Cintaku Pada Presdir - Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
Aku tidak suka, dia begitu menghinaku.
Aku juga tidak suka, dia menyentuhku setelah menyentuh orang lain.
Song Jiamin sudah tinggal di rumah hampir sebulan, aku tidak percaya mereka tidak pernah melakukan apa-apa.
Gerakannya berhenti di tempat, menimpa di leherku, nafas yang berat mereda perlahan-lahan.
Tatapannya lekas menggelap, turun dari mobil tanpa mengeluarkan suara.
Melalui jendela, aku bisa melihat sosok yang tinggi dan tegak, hatiku tiba-tiba memasam tidak bisa ditahan.
Aku tidak pernah bersangka bahwa kita akan menjadi seperti ini.
Aku duduk termenung lama di dalam mobil, hingga ada cahaya silau yang terpancar dari mobil berlawanan arah, barulah aku bagai terbangun dari mimpi, kemudian pun turun dari mobil dan pulang ke rumah.
Pada saat aku menaiki tangga, berpas-pasan dengan Song Jiamin yang sedang menuruni tangga, pandangannya terjatuh di tulang selangkaku, “pelacur!”
Aku menundukkan kepala dan melihat sekilas, baru sadar bahwa itu adalah jejak ciuman yang ditinggalkan oleh Cheng Jingshi, berkata secara spontan :”aku dan suamiku sendiri, ini adalah keberahian, orang ketiga tidak akan mengerti.”
“Ningxi, kamu!”
Tatapannya penuh kebencian, mengulurkan tangan menunjuk ke aku, tenggorokannya penuh api amarah tapi tidak ada satu kata pun yang dikeluarkan, dia hanya bisa menghentak-hentakkan kaki untuk melampiaskan amarahnya.
Aku tidak menunggunya bicara, langsung berjalan ke depan pintu kamar, menarik nafas dalam-dalam dan membuka pintu kamar, menemukan bahwa Cheng Jingshi tidak berada di dalam.
Kebetulan Bibi He sedang berjalan ke arahku, jadi aku pura-pura bertanya dengan santai, baru tahu kalau Cheng Jingshi langsung ke ruang kerja saat pulang tadi.
Hatiku sedikit melega, bagaimanapun boleh asalkan dia tidak pergi ke kamar Song Jiamin.
——
Hari kedua kerja, Meng Kai menyuruhku ke kantornya, dia meminta maaf atas kelakuannya semalam dengan wajah yang sangat serius.
Tapi setelah dia memastikan bahwa aku benar-benar ingin mengundurkan diri, dia pun tidak memaksa lagi.
Departemen personalia juga dengan cepat telah merekrut orang yang bisa menggantikan aku, hanya dalam waktu seminggu, semua pekerjaanku sudah diserahkan ke karyawan baru itu.
Meninggalkan tempat di mana saya sudah bekerja di situ hampir lima tahun, terasa tidak rela.
Aku pulang ke rumah dengan suasana hati yang buruk, mengunci pintu kamar ingin berdiam sendiri, juga harus memikirkan apa yang harus aku lakukan setelah mengundurkan pekerjaan itu.
Aku membersihkan make-up di wajahku, setengah berbaring di tempat tidur, lekas berat mata.
“Arh—“
Suara pekikan terdengar dari kamar anak-anak yang ada di sebelah, sedikit mirip dengan suara Xiao Bao
Aku terkejut, bergegas turun dari tempat tidur, menyeret sandal, berlari ke arah suara itu.
Aku memasuki kamar anak-anak dengan hati yang takut, aku terbengong, Xiao Bao tegeletak di tempat bermain tanpa bergerak sedikit pun, dan ada darah segar yang perlahan-lahan menyebar luas.
Aku dengan panik ingin berlari kembali ke kamarku mengambil handphone untuk menelepon ambulans, baru sampai di pintu langsung berhadapan dengan Song Jiamin dan bibi.
Setelah Song Jiamin melihat dengan jelas situasi di dalam kamar, orangnya bagai menggila, bertanya :”kenapa! Kenapa kamu mau melukai anakku?”
Aku segera membantah :”bukan aku, aku hanya mendengar… …”
“Plakkk!”
Dia mengayunkan tangan dan langsung menampar ke pipiku, suara yang nyaring, “perempuan berhati racun bagai ular, aku tahu kalau kamu tidak menyukai Xiao Bao, tapi bagaimanapun dia masih anak kecil, kenapa kamu begitu tega… …”
“Song Jiamin, bolehkah kamu tenang!” aku menahan bau darah amis yang ada di dalam mulutku, “Bibi He, cepat telpon ambulans.”
Bibi He juga termenung, mendengar perkataanku dia baru mengeluarkan handphonenya.
Song Jiamin dengan kuat mendorong aku, mata yang penuh kemarahan melototiku, “kamu tidak perlu berpura-pura baik hati, kalau terjadi apa-apa pada Xiao Bao, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!”
Ambulans datang dengan cepat, darah Xiao Bao menyebar luas, Bibi He juga membawa tatapan ragu ketika melihat padaku.
Pada saat Xiao Bao dimasukan ke ruang pernyelamatan, ibu mertua dan Cheng Jinshi juga sudah menyusul kemari.
Cheng Jinshi melangkah besar kemari, keseluruhan tubuhnya menyebarkan hawa dingin, nada suaranya berat dan dingin, “apa yang terjadi?”
Song Jiamin langsung membenamkan kepalanya ke dalam pelukan Cheng Jinshi, menangis tanpa suara, “Jinshi, aku sangat takut… …”
Aku sedikit termenung, aku terus merasa ada sesuatu yang aneh, tapi aku tidak tahu dengan jelas apa yang membuatku merasa aneh.
Ibu mertuaku berteriak :”Bibi, kamu yang bilang”
Bibi He sekilas melihatku, berkata :”awalnya saya dan nona Song sedang menemani Xiao Bao bermain, Xiao Bao ingin meminum jus buah, jadi saya turun ke dapur untuk membuatkannya, tidak lama kemudian, nona Song juga turun untuk minum air, hanya selisih dua menit, terdengar suara teriakan Xiao Bao.
Kami langsung berlari ke lantai atas, lalu terlihat Nyonya muda keluar dari kamar anak dengan keadaan gugup… …”
Semakin mendengar aku semakin merasa aneh, perkataan terakhir dari Bibi He langsung merujuk pada aku.
Arti perkataan itu adalah bahwa aku lah yang melukai Xiao Bao.
Cheng Jinshi mengerut erat alisnya dan menatapku, tatapan yang dalam bagai terkandung es di dalamnya, padahal adalah musim kemarau, tapi aku malah merasakan kedinginan yang menyumsum.
Aku menggelengkan kepala dengan kencang, “bukan aku!”
Ibu mertuaku menggertakkan gigi dan mengangkat tangannya, tamparan yang kuat memukul tepat di pipiku, membuatku terdiam sesaat.
“Ningxi, kamu membuatku sangat kecewa padamu!”
Kemarahan ibu mertua tidak lekas reda, kemudian mendesak Cheng Jinshi :”cerai, segera cerai dengan dia! Perempuan kejam seperti ini, keluarga Chengg tidak mampu menerimanya!”
Aku merasa diriku terperangkap ke dalam jaring yang dibuat dengan amat cermat, membuatku tidak bisa melepaskan diri.
Aku sangat tidak berdaya, melihat Cheng Jinshi dengan gelisah, menunggu dia memberi keputusan akhir.
Bola matanya yang hitam memancarkan hawa dingin, berkata dengan nada berat dan dingin :”pergilah kamu.”
Aku menjadi panik, menarik pergelangan tangannya, mataku mulai berkaca-kaca, bersikeras menjelaskan, “Jinshi, benar-benar bukan aku, karena aku mendengar suara teriakan Xiao Bao, barulah aku berlari ke kamarnya untuk mengetahui situasi… …”
Dia melepaskan tanganku sedikit demi sedikit, melihatku dengan tatapan yang merendahkan, hanya sekilas, tapi bagai pisau tajam, mematikan hatiku
Tanganku kaku di udara, akhirnya air mataku tidak dapat ditahan lagi, mengalir dan menyuci mukaku, “kamu tetap tidak percaya padaku, sedikit kepercayaan saja tidak kamu berikan ke aku.”
Terakhir kali, Chengg Yang kecelakaan, dia begitu.
Kali ini, dia juga begitu
Aku mencintainya hingga kecapekan fisik dan mental, sedikit harapan pun tidak terlihat.
Xiao Bao dengan aman didorong keluar dari ruang penyelamat, aku meninggalkan tempat itu dengan hati dan jiwaku yang kosong, aku sendiri pun tidak tahu bagaimana aku keluar dari rumah sakit itu, setelah sadar kembali, aku sudah berada di depan pintu rumah.
Memasukkan kunci sandi, membuka pintu, mengganti sandal.
Berdiri di depan tangga, melihat ke arah kamar anak-anak hingga melamun, bagai seorang mayat yang berjalan.
Masalah ini terlalu mendadak, sampai sekarang pun aku masih dalam keadaan terperanjat.
Dari teriakan Xiao Bao, aku berlari ke kamarnya, hingga bertemu dengan Song Jiamin dan Bibi He menaiki tangga… …
Serangkaian masalah ini, terlihat sangat normal, tapi aku terus merasa aneh.
Sebenarnya, apa yang aneh?
Bagian dadaku terasa pengap dan aku sedikit sesak, hatiku lebih pilu ketika begitu dikambinghitamkan daripada disuruh langsung cerai.
Aku menegur diriku sendiri, Xiao Bao baru saja kecelakaan, ibu mertua dan Jinshi masih marah, makanya mereka tidak mendengarkan penjelasanku.
Tunggu beberapa hari kemudian, setelah kemarahan mereka mereda, aku bisa menjelaskan baik-baik.
Hanya saja, aku tidak menyangka, kemarahan mereka belum reda, aku malah mendapatkan kabar duka dari keluarga, pukulan fatal yang mematikanku.
“Ningxi, ibumu mengonsumsi pil tidur yang banyak, tadi sudah dimasukkan ke ruang penyelamat, dokter sudah mengeluarkan pemberitahuan berbahaya… …”
Aku baru menunggu selama dua hari di rumah sudah mendapatkan panggilan ini dari rumah sakit.
Mengonsumsi banyak pil tidur, pemberitahuan berbahaya… …
Perkataan itu membuatku sangat ketakutan, kaki yang menginjak pedal akselelator pun bergemetar, aku boleh kehilangan semuanya, tapi tidak boleh kehilangan ibuku.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanUangku Ya Milikku
Raditya DikaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCantik Terlihat Jelek
SherinBeautiful Love
Stefen LeeSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu