Cintaku Pada Presdir - Bab 20 Tamparan Balasan
Bab 20 Tamparan Balasan
“Ningxi, Berhenti di sana.”
Aku menoleh ke arah suara, Song Jiamin sedang menemani Xiao Bao bermain, dia melepaskan tangan Xiao Bao, berjalan ke arah ku dengan ekspresi wajahnya yang suram.
Aku merespon dengan tenang namun tegas, “kenapa?”
Baru saja aku selesai berkata, dia langsung mengangkat tangan dan menamparku tanpa mengucapkan apapun, tenaganya tidak mengenal belas kasihan, tamparannya datang tiba-tiba sehingga aku tidak sempat menghindar, baru bisa berdiri kukuh setelah tangan bertumpu pada pagar tangga.
Api amarahku memuncak karena tamparan tanpa alasan ini, membelalakkan mataku ke arah dia, “Song Jiamin, apakah kamu gila?!”
Dia menunjuk aku, dengan agresif memekik: “aku gila? Ningxi, aku peringatkan kamu, jangan mencoba-coba merayu Cheng Jinshi!”
Aku mengerutkan kening, tidak mengerti maksudnya, “aku tidak tahu apa yang kamu katakan!”
“Merayu, dari semalam hingga sekarang, aku hanya berbicara beberapa kalimat dengan Cheng Jinshi pagi tadi, rayuan semacam apa ini?”
Dia berkata dengan galak: “kalau sudah jadi pelacur jangan sok suci, jangan kira aku tidak tahu kalau dia tinggal di kamarmu berjam-jam malam tadi!”
Semalam Cheng Jinshi datang ke kamarku?
Pikiranku kosong sejenak, aku pun langsung mengerti, bukan mimpi, Cheng Jinshi benar-benar datang ke kamarku.
Tapi, kenapa Bibi He mengatakan bahwa dirinya yang datang ke kamarku?
Mengetahui orang yang datang ke kamarku adalah Cheng Jinshi, sesaat, hatiku terasa sesuatu yang tidak dapat aku pahami.
Aku mengangkat sudut mulut, “kamu paham maksud dari mau cari untung tapi malah buntung?”
Dia menarik pergelangan tanganku, menanya paksa dengan penuh kegelisahan, “apa maksudmu?”
Aku mencampakkan tangannya, melangkah mundur, menyindir dengan dingin, “semalam, kamu sengaja menyalakan pendingin di kamarku saat aku tidur, benarkan? Terima kasih sekali, kalau bukan karena ini, bagaimana mungkin Cheng Jinshi bisa datang ke kamarku dan merawatku begitu lama?”
Mengingat kembali, aku menjadi sedikit takut, kalau semalam Cheng Jinshi tidak menemukan bahwa aku demam, maka aku akan demam semalaman, dan anak yang ada diperutku kemungkinan besar akan gugur.
Benar-benar sangat kejam.
Dia marah hingga wajahnya mengerut, tatapan galak dan suram, dia tidak menyangkal perkataanku, “Heh, memangnya kenapa kalau aku yang lakukan itu? Dia tidak menyukaimu sama sekali, bagaimana mungkin dia merawatmu, siapa tahu cara apa yang kamu gunakan untuk merayu dia!”
Aku tidak bisa menahan rasa di hatiku yang menjadi pahit, iya benar, dia sama sekali tidak menyukai aku, semalam mungkin karena dia kerasukan sehingga mau merawatku.
Song Jiamin mengancam sambil menggerindakan gigi, “aku saranin mending kamu pergi dari sini, kalau tidak, lain kali kamu tidak akan seberuntung ini lagi.”
Heh, dia mungkin lupa cara tidak bermoral yang digunakannya untuk menghancurkan hubungan kedua orangtuaku, dan juga memisahkan aku dan Cheng Jinshi.
Sekarang, aku baru saja tinggal sehari dia sudah tidak sabar untuk menggunakan cara-cara itu.
Aku mengepal erat tangan, mencari kesempatan di saat dia tidak berjaga-jaga, aku langsung menampar mukanya dengan kuat, berkata dengan nada dingin: “aku akan sangat menantikannya.”
Pukulanku membuat dia termenung beberapa detik, kemudian dia marah dan sengit ingin memukulku, “Ningxi, kamu berani memukulku?!”
“tamparan ini hanya balasan untukmu,” aku mencengkam tangannya, memperingatkan dia, “dan, kamu sekarang mendorongku begitu kuat, menurutmu, kalau sekarang aku jatuh, apa yang akan terjadi?”
Selesai aku berkata, dia langsung melepaskan tangannya dari genggamanku, mundur beberapa langkah, takut aku akan menuduhnya.
Dia sangat berharap bisa menggugurkan anakku, tapi sebab dari keguguran itu tidak boleh berhubungan dengannya.
Bagaimanapun, di mata Cheng Jinshi, dia masih adalah sekuncup teratai putih yang lemah dan tidak membahayakan.
Melihatnya mundur, aku pun membalikkan badan dan menaiki tangga, dia berteriak di belakangku dengan sangat marah dan jengkel, “dasar pelacur”
Langkahku tidak berhenti sekali pun, langsung menuju ke kamarku, menutup pintu, barulah menyimpan kembali senyumanku dan terasa letih.
Aku membuka koper yang semalam kutinggal di bandara dan dibawa kemari oleh Linda, sembarang mengeluarkan satu set piyama, masuk ke kamar mandi.
Saat aku mandi, terdengar suara dari luar kamar mandi, seperti ada orang yang memasuki kamarku.
Aku bertanya dengan meninggikan nada suaraku, “Siapa?”
Terdengar suara anak yang menggusar, “Tante jahat, kamu tidak boleh tinggal di rumah kami!”
Itu adalah Xiao Bao.
Aku tahu bahwa apa yang aku katakan tidak akan berguna, segera menyalakan shower, membilas tubuhku yang terbaluti oleh busa, mengenakan piyama, kemudian keluar.
Hasilnya, aku tetap saja telat keluar.
Di saat pintu kamar mandi dibuka, diriku terpaku.
Pakaian, perawat muka, barang-barang pribadi, semuanya berkacauan di lantai.
Semua barang yang ada di koperku, dari samping rajang hingga luar pintu, aku melangkah menuju luar, tangga juga terdapat barang-barangku, agaknya koper didorong jatuh ke lantai dua melalui tangga,
Xiao Bao juga sedang berdiri di lantai dua, matanya yang bersinar memelototiku, memaki, “kamu adalah pelacur, dan juga anak haram yang ada di perutmu, kenapa kalian tinggal di rumahku!”
Anak haram.
Anak kecil yang hanya berusia di bawah sepuluh tahun, mulutnya kejam sekali ketika memaki orang.
Hanya terasa api amarah membakar di tubuhku, kepalaku juga mendadak sakit, menuruni tangga selangkah demi selangkah, “rumahmu? Nak, sebelum kamu datang, ini adalah rumahku!”
Selesai bicara, aku malah merasa diriku benar-benar sudah kehilangan akal karena kemarahan, aku bahkan memperdulikan perkataan anak kecil.
Song Jiamin naik dari ruang tamu, melihat kekacauan ini, dia tidak kaget sama sekali, justru tertawa: “Yah, sedang emosi apa kamu? Kenapa kamu buang barang-barangmu?”
Melihat rupa dia, aku pun langsung mengerti kenapa Xiao Bao bisa melakukan hal seperti ini.
Siapa suruh dia memiliki ibu sebaik dia.
Aku berusaha menenangkan emosi, “Song Jiamin, kamu benar-benar tidak takut anakmu menjadi buruk.”
“tidak perlu kekhawatiranmu.”
Dia tersenyum meremehkan perkataanku, memegang tangan Xiao Bao, “sayang, ayo kita makan.”
Aku tidak bisa menahan diri lagi, “berhenti kamu, beresin barang-barang yang diberantakkan anakmu.”
Dia tertawa terbahak-bahak bagai habis mendengar sebuah lelucon, “mimpi kamu, beresin sendiri, tetap kata-kata yang tadi, lebih baik kamu keluar dari sini, kalau tidak, aku sendiri pun tidak yakin apa yang akan terjadi lagi, bagaimanapun, Xiao Bao hanya anak kecil, apa yang dia lakukan hanya mencerminkan kepolosan anak kecil.”
Xiao Bao menyeringai melihat aku, berolok-olok, “sudah jelas belum, pelacur!”
“Xiao Bao, siapa yang kamu marahi?”
Tiba-tiba, terdengar suara Cheng Jinshi, tidak tahu sejak kapan dia sudah pulang, langkahnya berhenti di tangga yang hanya berjarak beberapa langkah dari lantai dua, melihat sekilas tangga yang berantakan, kemarahan di wajahnya semakin tampak.
Mata Song Jiamin berkedip-kedip, tidak sangka bahwa Cheng Jinshi yang katanya tidak pulang untuk makan malam bisa tiba-tiba pulang.
Sedangkan Xiao Bao langsung menangis menjerit-jerit, tangisannya terlihat sangat malang, bagi yang tidak tahu kejadian asli pasti akan mengira bahwa aku yang menggertak pasangan ibu dan anak ini.
Aku memandang mereka bertiga yang sekeluarga dengan acuh tak acuh, berjongkok dan mulai memungut barang-barangku.
Cheng Jinshi berjalan ke arah mereka, dia bertanya dengan nada lembut, “Xiao Bao, kenapa kamu memaki orang?”
Dia selalu begitu, jelas-jelas nadanya biasa dan tidak terkandung sedikit pun emosi, tapi selalu bisa membuat orang ketakutan.
Xiao Bao langsung memeluknya, mengadu dengan sambil menangis tersedu-sedu: “ayah, bolehkah ayah tidak memarahi Xiao Bao, karena tante itu memukul ibu, jadi saya memarahi dia!”
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaKisah Si Dewa Perang
Daron JayLoving Handsome
Glen ValoraAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Di Balik Awan
KellyInnocent Kid
FellaThe Great Guy
Vivi HuangThe Winner Of Your Heart
ShintaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu