Cintaku Pada Presdir - Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
Aku terkagum melihat Shen Yinting, dia adalah orang pertama yang benar-benar mengevaluasi desainku.
Tak peduli itu Cheng Jinshi, atau Fu Songhe, atau siapapun tidak ada yang pernah memberikan penilaian seperti ini kepada desain ciptaanku.
Suasana hatiku pun membaik, “Terlihat kamu menilai hasil karyaku sepenuh hati, sungguh berterimakasih padamu.”
“Sesuatu yang indah, patut untuk dilihat dengan hati. Sekalian aku ingin tanya, desain ini sudah kamu bawa ke perusahaan apa saja?” katanya disela tawa, khawatir aku berpikir yang tidak-tidak, dia pun menjelaskan: “Jika tak enak jawabnya tak apa, aku hanya takut desainmu terkubur sia-sia.”
Aku tersenyum, “Benar aku tak enak untuk mengatakanya, tapi nanti setelah produk ini selesai, jika kamu masih disini, aku akan langsung mengantarkan produk ini kepadamu.”
Sekejap ekspresi wajahnya penuh keterkejutan, tapi bukan karena aku tidak memberitahunya sebelumnya.
Lalu, dia dan aku membicarakan hal diluar dari desain ini, dia sangat easygoing dan gentleman sehingga komunikasi kami berjalan dengan lancar.
Dia memberikan kepadaku kartu namanya, “Ini kartu namaku, selanjutnya jika membutuhkan bantuan, kamu bisa langsung meneleponku.”
“Baiklah, terimakasih.”
Aku pun mengambil kartu nama itu dari tangannya.
Setelah makan, kami pun beranjak keluar dari restoran, dan dia bersiap untuk mengantarku sampai depan mobilku, dan sekalian pergi.”
Aku menghela napas ringan, dia sungguh orang yang menghargai hasil karya seseorang, jika bisa bekerja sama denganya, pasti sangat menyenangkan.
Aku sekilas melirik jam, masih pagi, dan aku pun mengemudi menuju Mall untuk membelikan beberapa mainan untuk An An.
Sampai dirumah, aku merasakan firasat buruk, langsung berganti sepatu, dan melihat bayangan orang yang duduk di sofa, dan langsung mengerutkan alis, “Kamu kenapa bisa disini?”
Cheng Jinshi melirikku dengan pandangan dingin, lalu dengan tatapan tajam menatapku, dengan suara beratnya bertanya, “Kamu darimana?”
“Emang kamu bisa mengaturku?”
Aku berusaha menjadikan ini kalimat tanya, dan sambil membawa kantung belanjaan berisi mainan menuju lantai atas.
Dia melangkah lebar menyusulku, suaranya meninggi, “Aku ini suamimu!”
Aku mendongakan kepalaku, dengan tawa dingin, “Lalu aku masih istrimu, kamu juga seharusnya setiap hari juga harus memberitahku kamu kemana saja kan? Kamu setiap hari bersama dengan kekasih pujaanmu, apa aku ada berkata apa-apa!”
“Kami hanya berurusan karena pekerjaan.”
Dia mengatakan pembelaannya, tapi dia tak berani menatap mataku.
Hatiku sakit, tapi aku berusaha menelan semua rasa sakit ini, “Direktur Cheng, kamu mungkin lupa, kita rujuk ini hanyalah suatu kesepakatan.”
Dia membawa pergi desainku.
Dan aku, hanya bisa duduk menemani An An.
Ini hanyalah sebuah kesepakatan.
Dia menatapku marah, amarahnya meluap, dan dia mengangguk, “Memang hanya kesepakatan, maka bertanggung jawablah dalam bertindak, cepatlah menyelesaikan proyek itu dan berikan padaku.”
“Kamu tenang saja.”
Jawabku dingin tanpa menoleh padanya dan masuk ke kamar An An.
Bibi Mo sedang dikamar mandi, memandikan An An, dan aku duduk di sofa kamar An An, menunduk, berusaha sekuat tenaga menahan tangis.
aku, kamu harus bertahan, tidak boleh lagi menangis karenanya.
__ __
Siang hari berikutnya, sementara An An sedang tidur siang, aku pun pergi ke ruang baca untuk menyelesaikan desainku.
“Kak Ning Xi, dibawah ada orang yang mencarimu, katanya dia ayahmu.” Kata Bibi Wang tiba tiba mengetuk pintu dan masuk.
Ada apa dia datang?
Tanpa mendongakan kepala, “Katakan padanya, aku tidak dirumah. Suruh dia pulang.”
Aku tak ingin menemui Ning Zhenfeng, hanya menatapnya saja pun aku enggan.
Bibi Wang berkata dengan enggan, “Katanya dia ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting, dia harus menemui kamu hari ini juga.”
Aku menghela nafas, “Biarkan dia menunggu.”
Aku tahu betul sifat Ning Zhenfeng, jika dia sudah berkata demikian, jika aku tidak turun untuk menemuinya, maka diapun tak akan pergi.”
Daripada menyusahkan Bibi Wang.
Aku kembali menunduk menyelesaikan hasil desainku, lalu dengan santai turun ke bawah.
Ning Zhenfeng duduk di sofa, sambil meminum the yang disuguhkan Bibi Wang, melihatku, dia langsung bangkit, “Xiao Xi, sungguh tak meyangka kamu masih mau menemui ayah……”
“Katakanlahm ada apa?” Tanyaku dingin.
Ada udang dibalik batu.
Dia mengusap-usap kedua tanganya, tidak ada ekspresi dingin seperti dulu saat dia mencariku, dia malah mengaku: “Masalah yang lalu, memang ayah yang salah, aku minta maaf padamu, aku tak seharusnya memukulmu…..”
“Kamu ada maksud apa lagi? Langsung saja katakan, tak usah berbelit-belit.”
Aku tak percaya dia bisa tiba-tiba sadar.
“PLAK!PLAK!”
Terdengar dua tamparan keras dari ruang tamu, membuatku tertegun.
Bibi Wang yang saat itu masih di ruang tamu ikut kaget, setelah itu dia pun tersadar, dia seharusnya tidak ikut campur dalam masalah ini, dan langsung naik kelantai atas menemani Bibi Mo menjaga An An.
Aku tak bisa berkata apa-apa, menatap Ning Zhenfeng, dia menampar dirinya sendiri……
Matanya memerah dengan air mata menetes berkata, “Xiao Xi, Ayah sungguh mengaku salah, mulai dari sekarang, ayah akan memulai lembaran baru, akan berlaku baik terhadapmu…… Kamu putriku satu-satunya, aku tidak baik padamu, lalu siapa yang akan?”
“Kamu……”
Aku menatap kedua pipinya yang memerah akibat bekas tamparan, aku tak bisa menyelesaikan kalimatku.
Aku sudah terbiasa dimanfaatkan tanpa perasaan olehnya, dia tiba-tiba seperti ini, satu per satu sebutan “ayah”…… membuatku risih.
Pikiran ku seakan tersedot ke masa lampau.
Ketika umurku masih belasan tahun, bergantung padanya, tapi dia, sepertinya pernah berlaku baik padaku.
Hanya saja itu sudah sangat lama, hanya teringat samar-samar.
Sosok dia dalam pikiran ku, kemudian aku menatap Ning Zhenfeng, mencoba menyatukan dia yang nyata dengan yang ada dipikiranku……
“Aku tahu kamu marah pada ayah, jika kamu masih tak bisa memaafkan aku, kamu boleh menamparku, jika kamu mau?”
Dia menarik tanganku, mengarahkannya ke kedua pipinya.
aku menarik tanganku marah dan berkata, “Apa yang kamu lakukan?!”
“Aku hanya berharap kamu bisa memaafkan aku, XiaoXi, aku hanya memiliki seorang putri itu kamu…… Ibu kamu juga telah pergi, kamu adalah keluarga ku satu-satunya!” Katanya disela tangis.
Kata-kata terakhir yang diucapkan, membuat hatiku sedikit pilu.
Memang benar.
Aku adalah satu-satunya keluarga yang dimilikinya.
Sedangkan untuk aku sendiri, selain An An dan bayi dalam kandungan juga hanya memiliki dia seorang.
Hubungan darah, tak mungkin diputuskan begitu saja.
Tapi aku juga tak bisa benar-benar memaafkannya.
Semua luka yang dia goreskan kepadaku, masih terpatri jelas dalam ingatanku.
Aku menarik nafas dalam-dalam, “Baiklah, kamu boleh pergi sekarang.”
“Kamu sudah memaafkan ayah?” Katanya suaranya sudah tak seberat tadi, tampaknya benar dia hanya menginginkan maaf dari putrinya.
“Bisa dibilang begitu.”
Aku tidak berharap dia akan sangat baik kepadaku, yang penting dia tak lagi memanfaatkan diriku, jika begitu, aku percaya seiring berjalanya waktu pun akan menyembuhkan luka lama yang menganga.
Mendengar tiga patah kata itu, diapun hanyut dalam tangisan bahagia, terduduk di sofa, kembali menangis sesaat, lalu mendongakan kepalanya, “Ayah dengar kamu kembali ke perusahaan Chen Jingshi?”
“Apa maksudmu?”
Dia menatapku tengang, seolah takut aku salah paham dan langsung menjelaskan, “Kamu jangan berpikiran yang tidak-tidak, aku hanya mendengar kabar bahwa proyek ini, bukan dimiliki oleh Dongchen sepenuhnya, tetapi juga oleh seorang wanita dari Grup Su.”
Wanita yang dia maksud tak lain adalah Qin Yuming.
Novel Terkait
The Richest man
AfradenBeautiful Love
Stefen LeeAsisten Bos Cantik
Boris DreyUntouchable Love
Devil BuddyYou're My Savior
Shella NaviDiamond Lover
LenaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu