Cintaku Pada Presdir - Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
Taksi memasuki daerah kompleks, aku hendak mengeluarkan dompet untuk mengambil uang, barulah aku teringat, aku tidak bawa uang satu rupiah pun, bahkan handphone pun masih di kamar.
Tadi di rumah sakit perutku sakit, aku juga sangat khawatir dengan anak yang ada di perut, Zhou Ziyu menyuruhku untuk tunggu di ruang gawat darurat, kemudian dia yang mengurusi masalah pembayaran dan lain-lain. Aku sedikit kesal, orang lain sudah berbaik hati membantuku, tapi aku malah membiarkannya membayar biaya pemeriksaanku.
Memang awalnya sudah orang asing, sekarang pun tidak tahu apakah masih punya kesempatan untuk bertemu lagi, biar aku bisa mengembalikan uang ke dia.
Selama berpikir, taksi sudah berhenti di depan pintu rumah, aku menyuruh bapak taksi untuk menunggu sekejap agar aku mengambil uang dari rumah dan membayarnya.
Aku berdiri di depan pintu rumah, baru saja ingin memasukkan kunci sandi, pintu rumah langsung terbuka, tengah malam, aku terkejut, mendongak, terlihat wajah Cheng Jinshi yang menakutkan, dia terburu-buru ingin keluar.
Aku mendengus, menyamping untuk membiarkan dia lewat, menunggu beberapa detik, dia tetap tidak pergi.
Aku baru ingin berbicara, dia berkata dengan marah: “tengah malam ke mana kamu?”
Angin malam berhembus kemari, aku bergidik secara tidak sadar, menggosok-gosok lengan, “tidak ke mana.”
Dia melirikku sekilas, menarikku masuk ke rumah, satu tangannya menutup pintu.
Di dalam rumah terasa hangat, aku mengambil uang keluar untuk membayar taksi, ketika pulang masih terlihat dia berdiri di ruang tamu, bertanya dengan heran: “kamu tidak jadi keluar?”
Dia mendengus dengan emosi yang tidak baik, “keluar malam-malam, aku gila?”
Samar-samar terasa bahwa dia sedang menyindirku secara diam-diam, buka pintu di tengah malam, kemudian tidak keluar… …entah siapa yang gila.
Aku tidak meresponnya, bersikap cuek dan naik ke atas, setelah menaikki beberapa anak tangga, masih terasa ada tatapan tajam sedang menatap bagian belakang aku.
Aku tidak bisa menahan kehendak untuk membalikkan kepala, langsung bertatapan dengan Cheng Jinshi, aku duga dia mungkin ingin berinterogasi padaku tentang masalah Xiao Bao demam.
Aku tidak menghindar sama sekali, berkata dengan pelan: “aku tidak tahu harus bagaimana baru bisa membuatmu percaya padaku, tapi aku hanya berkata sekali ini, aku tidak menguncinya di luar. Benar, aku memang benci Song Jiamin, aku juga tidak suka anak jadahmu, tapi aku tidak perlu harus sampai melakukan ini pada seorang anak kecil, percaya atau tidak, terserah kamu.”
Selesai bicara, aku pun tidak peduli apakah dia percaya atau tidak, balik badan terus menaiki tangga.
Atau boleh dibilang, aku tidak mendambakan kepercayaan dia lagi.
Bagaimanapun, dia sudah salah paham banyak kali terhadapku, aku sudah terbiasa.
“Ning Xi, aku percaya padamu.”
Belakangku, terdengar suara pria yang jelas dan ringan, sejenak, aku bahkan merasa diriku sendiri berhalusinasi.
Langkahku sedikit terpaku, tapi aku tidak berhenti.
Ning Xi.
Aku percaya padamu.
Empat kata ini, mengetuk hati ku, agak memilukan.
Dia bilang, dia percaya denganku.
Aku selalu berharap, dia memberiku kepercayaan, sedikit saja sudah cukup.
Tapi, ketika sekarang mendengar kata-kata ini, aku tidak senang sama sekali, hanya terasa tidak nyaman.
Mungkin, karena dia sudah percaya padaku, tapi malah tetap membiarkan Song Jiamin pulang pada kesempatan ini.
Mungkin juga, karena kata-kata ini datang terlambat, sepertinya aku sudah tidak begitu memandang penting kepercayaannya kepadaku lagi.
Suatu hari, aku dibangunkan lagi di saat aku tidur.
Aku membuka mata, Xiao He tergesa-gesa mendesakku, “Nona Ning, cepatlah bangun, nyonya tua datang dari rumah tua ke sini, dia sudah mengetahui masalah semalam dan sangat marah, dia menyuruhku untuk memanggilmu turun.”
Permasalahan ini tidak habis-habis, aku dengan jengkel melihat jam dinding, meresponnya, “iya, aku akan segera turun.”
Bagaimana ibu mertua bisa mengetahui masalah ini… … Oh, salah, aku tidak seharusnya menyebut dia sebagai ibu mertua lagi, namanya Lin Zhi
Rumah hanya ada beberapa orang, Cheng Jinshi sudah berkata dia percaya padaku, jadi mungkin bukan dia yang memberi tahu, berpikir dengan jari kaki saja bisa ditebak, Song Jiamin yang memberi tahu Lin Zhi.
Agaknya dia benar-benar sangat membenciku, kemungkinan besar dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengusir aku.
Aku dengan sebal mengganti pakaian, tidurku tidak nyenyak semalaman, aku masih terasa capek, menopang pada pegangan sambil menuruni tangga dengan pelan.
Sampai di lantai dua, pandanganku tidak sengaja melirik sebuah tempat, menunjuk ke arah itu, bertanya ke Xiao He yang ada di sebelahku, hatiku agak tegang, “CCTV itu, tidak rusak, kan?”
Xiao He menoleh ke arah itu, menjawab: “itu masih bagus, hanya CCTV di lantai satu yang rusak.”
Aku melega, “kalau gitu, apakah bisa terlihat pintu masuk?”
Xiao He mengangguk, “bisa, anda mau lihat?”
Saat ini, aku hanya terasa tekanan di dadaku menghilang separuh, langkahku juga merenggang, “kamu cari rekaman semalam, mulai dari jam 7.30 malam, dapatkan rekaman Xiao Bao keluar rumah, nanti berikan ke Nyonya tua.”
Aku berjalan ke ruang tamu sendirian, sebuah cangkir teh dilempar ke arahku, aku langsung menghalang dengan tangan, walau tidak kena aku, tapi teh yang masih panas tersiram tidak sedikit di tanganku, sangat pedih.
Lin Zhi sudah memang marah dari awal, mungkin karena hindaranku yang membuatnya semakin marah.
“pergi kamu dari sini! Xiao Bao demam semalaman, kamu malah masih bisa tidur nyenyak!”
Sambil berbicara, dia sambil berjalan mendekatiku dengan penuh marah, mengangkat tangan hendak menamparku.
Aku sudah berjaga-jaga dari awal, angkat tangan dan menahan pergelangan tangannya, berkata dengan serius: “tante, masalah semalam tidak ada hubungannya denganku.”
Dia menghempaskan tanganku, marah hingga jari-jarinya bergemetaran, “di rumah hanya ada kalian berdua, atau mungkin kamu mau bilang, Xiao Bao yang mengunci dirinya sendiri di luar?!”
Song Jiamin berdiri di samping Lin Zhi, wajahnya agak pucat, terlihat sudah khawatir semalaman.
Dia menggigit bibir bawahnya, menyalahkan, “Ning Xi, ada apa cari aku saja, Xiao Bao hanya anak kecil, bagaimana bisa kamu melakukan ini padanya?”
Bakat aktingnya benar-benar luar biasa, kalau orang yang dijebak bukan aku, aku sudah ingin bertepuk tangan memuji bagus.
Dia tidak menjadi aktris, benar-benar adalah kerugian dunia hiburan.
Aku tidak menghiraukan dia, berkata ke Lin Zhi, “aku juga tidak tahu bagaimana Xiao Bao bisa terkunci di luar, tapi benar-benar bukan aku yang melakukan itu, kalau tidak percaya, kamu bisa saja lihat rekaman CCTV.”
Song Jiamin langsung menyambung, “CCTV sudah rusak, bagaimana bisa dilihat?”
Aku memelototinya dengan santai, kebetulan Xiao He kemari membawa handphone, sepertinya sudah ditemukan.
Xiao He sambil memberikan handphone kepada Lin Zhi, sambil menjelaskan: “Nyonya, semalam tuan kecil keluar sendiri sekitar jam delapan, anda boleh lihat rekamannya, saya sudah menghentikan rekaman di waktu itu.”
Wajah Song Jiamin memucat ketakutan, “kamu asal bilang, kenapa Xiao Bao bisa keluar sendirian! CCTV lantai satu sudah rusak semua, rekaman dari mana itu, jangan-jangan kamu ambil rekaman palsu untuk membohongi nyonya!”
Aku tersenyum ironi melihatnya, dengan nada menyindir, “kalau begitu kamu benar-benar ketinggalan satu kebocoran di antara jebakanmu yang sudah rapat sempurna, CCTV lantai satu rusak, tapi ada satu CCTV di lantai dua yang bisa merekam bagian pintu.”
Dia hanya bisa menutupi kemaluan dengan marah, “aku tidak tahu apa yang kamu katakan!”
Lin Zhi menatap handphone beberapa saat, ekspresi wajahnya menggelap, tatapannya tajam, “Xiao He, bawa Xiao Bao kemari.”
“baiklah.” Xiao He segera naik ke lantai atas.
Lin Zhi tidak berkata apa-apa lagi, hanya membelalak Song Jiamin dengan ganas.
Xiao He dengan cepat membawa Xiao Bao kemari, Song Jiamin berdiri gugup, dan aku agaknya sudah tahu apa yang akan dilakukan Lin Zhi.
Lin Zhi memeluk Xiao Bao, menyimpan kemarahan yang menakutkan, berkata dengan lembut, “sayang, kasih tahu nenek, semalam siapa yang menguncimu di luar?”
Xiao Bao demam semalaman, sekarang masih terlihat lesuh, mengulurkan tangan menunjuk ke aku, “tante itu.”
Aku tersenyum dingin di dalam hati, terdengar Lin Zhi bertanya lagi, “bagaimana cara tante itu menguncimu di luar?”
Xiao Bao melihat ke Song Jiamin dengan ketakutan, Song Jiamin menjadi gelisah, dengan tidak sabar berkata, “bu, Xiao Bao masih sakit, bagaimana mungkin bisa mengingat dengan jelas.”
Lin Zhi marah, “diam kamu!”
Kemudian, menunduk kepala melihat Xiao Bao lagi, suaranya sangat lembut, “jangan takut, katakan apa saja yang kamu ingat.”
Xiao Bao mengedipkan mata, “tante sangat membenciku, dia terus menarik aku keluar, mengunci pintu, tidak membiarkan aku masuk.. …”
Awalnya aku masih takut terjadi kesalahan, tapi kata-kata yang dikeluarkan dia langsung membuat aku kembali tenang.
Karena aku sudah naik ke kamar untuk tidur sebelum jam delapan, rekaman CCTV tidak mungkin ada gambaran aku menariknya keluar.
Sesuai dugaan, Lin Zhi meletakkan Xiao Bao ke sofa, dengan ganas melempar handphone ke arah Song Jiamin, “kamu lihat sendiri!”
Lin Zhi pastinya sudah mengetahui penyebab, Xiao Bao hanya anak kecil, bagaimana mungkin melakukan hal seperti ini tanpa sebab, tentu saja karena ada arahan dari orang tua.
Song Jiamin melihat sekilas rekaman CCTV, menangis munafik, “aku juga tidak tahu apa yang terjadi… …”
“tidak tahu? Kamu sudah bukan pertama kali melakukan hal seperti ini.” Nada suaraku sangat polos, mengendalikan emosi, menoleh ke Lin Zhi, berkata dengan sedikit kecewa, “tante, kamu masih tidak tahu kan? Kecelakaan Xiao Bao kemarin yang sampai di bawa ke ruang gawat darurat, itu adalah kelakukan dia juga, hanya untuk mengambinghitamkan aku, agar aku cerai dengan Jinshi.”
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayPengantin Baruku
FebiIstri Pengkhianat
SubardiAku bukan menantu sampah
Stiw boyBack To You
CC LennyMy Superhero
JessiEverything i know about love
Shinta CharityCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu