Cintaku Pada Presdir - Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan

Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan


Taksi memasuki daerah kompleks, aku hendak mengeluarkan dompet untuk mengambil uang, barulah aku teringat, aku tidak bawa uang satu rupiah pun, bahkan handphone pun masih di kamar.


Tadi di rumah sakit perutku sakit, aku juga sangat khawatir dengan anak yang ada di perut, Zhou Ziyu menyuruhku untuk tunggu di ruang gawat darurat, kemudian dia yang mengurusi masalah pembayaran dan lain-lain. Aku sedikit kesal, orang lain sudah berbaik hati membantuku, tapi aku malah membiarkannya membayar biaya pemeriksaanku.


Memang awalnya sudah orang asing, sekarang pun tidak tahu apakah masih punya kesempatan untuk bertemu lagi, biar aku bisa mengembalikan uang ke dia.


Selama berpikir, taksi sudah berhenti di depan pintu rumah, aku menyuruh bapak taksi untuk menunggu sekejap agar aku mengambil uang dari rumah dan membayarnya.


Aku berdiri di depan pintu rumah, baru saja ingin memasukkan kunci sandi, pintu rumah langsung terbuka, tengah malam, aku terkejut, mendongak, terlihat wajah Cheng Jinshi yang menakutkan, dia terburu-buru ingin keluar.


Aku mendengus, menyamping untuk membiarkan dia lewat, menunggu beberapa detik, dia tetap tidak pergi.


Aku baru ingin berbicara, dia berkata dengan marah: “tengah malam ke mana kamu?”


Angin malam berhembus kemari, aku bergidik secara tidak sadar, menggosok-gosok lengan, “tidak ke mana.”


Dia melirikku sekilas, menarikku masuk ke rumah, satu tangannya menutup pintu.


Di dalam rumah terasa hangat, aku mengambil uang keluar untuk membayar taksi, ketika pulang masih terlihat dia berdiri di ruang tamu, bertanya dengan heran: “kamu tidak jadi keluar?”


Dia mendengus dengan emosi yang tidak baik, “keluar malam-malam, aku gila?”


Samar-samar terasa bahwa dia sedang menyindirku secara diam-diam, buka pintu di tengah malam, kemudian tidak keluar… …entah siapa yang gila. 


Aku tidak meresponnya, bersikap cuek dan naik ke atas, setelah menaikki beberapa anak tangga, masih terasa ada tatapan tajam sedang menatap bagian belakang aku.


Aku tidak bisa menahan kehendak untuk membalikkan kepala, langsung bertatapan dengan Cheng Jinshi, aku duga dia mungkin ingin berinterogasi padaku tentang masalah Xiao Bao demam.

Aku tidak menghindar sama sekali, berkata dengan pelan: “aku tidak tahu harus bagaimana baru bisa membuatmu percaya padaku, tapi aku hanya berkata sekali ini, aku tidak menguncinya di luar. Benar, aku memang benci Song Jiamin, aku juga tidak suka anak jadahmu, tapi aku tidak perlu harus sampai melakukan ini pada seorang anak kecil, percaya atau tidak, terserah kamu.”


Selesai bicara, aku pun tidak peduli apakah dia percaya atau tidak, balik badan terus menaiki tangga.


Atau boleh dibilang, aku tidak mendambakan kepercayaan dia lagi.


Bagaimanapun, dia sudah salah paham banyak kali terhadapku, aku sudah terbiasa.


“Ning Xi, aku percaya padamu.”


Belakangku, terdengar suara pria yang jelas dan ringan, sejenak, aku bahkan merasa diriku sendiri berhalusinasi.


Langkahku sedikit terpaku, tapi aku tidak berhenti.


Ning Xi.


Aku percaya padamu.


Empat kata ini, mengetuk hati ku, agak memilukan.


Dia bilang, dia percaya denganku.


Aku selalu berharap, dia memberiku kepercayaan, sedikit saja sudah cukup.


Tapi, ketika sekarang mendengar kata-kata ini, aku tidak senang sama sekali, hanya terasa tidak nyaman.


Mungkin, karena dia sudah percaya padaku, tapi malah tetap membiarkan Song Jiamin pulang pada kesempatan ini.


Mungkin juga, karena kata-kata ini datang terlambat, sepertinya aku sudah tidak begitu memandang penting kepercayaannya kepadaku lagi.


Suatu hari, aku dibangunkan lagi di saat aku tidur.


Aku membuka mata, Xiao He tergesa-gesa mendesakku, “Nona Ning, cepatlah bangun, nyonya tua datang dari rumah tua ke sini, dia sudah mengetahui masalah semalam dan sangat marah, dia menyuruhku untuk memanggilmu turun.”


Permasalahan ini tidak habis-habis, aku dengan jengkel melihat jam dinding, meresponnya, “iya, aku akan segera turun.”


Bagaimana ibu mertua bisa mengetahui masalah ini… … Oh, salah, aku tidak seharusnya menyebut dia sebagai ibu mertua lagi, namanya Lin Zhi


Rumah hanya ada beberapa orang, Cheng Jinshi sudah berkata dia percaya padaku, jadi mungkin bukan dia yang memberi tahu, berpikir dengan jari kaki saja bisa ditebak, Song Jiamin yang memberi tahu Lin Zhi.


Agaknya dia benar-benar sangat membenciku, kemungkinan besar dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengusir aku.


Aku dengan sebal mengganti pakaian, tidurku tidak nyenyak semalaman, aku masih terasa capek, menopang pada pegangan sambil menuruni tangga dengan pelan.


Sampai di lantai dua, pandanganku tidak sengaja melirik sebuah tempat, menunjuk ke arah itu, bertanya ke Xiao He yang ada di sebelahku, hatiku agak tegang, “CCTV itu, tidak rusak, kan?”


Xiao He menoleh ke arah itu, menjawab: “itu masih bagus, hanya CCTV di lantai satu yang rusak.”


Aku melega, “kalau gitu, apakah bisa terlihat pintu masuk?”


Xiao He mengangguk, “bisa, anda mau lihat?”


Saat ini, aku hanya terasa tekanan di dadaku menghilang separuh, langkahku juga merenggang, “kamu cari rekaman semalam, mulai dari jam 7.30 malam, dapatkan rekaman Xiao Bao keluar rumah, nanti berikan ke Nyonya tua.”


Aku berjalan ke ruang tamu sendirian, sebuah cangkir teh dilempar ke arahku, aku langsung menghalang dengan tangan, walau tidak kena aku, tapi teh yang masih panas tersiram tidak sedikit di tanganku, sangat pedih.


Lin Zhi sudah memang marah dari awal, mungkin karena hindaranku yang membuatnya semakin marah.


“pergi kamu dari sini! Xiao Bao demam semalaman, kamu malah masih bisa tidur nyenyak!”


Sambil berbicara, dia sambil berjalan mendekatiku dengan penuh marah, mengangkat tangan hendak menamparku.


Aku sudah berjaga-jaga dari awal, angkat tangan dan menahan pergelangan tangannya, berkata dengan serius: “tante, masalah semalam tidak ada hubungannya denganku.”


Dia menghempaskan tanganku, marah hingga jari-jarinya bergemetaran, “di rumah hanya ada kalian berdua, atau mungkin kamu mau bilang, Xiao Bao yang mengunci dirinya sendiri di luar?!”


Song Jiamin berdiri di samping Lin Zhi, wajahnya agak pucat, terlihat sudah khawatir semalaman.


Dia menggigit bibir bawahnya, menyalahkan, “Ning Xi, ada apa cari aku saja, Xiao Bao hanya anak kecil, bagaimana bisa kamu melakukan ini padanya?”


Bakat aktingnya benar-benar luar biasa, kalau orang yang dijebak bukan aku, aku sudah ingin bertepuk tangan memuji bagus.


Dia tidak menjadi aktris, benar-benar adalah kerugian dunia hiburan.


Aku tidak menghiraukan dia, berkata ke Lin Zhi, “aku juga tidak tahu bagaimana Xiao Bao bisa terkunci di luar, tapi benar-benar bukan aku yang melakukan itu, kalau tidak percaya, kamu bisa saja lihat rekaman CCTV.”


Song Jiamin langsung menyambung, “CCTV sudah rusak, bagaimana bisa dilihat?”


Aku memelototinya dengan santai, kebetulan Xiao He kemari membawa handphone, sepertinya sudah ditemukan.


Xiao He sambil memberikan handphone kepada Lin Zhi, sambil menjelaskan: “Nyonya, semalam tuan kecil keluar sendiri sekitar jam delapan, anda boleh lihat rekamannya, saya sudah menghentikan rekaman di waktu itu.”


Wajah Song Jiamin memucat ketakutan, “kamu asal bilang, kenapa Xiao Bao bisa keluar sendirian! CCTV lantai satu sudah rusak semua, rekaman dari mana itu, jangan-jangan kamu ambil rekaman palsu untuk membohongi nyonya!”


Aku tersenyum ironi melihatnya, dengan nada menyindir, “kalau begitu kamu benar-benar ketinggalan satu kebocoran di antara jebakanmu yang sudah rapat sempurna, CCTV lantai satu rusak, tapi ada satu CCTV di lantai dua yang bisa merekam bagian pintu.”


Dia hanya bisa menutupi kemaluan dengan marah, “aku tidak tahu apa yang kamu katakan!”


Lin Zhi menatap handphone beberapa saat, ekspresi wajahnya menggelap, tatapannya tajam, “Xiao He, bawa Xiao Bao kemari.”


“baiklah.” Xiao He segera naik ke lantai atas.


Lin Zhi tidak berkata apa-apa lagi, hanya membelalak Song Jiamin dengan ganas.


Xiao He dengan cepat membawa Xiao Bao kemari, Song Jiamin berdiri gugup, dan aku agaknya sudah tahu apa yang akan dilakukan Lin Zhi.


Lin Zhi memeluk Xiao Bao, menyimpan kemarahan yang menakutkan, berkata dengan lembut, “sayang, kasih tahu nenek, semalam siapa yang menguncimu di luar?”


Xiao Bao demam semalaman, sekarang masih terlihat lesuh, mengulurkan tangan menunjuk ke aku, “tante itu.”


Aku tersenyum dingin di dalam hati, terdengar Lin Zhi bertanya lagi, “bagaimana cara tante itu menguncimu di luar?”


Xiao Bao melihat ke Song Jiamin dengan ketakutan, Song Jiamin menjadi gelisah, dengan tidak sabar berkata, “bu, Xiao Bao masih sakit, bagaimana mungkin bisa mengingat dengan jelas.”


Lin Zhi marah, “diam kamu!”


Kemudian, menunduk kepala melihat Xiao Bao lagi, suaranya sangat lembut, “jangan takut, katakan apa saja yang kamu ingat.”


Xiao Bao mengedipkan mata, “tante sangat membenciku, dia terus menarik aku keluar, mengunci pintu, tidak membiarkan aku masuk.. …”


Awalnya aku masih takut terjadi kesalahan, tapi kata-kata yang dikeluarkan dia langsung membuat aku kembali tenang.


Karena aku sudah naik ke kamar untuk tidur sebelum jam delapan, rekaman CCTV tidak mungkin ada gambaran aku menariknya keluar.


Sesuai dugaan, Lin Zhi meletakkan Xiao Bao ke sofa, dengan ganas melempar handphone ke arah Song Jiamin, “kamu lihat sendiri!”


Lin Zhi pastinya sudah mengetahui penyebab, Xiao Bao hanya anak kecil, bagaimana mungkin melakukan hal seperti ini tanpa sebab, tentu saja karena ada arahan dari orang tua.


Song Jiamin melihat sekilas rekaman CCTV, menangis munafik, “aku juga tidak tahu apa yang terjadi… …”


“tidak tahu? Kamu sudah bukan pertama kali melakukan hal seperti ini.” Nada suaraku sangat polos, mengendalikan emosi, menoleh ke Lin Zhi, berkata dengan sedikit kecewa, “tante, kamu masih tidak tahu kan? Kecelakaan Xiao Bao kemarin yang sampai di bawa ke ruang gawat darurat, itu adalah kelakukan dia juga, hanya untuk mengambinghitamkan aku, agar aku cerai dengan Jinshi.”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu