Cintaku Pada Presdir - Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?

Aku tidak dapat menahan diri dan melihat kearah Cheng Jinshi, dan melihat, wajahnya stagnan, matanya gelap tidak jelas, ekspresi wajahnya susah untuk dijelaskan.

Sepertinya, ia juga sudah menebaknya.

Shen Yanting kembali mengucapkan beberapa kata menenangkan Ning Zhenfeng, singkatnya, ingin membuatnya untuk tidak banyak berpikir.

Setelah itu, ia berpamitan dan pergi terlebih dahulu.

Aku menenangkan An An sebentar, kemudian awalnya ingin Ning Zhenfeng untuk membawanya pulang terlebih dahulu, tetapi ia tetap tidak ingin pergi, tubuhnya yang kecil bersandar di atas ranjang pasienku.

Akhirnya, Cheng Jinshi kembali memesan ulang ruang VIP dengan tempat pendamping, dengan fasilitas lengkap membiarkan Ning Zhenfeng dan An An tinggal disana.

Aku awalnya mengira, ini adalah caranya mengungkapkan rasa perhatian kepadaku.

Siapa yang menyangka, hari kedua saat aku terbangun, melihat seorang wanita muda sedang meletakkan beberapa jenis makanan khusus untuk setelah melahirkan dimeja the didalam kamar pasienku.

Aku mengerutkan dahiku, “Siapa kamu?”

“Nona Ningxi , apa kabar, aku adalah perawat professional yang dipanggil oleh Tuan Cheng , ada juga seorang koki, kami bertanggung jawab khusus untuk makanan dan minuman anda semasa beberapa waktu ini.”

Aku sedikit tercengang, seketika ingin menolaknya tetapi juga mengangguk-anggukkan kepala, “Baiklah, kalau begitu terima kasih.”

Ia ingin mengeluarkan sesuatu untukku, kalau begitu biarkan saja ia mengeluarkannya.

Aku ingin tahu, sejauh apa ia bisa melakukannya, demi aku ataupun mungkin demi anak itu.

Bisa tidak, dibandingkan setengah saja dari perlakuannya terhadap Qin Yuming ?

Dipikir-pikir, aku menertawakan diriku sendiri, perawat itu datang kemari memapahku turun dari ranjang.

Aku pergi sebentar ke ruang inkubator untuk melihat anakku, kemudian baru kembali keruang pasien, mandi dan kemudian makan paagi.

Baru makan hingga setengah, pintu kamar pasien didorong oleh seseorang, Cheng Jinshi berjalan tegap masuk kedalam, tetapi dagu terlihat sedikit memar, terlihat sedikit lelah, mungkin karena semalam ia berjaga semalaman dirumah sakit.

Aku melihat sekilas dengan datar, kemudian kembali menundukkan mata melanjutkan makan pagi.

Tidak tahu juga dari mana datangnya koki ini, rasa makanan yang dibuat olehnya ternyata cukup enak, membuat selera makannya membaik.

Ia melihat kearahku, “Jika ada yang tidak sesuai dengan seleramu, langsung katakan saja kepada sang koki.

Aku seolah-olah tidak mendengarnya.

“Bagaimana tubuhmu hari ini?” Ia terdiam sesaat, kemudian kembali dengan nada lembut membuka mulutnya.

Didalam kamar pasien ini, selain aku dan dia, masih ada perawat itu.

Ia yang terlihat begitu tidak bersemangat, aku pada akhirnya pun tidak tega untuk menjatuhkan imagenya didepan orang luar, dengan biasa mengangguk-anggukkan kepala, “Cukup baik.”

Ia dapat melihat aku yang tetap tidak ingin berbicara banyak dengannya, hanya bisa menyerah dan melihatku makan, dahinya yang berkerut baru kemudian perlahan-lahan sedikit terbuka.

Aku melihat kearahnya, dengan ejekan berkata: “Putrimu sudah lahir, kamu masih melihatiku makan minum untuk apa?”

Seorang robot untuk melahirkan, apakah cukup berharga untuk diperlakukan seperti ini?

Perhatiannya beberapa kali selama beberapa hari ini maupun pemberian ini semua bukankah demi anak itu saja.

Sekarang, anak itu sudah lahir, dia ternyata masih ada disini memperhatikanku.

“Haruskah kamu mengucapkan kata-kata dengan duri seperti itu?” Ia menghela nafas ringan sekilas, dengan mata menatapku ia bertanya.

“Kalau tidak, kamu ingin aku berbicara denganmu seperti apa, seperti beberapa tahun yang lalu itu, dengan lembut dan baik-baik? Cheng Jinshi, sebelumnya ada Song Jiamin sudah lebih dari cukup, sekarang masih ada lagi Qin Yuming , kamu kira aku masih akan tetap sebodoh itu melanjutkannya?”

“Kamu salah paham dengan maksudku.”

“Kalau begitu apa maksudmu, jika kamu masih ingin memberikanku sedikit saja harga diri, maka seharusnya kamu tidak lagi datang untuk mengganggu hidupku.” Aku berhenti sebentar, kemudian melanjutkan: “Apakah menurutmu, dengan melakukan hal baik kepadaku seperti ini, aku akan terharu? Aku beritahu kamu, tidak akan, aku hanya bisa merasa ini semua adalah perbuatan amalmu! Terlebih lagi karena hal ini, aku akan memberikan hak asuh anak kepada kalian.”

Mungkin karena sebelumnya sudah merasakan sakit yang cukup banyak, sekarang kebaikannya kepadaku, hanya bisa membuatku merasa ia memiliki maksud lain dibalik ini.

Ia mengerutkan dahinya melihatku, didalam matanya terdapat sebuah rasa yang sulit untuk dipahami, dengan nada berat berkata, “Aku hanya berharap kamu bisa merawat diri dengan baik.”

“Itu tidak perlu, Tuan Cheng Jinshi tidak perlu demi aku, seseorang yang segera akan menjadi mantan istri ini, kuatir.”

Ia setelah mendengarkan perkataanku ini, sorotan matanya perlahan-lahan menjadi tidak enak dilihat, tetapi tetap menahan emosinya dan tidak melakukan apa-apa.

Aku meletakkan sumpit dan mangkok yang ada ditanganku, perawat memapahku naik keatas ranjang, aku berbaring kemudian menutup mata dan tidur, tidak peduli dengan apapun.

Tetapi aku tidak tertidur.

Ia juga tidak pergi.

Seperti melewati bertahun-tahun waktu yang sangat lama, kamar yang lebih senyap dari kesunyian itu, terdengar suara nafas tak berdaya menghembus, sebanyak tiga kali.

Kemudian lewat lagi beberapa saat, terdengar kembali suara pintu yang terbuka dengan sangat berhati-hati, kemudian pintu tertutup.

Aku kemudian tiba-tiba membuka mata, kosong, ia sudah pergi.

Aku tidak dapat mengungkap perasaan yang ada dihatiku sekarang, sedikit kosong, sedikit pengap dan juga sedikit sesak.

Meskipun aku berkata seperti itu, tetapi ia masih saja meninggalkan pesan kepada perawat dan sang koki untuk menjagaku dengan baik.

Dalam satu minggu kemudian, aku setiap hari makan kemudian tidur, tidur kemudian kembali makan, tetapi karena kondisi tubuh Beibei , aku selalu tidak dapat tidur dengan tenang.

Beibei adalah nama yang aku berikan untuk putriku.

Ia adalah harta karun dalam hatiku.

Untung saja, seiring dengan luka operasi caesar ku yang membaik, tanda-tanda vital tubuh Beibei juga semakin membaik, ia sudah bisa meninggalkan kotak inkubatornya.

Setelah berkali-kali dengan dokter memastikan keadaan tubuh Beibei sudah tidak ada masalah, Ning Zhenfeng membantuku untuk mengurus prosedur keluar dari rumah sakit.

Diluar, turun salju pertama ditahun ini, sepanjang siang hari terus menerus turun, diluar sudah tertupi dengan lapisan putih.

Saat aku sedang membereskan barang-barang didalam kamar, sebuah telapak tangan kurus terjulur kemari, ingin membantuku untuk mengangkat tas, disaat ini juga terdengar suara pria yang mellow, “Kuantarkan kalian pulang.”

Aku tanpa melihatnya pun sudah mengetahui, siapa itu.

Aku menghindari tangannya, dengan dingin berkata: “Tidak perlu.”

Ia seketika membeku, tidak berkata apapun lagi.

Beberapa hari ini, ia terlihat seperti tidak tidur dengan baik, terlihat sedikit berantakan.

Tetapi aku tahu, aka nada orang yang perhatian kepadanya, tidak perlu aku melakukan hal lebih lagi.

Kepalaku mengenakan sebuah topi, leherku tertutupi oleh syal, tubuhku pun mengenakan sebuah mantel bulu yang tebal, memeluk Beibei keluar dari rumah sakit, sedangkan An An jarang sekali dapat setenang ini diam didalam pelukan Ning Zhenfeng.

Hingga naik keatas mobil, An An baru kemudian berpindah kepadaku, dan dengan penuh rasa penasaran melihat Beibei yang berada dipelukanku.

Aku sebelumnya masih kuatir, dengan adanya bayi kedua, An An akan cemburu, siapa yang menyangka, ia menyukai Beibei lebih dari siapapun, minggu ini, setiap bangun pagi hal pertama yang dilakukannya adalah, pasti pergi melihat Beibei .

Setelah pulang kerumah, aku baru kemudian dengan tenang mulai beristirahat, sedangkan Bibi Wu seorang diri menjaga kedua anak, terkadang bahkan tidak dapat mengatasinya.

Ditambah lagi, masih harus menjaga aku orang yang sedang dalam masa pemulihan pasca melahirkan ini.

Aku ingin membantu menjaga anak-anak, tetapi Bibi Wu kuatir denganku yang masih dalam masa pemulihan pasca melahirkan ini akan jatuh sakit, tidak menyetujuinya.

Awalnya ingin mencari seorang pembantu lagi, tetapi setelah mengalami peristiwa Xiao Chen itu, aku dan Ning Zhengfeng menjadi jauh lebih berhati-hati.

Sekarang An An dan Beibei masih sangat kecil, jika ada orang yang dengan niat buruk masuk kedalam, sembarangan melakukan apapun jika menyesal juga bukanlah hal yang dapat aku terima.

Tepat disaat aku kebingungan apa yang harus dilakukan, pintu rumah diketuk oleh seseorang.

Bibi Wu sambil menjaga An An , sambil menyiapkan susu untuk Beibei , tidak memiliki waktu untuk keluar, aku pun berdiri untuk membuka pintu.

Melihat didepan pintu rumah berdiri sesosok yang sangat cantic, aku sedikit terkejut, dengan bahagia berkata: “Kenapa kamu bisa datang?”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu