Cintaku Pada Presdir - Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya

Aku tidak suka, dia begitu menghinaku.

Aku juga tidak suka, dia menyentuhku setelah menyentuh orang lain.

Song Jiamin sudah tinggal di rumah hampir sebulan, aku tidak percaya mereka tidak pernah melakukan apa-apa.

Gerakannya berhenti di tempat, menimpa di leherku, nafas yang berat mereda perlahan-lahan.

Tatapannya lekas menggelap, turun dari mobil tanpa mengeluarkan suara.

Melalui jendela, aku bisa melihat sosok yang tinggi dan tegak, hatiku tiba-tiba memasam tidak bisa ditahan.

Aku tidak pernah bersangka bahwa kita akan menjadi seperti ini.

Aku duduk termenung lama di dalam mobil, hingga ada cahaya silau yang terpancar dari mobil berlawanan arah, barulah aku bagai terbangun dari mimpi, kemudian pun turun dari mobil dan pulang ke rumah.

Pada saat aku menaiki tangga, berpas-pasan dengan Song Jiamin yang sedang menuruni tangga, pandangannya terjatuh di tulang selangkaku, “pelacur!”

Aku menundukkan kepala dan melihat sekilas, baru sadar bahwa itu adalah jejak ciuman yang ditinggalkan oleh Cheng Jingshi, berkata secara spontan :”aku dan suamiku sendiri, ini adalah keberahian, orang ketiga tidak akan mengerti.”

“Ningxi, kamu!”

Tatapannya penuh kebencian, mengulurkan tangan menunjuk ke aku, tenggorokannya penuh api amarah tapi tidak ada satu kata pun yang dikeluarkan, dia hanya bisa menghentak-hentakkan kaki untuk melampiaskan amarahnya.

Aku tidak menunggunya bicara, langsung berjalan ke depan pintu kamar, menarik nafas dalam-dalam dan membuka pintu kamar, menemukan bahwa Cheng Jingshi tidak berada di dalam.

Kebetulan Bibi He sedang berjalan ke arahku, jadi aku pura-pura bertanya dengan santai, baru tahu kalau Cheng Jingshi langsung ke ruang kerja saat pulang tadi.

Hatiku sedikit melega, bagaimanapun boleh asalkan dia tidak pergi ke kamar Song Jiamin.

——

Hari kedua kerja, Meng Kai menyuruhku ke kantornya, dia meminta maaf atas kelakuannya semalam dengan wajah yang sangat serius.

Tapi setelah dia memastikan bahwa aku benar-benar ingin mengundurkan diri, dia pun tidak memaksa lagi.

Departemen personalia juga dengan cepat telah merekrut orang yang bisa menggantikan aku, hanya dalam waktu seminggu, semua pekerjaanku sudah diserahkan ke karyawan baru itu.

Meninggalkan tempat di mana saya sudah bekerja di situ hampir lima tahun, terasa tidak  rela.

Aku pulang ke rumah dengan suasana hati yang buruk, mengunci pintu kamar ingin berdiam sendiri, juga harus memikirkan apa yang harus aku lakukan setelah mengundurkan pekerjaan itu.

Aku membersihkan make-up di wajahku, setengah berbaring di tempat tidur, lekas berat mata.

“Arh—“

Suara pekikan terdengar dari kamar anak-anak yang ada di sebelah, sedikit mirip dengan suara Xiao Bao

Aku terkejut, bergegas turun dari tempat tidur, menyeret sandal, berlari ke arah suara itu.

Aku memasuki kamar anak-anak dengan hati yang takut, aku terbengong, Xiao Bao tegeletak di tempat bermain tanpa bergerak sedikit pun, dan ada darah segar yang perlahan-lahan menyebar luas.

Aku dengan panik ingin berlari kembali ke kamarku mengambil handphone untuk menelepon ambulans, baru sampai di pintu langsung berhadapan dengan Song Jiamin dan bibi.

Setelah Song Jiamin melihat dengan jelas situasi di dalam kamar, orangnya bagai menggila, bertanya :”kenapa! Kenapa kamu mau melukai anakku?”

Aku segera membantah :”bukan aku, aku hanya mendengar… …”

“Plakkk!”

Dia mengayunkan tangan dan langsung menampar ke pipiku, suara yang nyaring, “perempuan berhati racun bagai ular, aku tahu kalau kamu tidak menyukai Xiao Bao, tapi bagaimanapun dia masih anak kecil, kenapa kamu begitu tega… …”

“Song Jiamin, bolehkah kamu tenang!” aku menahan bau darah amis yang ada di dalam mulutku, “Bibi He, cepat telpon ambulans.”

Bibi He juga termenung, mendengar perkataanku dia baru mengeluarkan handphonenya.

Song Jiamin dengan kuat mendorong aku, mata yang penuh kemarahan melototiku, “kamu tidak perlu berpura-pura baik hati, kalau terjadi apa-apa pada Xiao Bao, aku tidak akan membiarkanmu begitu saja!”

Ambulans datang dengan cepat, darah Xiao Bao menyebar luas, Bibi He juga membawa tatapan ragu ketika melihat padaku.

Pada saat Xiao Bao dimasukan ke ruang pernyelamatan, ibu mertua dan Cheng Jinshi juga sudah menyusul kemari.

Cheng Jinshi melangkah besar kemari,  keseluruhan tubuhnya menyebarkan hawa dingin, nada suaranya berat dan dingin, “apa yang terjadi?”

Song Jiamin langsung membenamkan kepalanya ke dalam pelukan Cheng Jinshi, menangis tanpa suara, “Jinshi, aku sangat takut… …”

Aku sedikit termenung, aku terus merasa ada sesuatu yang aneh, tapi aku tidak tahu dengan jelas apa yang membuatku merasa aneh.

Ibu mertuaku berteriak :”Bibi, kamu yang bilang”

Bibi He sekilas melihatku, berkata :”awalnya saya dan nona Song sedang menemani Xiao Bao bermain, Xiao Bao ingin meminum jus buah, jadi saya turun ke dapur untuk membuatkannya, tidak lama kemudian, nona Song juga turun untuk minum air, hanya selisih dua menit, terdengar suara teriakan Xiao Bao.

Kami langsung berlari ke lantai atas, lalu terlihat Nyonya muda keluar dari kamar anak dengan keadaan gugup… …”

Semakin mendengar aku semakin merasa aneh, perkataan terakhir dari Bibi He langsung merujuk pada aku.

Arti perkataan itu adalah bahwa aku lah yang melukai Xiao Bao.

Cheng Jinshi mengerut erat alisnya dan menatapku, tatapan yang dalam bagai terkandung es di dalamnya, padahal adalah musim kemarau, tapi aku malah merasakan kedinginan yang menyumsum.

Aku menggelengkan kepala dengan kencang, “bukan aku!”

Ibu mertuaku menggertakkan gigi dan mengangkat tangannya, tamparan yang kuat memukul tepat di pipiku, membuatku terdiam sesaat.

“Ningxi, kamu membuatku sangat kecewa padamu!”

Kemarahan ibu mertua tidak lekas reda, kemudian mendesak Cheng Jinshi :”cerai, segera cerai dengan dia! Perempuan kejam seperti ini, keluarga Chengg tidak mampu menerimanya!”

Aku merasa diriku terperangkap ke dalam jaring yang dibuat dengan amat cermat, membuatku tidak bisa melepaskan diri.

Aku sangat tidak berdaya, melihat Cheng Jinshi dengan gelisah, menunggu dia memberi keputusan akhir.

Bola matanya yang hitam memancarkan hawa dingin, berkata dengan nada berat dan dingin :”pergilah kamu.”

Aku menjadi panik, menarik pergelangan tangannya, mataku mulai berkaca-kaca, bersikeras menjelaskan, “Jinshi, benar-benar bukan aku, karena aku mendengar suara teriakan Xiao Bao, barulah aku berlari ke kamarnya untuk mengetahui situasi… …”

Dia melepaskan tanganku sedikit demi sedikit, melihatku dengan tatapan yang merendahkan, hanya sekilas, tapi bagai pisau tajam, mematikan hatiku

Tanganku kaku di udara, akhirnya air mataku tidak dapat ditahan lagi, mengalir dan menyuci mukaku, “kamu tetap tidak percaya padaku, sedikit kepercayaan saja tidak kamu berikan ke aku.”

Terakhir kali, Chengg Yang kecelakaan, dia begitu.

Kali ini, dia juga begitu

Aku mencintainya hingga kecapekan fisik dan mental, sedikit harapan pun tidak terlihat.

Xiao Bao dengan aman didorong keluar dari ruang penyelamat, aku meninggalkan tempat itu dengan hati dan jiwaku yang kosong, aku sendiri pun tidak tahu bagaimana aku keluar dari rumah sakit itu, setelah sadar kembali, aku sudah berada di depan pintu rumah.

Memasukkan kunci sandi, membuka pintu, mengganti sandal.

Berdiri di depan tangga, melihat ke arah kamar anak-anak hingga melamun, bagai seorang mayat yang berjalan.

Masalah ini terlalu mendadak, sampai sekarang pun aku masih dalam keadaan terperanjat.

Dari teriakan Xiao Bao, aku berlari ke kamarnya, hingga bertemu dengan Song Jiamin dan Bibi He menaiki tangga… …

Serangkaian masalah ini, terlihat sangat normal, tapi aku terus merasa aneh.

Sebenarnya, apa yang aneh?

Bagian dadaku terasa pengap dan aku sedikit sesak,  hatiku lebih pilu ketika begitu dikambinghitamkan daripada disuruh langsung cerai.

Aku menegur diriku sendiri, Xiao Bao baru saja kecelakaan, ibu mertua dan Jinshi masih marah, makanya mereka tidak mendengarkan penjelasanku.

Tunggu beberapa hari kemudian, setelah kemarahan mereka mereda, aku bisa menjelaskan baik-baik.

Hanya saja, aku tidak menyangka, kemarahan mereka belum reda, aku malah mendapatkan kabar duka dari keluarga, pukulan fatal yang mematikanku.

“Ningxi, ibumu mengonsumsi pil tidur yang banyak, tadi sudah dimasukkan ke ruang penyelamat, dokter sudah mengeluarkan pemberitahuan berbahaya… …”

Aku baru menunggu selama dua hari di rumah sudah mendapatkan panggilan ini dari rumah sakit.

Mengonsumsi banyak pil tidur, pemberitahuan berbahaya… …

Perkataan itu membuatku sangat ketakutan, kaki yang menginjak pedal akselelator pun bergemetar, aku boleh kehilangan semuanya, tapi tidak boleh kehilangan ibuku.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu