Cintaku Pada Presdir - Bab 21 Uang Ini Cukup?
Bab 21 Uang Ini Cukup?
Detik terakhir masih menampakkan sosok iblis, sekarang sudah berubah menjadi domba kecil.
Aku terkesan sekali akan bakat anak kecil ini dalam berakting, dan juga kemampuannya dalam memutarbalikkan fakta, hanya mengatakan bahwa Song Jiamin memukulku, dan malah tidak mengatakan kenapa aku memukulnya.
Cheng Jinshi tetap tenang dan melihat ke arah Song Jiamin, aku memang memukulnya sekuat tenaga sehingga mukanya sekarang masih terlihat jejak merah.
Cheng Jinshi agaknya sudah terlihat jejak itu, raut mukanya memburuk, masih terdengar suara Xiao Bao, kata-katanya keluar bersamaan dengan air mata “ayah, kenapa dia tinggal di rumah kita, dia selalu menggertak saya dan ibu!”
Aku marah hingga merapatkan gigi, ketika ingin berdiri dan menjelaskan, Cheng Jinshi langsung berjalan menuju aku, dan menarikku berdiri dengan ganas, suaranya yang meliputi embun baku menimpa seluruh tubuhku, “apakah aku pernah berkata, kalau kamu membuat onar, maka kemas barangmu dan pergi dari sini?”
Suaranya yang dingin, bagai jarum runcing yang halus, membuat hatiku tertusuk hingga kesakitan.
Aku sudah lupa ke berapa kali ini, dia tidak bertanya padaku dan langsung memerpcayai perkataan sepihak dari orang lain.
Ada sejenak, aku ingin keluar tanpa memedulikan apapun, meninggalkan tempat ini, meninggalkan orang ini.
Tapi, mengingat penyebab kematian ibu yang belum jelas, aku hanya bisa memaksa diriku untuk tetap bertahan.
Song Jiamin mungkin sudah mendapatkan kepastian bahwa Cheng Jinshi hanya terdengar Xiao Bao yang memarahiku, jadi membuka mulut, berpura-pura menegur: “kamu jangan salahin dia, walaupun pukulannya lumayan sakit, tapi sekarang sudah tidak terasa lagi… …”
Jijik sekali!
Mau berlomba-lomba cedera, mukaku juga ada, dan kekuatannya jauh lebih kuat dari pada tamparanku ke dia, bahkan hanya bicara pun, pipiku masih terasa sakit.
Aku mengangkat muka, tersenyum ironi melihat ke dia, “Cheng Jinshi, aku benar-benar merasa kasihan padamu, dibodoh-bodohi oleh kedua orang ini!”
Bola matanya yang hitam bagai terkontaminasi dengan racun, tapi ketika tatapannya jatuh di wajahku, dia terpaku, “wajahmu kenapa?”
Aku tersenyum sambil mengangkat bahu, dengan santai mengucapkan: “Tanya ke calon istrimu.”
Selesai bicara, aku melepaskan belenggu di lenganku, berekspresi cuek, menegakkan punggungku dan melangkah menuju ke lantai atas.
Tapi, ketika masuk ke kamar, seluruh tubuhku bagai kehilangan jiwa, berjongkok dengan tubuh menyangga pada pintu
Benakku muncul sikapnya tadi yang ingin membalas dendam kepadaku demi Song Jiamin, tawaku tidak tertahan, sudut mulutku terasa sesuatu yang amis.
Aku tidak tahu bagaimana Cheng Jinshi mengurus masalah ini, yang jelas Song Jiamin dan anak kesayangan mereka tidak membahas masalah ini lagi selama beberapa hari, cuman Xiao Bao masih sering emosian dan marah-marah, sedangkan Song Jiamin malahan sangat senang.
Bisa dibayangkan, Cheng Jinshi menghabiskan berapa banyak tenaga untuk menghiburnya.
Sebenarnya, semenjak kejadian Xiao Bao kemarin, rumah sudah dipasang CCTV, selagi Cheng Jinshi mau, dia bisa saja melihat rekaman CCTV kapanpun.
Siapa salah siapa benar, akan langsung.diketahuinya.
Namun, bahkan jika dia tahu bahwa hari itu adalah Song Jiamin yang sengaja menimbulkan keonaran, aku rasa dia akan sangat bersedia untuk menghiraukan benar dan salah demi membela Song Jiamin.
Hari ini, Lily mengajak ku pergi berbelanja, katanya ibu hamil harus lebih aktif bergerak, biar bisa mengurangi penderitaan di saat melahirkan.
Aku juga tidak terlalu ingin berdiam diri di rumah, langsung berganti pakaian setelah mematikan telepon, keluar menemaninya belanja dan makan.
Dia sambil memotong steak sapi, sambil memberitahuku bahwa dia juga tidak mendapatkan pemilik nomor telepon itu, nomor itu pastinya hanya nomor sementara orang itu.
Aku awalnya masih berpikir kalau bisa menghubungi pemilik nomor itu, maka aku bisa bertanya dengan detail tentang apa yang terjadi di kamar rawat ibu di hari itu.
Sekarang, satu-satunya terobosan yang mungkin kudapatkan, menghilang.
Di saat aku menghela nafas, handphone tiba-tiba bordering, saat kulihat, itu adalah panggilan telepon dari ibu mertua.
Aku terbengong sejenak, menghubungkan panggilan, “halo?”
Terdengar suara ibu mertua yang bernada marah, “Ning Xi, datang ke rumah tua.”
Tanpa banyak pikir aku pun menyetujuinya, biasanya dia tinggal di rumah tua, aku bahkan tidak bisa bertemu dengannya, kalau aku langsung pergi ke rumah tua dan menanyakan sesuatu, dia pasti akan curiga dengan tujuanku.
Sekarang dia berinisiatif memanggilku pergi, sangatlah baik.
Aku bersapa dengan Lily dan langsung pergi ke rumah tua.
Di saat aku tiba, raut muka ibu mertua tidak terlalu baik, dan Xiao Bao sedang beremosian, melihatku, dia segera berteriak menyuruhku pergi, wajah kecilnya memerah.
Ibu mertua menyuruh orang membawa Xiao Bao pergi, kemudian memberiku selembar cek, bersikap terang-terangan, “jumlah ini, cukup?
Aku terpaku ketika melihat angka di cek, berpura-pura bodoh: “aku tidak mengerti maksud anda.”
Dia dengan anggun duduk di sofa, bersikap sombong, “kalau gitu aku akan langsung berterus terang, sejumlah uang ini, sudah cukup untuk membuatmu meninggalkan Cheng Jinshi belum?”
Aku mengelus perut, “jumlah uangnya memang banyak, tapi kamu sudah tahu kan, aku hamil.”
Nada suaranya sangat dingin, “kalau gitu aborsi.”
Aku tidak menyangka dia bisa sekejam ini, cucu kandungnya, hari kelahirannya hanya tersisa tiga bulanan, dia bahkan menyuruhku aborsi.
Aku mencengkeram telapak tangan mati-matian, menatapnya dengan penuh penasaran, “aku tidak mengerti, kenapa kamu langsung menerima Xiao Bao hanya dengan selembar surat tes DNA yang tidak jelas kedatangannya, dan malah begitu tidak toleran dengan anak yang ada di perutku?”
Apakah karena telah menyebabkan kematian ibu, jadi hatinya gelisah ketika melihatku?
Dia tidak hanya tidak menghindar, sebaliknya malah berpikir sejenak, berkata dengan lantang, “Ning Xi, Xiao Bao sudah berumur empat tahun di saat dia muncul di keluarga kita, apalagi di saat itu kamu dan Cheng Jinshi tidak memiliki anak. Berbeda dengan anak di dalam perutmu, kehadiranmu di pesta pernikahan sudah sangat memalukan keluarga Cheng.”
Song Jiamin juga tidak sesabar kamu yang dulu, kalau anak ini dilahirkan, kondisi rumah akan semakin kacau, aku tidak akan membiarkan paman-paman Cheng Jinshi merendahkannya, mengerti?”
Aku sudah mengerti maksudnya, lebih jujur lagi, menggertak yang lemah.
Dulu aku bisa bertoleran dengan keberadaan Xiao Bao, aku pantas menerima konsekuensi ini, tapi berbeda dengan Song Jiamin, bisa mengacaukan semua, jadi anakku tidak boleh dilahirkan.
Aku merapatkan bibir, mengetes batas kesabaran ibu mertua, “bagaimana kalau aku tidak mau aborsi?”
Tatapannya mendingin, “maka aku akan menggunakan cara lain.”
Aku tidak menyangka dia bisa sejujur ini, berdiri sambil mengeluh, sikapku tangguh, “kalau gitu kamu tanya ke Cheng Jinshi saja, lihat apakah dia setuju.”
Sebenarnya aku juga tidak terlalu yakin, tapi di hari pesta pernikahan kemarin, aku sudah bertanya ke Cheng Jinshi, saat itu dia tidak langsung setuju.
Raut mukanya terhiasi oleh kemarahan, baru ingin melampiaskan emosinya, tapi tertahan ketika melihat arah di sebelahku.
Aku mengikuti tatapannya menoleh ke belakang, terlihat Cheng Jinshi yang tidak tahu sejak kapan datang kesini.
Ekspresi mukanya tegang, kegelapan pada bola matanya tidak berdasar, bibir tipisnya bergerak, “bu, kamu pernah berjanji untuk tidak bercampur tangan dalam masalahku.”
Aku terpaku, ayah mertua meninggal awal, ibu mertua sudah terbiasa bersikap tangguh, bagaimana mungkin bisa berjanji hal seperti ini padanya?
Ibu mertua sangat marah, “tidak campur tangan? Xiao Bao bergaduh di sini seharian, menangis berjerit sampai kehilangan suara, bagaimana bisa aku tidak campur tangan?”
Suara Cheng Jinshi jelas dan dingin, “aku akan bawa dia pulang sekarang.”
Selesai berkata, dia pergi dengan melangkah besar, ibu mertua berkata dengan sangat tidak senang, “sudah, sudah, kalian pulang dulu, tunggu dia sudah diam, baru aku antarin dia pulang.” “boleh.”
Cheng Jinshi menjawabnya, menoleh ke aku, “buat apa diam di sana lagi?”
Aku melangkah untuk mendekatinya, setelah berjalan dua langkah, merasa sedikit tidak puas, tidak mudah untuk bisa datang ke sini, bagaimana mungkin boleh pulang tanpa membawa sedikitpun hasil.
Aku seperti teringat sesuatu, kemudian pun membalikkan badan, “oh ya, tante, apakah kamu tahu kalau ibuku sudah meninggal?”
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeMenaklukkan Suami CEO
Red MapleIstri Pengkhianat
SubardiLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyWaiting For Love
SnowUnplanned Marriage
MargeryUntouchable Love
Devil BuddyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu