Cintaku Pada Presdir - Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar

Aku juga tidak menunggu lagi perkataan Cheng Jinshi, melangkahkan kaki berjalan ke bagian belakang mobil, menarik pintu mobil Bentley.

Sekali naik mobil, aku langsung mengeluarkan amarah, sangat berterima kasih dan berkata ke Shen Yanting: “Terima kasih ya!”

Pesan tadi itu, dikirim oleh Shen Yanting untukku.

Pria itu melihatku sendirian berdiri di depan pintu hotel, bertanya perlu tidak dia mengantarku.

“Juga kebetulan sekali, aku juga di hotel ini ada perjamuan bisnis, dengar-dengar pesta perayaan kantor kalian juga bisa diadakan di sini, masih berpikir bisa tidak bertemu kamu, terakhir sekarang bertemu.” Shen Yanting tersenyum, membelokkan stir dan pergi.

Di luar mobil, Cheng Jinshi juga menurunkan jendela mobil, sepasang sorotan mata yang mendalam dan tenang itu langsung melototi mobil Shen Yanting ini, tapi karena kaca yang terlapisi riben, pria itu tidak bisa melihat ke dalam.

Aku menarik balik sorotan mata, tersenyum sebentar, “Aku kira kamu sudah kembali ke Eropa, tidak disangka masih menetap di Kota Nan.”

“Kali ini datang untuk meneliti pasar, bisa menetap lebih lama.”

Shen Yanting berkata, menginjak gas dan mengemudikan keluar dari tempat parkir.

“Seperti sebuah mimpi yang tak dapat diraih, sekali tersentuh langsung remuk…”

Ponselku tiba-tiba berdering, sekali aku lihat, langsung matikan.

Pikirannya semuanya berada pada Qin Yuming, benar demikian kenapa mau mengurusiku lagi.

Siapa yang sangka, aku langsung matikan, dia menelepon lagi.

Sorotan mataku menyoroti kaca spion, mobil pria itu mengikuti dengan erat, tidak ada cara, hanya bisa menerima telponnya, “Apa ada masalah?”

“Turun dari mobil!” Dia marah.

Aku tersenyum datar sebentar, mengejek berkata: “Tidak perlu, kamu pulang saja, lanjut menghadiri pesta perayaan sana.”

“Apa maksud kamu ini?”

Pria itu seperti menggigit gigi bertanya.

“Tidak bermaksud apa-apa.”

Perkataanku baru saja terlontar, mobil pria itu menambah kecepatan dengan kencang, seakan seperti macan tutul yang menggila, langsung menghadang, menahan mobil kami.

“Suamimu?”

Shen Yanting juga merasa ada yang tidak benar.

Aku merapatkan bibir, “Iya.”

Seorang suami yang hatinya terisi oleh wanita lain, ada suami tetap saja lebih baik tidak ada.

Mobil Cheng Jinshi sekali lagi ingin memaksa mobil kita berhenti, Shen Yanting mengontrol stir mobil, mengelak Cheng Jinshi, dengan tidak tenang menyaran, “Bagaimana kalau, kita berhenti saja, kamu ibu hamil, seperti ini terlalu bahaya.”

“Dia tidak peduli semua ini.”

Aku tersenyum pahit sejenak, menggeleng kepala.

Shen Yanting sepertinya kedengaran sesuatu, wajahnya terasa sedikit simpati, berpesan dengan ramah, “Kamu duduk yang baik, perhatikan keselamatan.”

Dia tiba-tiba menginjak gas, kemampuan Bentley sangat hebat, tidak berapa saat, langsung melampaui.

Juga, ada mobil lain yang terus masuk, cepat sekali, tidak terlihat mobil Cheng Jinshi.

“Ow….”

Mobil dikendarai dengan sangat kencang, aku agak sedikit tidak enak, menutup mulut dan ingin muntah.

Shen Yanting perlahan memperlambat kecepatan mobil, perhatian dan membuka mulut, “Apa kamu tidak apa-apa?

Mukaku memucat, tapi merasa tidak ada apa-apa, “Tidak apa-apa, terima kasih.”

Meski aku sudah menjawab seperti ini, pria itu masih saja mengemudikan mobil masuk ke rumah sakit.

“Aku sungguh tidak apa-apa….” Aku tidak bisa menangis dan tertawa berkata padanya, dalam perut mual kembali, aku mendorong dan membuka pintu mobil berlari pergi keluar, muntah di tong sampah.

“Masih bilang tidak apa-apa? Kasih dokter periksa saja, seperti ini juga bisa lebih tenang sedikit.”

Shen Yanting mengambil satu botol air mineral dari mobil, membuka tutupnya memberikan kepadaku.

Aku dengan sangat berterima kasih menerimanya, “Ok.”

Setelah beberapa pemeriksaan, Shen Yanting baru kembali tenang lagi, “Untung saja tidak ada apa-apa.”

Aku dengan penuh senyuman melihat Shen Yanting, “Hari ini sangat terima kasih ke kamu, sudah penunda banyak waktumu.”

“Hal kecil saja, jangan sungkan, aku antar kamu pulang saja!”

“Tidak perlu tidak perlu, dari sini sudah sangat dekat ke rumahku, aku naik taksi pulang saja.”

“Sekarang sudah larut malam….”

Shen Yanting masih tidak tenang, tapi berkata sampai setengah, ponsel berdering, setelah Shen Yanting mengangkat telpon, meminta maaf tersenyum sebentar, “Kantor ada sedikit masalah darurat, kelihatannya, kamu hanya bisa pulang sendiri.”

Aku mengangguk, “Baik, kamu sibuk sana.”

Shen Yanting sendiri yang memanggil sebuah taksi, melihat aku naik mobil, baru tenang.

Cheng Jinshi terhadapku, memang agak tidak seperti orang asing yang baru ketemu dua kali.

Dalam hatinya, sebenarnya siapa aku ini.

Taksi mengendari masuk ke komplek, berhenti di depan pintu rumah, aku baru turun mobil, dari depan berjalan satu orang yang bertubuh tinggi dan besar, menghadang jalanku.

Ekspresi Cheng Jinshi yang murung, harusnya minum tidak sedikit alkohol, dengan bau alkohol yang menempel, “Siapa pria itu tadi?!”

“Utusan ayahku untuk menjemputku.”

Aku tidak ingin membuat Shen Yanting kesulitan, asal saja mengarang alasan.

“Oh ya?” Dia dengan mabok melihatku, agak sedikit tak percaya.

Aku tidak ingin mempedulikan dia lagi, “Menyingkir sana.”

Dia berdiri tegap, bertanda tidak mau memberiku jalan.

Tubuh dan hatiku lelah, melihat pria itu, membuka mulut dengan suara dingin, “Setelah anak lahir, mungkin, kita boleh mempertimbangkan untuk bercerai.”

Dalam sepasang mata yang mabok ada rasa terkejut, “Apa yang kamu bilang?”

“Aku bilang cerai, aku sudah tidak berharga lagi, bukannya begitu?”

Projek sudah selesai, tunggu bayi lahir, juga tidak ada ikatan lagi di antara kita.

Cheng Jinshi marah menggigit gigi, “Apa kamu ingin bercerai?!”

“Iya.” Aku sama sekali tidak kepikiran, langsung saja menjawab.

“Jangan pernah berpikir!”

Cheng Jinshi dengan tegas melontarkan perkataan ini, mengambil keluar ponsel dan menelpon ke Chen Lin, menyuruh Chen Lin menjemputnya.

Badan yang besar tinggi dan gagah itu, dengan sangat tertekan berjalan pergi keluar komplek, perlahan berjalan menjauh, bersatu dengan kegelapan malam.

Aku menghela nafas panjang, berbalik badan berjalan masuk ke pintu rumah.

An An sedang bermain di atas ranjang, setelah aku mandi, mengganti baju tidur, memeluknya masuk ke dalam pelukkan, membujuknya tidur.

Tak lama kemudian dia sudah tertidur, aku melihat kegelapan malam di luar sana, dalam benakku terus muncul bayangan Cheng Jinshi.

Berbaring di ranjang, sulit tertidur.

Setelah bercerai denganku, dia bisa dengan terang-terangan bersatu dengan Qin Yuming, bukannya seperti itu.

Kenapa, tidak bersedia ya.

Aku tidak bisa mengatakan keluar perasaan apa dalam hatiku, agak sedikit bahagia dia tidak menyetujui, juga merasa tidak mengerti.

Keesokan pagi yang segar.

Dadaku penat sekali, dengan samar-samar membuka mata, An An dengan suara yang lembut bersandar di tubuhku, tangan yang berdaging mau menyerang mataku.

Aku tak tahan untuk mencubit pipinya yang putih dan kenyal itu, dengan memanjakan berkata: “Anak nakal.”

Dia sekarang ini adalah penghibur utama hatiku.

Kelihatan dia, aku baru terus punya keberanian dan kekuatan untuk terus berjalan ke depan.

Setelah aku mandi, mengganti pakaian, menggendongnya turun makan sarapan pagi.

Hari ini, hari dimana aku berencana meninggalkan Group Dongchen.

Aku menemani An An bermain sebentar, baru keluar pergi ke kantor.

Sesampai di kantor, membereskan barangku sendiri ke dalam sebuah kotak, menggendongnya dan pergi.

“Aiyo, desainer besar Ning, mau pergi kemana ini?”

Qiao Jing membawa gelas dari arah depan berjalan kemari, menghadang di depanku, sudah tahu masih bertanya.

Aku dengan dingin melihatnya, “Menyingkir sana.”

Suaranya sangat penuh penghinaan, “Sok apa kamu, apa gunanya bisa membuat desain yang bagus, tetap saja disapu keluar.”

Sejak setelah produk meledak terjual, dia awalnya masih segan terhadapku, sekarang sekali melihatku mau pergi, sikapnya jadi semakin parah lagi.

Tentu saja, tidak hanya wanita itu.

Tidak sedikit orang senang dalam hati, menginginkan sekali aku segera pergi baru bagus.

Seakan setelah aku pergi, mereka bisa langsung berhasil saja.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu