Cintaku Pada Presdir - Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia

Detik terakhir, aku hanya sisa selangkah menuju kebenaran.

Detik selanjutnya, Bai Yiyi langsung dibasahi oleh darah. Otakku menjadi kosong dan wajahku sepertinya juga mengenai tetasan darahnya.

Dia terbaring di atas lantai dengan wajah penuh darah, darah yang segar masih terus mengalir dari kepalanya.

"Yiyi! Yiyi anakku..........."

Dari jendela lantai atas terdengar suara teriakan ibu Bai Yiyi, aku baru sempat bereaksi dan langsung menelpon telepon darurat.

Terdengar suara langkah kaki yang buru buru dari dalam gedung dan setelah itu ada tiga orang lari keluar. Orang yang beradai di paling depan sepertinya adalah ayah Bai Yiyi, kemudian ibunya dan seorang pria muda di belakang.

Ayah Bai Yiyi memeluk Bai Yiyi dengan air matanya yang mengalir.

Ibunya mendekati aku dan menarik rambutku, "Kamu mengapa membuat anakku menjadi begini?"

Aku menggelengkan kepalaku, "Tante, bukan saya. Saya tidak ada......."

Aku berusaha berpikir balik tentang adegan tadi, pada saat Bai Yiyi mau berkata siapa yang memerintah dia, sebuah pot bunga tiba tiba jatuh dari atas dan tepat jatuh di atas kepala Bai Yiyi.

Aku mengangkat kepalaku dan melihat ke atas tetapi tidak bisa melihat apa apa.

Selain itu, setiap rumah juga ada memasang jaring penghalang. Dalam situasi normal, pot bunga tidak akan jatuh.

Ini bukan sebuah kebetulan.

kalau begitu, siapa?

Aku mendorong ibu Bai Yiyi dan langsung berlari masuk ke gedung. Aku berlari sampai lantai paling atas. Selain jemuran aku tidak ada melihat siapa pun di sana.

Aku menarik jemuran itu dan berteriak, "Keluar! Kamu siapa?!"

Aku bisa memastikan orang itu adalah orang yang memerintah Bai Yiyi.

Walaupun bukan, orang itu pun pasti mengenal orang yang memerintah Bai Yiyi.

Aku terus mencari tetapi tidak melihat siapa pun.

"Kamu masih mau lari setelah membuat adikku menjadi seperti itu?!" Pria muda yang di bawah tadi menarik lenganku.

Aku tidak melihat siapa pun, jadi aku membiarkan dia menarik aku.

Tadi waktu aku naik ke atas, aku tidak melihat ada yang turun ke bawah juga. Kalau begitu orang yang melemparkan pot bunga kemana?

Aku bertanya, "Apakah gedung ini ada penyewa yang baru saja pindah ke sini?"

Pasti ada yang sengaja melemparkan pot bunga ke bawah tadi, tetapi aku tidak melihat ada yang turun ke bawah setelah itu. Berarti orang yang melempar pot bunga tinggal di dalam gedung ini.

Setelah melempar pot bunga, orang itu segera turun dan masuk ke rumahnya sendiri pada saat kita belum sempat bereaksi.

"Tidak ada hubungannya dengan kamu!"

Kakak Bai Yiyi menangkapku dan matanya sudah menjadi merah. Dia tidak menjawab pertanyaanku dan menarik aku ke bawah.

Ambulan pas sampai pada waktu itu, perawat dan dokter semua turun dari ambulan.

Seperti orang gila, Ibu Bai Yiyi mendorong aku dengan kuat. Dia menekan di atas badanku dan terus menamparku.

"Kamu wanita kejam! Kamu membuat anakku menjadi begitu! Kalau ada apa terjadi dengan anakku, aku tidak akan membiarkan kamu hidup!"

Pada saat jatuh aku tertabrak dengan sudut dinding, kepalaku merasa pusing dan penghilatanku menjadi buram.

Aku hanya bisa merasakan kesakitan di wajahku dan tidak bisa berkata apa pun.

Tidak ada yang datang menarik ibu Bai Yiyi, seolah-olah aku memang pantas dipukuli sampai seperti ini.

Tidak tahu setelah berapa lama, berat yang menekan di badanku menghilang dan aku digendong oleh seseorang dari tanah. Kemudian aku mencium wangi tubuh yang familiar.

"Apakah kamu bodoh? Mengapa kamu tidak membalas ketika orang lain memukulmu?"

Pria itu marah dengan suara kecil, tetapi pelukan di badanku menjadi semakin erat.

Aku mengulurkan tanganku dan memegang orang itu. Kesadaranku semakin lemah dan akhirnya penghilatanku menjadi gelap.

Aku sadarkan diri pada hari kedua dan sepertinya aku sedang berada di ruang rumah sakit.

Cheng Jinshi duduk disamping tempat tidurku, "Kamu sudah bangun? Apakah masih ingin muntah?"

Masih? Aku sudah pernah muntah?

Aku baru saja mau berkata, lambungku merasa mual lagi. Cheng Jinshi mengambil sebuah tong sampah dan mengarahkan kepadaku.

Aku merasa sedikit malu dan mau mengambil tong sampah yang berada di tangannya. Dia tidak bergerak dan malah menepuk bahuku dengan lembut, "Dokter berkata kamu mengalami gegar otak yang ringan. Ingin muntah itu gejala normal"

Setelah aku muntah, dia memberikan aku segelas air putih, "Kumurlah"

Setelah berkumur aku siap-siap turun dari tempat tidur untuk membuang plastik tong sampah.

Tidak menyangka dia mengambil plastik itu pada saat aku baru saja menarik plastik itu keluar dari tong sampah, "Berbaring di tempat tidurmu, aku pergi buang saja"

Aku merasa sedikit kaget.

Pada saat dia kembali, aku bertanya dengan cemas, "Bagaimana dengan Bai Yiyi?"

"Untungnya dia diantar rumah sakit dengan cepat. Proses menyelamatkan dia berlangsung selama satu malam satu hari. Nyawanya terselamatkan. Dia berada di ruang ICU sekarang" Membahas tentang ini, tatapan dia juga ikut tenggelam.

Aku memejamkan mataku, tidak menyangka semua ini akan menjadi begitu.

Aku menarik selimutku, "Aku pergi lihat dia"

Mesikipun hal ini bukan aku yang perbuat, tetapi dia mengalami insiden ini ketika bersamaku.

"Besok baru pergi saja. Tunggu keluarga dia agak tenang dulu"

Wajahnya sedikit tegang dan dingin, "Siapa yang tahu tentang masalah kamu pergi cari dia?"

Aku mengerti mengapa dia menanyakan hal ini. Dia meragukan bahwa ada yang tahu aku mau pergi mencari Bai Yiyi dan orang itu merisaukan Bai Yiyi akan memberi tahu aku makanya dia membuat jebakan.

Aku berpikir sejenak, aku hanya memberi tahu dia dan Zhou Zhiyun.

Zhou Zhiyun....... masalah ini seharusnya tidak berhubungan dengan dia.

Tetapi kalau tidak berhubungan mengapa orang itu bisa tahu semua rancanganku dengan jelas?

Melihat aku tidak berbicara, Cheng Jinshi mengambil obat yang berada di atas meja dan mengoles ke wajahku.

Dia berkata dengan nada tenggelam, "Tenang saja. Kamu sudah berkata hal ini tidak berhubungan dengan kamu. Aku tidak akan membiarkan kamu berhubungan dengan masalah ini"

Suara dia sama seperti dulu, tetapi ada sesuatu yang berbeda.

Iya. Yang berbeda adalah kali ini dia mau membuat aku merasa tenang.

"Tidur sebentar lagi?" Dia berkata lagi.

Kepalaku merasa sedikit pusing, aku mengangguk, "Baik"

Setelah aku berbaring, dia menutupi selimut untukku.

Mungkin karena tubuhku lagi tidak enak badan, atau mungkin karena ada dia di sisiku, aku tertidur dengan tenang meskipun masalah menjadi semakin parah.

"Mengapa kamu tidak ijinkan aku masuk?!"

"Benar. Dia membuat adikku menjadi seperti itu. Dia masih bisa berbaring di rumah sakit dengan tenang?!"

...................

Aku mendengar suara kakak dan ibu Bai Yiyi. Pada saat aku bangun, Chenlin berada di sisiku.

Melihat aku bangun, Chenlin melihat ke pintu ruangan dengan wajah tidak berdaya, "Kamu sudah bangun? Apakah kamu merasa sakit dimana? Aku akan memanggil dokter"

Aku menggelengkan kepalaku, "Tidak ada"

Aku melihat ke sekeliling ruangan, Cheng Jinshi sudah tidak berada di sini.

Chenlin menjelaskan : "Bagian perusahaan Su dan beberapa pemilik saham Dongchen memaksa direktur Cheng untuk memberikan mereka penjelasan. Dia pergi ke kantor untuk rapat. Selesai rapat dia akan datang lagi"

"Suruh dia jangan datang lagi, selesai kerja, pulang rumah istirahat saja"

Dia berada di sini satu malam semalam, sekarang pergi ke kantor rapat lagi. Robot juga tidak bisa bekerja 24 jam tanpa berhenti.

Suara ribut di luar ruanganku masih berlanjut. Dokter dan perawat tidak bisa menenangkan mereka. Suara ribut mereka pun menjadi semakin kuat.

Hatiku merasa kacau mendengar itu. Aku bangun dari tempat tidur dan mau menjumpai ibu Bai Yiyi. Baru saja buka pintu, aku melihat ada dua polisi.

Sepertinya mereka mengadu ke kantor polisi.

Ibu Bai Yiyi melihat aku dan mau mendekati aku lagi, Chenlin menghalangi di depanku dan polisi juga segera menangkapnya.

Ibu Bai Yiyi melepaskan dirinya dari polisi dan marah sambil menunjuk aku, "Apakah kalian polisi itu buta? Pembunuhnya adalah dia. Mengapa kalian malah menangkapku?"

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu