Cintaku Pada Presdir - Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang

“Benar sekali, kenapa aku tidak kepikiran ya, untuk pergi keluar mengalihkan perhatian, mungkin saja tidak nangis lagi.” Bibi Mo segera mendorong kereta bayi ke taman.

“Tidak perlu pakai kereta bayi, aku gendong saja, keliling-keliling sebentar di kompleks lalu pulang.”

Tangisan An An sungguh membuat hati orang bersedih, sepasang tangan menggenggam baju di depan dadaku, manja sekali, aku sama sekali tidak sampai hati meletakkan dia ke kereta bayi.

Aku menggendongnya berjalan-jalan di dalam kompleks, tidak berhenti berkata padanya, “An An, kamu lihat itu apa? Burung kecil, terbang tinggi sekali….”

Perhatian anak kecil memang mudah dialihkan, baru beberapa menit saja, dia sudah tidak menangis lagi, dengan penasaran melihat dunia luar.

“Kamu yang benar saja sungguhan berani mengambil keuntungan 30 persen!”

Di belakang terdengar satu suara serius.

Aku dengan reflek mengendong An An agak lebih erat, menoleh, terlihat wajah marah Su Shanshan, pandangan mata sungguh ingin sekali membunuh orang.

Aku mengerut alis, “Ini adalah projekku, aku menggambil keuntungan ini, tidak ada masalah donk?”

“Aku peringatkan kamu, kamu sekarang beritahu Jinshi, kamu tidak mau keuntungan lagi, dengar tidak?!”

“Atas dasar apa?”

Logika wanita itu sangat lucu sekali.

Memakai projekku untuk memperoleh keuntungan, namun tidak membiarkan aku mengambil keuntungan, dimanapun tidak ada hal baik seperti ini.

“Kamu tahu tidak, kamu ambil keuntungan 30 persen, betapa besar pengaruhnya terhadap keluarga Su kami?!” Wanita itu dengan cepat mencengram lenganku, dengan histeris berteriak: “Aku, kamu kasih Jinshi rayuan apa, tak disangka dia bisa setuju!”

“Tentang ini kamu perlu tanya ke dia.”

Aku tidak mau berdebat dengan wanita itu, menghempaskan tangannya, menggendong An An berjalan pulang ke rumah.

“Ah——”

Dari punggung ada satu tenaga yang mendorong, aku tidak ada persiapan apapun, hampir saja terjatuh.

Untung saja di samping ada satu pohon besar, badanku menabrak ke samping, berdiri stabil kembali, pundak terasa pedas kesakitan.

Hampir saja….

Kalau sampai jatuh, An An bisa terluka, keselamatan anak dalam perutku juga sulit diperkirakan.

Pemikiran yang jahat sekali.

“Hwah….” An An terkejut.

“Hmph, aku tadi peringatkan kamu jangan menentangku….”

“Piak!”

Aku tiba-tiba berbalik badan, menggunakan seluruh tenaga menghempaskan satu tamparan di muka wanita jahat itu, melototinya dengan ganas, dengan nada suara dingin yang menakutkan, “Aku juga peringatkan kamu, kalau ada sesuatu lampiaskan saja ke aku, kalau berani melukai anakku sedikit saja, walau aku harus kehilangan nyawaku, juga akan membuatmu mati bersama!”

Dia aku pukul sampai marah, “Kamu, kamu…”

“Kenapa denganku? Su Shanshan, kamu jangan merasa aku mudah digertak, kelinci kalau marah juga bisa gigit orang!”

Aku melontarkan perkataan ini, melangkah besar pulang.

Membawa An An pergi keluar, berpikir menghibur dia supaya senang, tidak pernah terpikir, semakin menangis hebat.

Menggunakan waktu lama sekali baru berhasil menghiburnya

Aku merasa lenganku bukan milik sendiri lagi, saat bibi Mo menggendong An An kembali, tidak sengaja menyentuh pundakku, aku bisa tahan untuk menghirup balik udara dingin.

Tapi aku ada waktu untuk peduli, segera menyantap makan malam, dan masuk lagi ke dalam ruang baca mengerjakan sketsa desain.

Hingga sudah selesai sibuk, malam hari mandi, baru menemukan di pundakku membiru, bagian yang parah kulitnya kelupas, pantas saja terasa sakit pedas.

Beberapa waktu setelahnya, terus sibuk dan tidak ada waktu luang.

Setiap hari pagi sekali sudah keluar rumah, sepenuh hati seperti gasing yang terus berputar di sketsa desain, tidak hanya perlu memastikan model, masih perlu memilih material yang paling cocok.

Awalnya, ada abeberapa hal yang seharusnya dikerjakan oleh Qiao Jing mereka, tapi hati mereka memang tidak puas, bagaimana mungkin bisa mengerjakan dengan serius, kepalang saja aku kerjakan sendiri.

“Lihat saja nanti, di projek yang berpeluang besar seperti ini, bisa berprestasi sebagus apa!”

“Hmph, satu orang yang baru saja bergelut tidak lama di bidang ini, bisa berprestasi baik baru aneh, takutnya orang departermen pemasaran pusingnya bukan main.”

“Iya benar, kita tunggu saja lelucon….”

Aku awalnya memang di toilet buang air, menyelesaikan kebutuhan badan, saat bersiap pergi keluar, lalu kedengaran perbincangan ini.

Di antaranya, ada Qiao Jing.

Gerakanku terhenti sejenak, dan dengan datar membuka pintu berjalan pergi keluar, “Aku juga tidak tahu diriku sendiri bisa berprestasi apa, tapi aku tahu alasan kalian bergelut di sini bertahun-tahun, namun menjadi bawahanku.”

“Kenapa?” Ekspresi muka Qiao Jing dan satu orang lagi berubah, yang pasti tidak terlalu bagus.

“Karena kalian hanya bisa melihat lelucon.”

Aku dengan datar mengatakan selesai perkataan ini, mencuci tangan, melihat dari kaca wajah mereka yang memerah karena marah, dengan tenang pergi keluar.

Dulu, aku bisa karena perkataan semacam ini jadi bersedih, marah, tapi sekarang, di hatiku sedikit gejolak saja tidak ada.

Di dunia ini selalu saja tidak kekurangan orang yang melihat lelucon.

Yang bisa kulakukan, hanya mengerahkan seluruh tenaga, dengan keras memukul muka mereka.

Sibuk, membuat waktu berlalu sangat cepat.

Setelah satu setengah bulan, projek selesai secara keseluruhan, dengan lancar dipasarkan.

Karena efek pengiklannan yang baik, pemasaran awal sangat meledak, tapi juga tidak cukup menjelaskan bahwa produknya cukup baik.

Hingga setelah setengah bulan, mendatangkan respon hangat dari pelanggan gelombang pertama.

Para blogger ternama tanpa imbalan merekomendasi, bahkan ada beberapa artis muda juga membeli, seketika, membuat dunia perhiasaan dalam negeri membludak.

Sekarang ini, projek sudah mulai masuk ke pasar Eropa.

“Selamat ya, dengan satu projek langsung terkenal, menjadi desainer bertalenta, aku sangat gembira untukmu.”

Aku duduk di taman rumah, menerima telpon dari Chen Yanting, tidak hanya tidak senang, sebaliknya mulai terasa sedikit menderita.

Sudah hampir dua bulan.

Selama dua bulan, Cheng Jinshi hanya pernah datang berapa kali ke rumah ini.

Setiap kali, selalu karena urusan kerja, bahkan, tidak pernah bermalam.

Ini adalah kehidupan baru kita sekeluarga ayah ibu dan anak, yang disebut pria itu.

Aku merapatkan bibir, membuka mulut berkata ke Shen Yanting: “Terima kasih.”

“Terima kasih apa, pasar perhiasan tahun ini, takutknya Gelin rugi. Dongchen dan keluarga Su mempergunakan projek ini, dengan cepat untuk mengokohkan diri di pasar perhiasan, kalau berkata jelek bisa terus menerus kalah dan mundur.” Dia menyindir berkata, tapi suaranya sangat puas, mengejek berkata: “Aku sekarang sangat menyesal sekali, saat itu seharusnya langsung mengajakmu keluar dari Fu Songhe Studio baru benar.”

Aku dengan reflek tersenyum, “Gelin adalah perusahaan pemimpin di bidang perhiasan, mana mungkin bisa karena satu projekku rugi, kamu jangan menertawakan aku.”

“Hahaha.” Dia tertawa lepas berapa kali, “Aku rasa, kamu selain perhiasan, pasti juga bertalenta untuk mendesain tas bermerek, boleh dicoba.”

“Oh ya? Aku pasti akan mencoba!”

Aku dengan penuh terima kasih membuka mulut, “Terima kasih sarannya CEO Shen.”

“Tidak perlu, aku bukan siapa-siapa “CEO”, kalau menganggapku teman, langsung panggil aku Shen Yanting saja.” Dia berkata dengan leluasa.

“Baik, tapi tetap saja sangat berterima kasih ke kamu.”

Setelah habis menelpon, perasaanku sedikit membaik.

Shen Yanting memberiku perasaan, seperti sinar matahari saja, bisa menerangi semua tempat, juga bisa membuat orang menjadi percaya diri.

Untung saja, bukan semua orang menginginkanku jatuh terpeleset, masih ada orang yang gembira untukku.

“Nona Ning, An An sudah bangun.”

Bibi Mo menggendong keluar An An yan baru saja habis tidur siang.

Sekarang An An dengan sempoyongan berjalan.

Aku meletakkan ponsel di atas meja, menggendong kemari An An, meletakkan dia di atas rumput, saat mau berbicara padaku, dia tiba-tiba menjulurkan tangan mengelus perut hamilku yang semakin membesar.

Hatiku secara reflek melembut, merasa bahagia sekali.

Dia sangat suka mengelus perutku, seakan, sedang menggunakan caranya, berbincang dengan adik laki-laki dan perempuan dalam perutku.

Aku tidak tahan untuk menggendongnya dan meletakkan di atas kaki, mencium sejenak pipinya, “Anakku, apa kamu juga sangat menantikan adik laki-laki atau perempuan keluar untuk menemanimu bermain?”

Dia melihatku, berceloteh, dalam sepasang matanya sama persis dengan Cheng Jinshi, sangat polos sekali.

“An An, apa sudah rindu ayah?”

Di samping tiba-tiba menggelap, satu badan yang tinggi menjongkok ke bawah, dengan hangat bertanya ke anak kecil yang duduk di atas kakiku.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu