada Presdir - Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
“Benar sekali, kenapa aku tidak kepikiran ya, untuk pergi keluar mengalihkan perhatian, mungkin saja tidak nangis lagi.” Bibi Mo segera mendorong kereta bayi ke taman.
“Tidak perlu pakai kereta bayi, aku gendong saja, keliling-keliling sebentar di kompleks lalu pulang.”
Tangisan An An sungguh membuat hati orang bersedih, sepasang tangan menggenggam baju di depan dadaku, manja sekali, aku sama sekali tidak sampai hati meletakkan dia ke kereta bayi.
Aku menggendongnya berjalan-jalan di dalam kompleks, tidak berhenti berkata padanya, “An An, kamu lihat itu apa? Burung kecil, terbang tinggi sekali….”
Perhatian anak kecil memang mudah dialihkan, baru beberapa menit saja, dia sudah tidak menangis lagi, dengan penasaran melihat dunia luar.
“Kamu yang benar saja sungguhan berani mengambil keuntungan 30 persen!”
Di belakang terdengar satu suara serius.
Aku dengan reflek mengendong An An agak lebih erat, menoleh, terlihat wajah marah Su Shanshan, pandangan mata sungguh ingin sekali membunuh orang.
Aku mengerut alis, “Ini adalah projekku, aku menggambil keuntungan ini, tidak ada masalah donk?”
“Aku peringatkan kamu, kamu sekarang beritahu Jinshi, kamu tidak mau keuntungan lagi, dengar tidak?!”
“Atas dasar apa?”
Logika wanita itu sangat lucu sekali.
Memakai projekku untuk memperoleh keuntungan, namun tidak membiarkan aku mengambil keuntungan, dimanapun tidak ada hal baik seperti ini.
“Kamu tahu tidak, kamu ambil keuntungan 30 persen, betapa besar pengaruhnya terhadap keluarga Su kami?!” Wanita itu dengan cepat mencengram lenganku, dengan histeris berteriak: “Aku, kamu kasih Jinshi rayuan apa, tak disangka dia bisa setuju!”
“Tentang ini kamu perlu tanya ke dia.”
Aku tidak mau berdebat dengan wanita itu, menghempaskan tangannya, menggendong An An berjalan pulang ke rumah.
“Ah——”
Dari punggung ada satu tenaga yang mendorong, aku tidak ada persiapan apapun, hampir saja terjatuh.
Untung saja di samping ada satu pohon besar, badanku menabrak ke samping, berdiri stabil kembali, pundak terasa pedas kesakitan.
Hampir saja….
Kalau sampai jatuh, An An bisa terluka, keselamatan anak dalam perutku juga sulit diperkirakan.
Pemikiran yang jahat sekali.
“Hwah….” An An terkejut.
“Hmph, aku tadi peringatkan kamu jangan menentangku….”
“Piak!”
Aku tiba-tiba berbalik badan, menggunakan seluruh tenaga menghempaskan satu tamparan di muka wanita jahat itu, melototinya dengan ganas, dengan nada suara dingin yang menakutkan, “Aku juga peringatkan kamu, kalau ada sesuatu lampiaskan saja ke aku, kalau berani melukai anakku sedikit saja, walau aku harus kehilangan nyawaku, juga akan membuatmu mati bersama!”
Dia aku pukul sampai marah, “Kamu, kamu…”
“Kenapa denganku? Su Shanshan, kamu jangan merasa aku mudah digertak, kelinci kalau marah juga bisa gigit orang!”
Aku melontarkan perkataan ini, melangkah besar pulang.
Membawa An An pergi keluar, berpikir menghibur dia supaya senang, tidak pernah terpikir, semakin menangis hebat.
Menggunakan waktu lama sekali baru berhasil menghiburnya
Aku merasa lenganku bukan milik sendiri lagi, saat bibi Mo menggendong An An kembali, tidak sengaja menyentuh pundakku, aku bisa tahan untuk menghirup balik udara dingin.
Tapi aku ada waktu untuk peduli, segera menyantap makan malam, dan masuk lagi ke dalam ruang baca mengerjakan sketsa desain.
Hingga sudah selesai sibuk, malam hari mandi, baru menemukan di pundakku membiru, bagian yang parah kulitnya kelupas, pantas saja terasa sakit pedas.
Beberapa waktu setelahnya, terus sibuk dan tidak ada waktu luang.
Setiap hari pagi sekali sudah keluar rumah, sepenuh hati seperti gasing yang terus berputar di sketsa desain, tidak hanya perlu memastikan model, masih perlu memilih material yang paling cocok.
Awalnya, ada abeberapa hal yang seharusnya dikerjakan oleh Qiao Jing mereka, tapi hati mereka memang tidak puas, bagaimana mungkin bisa mengerjakan dengan serius, kepalang saja aku kerjakan sendiri.
“Lihat saja nanti, di projek yang berpeluang besar seperti ini, bisa berprestasi sebagus apa!”
“Hmph, satu orang yang baru saja bergelut tidak lama di bidang ini, bisa berprestasi baik baru aneh, takutnya orang departermen pemasaran pusingnya bukan main.”
“Iya benar, kita tunggu saja lelucon….”
Aku awalnya memang di toilet buang air, menyelesaikan kebutuhan badan, saat bersiap pergi keluar, lalu kedengaran perbincangan ini.
Di antaranya, ada Qiao Jing.
Gerakanku terhenti sejenak, dan dengan datar membuka pintu berjalan pergi keluar, “Aku juga tidak tahu diriku sendiri bisa berprestasi apa, tapi aku tahu alasan kalian bergelut di sini bertahun-tahun, namun menjadi bawahanku.”
“Kenapa?” Ekspresi muka Qiao Jing dan satu orang lagi berubah, yang pasti tidak terlalu bagus.
“Karena kalian hanya bisa melihat lelucon.”
Aku dengan datar mengatakan selesai perkataan ini, mencuci tangan, melihat dari kaca wajah mereka yang memerah karena marah, dengan tenang pergi keluar.
Dulu, aku bisa karena perkataan semacam ini jadi bersedih, marah, tapi sekarang, di hatiku sedikit gejolak saja tidak ada.
Di dunia ini selalu saja tidak kekurangan orang yang melihat lelucon.
Yang bisa kulakukan, hanya mengerahkan seluruh tenaga, dengan keras memukul muka mereka.
Sibuk, membuat waktu berlalu sangat cepat.
Setelah satu setengah bulan, projek selesai secara keseluruhan, dengan lancar dipasarkan.
Karena efek pengiklannan yang baik, pemasaran awal sangat meledak, tapi juga tidak cukup menjelaskan bahwa produknya cukup baik.
Hingga setelah setengah bulan, mendatangkan respon hangat dari pelanggan gelombang pertama.
Para blogger ternama tanpa imbalan merekomendasi, bahkan ada beberapa artis muda juga membeli, seketika, membuat dunia perhiasaan dalam negeri membludak.
Sekarang ini, projek sudah mulai masuk ke pasar Eropa.
“Selamat ya, dengan satu projek langsung terkenal, menjadi desainer bertalenta, aku sangat gembira untukmu.”
Aku duduk di taman rumah, menerima telpon dari Chen Yanting, tidak hanya tidak senang, sebaliknya mulai terasa sedikit menderita.
Sudah hampir dua bulan.
Selama dua bulan, Cheng Jinshi hanya pernah datang berapa kali ke rumah ini.
Setiap kali, selalu karena urusan kerja, bahkan, tidak pernah bermalam.
Ini adalah kehidupan baru kita sekeluarga ayah ibu dan anak, yang disebut pria itu.
Aku merapatkan bibir, membuka mulut berkata ke Shen Yanting: “Terima kasih.”
“Terima kasih apa, pasar perhiasan tahun ini, takutknya Gelin rugi. Dongchen dan keluarga Su mempergunakan projek ini, dengan cepat untuk mengokohkan diri di pasar perhiasan, kalau berkata jelek bisa terus menerus kalah dan mundur.” Dia menyindir berkata, tapi suaranya sangat puas, mengejek berkata: “Aku sekarang sangat menyesal sekali, saat itu seharusnya langsung mengajakmu keluar dari Fu Songhe Studio baru benar.”
Aku dengan reflek tersenyum, “Gelin adalah perusahaan pemimpin di bidang perhiasan, mana mungkin bisa karena satu projekku rugi, kamu jangan menertawakan aku.”
“Hahaha.” Dia tertawa lepas berapa kali, “Aku rasa, kamu selain perhiasan, pasti juga bertalenta untuk mendesain tas bermerek, boleh dicoba.”
“Oh ya? Aku pasti akan mencoba!”
Aku dengan penuh terima kasih membuka mulut, “Terima kasih sarannya CEO Shen.”
“Tidak perlu, aku bukan siapa-siapa “CEO”, kalau menganggapku teman, langsung panggil aku Shen Yanting saja.” Dia berkata dengan leluasa.
“Baik, tapi tetap saja sangat berterima kasih ke kamu.”
Setelah habis menelpon, perasaanku sedikit membaik.
Shen Yanting memberiku perasaan, seperti sinar matahari saja, bisa menerangi semua tempat, juga bisa membuat orang menjadi percaya diri.
Untung saja, bukan semua orang menginginkanku jatuh terpeleset, masih ada orang yang gembira untukku.
“Nona Ning, An An sudah bangun.”
Bibi Mo menggendong keluar An An yan baru saja habis tidur siang.
Sekarang An An dengan sempoyongan berjalan.
Aku meletakkan ponsel di atas meja, menggendong kemari An An, meletakkan dia di atas rumput, saat mau berbicara padaku, dia tiba-tiba menjulurkan tangan mengelus perut hamilku yang semakin membesar.
Hatiku secara reflek melembut, merasa bahagia sekali.
Dia sangat suka mengelus perutku, seakan, sedang menggunakan caranya, berbincang dengan adik laki-laki dan perempuan dalam perutku.
Aku tidak tahan untuk menggendongnya dan meletakkan di atas kaki, mencium sejenak pipinya, “Anakku, apa kamu juga sangat menantikan adik laki-laki atau perempuan keluar untuk menemanimu bermain?”
Dia melihatku, berceloteh, dalam sepasang matanya sama persis dengan Cheng Jinshi, sangat polos sekali.
“An An, apa sudah rindu ayah?”
Di samping tiba-tiba menggelap, satu badan yang tinggi menjongkok ke bawah, dengan hangat bertanya ke anak kecil yang duduk di atas kakiku.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangIstri ke-7
Sweety GirlGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangDiamond Lover
LenaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Charming Wife
Diana AndrikaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu