Cintaku Pada Presdir - Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
“Proyek……”
“Aku ada……”
Setelah keheningan, aku dan dia bicara bersamaan, kedua belah pihak tertegun, dan pada saat bersamaan berhenti bicara.
Dia tersenyum pelan, “Kamu bicara duluan.”
Sebenarnya, tidak ada yang ingin aku katakan, setiap proses proyek berjalan dengan lancar dan tertib, aku hanya ingin asal mencari sebuah topik pembicaraan untuk memecahkan suasana aneh ini.
Aku menggeleng, “Tidak apa-apa, barusan apa yang ingin kamu katakan?”
Dia juga tidak bertele-tele, membuka dua kancing di jasnya, gayanya lebih santai sedikit, “Jadwal penerbanganku besok pagi, saat diputuskan dua hari lalu, seharusnya sudah memberi tahumu, tapi tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.”
“Secepat itu?” Aku sama sekali tidak menyangka, dia akan terburu-buru pergi.
Ekspresinya agak kecewa, tapi penuh ketegasan, “Ya, karena aku membatalkan pertunangan dengan keluarga Pei, telah membawa gejolak dalam bisnis keluarga besar, sekarang keluarga besar sedang menungguku pulang untuk memberi mereka penjelasan.”
Aku mengatupkan bibir, dari sudut pandang seorang teman, menanyakan: “Kenapa tiba-tiba membatalkan pertunangan?”
Sebenarnya terakhir kali di bandara, secara garis besar aku sudah bisa melihatnya, dia dan Pei Mengyao, seharusnya pernikahan antara bisnis keluarga besar, tidak banyak perasaan.
Tapi pernikahan keluarga besar, biasanya cenderung lebih stabil, karena melibatkan terlalu banyak kepentingan, tidak akan bisa dibatalkan begitu saja.
“Jika aku bilang tidak mencintai dia, apakah kamu percaya?” Dia seperti sedang bercanda mengatakannya.
Aku minum seteguk jus, “Percaya.”
Aku tidak terkejut.
Dia adalah seorang pria sopan dan bijaksana, memang agak sulit untuk menyukai Pei Mengyao yang bersifat nona besar itu.
Dia mendengar jawabanku, lalu menatapku dengan mata membara, agak ragu-ragu ingin bicara, tampaknya ada sesuatu yang sudah siap dikatakan.
Hatiku berdegup kencang, samar-samar bisa menebak sesuatu.
Tapi tidak berani mempercayainya, merasa diri sendiri yang terlalu sentimental.
Makan bersama ini, makan dengan penuh ketakutan dan gemetar, hingga selesai makan, bayar dan keluar dari restoran, aku baru merasa lega.
Kelihatannya, aku yang banyak pikir.
“Aku pergi dulu, semoga sepanjang perjalananmu aman, setelah kembali ke Inggris, semuanya juga bisa lancar.” Saat berjalan ke tempat parkir, aku berbicara padanya.
Dia tersenyum sejenak, “Terima kasih.”
Kemudian, menaikkan alis, “Aku tidak membawa mobil ke sini, apakah bisa nebeng mobilmu?”
Aku tersenyum sambil mengangguk, bercanda mengatakan: “Bisa, kamu sudah beberapa kali membantuku, sudah seharusnya aku menjadi supirmu sekali.”
Senyumannya semakin mendalam, membuka pintu samping pengemudi dan masuk ke dalam mobil.
Aku tidak tahu rumahnya ada di mana, jadi sepanjang jalan mendengar arahannya, hingga menghentikan mobil di depan rumahnya.
Aku perlahan menginjak rem, terkekeh, “Kalau begitu sekali lagi semoga besok perjalananmu besok selamat sampai tempat tujuan, tiba di Inggris ingat kabarin aku.”
“Baik, pasti itu.”
Suaranya sangat lembut, setelah mengiyakan, membuka pintu mobil dan keluar, tapi tidak ada maksud ingin menutup pintu.
Aku tidak mengerti jadi melihat ke arahnya, “Kenapa?”
Di dalam area perumahan, lampu jalanan yang redup menyinari kepalanya dengan lembut, aku tidak melihat jelas ekspresinya, hanya melihat dia mengulurkan tangan menahan pintu mobil, tiba-tiba mengatakan: “Xiao Xi, ada yang ingin aku katakan padamu.”
“Apa?”
Aku sedikit tertegun, seolah-olah ada sesuatu yang menuju arah lain.
Di sekeliling luar biasa hening, aku bahkan bisa merasakan, ritme nafasnya seolah-olah berubah menjadi cepat.
Ada sedikit ketegangan dalam suaranya, sangat berbeda dibandingkan penampilan dia yang biasanya tenang, “Sepertinya aku sedikit menyukaimu.”
Sikap berhati-hati pria, seperti sebuah palu berat, membuat aku tercengang agak lama.
Jika tadi di restoran hanya tebakanku saja, tapi saat ini dia mengatakannya secara pribadi, aku masih tidak berani percaya sama sekali.
Ya, dia sangat sulit untuk bisa menyukai Pei Mengyao, tapi dibandingkan dengan Pei Mengyao, aku adalah orang yang paling tidak seharusnya dia sukai.
Aku menjernihkan pikiranku, nada bicara lambat tapi emosional, “Aku sudah menikah, aku memiliki suami, memiliki anak, selain itu, aku sangat mencintai suamiku.”
Saat kalimat terakhir diucapkan, diriku sendiri tidak terlalu yakin.
Aku juga tidak tahu, cintaku dulu pada Cheng Jinshi hingga sekarang ini masih tersisa berapa banyak.
Di tengah udara tiba-tiba terdengar suara cibiran, itu Shen Yanting, tatapannya penuh rasa kasihan, sudut mulut malah penuh cibiran, “Sayang sekali, dia tidak mencintaimu, kamu tidak bahagia sedikit pun.”
Hatiku terasa sakit, perlahan menutup telapak tangan, “Tapi semua ini sama sekali tidak ada hubungannya denganmu.”
“Aku tahu, kamu peduli dengan masa lalumu, tapi aku tidak keberatan.” Dia melonggarkan dasinya, ekspresi serius, “Xiao Xi, aku tidak peduli dengan masa lalumu itu, aku hanya ingin masa depanmu, aku hanya ingin melakukan yang terbaik, memberimu semua kebahagiaan yang dulu tidak pernah kamu dapatkan.”
“Shen Yanting……”
“Kamu jangan menyela, biarkan aku selesai bicara. Aku tidak menyangkalnya, aku memiliki rasa simpati padamu, karena aku belum pernah melihat seorang wanita yang hidup begitu keras seperti dirimu. Kapan aku menyadari diriku jatuh cinta padamu?
Seharusnya pada hari kamu melahirkan Beibei, aku tiba di rumahmu, menemukan bagian bawah tubuhmu berlumuran darah……pada saat itu aku ketakutan, sangat takut kamu akan meninggal, aku merasa darahku juga menjadi dingin.
Setelah itu aku menyadari, sepertinya diriku menyukaimu. Melihat kamu bersama Cheng Jingshi, pertama kalinya aku merasakan cemburu, juga pertama kalinya merasa sakit hati, karena orang yang aku suka, berada di pelukan orang lain, bahkan tidak bisa mendapatkan cinta sedikit pun……”
Kalimat terakhir terakhirnya, langsung lurus menusuk titik paling lemah dalam hatiku, dalam sekejap, air mata keluar dari rongga mata.
Aku memalingkan wajah, melihat keluar jendela, menyeka air mata seolah tidak terjadi apa-apa, menghentikan dia: “Jangan bicara lagi, Shen Yanting, jangan bicara lagi.”
“Aku bawa kamu pergi saja, aku pasti akan membuatmu hidup bahagia, setidaknya, lebih bahagia dari sekarang, bolehkah?”
Mendengar kata-katanya, hatiku merasa agak tersentuh, tapi lebih mengerti dibandingkan siapa pun, semua ini tidaklah realistis.
Seluruh tubuhku sudah penuh lumpur, siapa pun tidak bisa menyelamatkanku.
Aku menarik nafas dalam-dalam, “Maaf, aku tidak bisa menyetujuinya, Shen Yanting, semoga kamu bisa lebih cepat menemukan kebahagiaanmu sendiri.”
Selesai bicara, aku membungkuk untuk menutup pintu samping pengemudi, menginjak gas langsung pergi.
Sosok Shen Yanting, di kaca spion semakin menjauh, hingga berubah menjadi titik yang kecil sekali, pada akhirnya menghilang.
Hubungan kamu juga seharusnya seperti ini.
Tiba di rumah aku berbaring di atas tempat tidur, dalam benak selalu teringat dengan kata-kata Shen Yanting, perasaan di hati campur aduk.
Aku yang sekarang, tidak layak mendapatkan kebaikan seperti ini.
Mungkin karena semalam tidak tidur dengan baik, Keesokan harinya, setelah alarm berbunyi, dimatikan lagi olehku.
Ketika bangun lagi, sudah hampir jam sembilan.
Aku tergesa-gesa turun dari tempat tidur, cuci muka dan mandi, setelah ganti pakaian bergegas pergi ke perusahaan.
Begitu masuk perusahaan, ekspresi setiap karyawan aneh sekali, dan Ning Zhenfeng melihat aku datang, ekspresinya lebih berat lagi, memanggilku ke dalam kantor.
Begitu masuk, Ning Zhenfeng memperkenalkanku pada seseorang yang duduk di sofa, wanita yang berpenampilan dingin.
“Xiao Xi, ini adalah kepala divisi baru dari Klein yang bertanggung jawab di Asia, Presdir Du.”
Aku tertegun, Shen Yanting hari ini baru kembali ke Inggris, orang baru yang bertanggung jawab sudah menjabat?
Aku menarik kembali pikiranku, tersenyum tipis mengatakan: “Presdir Du, apa kabar, aku adalah Ningxi.”
Dia acuh tak acuh melirikku sejenak, berdiri, “Kedatanganku kali ini, tidak ada hal lain, hanya ingin memberi tahu kalian, proyek kerja sama antara Klein dan perusahaan kalian, mulai sekarang berhenti.”
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Yang Dalam
Kim YongyiThe Great Guy
Vivi HuangLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Only One
Alice SongCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu