Cintaku Pada Presdir - Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
Aku tidak dapat menahan diri dan melihat kearah Cheng Jinshi, dan melihat, wajahnya stagnan, matanya gelap tidak jelas, ekspresi wajahnya susah untuk dijelaskan.
Sepertinya, ia juga sudah menebaknya.
Shen Yanting kembali mengucapkan beberapa kata menenangkan Ning Zhenfeng, singkatnya, ingin membuatnya untuk tidak banyak berpikir.
Setelah itu, ia berpamitan dan pergi terlebih dahulu.
Aku menenangkan An An sebentar, kemudian awalnya ingin Ning Zhenfeng untuk membawanya pulang terlebih dahulu, tetapi ia tetap tidak ingin pergi, tubuhnya yang kecil bersandar di atas ranjang pasienku.
Akhirnya, Cheng Jinshi kembali memesan ulang ruang VIP dengan tempat pendamping, dengan fasilitas lengkap membiarkan Ning Zhenfeng dan An An tinggal disana.
Aku awalnya mengira, ini adalah caranya mengungkapkan rasa perhatian kepadaku.
Siapa yang menyangka, hari kedua saat aku terbangun, melihat seorang wanita muda sedang meletakkan beberapa jenis makanan khusus untuk setelah melahirkan dimeja the didalam kamar pasienku.
Aku mengerutkan dahiku, “Siapa kamu?”
“Nona Ningxi , apa kabar, aku adalah perawat professional yang dipanggil oleh Tuan Cheng , ada juga seorang koki, kami bertanggung jawab khusus untuk makanan dan minuman anda semasa beberapa waktu ini.”
Aku sedikit tercengang, seketika ingin menolaknya tetapi juga mengangguk-anggukkan kepala, “Baiklah, kalau begitu terima kasih.”
Ia ingin mengeluarkan sesuatu untukku, kalau begitu biarkan saja ia mengeluarkannya.
Aku ingin tahu, sejauh apa ia bisa melakukannya, demi aku ataupun mungkin demi anak itu.
Bisa tidak, dibandingkan setengah saja dari perlakuannya terhadap Qin Yuming ?
Dipikir-pikir, aku menertawakan diriku sendiri, perawat itu datang kemari memapahku turun dari ranjang.
Aku pergi sebentar ke ruang inkubator untuk melihat anakku, kemudian baru kembali keruang pasien, mandi dan kemudian makan paagi.
Baru makan hingga setengah, pintu kamar pasien didorong oleh seseorang, Cheng Jinshi berjalan tegap masuk kedalam, tetapi dagu terlihat sedikit memar, terlihat sedikit lelah, mungkin karena semalam ia berjaga semalaman dirumah sakit.
Aku melihat sekilas dengan datar, kemudian kembali menundukkan mata melanjutkan makan pagi.
Tidak tahu juga dari mana datangnya koki ini, rasa makanan yang dibuat olehnya ternyata cukup enak, membuat selera makannya membaik.
Ia melihat kearahku, “Jika ada yang tidak sesuai dengan seleramu, langsung katakan saja kepada sang koki.
Aku seolah-olah tidak mendengarnya.
“Bagaimana tubuhmu hari ini?” Ia terdiam sesaat, kemudian kembali dengan nada lembut membuka mulutnya.
Didalam kamar pasien ini, selain aku dan dia, masih ada perawat itu.
Ia yang terlihat begitu tidak bersemangat, aku pada akhirnya pun tidak tega untuk menjatuhkan imagenya didepan orang luar, dengan biasa mengangguk-anggukkan kepala, “Cukup baik.”
Ia dapat melihat aku yang tetap tidak ingin berbicara banyak dengannya, hanya bisa menyerah dan melihatku makan, dahinya yang berkerut baru kemudian perlahan-lahan sedikit terbuka.
Aku melihat kearahnya, dengan ejekan berkata: “Putrimu sudah lahir, kamu masih melihatiku makan minum untuk apa?”
Seorang robot untuk melahirkan, apakah cukup berharga untuk diperlakukan seperti ini?
Perhatiannya beberapa kali selama beberapa hari ini maupun pemberian ini semua bukankah demi anak itu saja.
Sekarang, anak itu sudah lahir, dia ternyata masih ada disini memperhatikanku.
“Haruskah kamu mengucapkan kata-kata dengan duri seperti itu?” Ia menghela nafas ringan sekilas, dengan mata menatapku ia bertanya.
“Kalau tidak, kamu ingin aku berbicara denganmu seperti apa, seperti beberapa tahun yang lalu itu, dengan lembut dan baik-baik? Cheng Jinshi, sebelumnya ada Song Jiamin sudah lebih dari cukup, sekarang masih ada lagi Qin Yuming , kamu kira aku masih akan tetap sebodoh itu melanjutkannya?”
“Kamu salah paham dengan maksudku.”
“Kalau begitu apa maksudmu, jika kamu masih ingin memberikanku sedikit saja harga diri, maka seharusnya kamu tidak lagi datang untuk mengganggu hidupku.” Aku berhenti sebentar, kemudian melanjutkan: “Apakah menurutmu, dengan melakukan hal baik kepadaku seperti ini, aku akan terharu? Aku beritahu kamu, tidak akan, aku hanya bisa merasa ini semua adalah perbuatan amalmu! Terlebih lagi karena hal ini, aku akan memberikan hak asuh anak kepada kalian.”
Mungkin karena sebelumnya sudah merasakan sakit yang cukup banyak, sekarang kebaikannya kepadaku, hanya bisa membuatku merasa ia memiliki maksud lain dibalik ini.
Ia mengerutkan dahinya melihatku, didalam matanya terdapat sebuah rasa yang sulit untuk dipahami, dengan nada berat berkata, “Aku hanya berharap kamu bisa merawat diri dengan baik.”
“Itu tidak perlu, Tuan Cheng Jinshi tidak perlu demi aku, seseorang yang segera akan menjadi mantan istri ini, kuatir.”
Ia setelah mendengarkan perkataanku ini, sorotan matanya perlahan-lahan menjadi tidak enak dilihat, tetapi tetap menahan emosinya dan tidak melakukan apa-apa.
Aku meletakkan sumpit dan mangkok yang ada ditanganku, perawat memapahku naik keatas ranjang, aku berbaring kemudian menutup mata dan tidur, tidak peduli dengan apapun.
Tetapi aku tidak tertidur.
Ia juga tidak pergi.
Seperti melewati bertahun-tahun waktu yang sangat lama, kamar yang lebih senyap dari kesunyian itu, terdengar suara nafas tak berdaya menghembus, sebanyak tiga kali.
Kemudian lewat lagi beberapa saat, terdengar kembali suara pintu yang terbuka dengan sangat berhati-hati, kemudian pintu tertutup.
Aku kemudian tiba-tiba membuka mata, kosong, ia sudah pergi.
Aku tidak dapat mengungkap perasaan yang ada dihatiku sekarang, sedikit kosong, sedikit pengap dan juga sedikit sesak.
Meskipun aku berkata seperti itu, tetapi ia masih saja meninggalkan pesan kepada perawat dan sang koki untuk menjagaku dengan baik.
Dalam satu minggu kemudian, aku setiap hari makan kemudian tidur, tidur kemudian kembali makan, tetapi karena kondisi tubuh Beibei , aku selalu tidak dapat tidur dengan tenang.
Beibei adalah nama yang aku berikan untuk putriku.
Ia adalah harta karun dalam hatiku.
Untung saja, seiring dengan luka operasi caesar ku yang membaik, tanda-tanda vital tubuh Beibei juga semakin membaik, ia sudah bisa meninggalkan kotak inkubatornya.
Setelah berkali-kali dengan dokter memastikan keadaan tubuh Beibei sudah tidak ada masalah, Ning Zhenfeng membantuku untuk mengurus prosedur keluar dari rumah sakit.
Diluar, turun salju pertama ditahun ini, sepanjang siang hari terus menerus turun, diluar sudah tertupi dengan lapisan putih.
Saat aku sedang membereskan barang-barang didalam kamar, sebuah telapak tangan kurus terjulur kemari, ingin membantuku untuk mengangkat tas, disaat ini juga terdengar suara pria yang mellow, “Kuantarkan kalian pulang.”
Aku tanpa melihatnya pun sudah mengetahui, siapa itu.
Aku menghindari tangannya, dengan dingin berkata: “Tidak perlu.”
Ia seketika membeku, tidak berkata apapun lagi.
Beberapa hari ini, ia terlihat seperti tidak tidur dengan baik, terlihat sedikit berantakan.
Tetapi aku tahu, aka nada orang yang perhatian kepadanya, tidak perlu aku melakukan hal lebih lagi.
Kepalaku mengenakan sebuah topi, leherku tertutupi oleh syal, tubuhku pun mengenakan sebuah mantel bulu yang tebal, memeluk Beibei keluar dari rumah sakit, sedangkan An An jarang sekali dapat setenang ini diam didalam pelukan Ning Zhenfeng.
Hingga naik keatas mobil, An An baru kemudian berpindah kepadaku, dan dengan penuh rasa penasaran melihat Beibei yang berada dipelukanku.
Aku sebelumnya masih kuatir, dengan adanya bayi kedua, An An akan cemburu, siapa yang menyangka, ia menyukai Beibei lebih dari siapapun, minggu ini, setiap bangun pagi hal pertama yang dilakukannya adalah, pasti pergi melihat Beibei .
Setelah pulang kerumah, aku baru kemudian dengan tenang mulai beristirahat, sedangkan Bibi Wu seorang diri menjaga kedua anak, terkadang bahkan tidak dapat mengatasinya.
Ditambah lagi, masih harus menjaga aku orang yang sedang dalam masa pemulihan pasca melahirkan ini.
Aku ingin membantu menjaga anak-anak, tetapi Bibi Wu kuatir denganku yang masih dalam masa pemulihan pasca melahirkan ini akan jatuh sakit, tidak menyetujuinya.
Awalnya ingin mencari seorang pembantu lagi, tetapi setelah mengalami peristiwa Xiao Chen itu, aku dan Ning Zhengfeng menjadi jauh lebih berhati-hati.
Sekarang An An dan Beibei masih sangat kecil, jika ada orang yang dengan niat buruk masuk kedalam, sembarangan melakukan apapun jika menyesal juga bukanlah hal yang dapat aku terima.
Tepat disaat aku kebingungan apa yang harus dilakukan, pintu rumah diketuk oleh seseorang.
Bibi Wu sambil menjaga An An , sambil menyiapkan susu untuk Beibei , tidak memiliki waktu untuk keluar, aku pun berdiri untuk membuka pintu.
Melihat didepan pintu rumah berdiri sesosok yang sangat cantic, aku sedikit terkejut, dengan bahagia berkata: “Kenapa kamu bisa datang?”
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyDoctor Stranger
Kevin WongTakdir Raja Perang
Brama aditioSee You Next Time
Cherry BlossomLove at First Sight
Laura VanessaThe Richest man
AfradenBlooming at that time
White RoseCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu