Cintaku Pada Presdir - Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
Semua orang mengetahui kalau pembantu tidak mungkin melakukan hal ini.
Mungkin saja Lin Zhi, Cheng Yang atau bahkan Cheng Jinshi yang mengaturnya.
Tidak peduli siapapun, kata-kataku sudah berhasil menampar wajah mereka.
Reaksi wajah Lin Zhi pada saat ini sangat seram, sedangkan Qin Yuming yang dihina aku juga tidak dapat mengendalikan emosinya lagi, dia mengepal tangannya dan berkata, “Begitu banyak kamar, kenapa kamu mesti memilih kamarku, jangan-jangan kamu sengaja mencari masalah denganku ya ?”
Meskipun sudah emosi, Qin Yuming tetap saja tidak lupa untuk berlagak kasihan.
Aku bahkan ingin tertawa, dan juga telah tertawa keceplosan, aku menghampiri telinganya dan berkata dengan nada yang menantang :”Qin Yuming, kamu salah, ingin bukan namanya sengaja mencari masalah, ini namanya balas dendam, mengerti ?”
Suara pembicaraanku sangat kecil, sehingga tidak ada yang dapat mendengarnya selain Qin Yuming.
Dia tiba-tiba mendorongku dengan tatapan yang penuh dengan kebencian, namun ketika melihat Cheng Jinshi yang sedang menghampiri, dia tiba-tiba memperlihatkan tampang kasihan, “Kamu..kamu tidak boleh begitu jahat.”
Cheng Jinshi mengerut alis sambil bertanya :”Kenapa ?”
Meskipun dia menyambung pembicaraan Qin Yuming, namun tatapannya malahan melekat pada tubuhku.
Jadi sekarang dia mau membela kebenaran untuk Qin Yuming ya ?
Aku tersenyum, “Aku merasa kamar yang ditinggal oleh nona Qin ini, sangat cocok kalau dijadikan sebagai kamar bermain untuk Anan dan Beibei, nona Qin sebagai tamu, aku suruh dia mengganti kamar lainnya, tidak keterlaluan kan ?”
Dalam seketika itu tatapan kami semua melekat pada tubuh Cheng Jinshi.
Setelah mendengar kata-kataku, Cheng Jinshi melirik ke arah Qin Yuming dengan tatapan yang tidak jelas.
Namun pada saat Cheng Jinshi masih belum sempat berbicara, Lin Zhi seolah-olah sudah yakin kalau Cheng Jinshi pasti akan membantu Qin Yuming, sehingga langsung membentak kepadaku :”Yuming adalah tamu aku, tidak perlu kamu yang ikut campur !”
Aku mengabaikan kata-kata Lin Zhi dan terus menatap Cheng Jinshi, aku hanya ingin mengetahui sikapnya.
Setelah melihat Lin Zhi yang begitu membelanya, Qin Yuming melirik aku dengan tatapan sombong, lalu berkata dengan nada lembut, “Tante, tante tidak perlu emosi, aku tinggal di mana juga sama.”
Qin Yuming mengulangi strategi pura-pura mundur.
Namun di luar dugaannya, pada kali ini Cheng Jinshi tidak menuruti keinginannya.
Cheng Jinshi membuka bibirnya yang tipis dan melontarkan kata-katanya dengan nada lembut, “Seandainya tinggal di mana juga sama, kamar ini untuk anak-anak saja, kamu pindah ke kamar tamu yang ada di lantai tiga.”
Aku sedikit kaget, aku sama sekali tidak menyangka kalau Cheng Jinshi akan memihakku.
Wajah Qin Yuming menjadi pucat dalam seketika, tatapan matanya yang lembut pada biasanya sudah terpenuhi oleh jejak kaget dan tidak percaya.
Dia meredakan emosionalnya dengan cepat, lalu menggigit bibir dan berkata, “Baik.”
Meskipun keadaannya telah demikian, namun wanita ini tetap saja tidak mau pergi, kulit wajahnya jauh lebih tebal daripada bayanganku.
Bagus sekali.
Selanjutnya akan lebih seru.
Seandainya dia sendiri yang ingin tinggal di sini dan memberikan kesempatan kepadaku untuk balas dendam terhadapnya, maka jangan salahkan pembalasanku.
Di dalam rumah tua keluarga Cheng ini banyak kamar yang kosong, aku memilih agar kamar tidurku dan kamar tidur anak-anak dapat bersebelahan.
Setelah selesai mengurus semua ini, aku sangat lelah, namun dua budak kecil ini sepertinya sangat tidak nyaman dengan suasana yang baru, sehingga aku terus menidurkan mereka hingga tengah malam dan kembali ke kamarku sendiri.
Aku berbaring di atas kasur, kejadian pada hari ini membuat hatiku merasakan kepuasan batin sementara.
Namun setelah rasa kepuasan ini, ada rasa kelelahan yang tidak berujung.
Seandainya bisa, aku hanya berharap dapat melewati hidupku dengan tenang dan stabil.
Namun tidak ada yang mengizinkannya.
Daripada terus bertahan dan menerima perlakukan mereka yang kejam, mendingan menyerang terlebih dahulu.
Akan tetapi ….”
Sebenarnya apa maksud Cheng Jinshi, mengapa dia malah membantuku? Aku tidak habis berpikir dan tetap saja tidak mengerti maksud dari lelaki ini.
Aku berpikir hingga etiduran.
Mungkin saja dikarenakan tidak nyaman, sehingga pada keesokan harinya aku sudah bangun sebelum waktunya.
Aku membuka mata dan melihat keadaan di sekeliling yang masih tergolong asing, aku terbengong sejenak, beberapa saat kemudian baru menyadari kembali apa yang terjadi pada semalam.
Baik Lin Zhi maupun Qin Yuming, mereka hanya bisa bertingkah buruk terhadap orang lain, namun tidak akan bisa menerima serangan dari orang lain.
Sepertinya hari ini juga tidak bakal tenang.
Aku bangun dan mandi, setelah mengganti rok berwarna merah muda dan memakai sendal yang lembut, aku beranjak ke kamar sebelah untuk melihat kedua anakku.
Mereka berdua masih tidur nyenyak, tubuhnya yang lembut sedang meringkuk di atas kasur, kesannya sepertinya kucing kecil yang turut dan manja.
Pada detik ini, hatiku juga lembut dalam seketika.
Aku mengecup ringan pada pipi mereka dengan gerakan berhati-hati, setelah itu melangkah keluar dengan gerakan ringan dan memesan kepada bibi untuk menjaga mereka.
Setelah itu aku turun ke lantai bawah.
Cheng Jinshi memiliki kebiasaan bangun pagi, saat ini dia sedang duduk di samping meja makan, seharusnya sudah selesai saparan, jarinya yang lentik sedang membuka koran keuangan, alisnya sedang mengerut dengan erat.
Adegan ini sama persis seperti pagi hari dalam empat tahun sebelumnya.
Pada saat itu kami baru saja menikah, meskipun dia sangat dingin dan menjauh, namun setidaknya tidak ada orang ketiga di antara kami.
Aku boleh menaruh harapan, asalkan aku baik kepadanya, cepat atau lambat dia pasti akan mencintaiku.
Aku terbengong sejenak, tiba-tiba terdengar suara Qin Yuming yang muncul di belakang tubuhku, “Xiao Xi, pagi.”
Dalam seketika itu aku diseret keluar dari kenanganku, semuanya kembali ke bentuk dasarnya.
Kenyataannya adalah seperti ini.
Aku meredakan emosional dan melirik Qin Yuming yang masih mengenakan baju tidur, lalu menyindir dirinya dengan wajah yang pura-pura tersenyum, “Pakaian nona Qin begitu sedikit, tidak dingin ya? Lagi pula, kamu memakai baju tidur di hadapan suamiku, bukannya tidak terlalu baik ya ?”
Kalimat yang aku katakan ini mengandung dua jenis maksud yang berbeda, satunya adalah menekan kepemilikan aku terhadap Cheng Jinshi, satunya lagi adalah menyindir Qin Yuming yang tidak tahu malu.
Sebenarnya bukan masalah apabila dia mengenakan baju tidur, namun dia malahan mengenakan baju tidur yang sangat tipis, apabila melirik sekilas, bahkan dapat melihat bentuk dan warna baju dalamnya.
Pada sebelumnya niat Qin Yuming terhadap Cheng Jinshi masih tidak begitu jelas, namun pada saat ini sudah mencapai batasan terang-terangan.
Kelihatannya dia benar-benar panik karena tindakanku.
Qin Yuming menggigit gigi dan mengeluh nafas yang panjang, “Maaf, aku mengira kalau Jin Shi sudah berangkat kerja, aku ganti sekarang.”
Aku tidak menyambung pembicaraannya, malahan beranjak ke meja makan dan mulai sarapan.
Saat ini Cheng Jinshi mengalihkan tatapannya dari koran dan menatap ke arahku, setelah itu menarik sudut bibir dan berkata, “Masih terbiasa ?”
“Lumayan.” Aku menjawab dengan singkat.
Pada kenyataannya, aku tidak terlalu terbiasa apabila melihat Cheng Jinshi yang tiba-tiba perhatian padaku.
Lin Zhi juga telah bangun tidur dan turun ke lantai bawah, setelah melihat keberadaanku, reaksi wajahnya tetap saja terpenuhi dengan amarah, namun dia malahan duduk dan tersenyum kepadaku :”Xiao Xi, aku tidak terbiasa kalau sarapan bersama orang lain, atau begini saja, kamu ke depannya sarapan di ruangan kecil atau kamarmu sendiri saja ?”
Aku tiba-tiba melempar garpu ke dalam piring dan menjauhkan makanan di hadapan, setelah itu bertanya pada pembantu :”Aku tidak suka sarapan gaya barat, masih ada yang lain ?”
Pembantu menatapku dengan tatapan kesusahan, “Tidak … Anda mau makan apa? Aku langsung menyuruh koki yang menyiapkan untuk Anda.”
Lin Zhi mengetahui kalau aku sedang emosi kepadanya, sehingga api amarahnya semakin meledak, “Ningxi, apa maksudmu sekarang?! Kamu baru saja pulang, sudah bertingkah angkuh di hadapanku ya ?”
Dia meneguk susu dan menatap ke arah Cheng Jinshi, “Kamu lihatlah sendiri, dia mana ada gaya seperti menantu? Menurutku dia seperti nenek moyang!”
Cheng Jinshi bukan hanya tidak emosi, dia malahan menatapku dengan tatapan seru, aku tidak mengerti dengan tatapannya, setelah itu dia menjawab :”Dulu memang kita yang bersalah terhadap dia, wajar saja kalau dia memiliki emosionalnya.”
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Love at First Sight
Laura VanessaHarmless Lie
BaigeGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCintaku Pada Presdir
NingsiMy Lifetime
DevinaVillain's Giving Up
Axe AshciellyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu