Cintaku Pada Presdir - Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi

Aku menarik napas panjang dan pergi ke kantor polisi bersama mereka.

Aku tidak percaya bahwa keluarga mereka bisa membalikkan fakta.

Tapi ketika aku sampai kantor polisi, aku baru tahu ternyata aku salah.

Mereka benar-benar bisa melakukannya.

Bahkan membalikkan fakta dengan hebat dan luar biasa.

Ketika aku akan pergi ke kantor polisi, aku hanya berpikir bahwa selama aku bekerja sama dalam investigasi mereka dan menyelesaikan BAP, aku dapat segera pergi dari sana.

Sebelum aku memikirkannya lebih lanjut, pada saat aku duduk, polisi itu dengan tatapan tajam kepadaku dan bertanya, "Satu malam sebelum kakekmu diracuni, sesudah kamu berseteru dengan keluarga Lin Yuelan, kamu pergi kemana ? Apa saja yang kamu lakukan?"

"Pulang dan tidur."

Aku tidak berpikir panjang, langsung menjawab.

Karena aku tidak bersalah dan tidak ada yang perlu aku sembunyikan.

Mata polisi itu terlihat dingin. "Tapi Lin Yuelan melihatmu memasuki bangsal kakekmu, dan kakekmu juga karena keracunan logam berat dikirim ke bagian gawat darurat keesokan paginya."

"Ya, aku memang ada masuk. Aku khawatir dia akan sedih kalau mendengar pertengkaran kami. Setelah masuk, aku melihat kakek sudah tertidur, dan aku pun pergi lagi.”

Karena itu hanya tindakan bawah sadar, dan aku hampir tidak tidur sejak kemarin sampai sekarang, badanku kelelahan, jadi aku lupa mengatakan hal itu.

Namun, di mata polisi, itu terlihat mencurigakan, dia bertanya lagi, "Apakah hanya itu saja?"

Aku merasa sangat lelah, tetapi aku masih harus bekerja sama dalam penyelidikan ini, "ya, hanya itu saja. Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa, pak polisi. Aku difitnah.”

"95 persen dari pembunuh yang masuk ke kantor ini bilang mereka semuanya difitnah dan tidak bersalah." Polisi itu berkata, "kamu bilang kamu tidak melakukan apa-apa. Apakah kamu punya saksi?"

Aku terkejut dan hampir tidak tahu bagaimana harus menjawab, "Kalau ada seseorang yang menungguku di luar bangsal, apakah itu termasuk saksi?"

Polisi itu melihat ke arahku. "Tidak, karena dia ada di luar. Bagaimana dia bisa membuktikan bahwa kamu tidak melakukan apa-apa setelah memasuki bangsal?"

Aku menundukkan kepala, berpikir, dan mencoba mengklarifikasi untuk diriku sendiri. "Tapi aku tidak punya motif. Kenapa aku harus meracuni kakekku sendiri?"

"Kita masih perlu menyelidiki hal ini."

Polisi itu mengajukan beberapa pertanyaan lagi dan keluar.

Aku tetap tinggal di ruang interogasi sampai hari gelap, dan tidak ada yang datang untuk mengijinkan aku pergi.

Semakin lama aku berada di ruang interogasi, hatiku semakin tidak nyaman.

Aku menepuk pintu ruang interogasi. "Pak Polisi, kapan aku bisa pergi?"

Seorang polisi wanita datang dan berkata dengan lembut, "Kamu tidak bisa pergi sampai kami bisa membuktikan kamu tidak bersalah."

Setelah itu, dia membawa aku ke ruang tahanan.

Aku duduk terbengong di ruang tahanan dan aku benar-benar tertekan setelah beberapa hari ini merasa sangat depresi dan rasa sakit hati karena kehilangan kakekku.

Mengapa...

Jelas itu adalah ulah dari suami bibiku, dan aku tidak ingin menuntut mereka untuk kompensasi. Mengapa mereka malah berbalik menikamku dari belakang?

Aku ditahan di kantor polisi selama dua hari. Kadang-kadang, beberapa polisi datang untuk mengajukan pertanyaan. Keadaanku agak kacau, tetapi aku bisa menjawab pertanyaan yang mereka tanyakan dengan lancar.

"Oke, jika kamu benar-benar tidak bersalah, kami tidak akan

memperlakukanmu seperti layaknya pembunuh." Ketika Polisi itu selesai, menutup transkrip dan bersiap untuk pergi.

"Tunggu sebentar."

Aku menghentikannya dan berkata, "aku butuh pengacara. Tolong bantu aku menghubungi temanku."

Aku benar-benar tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Reaksi akibat kehamilan dan siksaan mental membuatku seperti berkeliaran di ambang keputusasaan.

Polisi itu setuju, "Ya."

Aku memohon lagi, "besok adalah pemakaman kakekku, bisakah aku pergi mengurus pemakamannya?"

Polisi secara alami menolak dan mengatakan, "kakekmu tidak punya anak?"

Aku mengangguk. "Ada."

Polisi itu memberiku pandangan dingin, berpikir bahwa aku hanya ingin mencari alasan untuk pergi keluar. Lagi pula, selama ada anak-anak di dalam keluarga, tidak ada alasan bagi cucu perempuan untuk mengurus pemakaman.

Dia berkata, "Jika kamu tidak pergi, kamu juga tidak akan menunda pemakaman, jadi jujurlah dan bantu kami mengungkap kasus ini."

Lalu dia keluar dan membanting pintu.

"Tidak..."

Aku berdiri dengan cemas, mencoba menjelaskan kepadanya, tetapi pintu sudah terkunci.

Pemakaman, bagaimana kalau tidak ada yang mengurus dan pergi ke pemakaman kakek?

Aku berjongkok di lantai dan menangis keras .

"Ning Xi, ini pengacarmu."

Menjelang malam, polisi datang dengan seorang pria berjas.

Aku langsung berdiri dan bersemangat. "Apakah Zhou Xueke yang menyuruh anda datang?"

Karena aku siang hari tadi minta polisi menghubungi Xueke untuk mencari pengacara untukku.

Wajah lelaki itu layaknya seorang pengacara yang memang biasanya terlihat sangat tenang, "Halo, panggil aku Tuan Mo, Nona Zhou Xueke mempercayakan aku untuk menjadi pengacara Anda, dia sangat khawatir tentang Anda, tetapi dia sekarang sedang berada di luar kota, tidak bisa segera datang."

"Oke terima kasih."

Aku sangat tersentuh karena Xueke dapat membantuku menemukan pengacara.

Setelah dia mengetahui detailnya, dia memberi tahu aku apa yang terjadi di luar sekarang.

Pamanku terus membuat onar di rumah sakit dan pihak rumah sakit tahu mengakui kesalahan mereka. Setelah bernegosiasi dengan paman dan bibiku, rumah sakit memberi kompensasi 4 juta yuan.

Setelah Pengacara Mo selesai melaporkan, dia meminta pendapatku. "Kalau menurut hukum yang berlaku, kompensasi ini sebagian menjadi hak kamu. Jika kamu punya niat untuk menuntut, aku akan mencoba untuk mendapatkan bagian yang kamu layak dapatkankan."

Aku menyeka bibirku, tanpa berpikir langsung menjawab, "Tidak usah."

Dia mengangguk dengan ringan. "Tidak apa-apa. Sedangkan untuk masalah keracunan kakek, jujur saja, kasusnya agak sulit. Kamu harus segera memberitahuku jika kamu terpikir sesuatu yang bisa membuktikan kamu tidak bersalah."

Harapan di hatiku hancur sedikit demi sedikit.

Apakah aku benar-benar di jalan yang buntu?

Dia mengambil tasnya dan hendak pergi. Aku berkata, "besok adalah pemakaman kakek aku. Apakah ada cara agar aku bisa keluar besok?"

Selama aku bisa keluar besok, apa pun akan kulakukan.

Dia berpikir sejenak dan dengan berat berkata. "Tidak mungkin."

"Kalau begitu, tolong telepon bibi aku dan minta dia yang bertanggung jawab atas pemakaman besok. Aku sudah membayar semua biaya untuk pemakaman."

Ini adalah satu-satunya cara yang layak saat ini.

Bagaimanapun, paman dan bibi tidak akan mau membayar, jika mereka hanya berkontribusi dalam tenaga, mereka tidak akan menolak.

Pengacara Mo keluar untuk menelepon. Dalam dua menit, dia masuk dengan wajah pahit.

Aku bertanya, "Apakah bibiku setuju?"

"Tidak, mereka tidak berada di Kota Nan sekarang. Mereka pergi berlibur dan tidak punya waktu untuk kembali." Suara Pengacara Mo terdengar lebih dingin. Mungkin dia belum bertemu anak-anak seperti itu sejak dia bekerja jadi pengacara.

Aku seperti disambar petir, aku tidak dapat mempercayai apa yang kudengar tadi, "Liburan ?!"

Dua hari setelah kakek meninggal, keluarga mereka pergi berlibur.

Jelas-jelas aku sudah menelepon bibiku sebelumnya untuk memberi tahu dia tanggal pemakaman, dan dia juga menyetujuinya.Sekarang, dia malah pergi berlibur bersama seluruh keluarganya.

Bagi yang tidak tahu, mungkin akan pikir ada sesuatu yang baik terjadi di rumah mereka.

Setelah Pengacara Mo pergi, aku sangat marah dan seperti duduk di bantal jarum. Aku tidak bisa diam walau hanya sesaat.

Disebut apakah itu?

Besok, jika saudara dan teman pergi ke rumah duka, tetapi mereka malah menemukan bahwa tidak ada orang yang bertanggung jawab atas pemakaman.

Apa yang harus dia lakukan?

Aku tidak tahu

Apakah pemakaman Kakek begitu berantakan?

Aku seperti mentega di panci minyak dan hanya bisa duduk di ranjang keras ruang tahanan sampai larut malam, diluar hujan deras dan sesekali terdengar suara guntur.

Mungkin karena suasana hatiku terlalu stress akhir-akhir ini, dan aku tidak bisa beristirahat dengan baik, memengaruhi anak di perutku. Perutku tiba-tiba terasa sangat sakit.

Aku meringkuk kesakitan dan mencoba berjalan ke pintu ruang tahanan, berteriak, "Polisi ... Polisi..."

Karena rasa sakit yang teramat sangat, suaraku menjadi sangat lemah. Bahkan suaraku tertutup oleh suara hujan di luar.

Aku tidak bisa kehilangan anakku lagi. Aku mengedor pintu dengan sekuat tenaga.

Rasa sakit ini...

Sangat menyakitkan.

Aku panik dan ingin menangis.

Suara langkah kaki mendekat, dan aku melihat Cheng Jinshi yang terlihat lelah sehabis bepergian jauh, walau dia terlihat lelah, tetapi auranya masih bisa menekan orang.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu