Cintaku Pada Presdir - Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
Aku menarik napas panjang dan pergi ke kantor polisi bersama mereka.
Aku tidak percaya bahwa keluarga mereka bisa membalikkan fakta.
Tapi ketika aku sampai kantor polisi, aku baru tahu ternyata aku salah.
Mereka benar-benar bisa melakukannya.
Bahkan membalikkan fakta dengan hebat dan luar biasa.
Ketika aku akan pergi ke kantor polisi, aku hanya berpikir bahwa selama aku bekerja sama dalam investigasi mereka dan menyelesaikan BAP, aku dapat segera pergi dari sana.
Sebelum aku memikirkannya lebih lanjut, pada saat aku duduk, polisi itu dengan tatapan tajam kepadaku dan bertanya, "Satu malam sebelum kakekmu diracuni, sesudah kamu berseteru dengan keluarga Lin Yuelan, kamu pergi kemana ? Apa saja yang kamu lakukan?"
"Pulang dan tidur."
Aku tidak berpikir panjang, langsung menjawab.
Karena aku tidak bersalah dan tidak ada yang perlu aku sembunyikan.
Mata polisi itu terlihat dingin. "Tapi Lin Yuelan melihatmu memasuki bangsal kakekmu, dan kakekmu juga karena keracunan logam berat dikirim ke bagian gawat darurat keesokan paginya."
"Ya, aku memang ada masuk. Aku khawatir dia akan sedih kalau mendengar pertengkaran kami. Setelah masuk, aku melihat kakek sudah tertidur, dan aku pun pergi lagi.”
Karena itu hanya tindakan bawah sadar, dan aku hampir tidak tidur sejak kemarin sampai sekarang, badanku kelelahan, jadi aku lupa mengatakan hal itu.
Namun, di mata polisi, itu terlihat mencurigakan, dia bertanya lagi, "Apakah hanya itu saja?"
Aku merasa sangat lelah, tetapi aku masih harus bekerja sama dalam penyelidikan ini, "ya, hanya itu saja. Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa, pak polisi. Aku difitnah.”
"95 persen dari pembunuh yang masuk ke kantor ini bilang mereka semuanya difitnah dan tidak bersalah." Polisi itu berkata, "kamu bilang kamu tidak melakukan apa-apa. Apakah kamu punya saksi?"
Aku terkejut dan hampir tidak tahu bagaimana harus menjawab, "Kalau ada seseorang yang menungguku di luar bangsal, apakah itu termasuk saksi?"
Polisi itu melihat ke arahku. "Tidak, karena dia ada di luar. Bagaimana dia bisa membuktikan bahwa kamu tidak melakukan apa-apa setelah memasuki bangsal?"
Aku menundukkan kepala, berpikir, dan mencoba mengklarifikasi untuk diriku sendiri. "Tapi aku tidak punya motif. Kenapa aku harus meracuni kakekku sendiri?"
"Kita masih perlu menyelidiki hal ini."
Polisi itu mengajukan beberapa pertanyaan lagi dan keluar.
Aku tetap tinggal di ruang interogasi sampai hari gelap, dan tidak ada yang datang untuk mengijinkan aku pergi.
Semakin lama aku berada di ruang interogasi, hatiku semakin tidak nyaman.
Aku menepuk pintu ruang interogasi. "Pak Polisi, kapan aku bisa pergi?"
Seorang polisi wanita datang dan berkata dengan lembut, "Kamu tidak bisa pergi sampai kami bisa membuktikan kamu tidak bersalah."
Setelah itu, dia membawa aku ke ruang tahanan.
Aku duduk terbengong di ruang tahanan dan aku benar-benar tertekan setelah beberapa hari ini merasa sangat depresi dan rasa sakit hati karena kehilangan kakekku.
Mengapa...
Jelas itu adalah ulah dari suami bibiku, dan aku tidak ingin menuntut mereka untuk kompensasi. Mengapa mereka malah berbalik menikamku dari belakang?
Aku ditahan di kantor polisi selama dua hari. Kadang-kadang, beberapa polisi datang untuk mengajukan pertanyaan. Keadaanku agak kacau, tetapi aku bisa menjawab pertanyaan yang mereka tanyakan dengan lancar.
"Oke, jika kamu benar-benar tidak bersalah, kami tidak akan
memperlakukanmu seperti layaknya pembunuh." Ketika Polisi itu selesai, menutup transkrip dan bersiap untuk pergi.
"Tunggu sebentar."
Aku menghentikannya dan berkata, "aku butuh pengacara. Tolong bantu aku menghubungi temanku."
Aku benar-benar tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Reaksi akibat kehamilan dan siksaan mental membuatku seperti berkeliaran di ambang keputusasaan.
Polisi itu setuju, "Ya."
Aku memohon lagi, "besok adalah pemakaman kakekku, bisakah aku pergi mengurus pemakamannya?"
Polisi secara alami menolak dan mengatakan, "kakekmu tidak punya anak?"
Aku mengangguk. "Ada."
Polisi itu memberiku pandangan dingin, berpikir bahwa aku hanya ingin mencari alasan untuk pergi keluar. Lagi pula, selama ada anak-anak di dalam keluarga, tidak ada alasan bagi cucu perempuan untuk mengurus pemakaman.
Dia berkata, "Jika kamu tidak pergi, kamu juga tidak akan menunda pemakaman, jadi jujurlah dan bantu kami mengungkap kasus ini."
Lalu dia keluar dan membanting pintu.
"Tidak..."
Aku berdiri dengan cemas, mencoba menjelaskan kepadanya, tetapi pintu sudah terkunci.
Pemakaman, bagaimana kalau tidak ada yang mengurus dan pergi ke pemakaman kakek?
Aku berjongkok di lantai dan menangis keras .
"Ning Xi, ini pengacarmu."
Menjelang malam, polisi datang dengan seorang pria berjas.
Aku langsung berdiri dan bersemangat. "Apakah Zhou Xueke yang menyuruh anda datang?"
Karena aku siang hari tadi minta polisi menghubungi Xueke untuk mencari pengacara untukku.
Wajah lelaki itu layaknya seorang pengacara yang memang biasanya terlihat sangat tenang, "Halo, panggil aku Tuan Mo, Nona Zhou Xueke mempercayakan aku untuk menjadi pengacara Anda, dia sangat khawatir tentang Anda, tetapi dia sekarang sedang berada di luar kota, tidak bisa segera datang."
"Oke terima kasih."
Aku sangat tersentuh karena Xueke dapat membantuku menemukan pengacara.
Setelah dia mengetahui detailnya, dia memberi tahu aku apa yang terjadi di luar sekarang.
Pamanku terus membuat onar di rumah sakit dan pihak rumah sakit tahu mengakui kesalahan mereka. Setelah bernegosiasi dengan paman dan bibiku, rumah sakit memberi kompensasi 4 juta yuan.
Setelah Pengacara Mo selesai melaporkan, dia meminta pendapatku. "Kalau menurut hukum yang berlaku, kompensasi ini sebagian menjadi hak kamu. Jika kamu punya niat untuk menuntut, aku akan mencoba untuk mendapatkan bagian yang kamu layak dapatkankan."
Aku menyeka bibirku, tanpa berpikir langsung menjawab, "Tidak usah."
Dia mengangguk dengan ringan. "Tidak apa-apa. Sedangkan untuk masalah keracunan kakek, jujur saja, kasusnya agak sulit. Kamu harus segera memberitahuku jika kamu terpikir sesuatu yang bisa membuktikan kamu tidak bersalah."
Harapan di hatiku hancur sedikit demi sedikit.
Apakah aku benar-benar di jalan yang buntu?
Dia mengambil tasnya dan hendak pergi. Aku berkata, "besok adalah pemakaman kakek aku. Apakah ada cara agar aku bisa keluar besok?"
Selama aku bisa keluar besok, apa pun akan kulakukan.
Dia berpikir sejenak dan dengan berat berkata. "Tidak mungkin."
"Kalau begitu, tolong telepon bibi aku dan minta dia yang bertanggung jawab atas pemakaman besok. Aku sudah membayar semua biaya untuk pemakaman."
Ini adalah satu-satunya cara yang layak saat ini.
Bagaimanapun, paman dan bibi tidak akan mau membayar, jika mereka hanya berkontribusi dalam tenaga, mereka tidak akan menolak.
Pengacara Mo keluar untuk menelepon. Dalam dua menit, dia masuk dengan wajah pahit.
Aku bertanya, "Apakah bibiku setuju?"
"Tidak, mereka tidak berada di Kota Nan sekarang. Mereka pergi berlibur dan tidak punya waktu untuk kembali." Suara Pengacara Mo terdengar lebih dingin. Mungkin dia belum bertemu anak-anak seperti itu sejak dia bekerja jadi pengacara.
Aku seperti disambar petir, aku tidak dapat mempercayai apa yang kudengar tadi, "Liburan ?!"
Dua hari setelah kakek meninggal, keluarga mereka pergi berlibur.
Jelas-jelas aku sudah menelepon bibiku sebelumnya untuk memberi tahu dia tanggal pemakaman, dan dia juga menyetujuinya.Sekarang, dia malah pergi berlibur bersama seluruh keluarganya.
Bagi yang tidak tahu, mungkin akan pikir ada sesuatu yang baik terjadi di rumah mereka.
Setelah Pengacara Mo pergi, aku sangat marah dan seperti duduk di bantal jarum. Aku tidak bisa diam walau hanya sesaat.
Disebut apakah itu?
Besok, jika saudara dan teman pergi ke rumah duka, tetapi mereka malah menemukan bahwa tidak ada orang yang bertanggung jawab atas pemakaman.
Apa yang harus dia lakukan?
Aku tidak tahu
Apakah pemakaman Kakek begitu berantakan?
Aku seperti mentega di panci minyak dan hanya bisa duduk di ranjang keras ruang tahanan sampai larut malam, diluar hujan deras dan sesekali terdengar suara guntur.
Mungkin karena suasana hatiku terlalu stress akhir-akhir ini, dan aku tidak bisa beristirahat dengan baik, memengaruhi anak di perutku. Perutku tiba-tiba terasa sangat sakit.
Aku meringkuk kesakitan dan mencoba berjalan ke pintu ruang tahanan, berteriak, "Polisi ... Polisi..."
Karena rasa sakit yang teramat sangat, suaraku menjadi sangat lemah. Bahkan suaraku tertutup oleh suara hujan di luar.
Aku tidak bisa kehilangan anakku lagi. Aku mengedor pintu dengan sekuat tenaga.
Rasa sakit ini...
Sangat menyakitkan.
Aku panik dan ingin menangis.
Suara langkah kaki mendekat, dan aku melihat Cheng Jinshi yang terlihat lelah sehabis bepergian jauh, walau dia terlihat lelah, tetapi auranya masih bisa menekan orang.
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Love And War
JaneMy Lifetime
DevinaLelaki Greget
Rudy GoldCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu