Cintaku Pada Presdir - Bab 20 Tamparan Balasan

Bab 20 Tamparan Balasan

“Ningxi, Berhenti di sana.”

Aku menoleh ke arah suara, Song Jiamin sedang menemani Xiao Bao bermain, dia melepaskan tangan Xiao Bao, berjalan ke arah ku dengan ekspresi wajahnya yang suram.

Aku merespon dengan tenang namun tegas, “kenapa?”

Baru saja aku selesai berkata, dia langsung mengangkat tangan dan menamparku tanpa mengucapkan apapun, tenaganya tidak mengenal belas kasihan, tamparannya datang tiba-tiba sehingga aku tidak sempat menghindar, baru bisa berdiri kukuh setelah tangan bertumpu pada pagar tangga.

Api amarahku memuncak karena tamparan tanpa alasan ini, membelalakkan mataku ke arah dia, “Song Jiamin, apakah kamu gila?!”

Dia menunjuk aku, dengan agresif memekik: “aku gila? Ningxi, aku peringatkan kamu, jangan mencoba-coba merayu Cheng Jinshi!”

Aku mengerutkan kening, tidak mengerti maksudnya, “aku tidak tahu apa yang kamu katakan!”

“Merayu, dari semalam hingga sekarang, aku hanya berbicara beberapa kalimat dengan Cheng Jinshi pagi tadi, rayuan semacam apa ini?”

Dia berkata dengan galak: “kalau sudah jadi pelacur jangan sok suci, jangan kira aku tidak tahu kalau dia tinggal di kamarmu berjam-jam malam tadi!”

Semalam Cheng Jinshi datang ke kamarku?

Pikiranku kosong sejenak, aku pun langsung mengerti, bukan mimpi, Cheng Jinshi benar-benar datang ke kamarku.

Tapi, kenapa Bibi He mengatakan bahwa dirinya yang datang ke kamarku?

Mengetahui orang yang datang ke kamarku adalah Cheng Jinshi, sesaat, hatiku terasa sesuatu yang tidak dapat aku pahami.

Aku mengangkat sudut mulut, “kamu paham maksud dari mau cari untung tapi malah buntung?”

Dia menarik pergelangan tanganku, menanya paksa dengan penuh kegelisahan, “apa maksudmu?”

Aku mencampakkan tangannya, melangkah mundur, menyindir dengan dingin, “semalam, kamu sengaja menyalakan pendingin di kamarku saat aku tidur, benarkan? Terima kasih sekali, kalau bukan karena ini, bagaimana mungkin Cheng Jinshi bisa datang ke kamarku dan merawatku begitu lama?”

Mengingat kembali, aku menjadi sedikit takut, kalau semalam Cheng Jinshi tidak menemukan bahwa aku demam, maka aku akan demam semalaman, dan anak yang ada diperutku kemungkinan besar akan gugur.

Benar-benar sangat kejam.

Dia marah hingga wajahnya mengerut, tatapan galak dan suram, dia tidak menyangkal perkataanku, “Heh, memangnya kenapa kalau aku yang lakukan itu? Dia tidak menyukaimu sama sekali, bagaimana mungkin dia merawatmu, siapa tahu cara apa yang kamu gunakan untuk merayu dia!”

Aku tidak bisa menahan rasa di hatiku yang menjadi pahit, iya benar, dia sama sekali tidak menyukai aku, semalam mungkin karena dia kerasukan sehingga mau merawatku.

Song Jiamin mengancam sambil menggerindakan gigi, “aku saranin mending kamu pergi dari sini, kalau tidak, lain kali kamu tidak akan seberuntung ini lagi.”

Heh, dia mungkin lupa cara tidak bermoral yang digunakannya untuk menghancurkan hubungan kedua orangtuaku, dan juga memisahkan aku dan Cheng Jinshi.

Sekarang, aku baru saja tinggal sehari dia sudah tidak sabar untuk menggunakan cara-cara itu.

Aku mengepal erat tangan, mencari kesempatan di saat dia tidak berjaga-jaga, aku langsung menampar mukanya dengan kuat, berkata dengan nada dingin: “aku akan sangat menantikannya.”

Pukulanku membuat dia termenung beberapa detik, kemudian dia marah dan sengit ingin memukulku, “Ningxi, kamu berani memukulku?!”

“tamparan ini hanya balasan untukmu,” aku mencengkam tangannya, memperingatkan dia, “dan, kamu sekarang mendorongku begitu kuat, menurutmu, kalau sekarang aku jatuh, apa yang akan terjadi?”

Selesai aku berkata, dia langsung melepaskan tangannya dari genggamanku, mundur beberapa langkah, takut aku akan menuduhnya.

Dia sangat berharap bisa menggugurkan anakku, tapi sebab dari keguguran itu tidak boleh berhubungan dengannya.

Bagaimanapun, di mata Cheng Jinshi, dia masih adalah sekuncup teratai putih yang lemah dan tidak membahayakan.

Melihatnya mundur, aku pun membalikkan badan dan menaiki tangga, dia berteriak di belakangku dengan sangat marah dan jengkel, “dasar pelacur”

Langkahku tidak berhenti sekali pun, langsung menuju ke kamarku, menutup pintu, barulah menyimpan kembali senyumanku dan terasa letih.

Aku membuka koper yang semalam kutinggal di bandara dan dibawa kemari oleh Linda, sembarang mengeluarkan satu set piyama, masuk ke kamar mandi.

Saat aku mandi, terdengar suara dari luar kamar mandi, seperti ada orang yang memasuki kamarku.

Aku bertanya dengan meninggikan nada suaraku, “Siapa?”

Terdengar suara anak yang menggusar, “Tante jahat, kamu tidak boleh tinggal di rumah kami!”

Itu adalah Xiao Bao.

Aku tahu bahwa apa yang aku katakan tidak akan berguna, segera menyalakan shower, membilas tubuhku yang terbaluti oleh busa, mengenakan piyama, kemudian keluar.

Hasilnya, aku tetap saja telat keluar.

Di saat pintu kamar mandi dibuka, diriku terpaku.

Pakaian, perawat muka, barang-barang pribadi, semuanya berkacauan di lantai.

Semua barang yang ada di koperku, dari samping rajang hingga luar pintu, aku melangkah menuju luar, tangga juga terdapat barang-barangku, agaknya koper didorong jatuh ke lantai dua melalui tangga,

Xiao Bao juga sedang berdiri di lantai dua, matanya yang bersinar memelototiku, memaki, “kamu adalah pelacur, dan juga anak haram yang ada di perutmu, kenapa kalian tinggal di rumahku!”

Anak haram.

Anak kecil yang hanya berusia di bawah sepuluh tahun, mulutnya kejam sekali ketika memaki orang.

Hanya terasa api amarah membakar di tubuhku, kepalaku juga mendadak sakit, menuruni tangga selangkah demi selangkah, “rumahmu? Nak, sebelum kamu datang, ini adalah rumahku!”

Selesai bicara, aku malah merasa diriku benar-benar sudah kehilangan akal karena kemarahan, aku bahkan memperdulikan perkataan anak kecil.

Song Jiamin naik dari ruang tamu, melihat kekacauan ini, dia tidak kaget sama sekali, justru tertawa: “Yah, sedang emosi apa kamu? Kenapa kamu buang barang-barangmu?”

Melihat rupa dia, aku pun langsung mengerti kenapa Xiao Bao bisa melakukan hal seperti ini.

Siapa suruh dia memiliki ibu sebaik dia.

Aku berusaha menenangkan emosi, “Song Jiamin, kamu benar-benar tidak takut anakmu menjadi buruk.”

“tidak perlu kekhawatiranmu.”

Dia tersenyum meremehkan perkataanku, memegang tangan Xiao Bao, “sayang, ayo kita makan.”

Aku tidak bisa menahan diri lagi, “berhenti kamu, beresin barang-barang yang diberantakkan anakmu.”

Dia tertawa terbahak-bahak bagai habis mendengar sebuah lelucon, “mimpi kamu, beresin sendiri, tetap kata-kata yang tadi, lebih baik kamu keluar dari sini, kalau tidak, aku sendiri pun tidak yakin apa yang akan terjadi lagi, bagaimanapun, Xiao Bao hanya anak kecil, apa yang dia lakukan hanya mencerminkan kepolosan anak kecil.”

Xiao Bao menyeringai melihat aku, berolok-olok, “sudah jelas belum, pelacur!”

“Xiao Bao, siapa yang kamu marahi?”

Tiba-tiba, terdengar suara Cheng Jinshi, tidak tahu sejak kapan dia sudah pulang, langkahnya berhenti di tangga yang hanya berjarak beberapa langkah dari lantai dua, melihat sekilas tangga yang berantakan, kemarahan di wajahnya semakin tampak.

Mata Song Jiamin berkedip-kedip, tidak sangka bahwa Cheng Jinshi yang katanya tidak pulang untuk makan malam bisa tiba-tiba pulang.

Sedangkan Xiao Bao langsung menangis menjerit-jerit, tangisannya terlihat sangat malang, bagi yang tidak tahu kejadian asli pasti akan mengira bahwa aku yang menggertak pasangan ibu dan anak ini.

Aku memandang mereka bertiga yang sekeluarga dengan acuh tak acuh,  berjongkok dan mulai memungut barang-barangku.

Cheng Jinshi berjalan ke arah mereka, dia bertanya dengan nada lembut, “Xiao Bao, kenapa kamu memaki orang?”

Dia selalu begitu, jelas-jelas nadanya biasa dan tidak terkandung sedikit pun emosi, tapi selalu bisa membuat orang  ketakutan.

Xiao Bao langsung memeluknya, mengadu dengan sambil menangis tersedu-sedu: “ayah, bolehkah ayah tidak memarahi Xiao Bao, karena tante itu memukul ibu, jadi saya memarahi dia!”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu