Cintaku Pada Presdir - Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
Sikuku menyenggolnya dengan keras, berkata dengan nada tidak senang: “Tidur.”
“Tidurlah, libur dua hari di akhir pekan, aku akan membawamu keluar jalan-jalan. Kamu tidak tidur, kalau aku tidak bisa mengendalikan diri, maka besok kamu akan kecapekan dan tidak bisa bangun.”
Dia berkata, dan menggenggam tangan kananku, sepuluh jari saling bergenggaman.
Merasakan sesuatu yang panas dan keras di belakangku, wajahku memerah dan jantungku berdebar kencang, aku berpura-pura tenang, “Kemana?”
“Sementara dirahasiakan dulu, kamu pasti akan menyukainya.”
Suaranya dimalam yang sunyi, membawa efek membuat orang merasa nyaman.
Aku tidak menolaknya, dan dengan patuh berbaring di dalam pelukannya.
Anggap saja manjakan diriku sekali.
Sekali saja.
Dua hari di akhir pekan, dan dihari ketiga, adalah rapat pertemuan pemegang saham yang dikatakan Su Shanshan.
Untuk waktu yang lama, napas pria di belakang perlahan-lahan menjadi tenang, sepertinya sudah tertidur.
“Ding.....”
Ponsel di meja samping ranjang mengeluarkan suara notif pesan teks. Aku kaget dan memastikan tidak membangunkan Cheng Jinshi kemudian aku pelan-pelan bangun ingin mengambil ponsel.
Terlihat dia tertidur pun masih juga menahan tangan kananku dengan erat. Aku mencoba menariknya keluar, tetapi tak berguna.
Aku tidak ingin membangunkannya, jadi hanya bisa mengubah posisi menyentuh ponselku dengan tangan kiri.
[Ning Xi, kamu harus ingat, kamu tidak memiliki pilihan, tidak ada lagi jalan untuk kembali.]
Aku melihat pesan teks yang dikirim oleh Su Shanshan di tengah malam, perasaan di hatiku menjadi berantakan.
Ya, aku tidak memiliki pilihan.
Foto, kakek, aku tidak berani bertaruh.
Aku tidak membalas Su Shanshan, langsung mematikan ponsel.
Membalik badan, melalui sinar bulan untuk menguraikan alis pria itu, bulu mata panjang tertutup, meninggalkan bayangan di kelopak mata, hidungnya yang mancung dan cantik, bibir tipisnya sangat indah, seperti pisau.
Setelah tertidur, ia terlihat beda dengan biasanya, ia kehilangan amarah di seluruh tubuhnya dan terlihat sangat tidak berbahaya.
Tidak tahu kapan, aku juga tertidur.
Pagi berikutnya, aku ditarik dari ranjang olehnya, “Ningxi, bangun dan cuci mukamu, kita harus berangkat.”
Aku bingung, melihat pria yang mengenakan pakaian kasual di depan ranjang, untuk sesaat, aku tidak tahu sekarang adalah tahun dan bulan apa.
Dia membungkukkan tubuhnya dan menunduk di sisi ranjang, membelai rambutku yang berantakan dengan satu tangan, “Apa yang terjadi, ehm?”
Aku mengedipkan mata, “Aku tadi hampir menyangka bahwa kita belum bercerai.”
Dia tertegun, dan ketika perkataan ini dikatakan aku juga tertegun.
Sebenarnya, bahkan kehidupan dalam pernikahan pun dia tidak pernah memperlakukanku seperti ini.
Aku bangkit dari ranjang dan tiba-tiba tidak ingin keluar dengannya.
Meskipun pergi, tidak peduli apa pun yang di lakukan, hubungan kami sudah tidak dapat berubah.
Aku menjilat bibirku, “Presdir Cheng, kita.....”
“Hari ini aku akan membawamu ke pantai,” tiba-tiba dia menghentikanku, sepertinya dia tahu apa yang akan aku katakan.
Sepertinya takut aku akan menolak lagi, dia juga tidak lagi merahasiakannya, dan menambahkan kalimat, “Pergi ke pulau yang sangat kamu sukai.”
Pikiranku tiba-tiba tidak terlalu dapat mengingat, aku lupa tentang pulau mana yang aku sukai.
Kota di sebelah Kota Nan, kota Hai, memiliki pulau yang terkenal di negara ini. Dari awal musim panas, mendatangkan banyak turis, hingga akhir musim gugur.
Tetapi sekali pun aku belum pernah melihat laut.
Aku tidak tahu mengapa, ibuku sangat menentang aku pergi ke kota Hai, aku mendengarkan kata-katanya dan tidak pernah pergi ke sana.
Siapa yang akan terpikir bahwa pria yang pernah mengatakan padaku, hanya membicarakan tentang uang dan seks, di pagi hari yang begitu cerah, akan memberitahuku akan membawaku ke pulau yang aku sukai.
Aku menatap pada matanya yang penuh harapan, hanya dapat mengatakan sebuah kata, “Oke.”
Aku bangkit, berganti pakaian dan menyuci muka, baru saja keluar dari kamar mandi, dia telah selesai mengemas barang bawaanku, dan mendorong koper di tangannya.
Aku menunjuk ke koper, “Hanya dua hari, aku tidak perlu membawa begitu banyak barang.....”
Dia merangkul bahuku dan berjalan keluar, “Punyaku juga di dalam, pada pagi hari ketika kamu belum bangun, aku pulang dan mengambilnya.”
Aku seperti disetrika oleh sesuatu, emosi yang sebelumnya yang kacau balau, sekarang pelan-pelan menjadi agak datar.
Awalnya aku berpikir dia membawaku ke kota Hai, tanpa diduga, dia mengendarai mobil membawaku ke bandara dan naik jet pribadi di jalur VIP.
Aku masih di dalam kebingungan sampai pesawat terbang stabil, “Bukankah kita pergi ke kota Hai?”
Kota Hai dapat dicapai dengan dua jam berkendara, tidak perlu naik pesawat.
Dia tersenyum di matanya, “Kamu akan tahu ketika kamu sampai di sana.”
Staf kerja mendorong sarapan yang sudah disiapkan dan meletakkannya di atas meja.
Setelah sarapan, dia tiba-tiba menggendongku, dan aku kaget, “Kenapa?!”
“Aku merasa kamu tidak tidur nyenyak semalam, dan juga tidak begitu cepat sampai, kamu boleh tidur dulu.” Dia menggendongku dengan mudah, berjalan menuju ke dalam, dan meletakkanku di ranjang.
Aku menghela nafas dalam hatiku.
Aku tidur terlalu larut tadi malam, dan sekarang benar-benar mengantuk, aku tertidur setelah berbaring di ranjang.
Ketika aku bangun, itu juga dibangunkan olehnya.
Membuka mataku, aku baru menyadari bahwa diriku telah meninggalkan ranjang dan dipeluk dalam pelukannya. Dia menunjuk ke jendela, “Lihat, di bawah itu adalah pulau favoritmu.”
Aku keluar dari pelukannya dan melihat ke jendela. Beberapa pulau kecil berdiri di dekat pegunungan, dan terlihat lautan yang tak terbatas di dalam mata. Lautnya yang biru dan jernih, dan kerikil bersinar terang di bawah sinar matahari.
Pesawat mendarat dengan perlahan, ketika aku melihat warna setiap rumah di pulau itu berbeda, mataku tiba-tiba terasa hangat.
Aku bertanya dengan tegang, “Bagaimana kamu tahu aku suka dengan pulau ini?”
Kalau bukan karena datang ke sini saat ini, aku pun hampir lupa.
Aku lupa itu di tahun berapa, ketika Xueke pergi bertamasya, dan mengirimkan aku selembar kartu pos, pada saat itu aku sangat tertarik untuk datang ke sini, tetapi tidak pernah memiliki kesempatan, jadi aku hanya dapat menyimpan baik kartu pos itu.
Kemudian, setelah pindah rumah, kartu pos juga hilang.
“Setelah kamu pergi, aku melihat kartu pos di bawah ranjang di dalam kamar kita.” Ketika dia mengatakannya, pesawat sudah mendarat dengan aman di salah satu pulau. “Kamu menulis di atasnya, selama sisa hidupku, aku berharap dapat melihatnya sekali.”
Dia menggandeng aku turun dari pesawat dan berjalan-jalan di sekitar pulau. Seluruh pulau itu sunyi dan damai. Bahkan tidak berada di pantai pun bisa terdengar suara ombak.
Pada sore hari, kami makan makanan laut lokal di restoran terbuka, tetapi selain kami, tidak terlihat tamu lain.
Aku merasa aneh, sambil makan aku bertanya. “Restoran yang makanannya begitu enak, kenapa tidak ada tamu?”
Pria di hadapanku mendengus, dan berkata dengan serius: “Tidak ada tamu, hanya ada pemiliknya.”
“Apa maksudmu? Apakah kamu membeli pulau ini?” Aku menjawabnya dengan santai.
Ada senyuman di dalam matanya, dan tiba-tiba berdiri, dengan kakinya yang panjang, membungkukkan tubuhnya menyeberangi meja, dan sebuah ciuman jatuh di dahiku, “Benar, segala sesuatu yang kamu sukai, aku akan berusaha untuk memberikannya padamu.”
Aku tersedak dan dengan susah payah menelan makanan di mulutku dan memandangnya dengan tatapan tidak berani percaya, “Kamu.....”
Untuk waktu yang lama, aku tidak bisa mengatakan kata apapun.
Suara ombak masih terdengar di telingaku, dan jantungku, sepertinya mengikuti gelombang ombak, perlahan-lahan pulih kembali.
Selesai makan, kami pergi menaiki speedboat dan bermain paraglider.....
Ketika matahari terbenam, dia membawaku bertelanjang kaki dan berjalan di pantai. Aku menginjak setiap langkah jejak kakinya...
Untuk sesaat, kami terlihat seperti sepasang kekasih yang jatuh cinta, dan itu akan berlangsung selamanya.
Ketika melewati sebuah patung, dia berhenti, “Aku mendengar dari orang tua di pulau ini berkata bahwa membuat permohonan di sini saat senja akan mudah terkabulkan.”
Aku melihat ke matahari yang perlahan-lahan terbenam di ujung laut, aku tidak menjawab dan tidak melakukan tindakan.
Dia menundukkan kepalanya dan mengerutkan alisnya. Aku melihat keraguannya dan berkata dengan polos, “Cheng Jinshi, aku tidak memiliki harapan yang ingin dikabulkan.”
Lebih baik jangan memiliki harapan, jadi tidak akan ada kekecewaan.
Jadi kesimpulan terakhir, aku tidak berani memiliki harapan.
Pandangannya sedikit bersinar, dan sebuah ekspresi kehilangan muncul dan hilang dalam kedipan mata, terlalu cepat membuatku mengira itu hanya ilusi.
Dia menundukkan kepalanya mencium bibirku, suara serak dikeluarkan ketika berciuman, “Tetapi Ningxi, aku memilikinya.”
Beberapa kata sederhana seperti batu jatuh di hatiku, menyebabkan riak gelombang, dan terus berputar.
Novel Terkait
That Night
Star AngelBack To You
CC Lenny1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Revival of the King
ShintaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyIstri Pengkhianat
SubardiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu