Cintaku Pada Presdir - Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
Hampir tanpa perlu berpikir, nama Qin Yuming pun muncul di pikiranku.
Aku berpikir kembali tentang apa yang terjadi sebelumnya dan berspekulasi sedikit demi sedikit.
Qin Yuming takut Lin Zhi mengatakan bahwa tujuan dia yang meminta Lin Zhi untuk membuat anak pingsan pada malam itu tidak hanya untuk menyembunyikan anak itu selama dua hari.
Tetapi untuk mengambil anakku selamanya!
Jadi Qin Yuming pun memikirkan cara membunuh dan menjebak.
Benar-benar membunuh dua burung dengan satu batu.
Kalau benar-benar adalah Qin Yuming, aku harus menembukan bukti dan membuktikan bahwa diriku tidak bersalah.
Aku menekad dan bermaksud untuk mulai dari Lin Zhi.
Kalau dia bisa mengatakan isi percakapan dia dan Qin Yuming pada malam itu, maka Qin Yuming akan memiliki motif untuk melakukan kejahatan dan polisi akan mengambil langkah untuk menyelediki, cara ini akan lebih cepat daripada aku melakukan penyelidikan sendiri.
Aku menyusun pemikiranku dan pergi menemani kedua anakku setelah mandi, aku berencana untuk pergi ke kamar Lin Zhi setelah itu.
Setidaknya aku harus tahu dulu apakah dia benar-benar menderita demensia.
Setelah berjalan sampai depan kamar, pembantu menghalangi aku, "Nona muda, nona tua mengalami ketakutan pada beberapa hari ini, sehingga memerlukan istirahat yang cukup"
Aku mengerutkan alisku, "Aku tahu, aku cuman mau menjenguknya"
"Nona sedang istirahat"
"Aku cuman mau melihatnya saja"
Reaksi pembantu membuata aku merasa ada sesuatu yang salah.
Setelah meragu sejenak, pembantu langsung berkata, "Maaf nona muda, anda tidak boleh masuk"
"Kenapa?"
Aku melamun sejenak dan tiba-tiba mengerti: "Apakah Cheng Jinshi berkata bahwa aku tidak diizinkan untuk mendekati nona?"
Pembantu mengangguk dengan ragu.
Hatiku terasa sakit.
Ternyata dia sudah mulai bersikap waspada kepada aku.
Seorang polisi yang aku tidak pernah kenal saja mau percaya kepada aku, dia saja mau mencoba untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah.
Tetapi pria yang setiap hari tidur bersama aku hanya berpikir bagaimana untuk bersikap waspada kepada aku.
Benar-benar sangat konyol.
Aku berputar balik badan dan turun ke lantai bawah, bermaksud untuk mencari sedikit makanan. Beberapa hari ini di kantor polisi, aku sama sekali tidak memiliki suasana hati untuk makan.
Siapa nyangka, pada saat aku berjalan sampai tangga terakhir, Cheng Jinshi berjalan ke arahku, tatapan dia tidak mengalami perubahan apa pun saat melihat aku, dia hanya berkata: "Sudah pulang ya?"
"Apakah kamu tidak tahu aku sudah pulang? Bukannya kamu sudah memerintah pembantu bahwa aku tidak diizinkan untuk mendekati ibumu?"
Setelah menyinggungnya, aku langsung berjalan ke ruang makan tanpa melihatnya. Aku mengeluarkan sekantong roti dari kulkas, mengeluarkan sekeping dan mulai memakannya.
Cheng Jinshi yang melihat adegan ini mengerutkan alisnya, "Roti itu masih dingin"
Aku hampir tidak mengerti maksudnya. Aku tertawa dan berkata, "Cheng Jinshi, kalau kamu sudah waspada kepada aku dalam segala hal, jangan memasang gaya seperti sangat peduli kepada aku. Apakah kamu tidak merasa hal itu sangat munafik?"
Jari yang menggantung di samping tubuhnya mulai mengerat, "Terserah kamu"
Setelah mengatakan dua kata itu, Cheng Jinshi pun berjalan ke lantai atas.
Aku memanggilnya, "Qin Yuming di mana?"
Dia tidak membiarkan aku mendekati Lin Zhi, kalau begitu aku hanya bisa mencari solusi dari Qin Yuming.
Tanpa menoleh ke belakang, Cheng Jinshi menjawab, "Tidak pernah menjumpainya"
"Benar-benar tidak menjumpainya atau kamu berbohong kepadaku?"
Aku tidak percaya.
Qin Yuming begitu ingin menikah ke dalam keluarga Cheng. Tidak tahu dia sudah mencoba untuk datang ke sini berapa kali sejak aku masuk ke kantor polisi.
Langkah kaki Cheng Jinshi berhenti, nada suarnaya menjadi semakin dingin, "Tidak pernah menjumpainya"
Dalam beberapa hari selanjutnya, aku terlihat seperti lalat yang terbang tanpa tujuan, Cheng Jinshi menghindar aku dan aku tidak bisa menjumpai Lin Zhi.
Aku juga tidak bisa menemukan Qin Yuming.
Malam itu, aku masuk ke kamar Lin Zhi pada saat pelayan mengambil giliran. Pada saat itu ada suara tutup pintu yang keras berdering dari lantai bawah.
Aku turun ke lantai bawah dengan bingung dan melihat Cheng Jinshi berjalan masuk dengan gaya yang mabuk. Tidak tahu dia minum seberapa banyak alkohol.
Cheng Jinshi sering memiliki acara bisnis, tetapi orang yang berani membujuknya untuk minum hanya beberapa.
Tetapi dalam beberapa hari ini, Cheng Jinshi selalu pulang dengan keadaan mabuk.
Mengeratkan tinjuku, aku ingin berpura-pura tidak melihatnya. Pada saat aku bermaksud untuk naik ke lantai atas, Cheng Jinshi tersandung di menjadi kopi dan tubuhnya tiba-tiba mencondong ke depan.
Aku belari untuk membantunya secara refleks dan sebuah tertawa yang dingin berdering di telingaku. Cheng Jinshi mendorong aku dan duduk di atas sofa.
Dia bersandar di sofa dengan malas dan menatap aku dengan mata menyipit dan gaya yang mabuk, "Ning Xi, apakah kamu tidak merasa dirimu sangat munafik?"
Tanganku tegang di tengah udara, hatiku terasa tersumbat.
Aku benar-benar sangat konyol.
Dia mau jatuh, biarkan dia jatuh saja, buat apa mengurus masalahnya?
Aku menatap ke matanya dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi aku sadar tatapan dia sama sekali tidak memiliki unsur mabuk, matanya terlihat sangat dingin, seolah-olah mau melihat sampai ke organ yang berada di dalam tubuhku.
"Kita cerai saja" Aku menekan rasa sakit di hatiku dan berkata dengan pelan.
Saling tidak percaya dan saling menyiksa.
Buat apa melanjutkan pernikahan ini lagi?
Cheng Jinshi mengangkat sudut bibirnya dengan dingin, dia memejamkan matanya dan berkata seolah-olah sedang mengomel, "Kamu jangan mimpi"
Aku tidak bisa membedakan apakah dia benar-benar mabuk atau tidak. Jadi aku memutuskan untuk tidak menghiraukannya dan naik ke lantai atas.
Aku merasa sedikit sakit kepala. Sehingga aku meminta pembantu untuk membawakan obat dan merasa lebih baik setelah meminumnya.
Meskipun sakit kepala, aku tidak bisa tidur waktu berbaring di atas tempat tidur. Pada saat aku sedang bergerak bolak-balik, pintu kamarku terbuka.
Jantungku mengerat, aku membuka mataku dan melihat tante Wu masuk dengan ekspresi yang cemas, "Nona Ning, Anan sepertinya sedang flu. Dia memuntahkan semua suplemen makanan yang dia makan pada malam tadi"
Aku turun dari tempat tidur dengan panik dan berlari ke kamar anak-anak kemudian mengendong Anan, "Kenapa bisa tiba-tiba flu?"
"Mungkin karena perubahan cuaca dua hari ini sangat besar, sementara Anan takut panas, dia selalu melepaskan bajunya waktu bermain sampai kepanasan, jadi masuk angin" Tante Wu berkata dengan bersalah.
"Lupakan saja"
Aku mengeluarkan jaket dari lemari dan memakainya ke tubuh Anan, "Kamu menjaga Beibei di rumah, aku bawa Anan ke rumah sakit"
Tante Wu segera mengangguk, "Baik"
Aku turun ke lantai bawah, setelah mendengar kabar Anan sakit, pengurus rumah tangga langsung mengemudi untuk mengantar aku ke rumah sakit tanpa sempat mencari supir.
Di sepanjang jalan, aku sibuk khawatir kepada Anan dan tidak sempat memikirkan hal lain.
"Nona muda, kata-kata tuan muda pada malam ini adalah kata-kata mabuk. Anda jangan memasukkan ke dalam hati" Pengurus rumah tangga yang sedang mengemudi tiba-tiba berkata, setelah itu menambah: "Aku melihat tuan muda sejak kecil, aku bisa melihat dia masih mencintaimu"
Aku melihat ke luar jendela, "Apakah kamu merasa dia berkata seperti itu karena mabuk?"
"Tuan muda benar-benar mabuk. Anda jangan berpikir terlalu banyak. Dua hari ini, kepala keluarga Li datang ke kota Nan untuk mengadakan bisnis rapat. Tuan muda memiliki pertemanan yang sangat baik dengannya, jadi tentu saja mereka akan berkumpul dan makan bersama. Mabuk adalah hal yang normal"
"Keluarga Li di kota Jin itu?"
Aku bertanya secara refleks.
Keluarga Li di kota Jin adalah keluarga yang sangat kuat. Aku hanya tahu keluarga Li memiliki hubungan bisnis dengan grup Dongchen, aku tidak tahu bahwa Cheng Jinshi memiliki hubungan yang baik dengan kepala keluarga Li.
Pengurus rumah tangga berkata dengan jujur, "Iya, tuan muda dan keluarga keluarga Li termasuk sudah berteman sangat lama. Dalam hal bisnis, keluarga Li juga pernah memberikan banyak dukungan kepada tuan muda"
Aku mengangguk dan tidak bertanya apa pun lagi.
Mau bagaimanapun, hal ini adalah masalah pribadi Cheng Jinshi, tidak berhubungan dengan aku.
Tiba di rumah sakit pribadi, pada saat kami baru sedang parkir mobil, sebuah Maybach berhenti di belakang kami.
Aku turun dari mobil dan Cheng Jinshi berjalan ke arahku dengan langkah cepat, "Kenapa tidak memberi tahu aku bahwa anak sakit?"
"Kamu mabuk, aku tidak bermaksud menganggu kamu istirahat"
Aku berkata dengan nada suara datar dan mengendong Anan berjalan ke arah rumah sakit.
Cheng Jinshi mengejar aku dan mengendong Anan dari tanganku, "Bukannya kamu sakit kepala? Aku membawa Anan ke dokter saja, kamu pulang tidur"
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyMenaklukkan Suami CEO
Red MaplePria Misteriusku
LylyPredestined
CarlyMenantu Hebat
Alwi GoEverything i know about love
Shinta CharityCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu