Cintaku Pada Presdir - Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku

Aku hanya menganggap karena aku dan Cheng Jinshi telah bercerai, dia tidak ingin mengatakan apa pun kepada aku.

Kemudian, Aku memegang siku Zhou Ziyun dan berjalan menuju lift.

Ketika Aku tiba di ruang perjamuan, saat aku masuk, aku melihat pria itu di antara kerumunan dan pria itu tidak bisa tertutupi di antara kerumunan orang banyak.

Begitu banyak orang, namun Aku hanya melihatnya, langsung melihat Cheng Jinshi pada pandangan pertama.

Aku tanpa sadar melangkah mundur, Zhou Ziyun juga merasakan, tanpa sadar menatap Aku dari sana, "Maaf, Aku tidak tahu apakah dia akan datang, apakah kamu baik-baik saja?"

Aku meremas tanganku, "Iya, tidak apa-apa."

Aku seharusnya memikirkannya, mereka ada orang dalam lingkaran ini, mau di bilang besar memang besar, di bilang kecil, juga tidak kecil.

Di perjamuan ini, bertemu dengan Cheng Jinshi, itu sangat normal.

Dalam percakapan dengan orang lain, secara tidak sadar aku selalu memandang ke arahnya, dan nafas terasa tercekat.

Sepanjang perjamuan, Aku bersama Zhou Ziyun. Aku tidak tahu kapan Cheng Jinshi datang di belakang kami.

"Direktur Cheng, sudah lama tidak berjumpa, di mana nona Su? Tidak bersama denganmu?"

"benar, benar, Direktur Cheng, aku belum sempat untuk memberi selamat padamu. Kamu dan Nona Su benar-benar pasangan yang di utus oleh Tuhan, lelaki dan perempuan hebat!"

"Kapan kalian memutuskan untuk menggelar pesta pernikahan? Tidak tahu apakah aku cukup beruntung untuk menerima undangan pernikahan?"

......

Orang-orang di sekitarnya juga mendengar tentang berita bahwa ia ingin menikahi Su Shanshan, dan mereka mengambil kesempatan untuk mengatakan beberapa kata dengannya.

Namun, aku membelakangi dia dan tidak bisa merasakan raut wajahnya yang semakin dingin.

Hanya merasa bahwa hatiku terhalang oleh sesuatu, sedikit sakit.

"Hati-hati!"

Seorang gadis tergelincir dan hampir keseleo. Anggur merah yang dia bawa dalam gelas terciprat ke arahku.

Tidak mengherankan, seluruh tubuhku terciprat, dan gaun itu ternodai oleh anggur merah dan berubah menjadi merah bata.

“Maaf, aku tidak sengaja!” Gadis itu tampak berusia dua puluhan dan meminta maaf kepada Aku.

Aku juga tahu bahwa hal itu tidak disengaja, mengayunkan tangan dan tertawa berkata: "Tidak apa-apa, tidak apa-apa."

Untung di musim panas, gaun itu tidak akan terasa dingin walau basah, bukan masalah yang besar.

Zhou Ziyun juga berhenti berbicara dengan orang lain dan berbisik, "Apakah kamu tidak apa-apa?"

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum, "Tidak apa, hanya hal-hal sepele."

Gadis itu tidak langsung pergi. Dia memandangku dengan sangat menyesal dan berusaha keras untuk memperbaikan keadaan. "Aku tinggal di hotel ini. Ada gaun baru di kamar. Aku merasa ukuran badan kamu mirip denganku. Bagaimana jika kamu mengganti pakaianmu, oke? "

Aku ingin mengatakan tidak perlu, tetapi ketika melihat dia yang merasa menyesal, tidak sanggup untuk menolak, "Baik, kalau begitu akan sangat merepotkanmu."

"Tidak masalah, tidak masalah, aku yang telah membuatmu seperti ini."

Dia tersenyum setelah aku menerima tawarannya.

Aku berpamitan dengan Zhou Ziyun dan pergi ke kamar untuk berganti pakaian dengannya.

Aku mungkin dapat melihat bahwa keluarga gadis ini baik, tetapi ketika dia mengeluarkan baju merek mewah baru musim ini, membiarkan aku memakainya, dan mengatakan bahwa dia tidak membutuhkannya lagi, aku masih saja tidak percaya.

"Ini terlalu mahal, apakah ada pakaian lain? Tidak ada masalah jika kamu pernah memakainya (bekas), aku tidak peduli dengan itu."

Dia tidak sengaja menumpahkan anggur pada diriku, dan gaun aku itu, di bawa ke laundry masih bisa di bersihkan.

Dia meletakkan gaun itu di lenganku dan berkedip, tersenyum dan berkata, "Kamu pakai saja dengan percaya diri. Ini imitasi grade AAA. Tidak terlalu berharga."

Aku melihatnya dengan teliti, tidak seperti tiruan kelas tinggi, tetapi dia mengatakan bahwa tiruan itu kenyataannya, aku tidak enak hati untuk membahas ini terus, membawa gaun tersebut ke kamar mandi dan mengenakannya.

Setelah berganti pakaian, dengan gembira dia membawaku untuk kembali ke ruang dansa.

Aku sudah lama tidak bertemu dengan orang sesederhana ini, dan dari orang yang kukenal, melihatnya, suasana hatiku menjadi lebih baik.

Namun, suasana hati yang baik ini tidak berlangsung selama dua detik.

Sebuah lift datang, baru saja membuka pintu, pria yang keluar dari dalam lift itu meraih pergelangan tanganku, "Ningxi, aku ingin bicara denganmu."

Suhu di pergelangan tanganku semakin panas, aku mengangkat kepala dengan acuh tak acuh, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

Mata hitam Cheng Jinshi memandangi gadis di sisiku. Gadis itu mengerti dan melepaskanku, "kalian ngobrol, kalian ngobrol, aku pergi dulu."

Setelah mengatakannya, kemudian masuk ke dalam lift.

Ketika pintu lift tertutup, Cheng Jinshi memegang pinggangku dan menundukkan kepalanya, lalu menciumku, ciuman yang sangat bersemangat, aku tidak bisa menolaknya.

Aroma anggur, bercampur dengan napasnya yang jernih, tersebar setiap sudut mulutku.

Aku hampir tidak bereaksi apa-apa. Setelah beberapa saat, Aku menginjaknya. Ketika dia melepaskanku, dengan keras aku mendorongnya pergi, "Apakah Direktur Cheng mabuk? Jika perlu, Aku bisa menelepon tunanganmu."

"Iya, aku sudah mabuk."

Dia menatapku sejenak, dan bibir tipis itu, tersenyum ringan, seperti ejekan.

Hatiku tertegun, aku masih tidak mengatakan apa-apa: "Kalau tidak ada apa-apa, aku pergi dulu."

Setelah mengatakannya, kebetulan ada lift yang turun, aku langsung menekan tombol itu, tidak menunggu dia menyelesaikan perkataannya, langsung masuk ke dalam lift.

Saat lift akan tertutup, aku melihat emosi di matanya.

Sepertinya, begitu sunyi dan ada perasaan tidak enak.

Aku dengan santai kembali ke ruang perjamuan dan acara perjamuan hampir usai.

Zhou Ziyun melihatku, mengucapkan beberapa kata perhatian, dan mengantarkanku pulang.

Aku pulang ke rumah dan duduk tertegun lama, baru pergi mengambil piyama dan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Sebelum aku selesai mandi, terdengar seseorang mengetuk pintu, semakin keras suaranya, aku segera menyelesaikan mandiku, mengenakan piyama dan membuka pintu.

Segera setelah aku membuka pintu, aku tertegun.

Cheng Jinshi adalah seorang pria pemabuk. Dia memegang kunci di antara jari-jarinya yang ramping dan memasukkan kunci itu ke pintu rumahku, tetapi karena dia mabuk, jadi tidak bisa memasukkannya ke lubang kunci.

Aku hanya berpikir bahwa kunci itu pernah dia temukan, aku mengambil kunci dari tangannya, memasukkannya ke kunci pintu, dan memutarnya.

Ternyata ini adalah kunci rumahku!

Seketika aku tidak bisa mengatakan sesuatu untuk marah, dengan suara yang datar, "Dari mana kamu dapat kunci ini?"

"Kamu tidak membuka pintu, kupikir kamu tidak ingin melihatku lagi, makanya aku menggunakan kunci ini."

Dia menunduk menatapku dengan mata yang merah karena mabuk, menjelaskannya .

Aku meraih rambut yang masih basah dan bertanya lagi, "Mengapa kamu bisa memiliki kunci rumahku?"

Ternyata dia beberapa kali muncul di rumahku, semua karena punya kunci rumahku.

Tidak tahu berapa banyak anggur yang dia minum, dan tubuhnya bersandar pada kusen pintu dengan setengah kesadarannya, "Dengan begini, aku bisa melihatmu kapan saja."

Jawaban pria ini tidak ada yang benar, juga tidak tahu apakah dia benar mabuk atau berpura-pura.

Melihatnya keadaan dia seperti ini, tiba-tiba amarahku tidak dapat di keluarkan.

Tetapi aku tahu, aku tidak boleh berhati lembut.

Aku meletakkan kunci di atas rak sepatu, "Aku mau tidur."

Dengan nada kasar mengatakannya, aku juga bersiap untuk menutup pintu.

Dia tiba-tiba membuka mulutnya dan menghalangi gerakanku, "Kembalikan kuncinya padaku."

Aku memandangnya dengan keliru, "Ini kunci rumahku!"

“Kamu mengambilnya dari tanganku,” dia tidak bergerak dan mengatakan hal yang tidak masuk akal.

Memang pemabuk tidak pernah mengatakan hal yang tidak masuk akal.

Aku kembali ke kamar dan mengeluarkan ponselku, "Aku akan menelepon tunanganmu, lihat apakah dia menyetujuinya. Kunci di tanganmu adalah kunci rumahku."

Dia tidak hanya tidak bergerak, malah mengatakan, "Kamu telepon saja, buka pengeras suara, aku yang akan bicara kepadanya."

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu