Cintaku Pada Presdir - Bab 107 Karena Uang
Beruntung, waktu masih sangat pagi, jalanan belum ada banyak kendaraan, perjalanan ke sanatorium terasa lebih cepat dua puluh menit daripada biasanya.
Aku berlari mendekat sanatorium, dan menemukan ruangan operasi, sepasang mataku seperti ditusuk oleh cahaya berwarna merah yang berada diatas.
Paman dan Lin Yuelan juga berada disana.
Aku tidak banyak berpikir, aku hanya menunggu sampai dokternya keluar.
“Kamu ngapain datang? Jangan – jangan kamu datang untuk melihat kakek meninggal ? sok baik dengan keluarga kami untuk mendapatkan warisan?” Lin Yuelan berkata dengan nada mencemooh.
Kata meninggal ini disaat seperti ini sangat menyentuh hatiku.
Emosiku menyala dengan cepat, aku menampar mukanya, mataku memerah, “ Diam, Lin Yuelan ! selain uang, apa yang ada di pikiranmu ? Ha...?”
Dia tidak menyangka aku akan menamparnya, dia menyentuh mukanya dan melihat aku dengan tatapan tidak percaya, “Kamu menamparku?”
Aku melihatnya dan merapatkan gigi – gigiku lalu berkata, “Iya, yang aku tampar adalah kamu.”
Dokter didalam masih perjuangkan hidup kakek, lalu dia disini buka tutup mulut isinya berkata tentang mati dan harta.
“Pa! dia menamparku, dia dengan berani nya menamparku!” Dia dengan cepat pergi ke arah paman.
Selalu memiliki temperamen yang buruk, semalam aku membuka aib paman, dan hari ini dia bahkan masih bisa melambaikan tangan kepada aku, dan dia berkata dengan tidak seperti biasanya : “Ribut apa, kakek kalian masih berada didalam dan belum tahu kondisinya seperti apa, apakah kalian tidak bisa tenang sedikit ?”
Lin Yuelan dengan tertegun berdiri disana.
Didalam hati aku meragukan, tetapi anggap saja paman telah menemukan hati nurani nya.
Sebelum operasi berakhir, bibiku datang, matanya menjadi buram digenangi oleh air mata, ia duduk di kursi koridor, bahunya gemetar dan air matanya mengalir keluar.
(Sanatorium : tempat penyembuhan orang yang berpenyakit kronis.)
Lampu merah di atas tiba – tiba mati, menandakan selesainya operasi, pintu dibuka dan Dokter Guo duluan keluar, aku langsung berdiri dan dengan gugup aku berjalan ke dekat pintu.
Tetapi, tiba – tiba kata – kata yang ingin aku ucapkan terhenti di tenggorokkan dan aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
Peristiwa dimana ibuku meninggal tiba – tiba terbayang di depan mataku, dan aku masih belum siap untuk mendengar kabar buruk.
“Dokter, bagaimana keadaan ayahku, apakah terselamatkan ?”
Paman dengan tergesa – gesa bertanya dibandingkan yang lainnya, matanya seperti memancarkan cahaya.
Ketika paman bertanya pertanyaan ini, hatiku berdegup dengan kencang dan semakin kencang.
Dokter Guo melepas maskernya dan memberikan senyuman . “Pasien terselamatkan, tetapi pasien masih perlu untuk di monitor keadaannya untuk beberapa hari.”
“Apa?” Tanya paman dengan nada tidak percaya.
Aku melihatnya dengan tatapan aneh, tetapi tidak berkata apa – apa.
Kakek didorong keluar dari ruang operasi, dan dia masih dalam keadaan koma.
Kami semua mengikuti perawat yang mengantarkan kakek ke ruangan pasien. Bibiku berdiri disamping kamar kakek dan mukanya seperti telah dicuci dengan air matanya dan berkata banyak tentang celaan diri.
Aku berjalan keluar dari kamar kakek dan pergi ke ruangan Dokter Guo.
“Dokter Guo, barusan asistenmu menelepon aku dan berkata bahwa kakekku menderita penyakit yang serius, aku ingin tahu apa penyebabnya.” Sambil menutup pintu aku melihat Dokter Guo.
Dokter Guo meletakkan berkas – berkasnya dan melihat dengan penuh hati – hati . “Aku juga berusaha untuk mengatakannya kepadamu, karena kakekmu selalu dalam keadaan sehat belakangan ini. Tetapi normalnya tidak akan ada penyakit mendadak.”
Aku menjilat bibirku, “Anda tahu alasannya, bukan?”
Ia menganggukan kepalanya. “Keracunan bahan metal berat untuk saat ini dinilai sebagai penyakit akut yang disebabkan oleh banyaknya jumlah merkuri yang masuk kedalam tubuhnya.”
Racun?!
Alis mataku menjadi ketat dan emosiku terasa telah sampai di dadaku dan ingin meledak.
Dokter Guo takut aku akan salah paham, dengan cepat menambahkan, “Kamu tenang saja kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari tahu tentang kejadian ini, dan akan berikan keluarga kalian klarifikasi yang jelas.”
Sebelum perkataan Dokter Guo selesai, aku mengencangkan kepalan tanganku dan berjalan cepat ke kamar kakek.
Tidak heran!
Tidak heran saat aku telah sampai di sanatorium, paman dan Lin Yuelan telah sampai duluan.
Biasanya mereka tidak peduli dengan kakek, tetapi hari ini mereka adalah orang pertama yang sampai di sini.
Aku membuka pintu kamar kakek dengan marah dan dengan langkah besar aku melangkah masuk kedalam
Aku menarik kerah baju paman dan membawanya keluar.
Emosiku terasa sangat ingin meledak dan sekarang aku memiliki kekuatan yang hebat, dan pamanku kelihatannya takut dengan sikapku yang sekarang, ia bahkan tidak berani memberontak sedikit pun.
Aku menariknya keluar sampai ke koridor, dan melihat dia dengan mata merah penuh amarah, dan dengan nada tinggi berkata, “Kenapa?”
Kenapa.
Sebenarnya, pada akhirnya hanyalah uang yang aku depositkan di sanatorium.
Matanya menghindar, menolak untuk melihat langsung mataku lalu berkata, “kenapa?”
Gigi – gigiku terasa bergetar, dengan nada histeris sebagai pembuka, “Kamu tidak bisa sabar sedikit lagi ?! Semalam menginginkan kakek dipindahkan dari rumah sakit ini, dengan memutarkan kepalaku sebentar saja kamu telah meracuni kakek? Apakah sangat mudah dan menyenangkan mempermainkan aku yang berhati lembut ini?!”
“Apa yang kamu bicarakan? Ning Xi, apakah kamu masih menganggap aku sebagai pamanmu? Apakah seperti ini perilakumu terhadap aku yang lebih tua darimu?!”
Dia tidak mau mengakuinya.
Aku berharap aku dapat membunuhnya sekarang. “Paman, kamu paman seperti apa? Apa dosa yang telah kakekku perbuat sampai dia bisa mempunyai menantu sepertimu?!”
“Hah!”
Satu tamparan keras terasa di pipiku, bibiku tidak tahu ketika dia berjalan keluar, sampai saat dia mendengar semua percakapan kami, dia mengangkat tangannya dan meluncurkan tamparan itu ke aku.
Tamparannya sangat keras terasa di pipiku, tetapi aku tidak dapat merasakan sakitnya sedikitpun.
Amarah, sejak daritadi itulah alasanku tidak memiliki pemikiran yang sehat.
Dia sedikitpun tidak terlihat meredam amarahnya, dan dia malah menuduh dan berkata, “Ning Xi,apakah hari ini kamu memakan obat yang salah? Kapan pamanmu ini memprovokasi kamu? Apa yang kamu bicarakan dengan mulutmu tadi?”
Aku mengulurkan tanganku kearah paman. “Dokter berkata bahwa kakek keracunan logam berat. Kenapa bibi tidak langsung tanyakan ke suami bibi, kenapa tiba –tiba kakek bisa keracunan logam berat?”
Paman berteriak kepadaku, “Apa yang kamu bicarakan? Kenapa kamu menuduh aku? Apakah kamu ada bukti?”
Bibiku juga sudah mengerti permasalahan disini, dia melihat aku dan melihat kearah kamar kakek, dan ia akhirnya memilih untuk membela suaminya dan melihat aku, “Ning Xi, kamu jangan sembarangan bicara jika tanpa adanya bukti, bagaimana mungkin pamanmu ini yang melakukannya?!”
Aku mendengus dengan marah. “Iya, ini tidak ada bukti ya kan? Baiklah, maka aku sekarang akan menelepon polisi untuk membantuku mencarikan bukti.”
Lalu, aku mengeluarkan ponselku dan menelepon polisi.
Bibi langsung menarik HP dari telingaku dan berteriak kepada aku. “Apa yang kamu lakukan?! Kita semua adalah keluarga. Apakah perlu untuk melapor ke polisi?”
Pemandangan yang luar biasa.
Apakah bisa sebuah keluarga membunuh dan berbuat kejahatan?
Aku menunduk dan mengambil ponselku. “Karena pamanku berkata bahwa itu bukanlah urusannya, bagaimana jika membiarkan polisi untuk mengeceknya? Kita bisa tenang serahkan masalah ini ke polisi dan kita bisa menemukan pelaku aslinya.”
Melihat sifatku yang keras kepala, bibiku mengancamku, “Kalau kamu menelepon polisi hari ini, jangan memanggil aku bibi lagi.”
Aku melihatnya dengan tatapan seperti melihat orang asing. Sejak peristiwa keguguran oleh Lin Yuelan, hubunganku dengan bibi menjadi lebih renggang.
Bibi membenci aku karena Lin Yuelan, terlepas dari benar atau salah, aku bisa mengerti posisi bibi karena bagaimana juga Lin Yuelan adalah anak perempuannya.
Tetapi sekarang yang sedang terbaring di rumah sakit adalah ayahnya sendiri!
Dan dia masih begini.
Dengan sangat lama, aku mencengkram ponselku dan sepatah kata keluar dari tenggorokkanku, “Baik.”
Aku tidak dapat melupakan kebaikan kakek terhadap aku, tidak mungkin aku menutup mata batinku dan pura – pura tidak mengetahui siapa yang telah membahayakan kakek.
Bahkan jika orang – orang mengkhianati dan meninggalkan keluarganya, mereka juga tidak akan menyimpan dendam.
Aku menelepon polisi, dan ketika mereka datang, aku memberitahu mereka apa yang aku curigai.
Paman mempunyai motif untuk melakukannya.
Setelah merekam semua pernyataan dari aku, polisi memberitahuku untuk menunggu kabar dari mereka, dan mereka akan segera kabarin aku jika sudah mendapat perkembangan tentang kasus ini.
Meskipun disini ada banyak perawat yang menjaga kakek, tetapi hatiku tidak tenang. Aku meminta cuti dari tempat aku bekerja dan menjaga kakek di sanatorium.
Kakek telah tidak sadarkan diri selama dua hari.
Pada hari kedua di sore hari, aku menelepon polisi untuk memeriksa sudah sampai mana proses perkembangan dari kasus ini. Kata polisi, “Nona Ning, berdasarkan investigasi kami, memang benar adanya bahwa paman nona ada motif untuk melakukannya, tetapi kami belum bisa menemukan bukti untuk membuktikannya. Maka dari itu kami memutuskan untuk menunggu korban untuk terbangun dan kami akan pergi ke sanatorium untuk menanyai korban.”
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraIstri kontrakku
RasudinYou're My Savior
Shella NaviMy Lady Boss
GeorgeCinta Tapi Diam-Diam
RossiePrecious Moment
Louise Lee1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu