Cintaku Pada Presdir - Bab 107 Karena Uang

Beruntung, waktu masih sangat pagi, jalanan belum ada banyak kendaraan, perjalanan ke sanatorium terasa lebih cepat dua puluh menit daripada biasanya.

Aku berlari mendekat sanatorium, dan menemukan ruangan operasi, sepasang mataku seperti ditusuk oleh cahaya berwarna merah yang berada diatas.

Paman dan Lin Yuelan juga berada disana.

Aku tidak banyak berpikir, aku hanya menunggu sampai dokternya keluar.

“Kamu ngapain datang? Jangan – jangan kamu datang untuk melihat kakek meninggal ? sok baik dengan keluarga kami untuk mendapatkan warisan?” Lin Yuelan berkata dengan nada mencemooh.

Kata meninggal ini disaat seperti ini sangat menyentuh hatiku.

Emosiku menyala dengan cepat, aku menampar mukanya, mataku memerah, “ Diam, Lin Yuelan ! selain uang, apa yang ada di pikiranmu ? Ha...?”

Dia tidak menyangka aku akan menamparnya, dia menyentuh mukanya dan melihat aku dengan tatapan tidak percaya, “Kamu menamparku?”

Aku melihatnya dan merapatkan gigi – gigiku lalu berkata, “Iya, yang aku tampar adalah kamu.”

Dokter didalam masih perjuangkan hidup kakek, lalu dia disini buka tutup mulut isinya berkata tentang mati dan harta.

“Pa! dia menamparku, dia dengan berani nya menamparku!” Dia dengan cepat pergi ke arah paman.

Selalu memiliki temperamen yang buruk, semalam aku membuka aib paman, dan hari ini dia bahkan masih bisa melambaikan tangan kepada aku, dan dia berkata dengan tidak seperti biasanya : “Ribut apa, kakek kalian masih berada didalam dan belum tahu kondisinya seperti apa, apakah kalian tidak bisa tenang sedikit ?”

Lin Yuelan dengan tertegun berdiri disana.

Didalam hati aku meragukan, tetapi anggap saja paman telah menemukan hati nurani nya.

Sebelum operasi berakhir, bibiku datang, matanya menjadi buram digenangi oleh air mata, ia duduk di kursi koridor, bahunya gemetar dan air matanya mengalir keluar.

(Sanatorium : tempat penyembuhan orang yang berpenyakit kronis.)

Lampu merah di atas tiba – tiba mati, menandakan selesainya operasi, pintu dibuka dan Dokter Guo duluan keluar, aku langsung berdiri dan dengan gugup aku berjalan ke dekat pintu.

Tetapi, tiba – tiba kata – kata yang ingin aku ucapkan terhenti di tenggorokkan dan aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

Peristiwa dimana ibuku meninggal tiba – tiba terbayang di depan mataku, dan aku masih belum siap untuk mendengar kabar buruk.

“Dokter, bagaimana keadaan ayahku, apakah terselamatkan ?”

Paman dengan tergesa – gesa bertanya dibandingkan yang lainnya, matanya seperti memancarkan cahaya.

Ketika paman bertanya pertanyaan ini, hatiku berdegup dengan kencang dan semakin kencang.

Dokter Guo melepas maskernya dan memberikan senyuman . “Pasien terselamatkan, tetapi pasien masih perlu untuk di monitor keadaannya untuk beberapa hari.”

“Apa?” Tanya paman dengan nada tidak percaya.

Aku melihatnya dengan tatapan aneh, tetapi tidak berkata apa – apa.

Kakek didorong keluar dari ruang operasi, dan dia masih dalam keadaan koma.

Kami semua mengikuti perawat yang mengantarkan kakek ke ruangan pasien. Bibiku berdiri disamping kamar kakek dan mukanya seperti telah dicuci dengan air matanya dan berkata banyak tentang celaan diri.

Aku berjalan keluar dari kamar kakek dan pergi ke ruangan Dokter Guo.

“Dokter Guo, barusan asistenmu menelepon aku dan berkata bahwa kakekku menderita penyakit yang serius, aku ingin tahu apa penyebabnya.” Sambil menutup pintu aku melihat Dokter Guo.

Dokter Guo meletakkan berkas – berkasnya dan melihat dengan penuh hati – hati . “Aku juga berusaha untuk mengatakannya kepadamu, karena kakekmu selalu dalam keadaan sehat belakangan ini. Tetapi normalnya tidak akan ada penyakit mendadak.”

Aku menjilat bibirku, “Anda tahu alasannya, bukan?”

Ia menganggukan kepalanya. “Keracunan bahan metal berat untuk saat ini dinilai sebagai penyakit akut yang disebabkan oleh banyaknya jumlah merkuri yang masuk kedalam tubuhnya.”

Racun?!

Alis mataku menjadi ketat dan emosiku terasa telah sampai di dadaku dan ingin meledak.

Dokter Guo takut aku akan salah paham, dengan cepat menambahkan, “Kamu tenang saja kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari tahu tentang kejadian ini, dan akan berikan keluarga kalian klarifikasi yang jelas.”

Sebelum perkataan Dokter Guo selesai, aku mengencangkan kepalan tanganku dan berjalan cepat ke kamar kakek.

Tidak heran!

Tidak heran saat aku telah sampai di sanatorium, paman dan Lin Yuelan telah sampai duluan.

Biasanya mereka tidak peduli dengan kakek, tetapi hari ini mereka adalah orang pertama yang sampai di sini.

Aku membuka pintu kamar kakek dengan marah dan dengan langkah besar aku melangkah masuk kedalam

Aku menarik kerah baju paman dan membawanya keluar.

Emosiku terasa sangat ingin meledak dan sekarang aku memiliki kekuatan yang hebat, dan pamanku kelihatannya takut dengan sikapku yang sekarang, ia bahkan tidak berani memberontak sedikit pun.

Aku menariknya keluar sampai ke koridor, dan melihat dia dengan mata merah penuh amarah, dan dengan nada tinggi berkata, “Kenapa?”

Kenapa.

Sebenarnya, pada akhirnya hanyalah uang yang aku depositkan di sanatorium.

Matanya menghindar, menolak untuk melihat langsung mataku lalu berkata, “kenapa?”

Gigi – gigiku terasa bergetar, dengan nada histeris sebagai pembuka, “Kamu tidak bisa sabar sedikit lagi ?! Semalam menginginkan kakek dipindahkan dari rumah sakit ini, dengan memutarkan kepalaku sebentar saja kamu telah meracuni kakek? Apakah sangat mudah dan menyenangkan mempermainkan aku yang berhati lembut ini?!”

“Apa yang kamu bicarakan? Ning Xi, apakah kamu masih menganggap aku sebagai pamanmu? Apakah seperti ini perilakumu terhadap aku yang lebih tua darimu?!”

Dia tidak mau mengakuinya.

Aku berharap aku dapat membunuhnya sekarang. “Paman, kamu paman seperti apa? Apa dosa yang telah kakekku perbuat sampai dia bisa mempunyai menantu sepertimu?!”

“Hah!”

Satu tamparan keras terasa di pipiku, bibiku tidak tahu ketika dia berjalan keluar, sampai saat dia mendengar semua percakapan kami, dia mengangkat tangannya dan meluncurkan tamparan itu ke aku.

Tamparannya sangat keras terasa di pipiku, tetapi aku tidak dapat merasakan sakitnya sedikitpun.

Amarah, sejak daritadi itulah alasanku tidak memiliki pemikiran yang sehat.

Dia sedikitpun tidak terlihat meredam amarahnya, dan dia malah menuduh dan berkata, “Ning Xi,apakah hari ini kamu memakan obat yang salah? Kapan pamanmu ini memprovokasi kamu? Apa yang kamu bicarakan dengan mulutmu tadi?”

Aku mengulurkan tanganku kearah paman. “Dokter berkata bahwa kakek keracunan logam berat. Kenapa bibi tidak langsung tanyakan ke suami bibi, kenapa tiba –tiba kakek bisa keracunan logam berat?”

Paman berteriak kepadaku, “Apa yang kamu bicarakan? Kenapa kamu menuduh aku? Apakah kamu ada bukti?”

Bibiku juga sudah mengerti permasalahan disini, dia melihat aku dan melihat kearah kamar kakek, dan ia akhirnya memilih untuk membela suaminya dan melihat aku, “Ning Xi, kamu jangan sembarangan bicara jika tanpa adanya bukti, bagaimana mungkin pamanmu ini yang melakukannya?!”

Aku mendengus dengan marah. “Iya, ini tidak ada bukti ya kan? Baiklah, maka aku sekarang akan menelepon polisi untuk membantuku mencarikan bukti.”

Lalu, aku mengeluarkan ponselku dan menelepon polisi.

Bibi langsung menarik HP dari telingaku dan berteriak kepada aku. “Apa yang kamu lakukan?! Kita semua adalah keluarga. Apakah perlu untuk melapor ke polisi?”

Pemandangan yang luar biasa.

Apakah bisa sebuah keluarga membunuh dan berbuat kejahatan?

Aku menunduk dan mengambil ponselku. “Karena pamanku berkata bahwa itu bukanlah urusannya, bagaimana jika membiarkan polisi untuk mengeceknya? Kita bisa tenang serahkan masalah ini ke polisi dan kita bisa menemukan pelaku aslinya.”

Melihat sifatku yang keras kepala, bibiku mengancamku, “Kalau kamu menelepon polisi hari ini, jangan memanggil aku bibi lagi.”

Aku melihatnya dengan tatapan seperti melihat orang asing. Sejak peristiwa keguguran oleh Lin Yuelan, hubunganku dengan bibi menjadi lebih renggang.

Bibi membenci aku karena Lin Yuelan, terlepas dari benar atau salah, aku bisa mengerti posisi bibi karena bagaimana juga Lin Yuelan adalah anak perempuannya.

Tetapi sekarang yang sedang terbaring di rumah sakit adalah ayahnya sendiri!

Dan dia masih begini.

Dengan sangat lama, aku mencengkram ponselku dan sepatah kata keluar dari tenggorokkanku, “Baik.”

Aku tidak dapat melupakan kebaikan kakek terhadap aku, tidak mungkin aku menutup mata batinku dan pura – pura tidak mengetahui siapa yang telah membahayakan kakek.

Bahkan jika orang – orang mengkhianati dan meninggalkan keluarganya, mereka juga tidak akan menyimpan dendam.

Aku menelepon polisi, dan ketika mereka datang, aku memberitahu mereka apa yang aku curigai.

Paman mempunyai motif untuk melakukannya.

Setelah merekam semua pernyataan dari aku, polisi memberitahuku untuk menunggu kabar dari mereka, dan mereka akan segera kabarin aku jika sudah mendapat perkembangan tentang kasus ini.

Meskipun disini ada banyak perawat yang menjaga kakek, tetapi hatiku tidak tenang. Aku meminta cuti dari tempat aku bekerja dan menjaga kakek di sanatorium.

Kakek telah tidak sadarkan diri selama dua hari.

Pada hari kedua di sore hari, aku menelepon polisi untuk memeriksa sudah sampai mana proses perkembangan dari kasus ini. Kata polisi, “Nona Ning, berdasarkan investigasi kami, memang benar adanya bahwa paman nona ada motif untuk melakukannya, tetapi kami belum bisa menemukan bukti untuk membuktikannya. Maka dari itu kami memutuskan untuk menunggu korban untuk terbangun dan kami akan pergi ke sanatorium untuk menanyai korban.”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu