Cintaku Pada Presdir - Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!

Semua orang mengetahui kalau pembantu tidak mungkin melakukan hal ini.

Mungkin saja Lin Zhi, Cheng Yang atau bahkan Cheng Jinshi yang mengaturnya.

Tidak peduli siapapun, kata-kataku sudah berhasil menampar wajah mereka.

Reaksi wajah Lin Zhi pada saat ini sangat seram, sedangkan Qin Yuming yang dihina aku juga tidak dapat mengendalikan emosinya lagi, dia mengepal tangannya dan berkata, “Begitu banyak kamar, kenapa kamu mesti memilih kamarku, jangan-jangan kamu sengaja mencari masalah denganku ya ?”

Meskipun sudah emosi, Qin Yuming tetap saja tidak lupa untuk berlagak kasihan.

Aku bahkan ingin tertawa, dan juga telah tertawa keceplosan, aku menghampiri telinganya dan berkata dengan nada yang menantang :”Qin Yuming, kamu salah, ingin bukan namanya sengaja mencari masalah, ini namanya balas dendam, mengerti ?”

Suara pembicaraanku sangat kecil, sehingga tidak ada yang dapat mendengarnya selain Qin Yuming.

Dia tiba-tiba mendorongku dengan tatapan yang penuh dengan kebencian, namun ketika melihat Cheng Jinshi yang sedang menghampiri, dia tiba-tiba memperlihatkan tampang kasihan, “Kamu..kamu tidak boleh begitu jahat.”

Cheng Jinshi mengerut alis sambil bertanya :”Kenapa ?”

Meskipun dia menyambung pembicaraan Qin Yuming, namun tatapannya malahan melekat pada tubuhku.

Jadi sekarang dia mau membela kebenaran untuk Qin Yuming ya ?

Aku tersenyum, “Aku merasa kamar yang ditinggal oleh nona Qin ini, sangat cocok kalau dijadikan sebagai kamar bermain untuk Anan dan Beibei, nona Qin sebagai tamu, aku suruh dia mengganti kamar lainnya, tidak keterlaluan kan ?”

Dalam seketika itu tatapan kami semua melekat pada tubuh Cheng Jinshi.

Setelah mendengar kata-kataku, Cheng Jinshi melirik ke arah Qin Yuming dengan tatapan yang tidak jelas.

Namun pada saat Cheng Jinshi masih belum sempat berbicara, Lin Zhi seolah-olah sudah yakin kalau Cheng Jinshi pasti akan membantu Qin Yuming, sehingga langsung membentak kepadaku :”Yuming adalah tamu aku, tidak perlu kamu yang ikut campur !”

Aku mengabaikan kata-kata Lin Zhi dan terus menatap Cheng Jinshi, aku hanya ingin mengetahui sikapnya.

Setelah melihat Lin Zhi yang begitu membelanya, Qin Yuming melirik aku dengan tatapan sombong, lalu berkata dengan nada lembut, “Tante, tante tidak perlu emosi, aku tinggal di mana juga sama.”

Qin Yuming mengulangi strategi pura-pura mundur.

Namun di luar dugaannya, pada kali ini Cheng Jinshi tidak menuruti keinginannya.

Cheng Jinshi membuka bibirnya yang tipis dan melontarkan kata-katanya dengan nada lembut, “Seandainya tinggal di mana juga sama, kamar ini untuk anak-anak saja, kamu pindah ke kamar tamu yang ada di lantai tiga.”

Aku sedikit kaget, aku sama sekali tidak menyangka kalau Cheng Jinshi akan memihakku.

Wajah Qin Yuming menjadi pucat dalam seketika, tatapan matanya yang lembut pada biasanya sudah terpenuhi oleh jejak kaget dan tidak percaya.

Dia meredakan emosionalnya dengan cepat, lalu menggigit bibir dan berkata, “Baik.”

Meskipun keadaannya telah demikian, namun wanita ini tetap saja tidak mau pergi, kulit wajahnya jauh lebih tebal daripada bayanganku.

Bagus sekali.

Selanjutnya akan lebih seru.

Seandainya dia sendiri yang ingin tinggal di sini dan memberikan kesempatan kepadaku untuk balas dendam terhadapnya, maka jangan salahkan pembalasanku.

Di dalam rumah tua keluarga Cheng ini banyak kamar yang kosong, aku memilih agar kamar tidurku dan kamar tidur anak-anak dapat bersebelahan.

Setelah selesai mengurus semua ini, aku sangat lelah, namun dua budak kecil ini sepertinya sangat tidak nyaman dengan suasana yang baru, sehingga aku terus menidurkan mereka hingga tengah malam dan kembali ke kamarku sendiri.

Aku berbaring di atas kasur, kejadian pada hari ini membuat hatiku merasakan kepuasan batin sementara.

Namun setelah rasa kepuasan ini, ada rasa kelelahan yang tidak berujung.

Seandainya bisa, aku hanya berharap dapat melewati hidupku dengan tenang dan stabil.

Namun tidak ada yang mengizinkannya.

Daripada terus bertahan dan menerima perlakukan mereka yang kejam, mendingan menyerang terlebih dahulu.

Akan tetapi ….”

Sebenarnya apa maksud Cheng Jinshi, mengapa dia malah membantuku? Aku tidak habis berpikir dan tetap saja tidak mengerti maksud dari lelaki ini.

Aku berpikir hingga etiduran.

Mungkin saja dikarenakan tidak nyaman, sehingga pada keesokan harinya aku sudah bangun sebelum waktunya.

Aku membuka mata dan melihat keadaan di sekeliling yang masih tergolong asing, aku terbengong sejenak, beberapa saat kemudian baru menyadari kembali apa yang terjadi pada semalam.

Baik Lin Zhi maupun Qin Yuming, mereka hanya bisa bertingkah buruk terhadap orang lain, namun tidak akan bisa menerima serangan dari orang lain.

Sepertinya hari ini juga tidak bakal tenang.

Aku bangun dan mandi, setelah mengganti rok berwarna merah muda dan memakai sendal yang lembut, aku beranjak ke kamar sebelah untuk melihat kedua anakku.

Mereka berdua masih tidur nyenyak, tubuhnya yang lembut sedang meringkuk di atas kasur, kesannya sepertinya kucing kecil yang turut dan manja.

Pada detik ini, hatiku juga lembut dalam seketika.

Aku mengecup ringan pada pipi mereka dengan gerakan berhati-hati, setelah itu melangkah keluar dengan gerakan ringan dan memesan kepada bibi untuk menjaga mereka.

Setelah itu aku turun ke lantai bawah.

Cheng Jinshi memiliki kebiasaan bangun pagi, saat ini dia sedang duduk di samping meja makan, seharusnya sudah selesai saparan, jarinya yang lentik sedang membuka koran keuangan, alisnya sedang mengerut dengan erat.

Adegan ini sama persis seperti pagi hari dalam empat tahun sebelumnya.

Pada saat itu kami baru saja menikah, meskipun dia sangat dingin dan menjauh, namun setidaknya tidak ada orang ketiga di antara kami.

Aku boleh menaruh harapan, asalkan aku baik kepadanya, cepat atau lambat dia pasti akan mencintaiku.

Aku terbengong sejenak, tiba-tiba terdengar suara Qin Yuming yang muncul di belakang tubuhku, “Xiao Xi, pagi.”

Dalam seketika itu aku diseret keluar dari kenanganku, semuanya kembali ke bentuk dasarnya.

Kenyataannya adalah seperti ini.

Aku meredakan emosional dan melirik Qin Yuming yang masih mengenakan baju tidur, lalu menyindir dirinya dengan wajah yang pura-pura tersenyum, “Pakaian nona Qin begitu sedikit, tidak dingin ya? Lagi pula, kamu memakai baju tidur di hadapan suamiku, bukannya tidak terlalu baik ya ?”

Kalimat yang aku katakan ini mengandung dua jenis maksud yang berbeda, satunya adalah menekan kepemilikan aku terhadap Cheng Jinshi, satunya lagi adalah menyindir Qin Yuming yang tidak tahu malu.

Sebenarnya bukan masalah apabila dia mengenakan baju tidur, namun dia malahan mengenakan baju tidur yang sangat tipis, apabila melirik sekilas, bahkan dapat melihat bentuk dan warna baju dalamnya.

Pada sebelumnya niat Qin Yuming terhadap Cheng Jinshi masih tidak begitu jelas, namun pada saat ini sudah mencapai batasan terang-terangan.

Kelihatannya dia benar-benar panik karena tindakanku.

Qin Yuming menggigit gigi dan mengeluh nafas yang panjang, “Maaf, aku mengira kalau Jin Shi sudah berangkat kerja, aku ganti sekarang.”

Aku tidak menyambung pembicaraannya, malahan beranjak ke meja makan dan mulai sarapan.

Saat ini Cheng Jinshi mengalihkan tatapannya dari koran dan menatap ke arahku, setelah itu menarik sudut bibir dan berkata, “Masih terbiasa ?”

“Lumayan.” Aku menjawab dengan singkat.

Pada kenyataannya, aku tidak terlalu terbiasa apabila melihat Cheng Jinshi yang tiba-tiba perhatian padaku.

Lin Zhi juga telah bangun tidur dan turun ke lantai bawah, setelah melihat keberadaanku, reaksi wajahnya tetap saja terpenuhi dengan amarah, namun dia malahan duduk dan tersenyum kepadaku :”Xiao Xi, aku tidak terbiasa kalau sarapan bersama orang lain, atau begini saja, kamu ke depannya sarapan di ruangan kecil atau kamarmu sendiri saja ?”

Aku tiba-tiba melempar garpu ke dalam piring dan menjauhkan makanan di hadapan, setelah itu bertanya pada pembantu :”Aku tidak suka sarapan gaya barat, masih ada yang lain ?”

Pembantu menatapku dengan tatapan kesusahan, “Tidak … Anda mau makan apa? Aku langsung menyuruh koki yang menyiapkan untuk Anda.”

Lin Zhi mengetahui kalau aku sedang emosi kepadanya, sehingga api amarahnya semakin meledak, “Ningxi, apa maksudmu sekarang?! Kamu baru saja pulang, sudah bertingkah angkuh di hadapanku ya ?”

Dia meneguk susu dan menatap ke arah Cheng Jinshi, “Kamu lihatlah sendiri, dia mana ada gaya seperti menantu? Menurutku dia seperti nenek moyang!”

Cheng Jinshi bukan hanya tidak emosi, dia malahan menatapku dengan tatapan seru, aku tidak mengerti dengan tatapannya, setelah itu dia menjawab :”Dulu memang kita yang bersalah terhadap dia, wajar saja kalau dia memiliki emosionalnya.”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu