Cintaku Pada Presdir - Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
Pandanganku jatuh tepat pada Feng Zhe.
Dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, Xueke yang mempertimbangkan bahwa aku sedang hamil, tanpa banyak bicara, dia langsung meneriakinya dan melototnya, “ Sialan, bicara ! Kalau tidak aku akan menjamin hari – hari kedepanmu tidak akan baik.
Dia tertawa tidak menyetujuinya, dia berbalik tanya Xueke dengan nada menggodanya, “Iyakah? Apa yang akan kamu lakukan untuk membuat hari – hari kedepanku tidak baik ?”
Ekspresinya sangat mengejek.
Sebelum Xueke marah besar, aku tersenyum dingin, “Menurutmu, kalau aku beritahu Cheng Jinshi tentang kesepakatanmu dan Lin Zhi, apa yang akan dilakukannya ?”
Aku tidak mengungkit hubungannya dengan Song Jiamin, mungkin saja Song Jiamin melakukan lebih banyak hal buruk, akan lebih buruk.
Raut wajahnya tiba – tiba berubah menjadi kesal, tapi tetap saja tidak mengatakannya, “Kamu bilang saja, tanpa ada bukti, dia tidak mungkin akan percaya pada perkataanmu dan mencurigai ibunya sendiri.”
Masuk akal.
Tapi ini kesempatan terakhirku, kalau dia masih tidak mengatakannya, dia akan lebih waspada, maka aku akan lebih sulit mendapatkannya.
Aku tetap mejawabnya, “Memang tidak ada bukti, tapi dengan kekuasaannya, kamu yang paling jelas kan ? memeriksa hal kecil seperti ini adalah hal yang sangat mudah.”
Dia mulai tidak tenang, tiba – tiba menendang rak sepatu, dan menyumpah dengan suara rendah.
Dia takut pada Cheng Jinshi.
Karena kalau Cheng Jinshi memeriksanya, bukan masalahnya dengan Lin Zhi saja yang akan ketahuan, tapi masalahnya dengan Song Jiamin juga.
“Apakah kamu tahu ?” setelah mengatakannya, dia diam dan dengan aneh tersenyum padaku.
Aku dengan ragu – ragu “Tahu apa ?”
“Cheng Jinshi tidak pernah berhubungann dengan Song Jiamin, sekali pun tidak.”
“Apa maksudmu?”
Aku dengan bingung menatap Feng Zhe.
Dia perlahan melangkah ke arahku, seperti semuanya dalam kekuasannya, “Mereka tidak pernah berhubungan sama sekali.”
“Ini tidak mungkin.” Aku tidak percaya sama sekali.
Kalau mereka tidak pernah berhubungan, bagaimana Chen Jinshi menerima Xiao Bao ?
Dan juga, perasaannya terhadap Song Jiamin sangat jelas.
Dia menatapku seperti menatap orang bodoh, dengan hati yang ragu – ragu, aku dengan dingin berkata, “Kamu jangan mengalihkanku dengan hal seperti ini, apa hubungan keguguranku dengan Lin Zhi ?”
Setelah itu, aku mengeluarkan ponsel dari tas, mencari nomor telepon Cheng Jinshi, “Bilang tidak ? Kalau tidak bilang, aku sekarang akan langsung menelepon Cheng Jinshi dan memberitahunya.”
Di deitk saat aku akan meneleponnya, dia akhirnya menghentikanku.
“ini ide Lin Zhi.” Dia berkata, “Dia tahu kamu alergi terhadap hewan, jadi dia menggunakan kebencian Song Jiamin terhadapmu, meskipun bukan Song Jiamin yang melakukannya, alergi terhadap hewan cukup membuatmu keguguran.”
Ini benar !
Pada saat aku tahu bahwa dugaan ini benar, aku hanya merasa otakku berdengung, hatiku sakit dan bingung.
Kenapa dia bisa dengan begitu mudah berbuat hal keji terhadap anakku?!
Kemarahanku membuatku seperti ingin meledak, aku menarik nafas yang dalam, “kenapa? Apa alasannya.”
Dia mengangkat bahunya, “Aku tidak tahu soal hal ini.”
Kebencian yang dalam ini seperti menembus dadaku, tapi mungkin karena ada anak, aku menenangkan diriku dengan takut.
Kalau dulunya, aku pasti akan dengan gegabah dan langsung pergi ke rumah keluarga Cheng dan bertanya pada Lin Zhi.
Tapi aku tidak, bukan hanya itu, aku dengan tenang memperingati Feng Zhe, jangan beritahu Lin Zhi bahwa aku datang kesini untuk bertanya hal ini.
Dia pasti setuju, kalau Lin Zhi tahu dia dikhianati, Lin Zhi juga tidak akan membiarkannya.
Sebaliknya Xueke merasa tidak cukup, dia memanggil dua temannya untuk memukul Feng Zhe, tapi ditahan olehku.
Memukulnya, hanya mengotori tangan.
“Dia pasti sangat membencimu.”
Keluar dari pintu rumah Feng Zhe, Feng Zhe berkata dengan nada rendah.
Benci aku ?
Otakku sejenak terlintas banyak kenangan, sebenarnya dalam empat tahun pernikahan, hubunganku dengan Lin Zhi sebagai mertua dan menantu termasuk sangat baik, selalu melakukan hal sendiri-sendiri, tidak mengganggu satu sama lain.
Kenapa dia bisa membenciku ?
Aku tidak menemukan alasannya, aku hanya menganggap Feng Zhe menduganya.
Dalam perjalanan pulang, Xueke tidak tahan, sepanjang jalan memarahi Lin Zhi.
Aku diam melihat keluar jendela, menenangkan hatiku.
Aku tidak henti memberitahu diriku sendiri, Ningxi, kamu harus tahan ! kamu harus tahan !
Kepergian anak sebelumnya, sebenarnya aku juga ada salah.
Kalau bukan aku yang ingin membalas dendam ibuku, ingin mencari kebenaran dari kematian ibuku, dan memilih untuk kembali ke keluarga Cheng.
Mungkin saja aku tidak akan kehilangan anakku.
Menahan dan menahan, aku tetap tidak bisa menahan kebencian itu.
Orang yang membunuh anakku, rupanya adalah neneknya sendiri !
Berpikir soal hal ini, hatiku sangat sakit.
“Xiao Xi, renggangkan tanganmu, biarkan aku melihatnya.”
Xueke mengantarku sampai rumahku, tiba – tiba berkata.
Aku berhenti berpikir, mendengarkan kata – katanya, perlahan – lahan meregangkan tanganku, baru sadar bahwa kuku – kuku itu menembus telapak tangan dan mencetak bekas – bekas berdarah.
Xueke langsung berlinang mata dan memelukku, “Kamu bodoh atau apa ? Ini sangat sakit.”
“Tidak apa - apa, tidak sakit.”
Benar – benar tidak terasa sakitnya.
Xueke mengambil tisu basah membersihkan lukaku, “Aku tahu kamu sedih, tapi kamu sekarang tidak sendiri, apapun yang kamu lakukan, harus berpikir dengan baik.”
Dia takut aku tidak berpikir dengan baik, langsung pergi ke rumah Cheng dan mencari Lin Zhi untuk menuntaskannya.
Aku tersenyum pahit, “Kamu tenang saja, aku tidak akan gegabah, aku sekarang berharap anak ini akan sehat dan selamat.”
Aku sudah berpikir dengan jelas, apapun yang terjadi, harus tunggu anak ini lahir dengan selamat dulu baru membuat keputusan.
Sebenarnya Xueke ingin menemaniku pulang, tapi pekerjaan kantornya ada sedikit masalah, aku juga sedang ingin berdiam sendiri, jadi aku menyuruhnya untuk pergi mengurusi kerjaannya saja.
Setelah pulang, hatiku sama sekali tidak bisa tenang, tiba – tiba… sangat rindu ibuku.
Kalau ada ibu, aku pasti akan menyandar pada ibu.
Sudah lama tidak melihat ibu.
Aku dengan cepat keluar dan memanggil taksi ke kuburan.
Aku sudah sampai di batu nisan ibuku, tidak peduli dengan debu di tanah aku langsung duduk.
Melihat foto ibu di batu nisan, aku merasakan sakit dari lubuk hatiku, kedua mataku kabur, air mata yang terus mengalir, “Ibu, aku sangat merindukanmu…”
Aku dengan cerewet berkata banyak hal pada ibu, matahari terbenam, barulah berpamitan dengan ibu, baru bersiap – siap untuk berdiri.
Kedua kakiku terasa gatal, pada saat berdiri, hampir saja terjatuh lagi, sepasang tangan menahan sikuku.
Setelah aku berdiri dengan baik, aku berbalik, dan mengucapkan : “terima kasih.”
Seorang pria paruh baya.
“Kamu adalah Ning, Ningxi?”suaranya kedengaran sedikit akrab.
Rupanya orang yang ku kenal.
Aku yang panik pun ingin menghapus sisa air mata dengan tanganku, mata yang masih merah, melihat dengan jelas pria yang gentleman, “Tuan Su, apa kabar, terima kasih untuk tadi.”
Tidak pernah berpikir akan bertemu dengan ayah Su Shanshan disini.
Pertemuan sebelumnya, adalah ketika aku dijebak mencuri desain.
Saat ini, dia tidak memiliki amarah seperti sebelumnya, dia terlihat jauh lebih lembut.
“Memberi penghormatan untuk keluarga ?”
Dia melihatku dengan ekspresi yang senang, seperti melihat orang lain melalui diriku.
Aku merasa heran, tapi tetap menjawab, “Iya, aku datang menemani ibu berbicara.”
Sambil berbicara, aku berjalan dengannya sampai pintu kuburan.
Sampai di pintu kuburan, dia tersenyun dan berinisiatif bertanya : “Disini sulit memanggil taksi, kamu pergi kemana ? Aku sekalian mengantarmu.”
Terasa aneh, dia tidak menyebalkan seperti yang kupikirkan.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaBretta’s Diary
DanielleThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Dan Rahasia
JesslynYama's Wife
ClarkRahasia Istriku
MahardikaPrecious Moment
Louise LeeCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu