Cintaku Pada Presdir - Bab 180 Sangat Mengejutkan
Shen Yanting sengaja datang kemari, mungkin untuk memberitahuku tentang hal ini.
Melihat diriku yang tidak marah, Shen Yanting duduk beberapa menit lagi, setelah melihat arlojinya, Shen Yanting bangkit dan berkata: “Sebentar lagi akan ada rapat, aku akan kembali ke perusahaan dulu. Jika kamu butuh bantuan, cari saja aku kapanpun."
Aku mengangguk dan mengantarnya keluar.
Setengah bulan telah berlalu, semakin dekat dengan waktu melahirkan, jika dihitung-hitung hanya tersisa enam minggu lagi.
Kegelisahan di hati semakin meningkat.
Aku menjadi lebih waspada, karena takut terjadi kesalahan, dan bahkan pada saat malam hari pun sulit untuk tidur.
Bibi Wu memberitahuku pengalamannya bahwa ini mungkin adalah depresi pranatal.
Setelah ahli gizi yang didatangkan oleh Ning Zhenfeng mengetahui hal ini, ahli gizi itu mulai merebus sup yang menenangkan janin untukku secara khusus, dan aku benar-benar tidur lebih nyenyak saat malam hari.
Malam itu, Ahli gizi itu merebus sup yang lain untukku, dan meletakkan semangkuk di hadapanku, "Aku mengganti ramuan hari ini, tapi ini juga untuk memulihkan stamina janin. Aku khawatir kamu akan bosan jika meminum sup yang sama setiap hari."
Aku memang sedikit bosan, melihat dia mengganti sup yang lain, aku tersenyum, "Aku akan memberimu bonus bulan ini. Saat anakku lahir nanti, aku pasti akan memberimu amplop merah besar."
Matanya berkedip dengan sangat cepat, segera langsung berubah menjadi emosi bahagia, "Terima kasih Nona Ning! Aku akan mengganti-ganti ramuannya untukmu besok dan jamin kamu akan memiliki nafsu makan yang baik dan tidur yang nyenyak."
Aku tidak berpikir terlalu banyak, hanya tersenyum dan menundukkan kepala untuk meminum sup sesendok demi sesendok.
Baru minum setengah, An An tiba-tiba berjalan terhuyung-huyung ke arahku dan memelukku, "Ibu ..."
Tanganku tersentak, sendok menekan tepi mangkuk dan menumpahkan setengah sisa sup, segera setelah itu sup mengalir ke tepi meja dengan cepat.
Aku buru-buru membawa An An menjauh karena takut terkena sup panas. Setelah memastikan dirinya baik-baik saja, aku bertanya dengan lembut, "Sayang, ada apa memanggil Ibu?"
An an menatapku dengan mata berbinar dan mengangkat mainan di tangannya dengan suara lembut, "Main, main."
An an sangat pintar dan sudah bisa mengobrol sederhana denganku.
Aku tersenyum, "Baik, ibu akan bermain denganmu ..."
“Nona Ning, haruskah aku membawakanmu semangkuk sup lagi?” Ahli gizi berjalan mendekat, suaranya sedikit tegang.
Aku tidak berpikir panjang, "Tidak perlu, aku nanti saja baru makan."
Ahli gizi terdiam sejenak dan tidak berkata apa-apa.
An An memiliki kebiasaan kerja dan istirahat yang sangat baik, setelah bermain beberapa saat, An an mulai mengantuk dan memelukku, lalu dengan cara yang kekanak-kanakan memintaku untuk membawanya tidur.
Aku menggendongnya dan berjalan ke kamar, dan dalam dua menit setelah meletakkannya di tempat tidur, dia langsung tertidur.
Aku berbaring miring di tempat tidur dan kelopak mataku berangsur-angsur semakin berat. Saat mulai mengantuk, perutku tiba-tiba sakit, sakitnya membuatku merasa jengkel dan tidak mengantuk.
Aku pikir itu karena aku terlalu gelisah akhir-akhir ini, jadi tidak begitu khawatir. Tidak diduga, setelah selang beberapa menit, timbul lagi rasa sakit dan semakin parah. Aku tidak tahan dan membungkukkan badanku, punggungku berkeringat dingin.
Ada yang salah……
Aku sangat ketakutan dan berteriak memanggil nama ahli gizi, "Xiao Lin, Xiao Lin!"
Bibi Wu pergi membeli susu bubuk untuk An An, dan hanya Xiao Lin yang ada di rumah.
Aku telah berteriak beberapa kali, tetapi tidak ada yang menanggapiku.
Pintu kamar tidak tertutup, dalam keadaan normal, Xiao Lin pasti bisa mendengarnya.
Lalu kalau begitu, hanya ada satu kemungkinan, Xiao Lin tidak ada di rumah.
Hatiku tiba-tiba merasa ada sesuatu yang buruk, aku mengulurkan tangan ingin meraih ponsel di meja samping tempat tidur dan ingin menelepon Ning Zhenfeng, tetapi tiba-tiba teringat bahwa dia sedang dalam perjalanan bisnis dan tidak berada di kota Nancheng.
Aku bergegas menelepon 120, tetapi saat ini adalah jam sibuk di kota Nancheng dan di beberapa jalan utama pasti sedang mengalami kemacetan.
Aku sangat panik, hatiku seperti terbakar, aku merasa nyeri hebat di dalam perutku, semburan hangat dan lembab mengalir ke bagian tengah kakiku.
Aku melihat ke bawah dan melihat warna merah cerah mengalir keluar, sangat mengejutkan ...
Pikiranku seketika kosong, kemudian menghubungi nomor telepon Shen Yanting dengan gemetaran, suaraku menjadi lebih lemah karena kesakitan, "Aku, perutku sangat sakit, ada darah ..."
"Jangan panik, aku akan datang sekarang juga!"
Suara Shen Yanting memiliki kekuatan untuk menenagkan hati orang.
Shen Yanting berkata lagi, "Paling lama sepuluh menit, tunggu aku datang."
Aku mengira Shen Yanting ada di sekitar, dan berusaha mengangguk, air mata mengalir di pipiku, "Baik, baik ..."
Aku seperti orang yang tenggelam dan hanya memegang sebuah kayu apung.
Seiring berjalannya waktu, aku hampir kehilangan semua tenagaku karena kesakitan, tetapi masih bisa mengandalkan keinginan yang tersisa, aku bangun dari tempat tidur dengan kakiku yang lemas, lalu merangkak perlahan-lahan ke arah pintu dan meninggalkan jejak darah di lantai.
Aku mengangkat tanganku untuk membuka pegangan pintu dan menunggu Shen Yanting datang.
Shen Yanting dengan cepat berlari keluar dari lift dengan mengenakan setelan hitam. Pria yang selalu terlihat tenang, wajahnya penuh kecemasan saat ini, "Xiao Xi, Xiao Xi ..."
Aku tidak bisa menanggapinya.
Tanpa sepatah kata pun, Shen Yanting membungkuk dan menggendongku, lalu berjalan masuk ke dalam lift. Aku pikir Shen Yanting datang dengan mengemudi mobil, tetapi tidak terpikirkan, Shen Yanting memelukku masuk ke dalam helikopter dan duduk.
Shen Yanting masih memelukku dan memberitahu pilot, "Pergi ke rumah sakit, segera."
Kemudian menundukkan kepala menatapku lagi, sambil menjelaskan dan menenangkanku dengan nada tenang, "Saat ini, di luar terlalu macet, naik helikopter lebih cepat. Aku sudah mengatur rumah sakit, jangan takut, semuanya akan baik-baik saja."
Aku bersyukur dan ingin berterima kasih padanya, tetapi aku tidak bisa berkata apapun.
Sangat lelah sekali....
Tetapi aku tidak berani tidur, aku khawatir jika aku tertidur, aku akan kehilangan anak ini seperti dulu hampir kehilangan An An.
Segera, tiba di rumah sakit, Shen Yanting berjalan sambil menggendongku, dokter dan perawat itu bergegas datang, meletakkan aku di ranjang darurat dan mendorong aku masuk ke dalam rumah sakit.
“Anak ini menunjukkan tanda-tanda persalinan prematur, segera siapkan operasi.” Dokter segera membuat keputusan dan memerintahkan asisten dokter.
Aku mendengar kata-kata ini dalam keadaan setengah sadar, jantungku sudah hampir mencapai tenggorokanku, sangat gugup hingga ujung jariku bergetar.
Sayang……
Kamu harus baik-baik saja, berjanjilah pada ibu, kamu harus datang ke dunia ini dengan selamat.
Cahaya di atas kepalaku sangat silau, tetapi mataku tiba-tiba menjadi gelap, kesadaranku perlahan-lahan memudar dan tenggelam di dalam kegelapan.
Saat siuman, aku dikelilingi tembok seputih salju, aku bengong sejenak, lalu mengangkat tangan untuk menyentuh perutku.
Sangat datar.
Aku duduk di tempat tidur dengan panik dan melihat ke bawah, tetapi terasa sakit yang merobek dari tubuh bagian bawahku.
Dimana anakku.
Matahari musim dingin yang hangat masuk melalui jendela. Aku bingung dan air mata mengalir deras. Melalui kaca di pintu bangsal, aku melihat seorang perawat lewat di luar dan berteriak dengan suara serak: "Suster, suster!"
Perawat mendengarnya, membuka pintu dan masuk, "Kamu sudah siuman? Bagaimana keadaanmu?"
"Di mana anakku?"
Mungkin karena pernah mengalami kejadian An an, aku menjadi sangat takut, saat aku bertanya, suaraku bergetar.
Suster menatapku ragu-ragu, "Anggota keluargamu mengetahuinya, apakah dia tidak memberitahumu?"
“Anggota keluarga?” Aku bertanya kembali.
"Benar, suamimu, pria yang mengirimmu ke rumah sakit."
Aku menyadari bahwa Suster berbicara tentang Shen Yanting, tetapi aku tidak berniat menjelaskan kepadanya sekarang, telapak tanganku memegang erat seprai dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan anakku?"
Sebenarnya, dari ekspresinya, aku sepertinya bisa menebak sesuatu, tetapi aku tidak ingin mempercayainya.
Novel Terkait
Menaklukkan Suami CEO
Red MapleLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyUnperfect Wedding
Agnes YuGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangThe Sixth Sense
AlexanderJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu