Cintaku Pada Presdir - Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
Aku sedang berpikir, tiba-tiba di telingaku terdengar suara klakson, aku terkejut, ketika sadar, mobil Cheng Jinshi perlahan-lahan berhenti di sisiku.
Jendela mobil diturunkan, sisi wajahnya yang kaku terlihat dan berkata dengan suara yang dingin:” Naik."
"Oo."
Aku pun sudah tidak ingin terus berjalan bergantung pada kakiku, disini juga sulit untuk memesan mobil, berjalan pergi keluar akan sangat setengah mati, tidak tahu kapan baru bisa menghentikan sebuah taxi.
Aku membuka pintu penumpang, naik mobil dan mendengar dia yang berkata:” Kapan kamu pergi, kenapa tidak memanggilku?”
Terlihat jelas ayah dan putri dari keluarga Li ini tidak memberitahu alasanku pergi kepadanya.
Aku mengencangkan sabuk pengaman dan menjawab seadanya:” Tidak melihatmu.”
"Aku menerima telepon di balkon.” Dia sambil menjelaskan sambil menginjak gas dan pergi meninggalkan tempat ini.
Di perjalanan tidak lagi ada pembicaraan diantara kami berdua.
Hubunganku dan dia sangatlah buruk.
Aku dalam hati memperingatkan diri sendiri, harus menahan perasaanku yang murahan ini, jangan kembali dengan bodoh memberikan hati kepadanya dan kembali diinjak-injak dengan kejam olehnya.
Aku tidak bisa melupakan, pada saat aku membutuhkannya, dia berdiri di depanku, bersama dengan para polisi menuduhku sebagai pembunuh.
Mobil ini berjalan hingga ke persimpangan lampu merah, aku berpikir sejenak dan berkata:” Antar aku turun di perusahaan saja.”
Sejak aku dianggap sebagai tersangka, keputusan besar maupun kecil di perusahaan semua bergantung dan diserahkan kepada Ning Zhenfeng.
Walaupun hari ini adalah hari sabtu, namun dia pasti lembur di perusahaan, aku juga sedang tidak ada pekerjaan dan lebih baik pergi membantunya sedikit di perusahaan.
Cheng Jinshi tidak berkata sama sekali, hanya membelokkan mobil ke kiri di persimpangan dan mengemudikannya ke arah perusahaan.
Ketika sampai di depan perusahaan, aku turun dari mobil,” Kamu tidak usah memperdulikanku, nanti aku akan mencari mobil sendiri….”
Sebelum aku selesai mengatakannya, dia sudah menginjak gas dan pergi.
Wajahku terkena asap knalpot mobilnya, benar-benar orang yang tidak bisa ditebak.
Ning Zhenfeng seperti dugaan masih lembur di perusahaan, karena pemesanan enam produk design terbaru meledak, pada saat ini perusahaan juga memiliki beberapa proyek, selain Ning Zhenfeng masih ada banyak karyawan yang lembur, karena kebijakan gaji dan reward perusahaan, masing masing bekerja dengan giat demi mendapatkan bonus.
Aku berjalan lurus ke depan pintu kantor Ning Zhenfeng, tidak mengetuk dan langsung mendorongnya masuk, dalam pandanganku langsung melihat Ning Zhenfeng sedang beristirahat dengan berbaring di atas sofa, tidak tahu kenapa namun kedua mataku pun menjadi berair.
Dia tidak membuka jendela, cahaya matahari bersinar dengan terik terpancar di alisnya yang abu-abu dengan sangat menyilaukan.
Dia benar-benar sudah tua.
Sepertinya juga ada perubahan.
Dia seakan merasakan gerakan, membuka matanya dan melihat ke arah pintu, di wajahnya pun langsung terpancar kegembiraan,” Xiao Xi, kapan kamu datang, mengapa tidak membangunkan ayah?”
Aku melihat ke arah lain, menahan air mata,” Aku merasa anda cukup lelah, sehingga tidak berencana untuk membangunkanmu.”
Dia melambaikan tangan, bangkit duduk, memijat keningnya,” Aku hanya memejamkan mata saja, masih ada banyak dokumen yang menunggu. Sore ini masih ada dua perusahaan yang ingin membicarakan proyek dengan kita.”
Aku berjalan ke depan meja kantornya, melihat singkat dokumen yang ada, membawa dokumen yang belum ditandatangani,” Biar aku yang periksa dokumen-dokumen ini, anda istirahatlah sejenak, dengan begitu baru bisa memiliki tenaga untuk bernegosiasi dengan orang lain.”
"Tidak perlu, tidak perlu…” Sejak perusahaan ini berdiri, dia sangat baik kepadaku, seperti sangat bersemangat menggantikan kasih ayah yang beberapa decade tidak bisa diberikan kepadaku.
Aku ingin memanggil” ayah” kata yang sudah tidak lancar ini, namun ketika akan mengatakannya dari ujung mulut, terasa seperti ada yang mencekik tenggorokan ku dan hanya bisa berkata:” Bagaimanapun aku adalah penanggung jawab perusahaan ini, ini adalah hal yang aku harus lakukan, anda sudah banyak membantu. Jika sampai membuat anda terlalu lelah ini menjadi kesalahan bagiku sebagai anakmu.”
Mendengar kalimat terakhir ini,matanya menjadi merah,” Asal bicara, tubuhku masih sangat sehat, tenang saja.”
"Kalau begitu lebih baik anda istirahat terlebih dahulu, jika dilihat orang luar, mereka akan mengira aku menyiksa anda.” Aku mengatakannya dengan menggoda.
"Baiklah, aku akan beristirahat.”
Mendengarnya berkata seperti ini, aku baru bisa tenang, memeluk dokumen ini kembali ke kantorku.
Dokumen ini pada awalnya terlihat tidak banyak, tidak peduli dokumen proyek ataupun budget departemen keuangan dan intern perusahaan, semuanya membutuhkan keputusan yang tepat baru bisa memastikan apakan disetujui atau dikembalikan.
Aku pun tidak bisa menahan dan memikirkan Cheng Jinshi, pria itu selalu bisa membuat keputusan dengan melihat sekilas saja.
Aku menggelengkan kepala, membuangnya dari pikiran dan fokus sepenuhnya kepada pekerjaan di depanku.
Setelah selesai, aku pun berpamitan dengan Ning Zhenfeng dan memanggil taxi untuk pulang ke rumah.
"Hahaha…”
Ketika aku pulang dan masih melepas sesuatu, aku mendengar suara tertawa nyaring Anan, membuat suasana di seluruhan rumah menjadi lebih baik.
Aku menggunakan sandal masuk ke ruang tamu,” Sayang, kenapa segembira itu…”
Melihat adegan di ruang tamu, aku terkejut, suara pun tersekat.
Anan sedang berada di atas punggung Cheng Jingshi, sedang bermain kuda-kudaan, senyumannya sangat lebar, kulitnya yang lembut pun membuat orang ingin menciumnya.
Aku berpikir, dia pasti sangat mencintai Anan.
Jika tidak dengan gaya presiden direkturnya, tidak akan mungkin memperbolehkan seorang anak naik ke atas tubuhnya.
Namun, ketika dia mendengar suaraku, gerakannya terhenti dan membeku, menggunakan tangannya untuk menggendong ke dalam pelukannya, ketika dia bangkit sudah tidak ada ekspresi berlebihan dari wajahnya, seakan adegan yang baru saja terjadi adalah hal yang palsu.
Dia dengan nada suara yang tenang berkata:” Ayah masih ada pekerjaan yang belum diselesaikan, kamu bermain dulu dengan ibu ya.”
Setelah mengatakannya, dia meletakkan Anan di atas sofa, sikapnya yang dingin ini menusuk hatiku.
Aku mengedipkan mata, anak kecil memiliki hati yang sangat sensitif, aku khawatir Anan akan merasakan perubahan sikap Cheng Jinshi, aku menggendong dan menghiburnya:”Kita naik melihat adik ke atas ya?”
"Oo!” Bibirnya tidak jelas, seakan takut aku tidak mengerti, dia pun menganggukan kepala.
Tangannya yang lembut itu memeluk leherku dan mencium wajahku dan meninggalkan air liur yang basah.
Aku pun tertawa, nada di dalam hati pun langsung terhanyut hilang dan aku juga mencium pipinya,” Kamu adalah malaikat kecil ibu.”
Beibei karena dilahirkan lebih awal, tubuhnya lemah, sifatnya juga lebih diam, selalu berbaring di tempat tidur anak-anak sambil melihat sekeliling dengan diam.
Hanya ketika melihat aku dan Anan ada di sana, dia baru bisa tertawa.
Seperti saat ini, Anan yang berbaring di sisi tempat tidur, mengambil mainan untuk mengajaknya bermain.
Aku tertawa melihat mereka berdua, hatiku menjadi sangat hangat dan ponsel pun berbunyi.
Aku mengambil dan melihatnya, ini adalah nomor asing, pada awalnya ingin tidak menerima, namun ketika melihat nomor ini adalah nomor dari kota Jin, aku pun menjawabnya.
"Siapa ya ini?”
"Nona Ning, aku adalah Li Jianchuan.”
Ternyata adalah dia.
Aku berjalan ke arah balkon kamar, dengan sedikit kaget bertanya:” Ternyata Paman Li, ada apa anda menelponku?”
Hatiku dipenuhi kebingungan, pagi ini ketika pergi ke kediaman keluarga Li, dia terlihat tidak menyukaiku, namun mengapa saat ini dia menelponku?”
"Apakah besok kamu ada waktu untuk datang ke rumah kami? Hari ini putri kami menyinggungmu, aku ingin menyuruhnya meminta maaf di hadapanmu.”
Aku mengerutkan kening, jika meminta maaf seharusnya mereka yang datang kesini, mana ada logika orang yang meminta maaf datang ke rumahnya.
Kecuali bukanlah permintaan maaf yang tulus.
Kecuali permintaan maaf ini hanya alasan saja dan dia memiliki masalah lain yang ingin dibicarakan denganku.
Memikirkan ini, aku pun memegang ponsel dengan tangan yang lebih erat.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHalf a Heart
Romansa UniverseMy Goddes
Riski saputroLove In Sunset
ElinaWaiting For Love
SnowUnplanned Marriage
MargeryCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu