Cintaku Pada Presdir - Bab 49 Merindukanmu

Bab 49 Merindukanmu

Aku memegang ponsel dan berputar di tempat, aku tidak harus bagaimana.

Buka pintu?

Siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan ketika dia marah, bahkan aku mati pun tidak akan membuka pintu untuknya.

Panggilan telepon darinya berdering lagi, aku melihat nama panggilan yang muncul, tanganku menjadi lemah, ponselku “phiang” jatuh ke lantai.

Aku memungutnya dengan panik, aku menjawabnya, dengan sedikit kehilangan kendali aku berkata: “Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?!”

Aku akan gila diganggu terus seperti gini.

“Tidak melakukan apa, Ningxi aku hanya ingin melihatmu.” Nada suaranya membuat aku merinding.

“Dasar gila!”

Aku menggertakkan gigiku berteriak marah, langsung menutup telepon, dan mematikan ponselku.

Pintu rumah mulai diketuk lagi oleh dia, ketukannya sekali demi sekali seperti membanting di hatiku, jantungku ikut bergetar.

Aku sangat khawatir, dia akan menghancurkan kunci rumahku.

Aku berlari masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu kamar,tetapi masih juga terasa tidak tenang.

Benar.......aku, aku bisa menelepon ke pos sekuriti.

Aku menghidupkan kembali ponselku, menelepon pos sekuriti dan memberitahu mereka ada orang yang mencoba memaksa masuk kerumah.

Aku melaporkan nomor rumah, mereka memberitahuku jangan khawatir, dia akan segera meminta sekuriti yang bertugas sekarang untuk memeriksa.

Aku perlahan-lahan keluar dari kamar, melihat keluar seperti mata kucing, dan memang benar sekuriti dengan cepat naik keatas, tidak dapat mendengarkan percakapan mereka dengan jelas, tetapi Song Yang telah pergi.

Aku baru kembali tenang, dan pada saat ini, Pos sekuriti meneleponku, memberitahuku bahwa mereka telah menyelesaikannya dan meminta maaf padaku dan berkata bahwa ini adalah kelalaian dari mereka.

Setelah menutup telepon, aku seperti balon yang kehilangan gas, lemas terbaring di sofa, di luar jendela masih saja gelap gulita, tetapi hujan sudah be rhenti.

Rasa takut perlahan-lahan menghilang, dan pikiranku kembali jernih. Mungkin, aku seharusnya tidak begitu takut dengan Song Yang. Aku bukan siswa sekolah menengah lagi, aku memiliki kemampuan untuk melindungi diriku sendiri.

Tidak peduli apa yang ingin dia lakukan, aku harus berusaha melawannya seperti yang baru saja kulakukan, dan bukan selalu mundur karena ketakutan.

Namun, pada saat ini, aku bahkan tidak tahu betapa konyolnya pikiranku. Aku akan segera tahu bahwa Song Yang lebih licik daripada yang kukira.

Setelah mandi, aku duduk di balkon dan menelepon bibi.

Aku memberitahu bibi bahwa aku akan pergi ke rumahnya dua hari ini untuk melihat dia dan kakekku, dan juga berpikir tentang bagaimana memberitahu kakekku bahwa ibuku telah meninggal.

Aku berbaring di tempat tidur, memejamkan mata dan tidur, dalam kondisi setengah sadar, sepertinya terdengar lagi suara ketukan pintu rumah, dan tidak berhenti mengetuk.

Mungkinkah Song Yang datang lagi?

Aku langsung terbangun, menyalakan lampu, dan tergesa-gesa mengenakan sandal jepit dan keluar, dengan penuh rasa khawatir aku melihat dengan mata kucingku.

Setelah melihat sosok tinggi yang berdiri di luar pintu, amarahku naik dan langsung membuka pintu, “Mengapa kamu datang ke rumahku malam-malam gini?”

Pada saat yang sama ketika membuka pintu, aroma alkohol bercampur dengan udara jernih masuk ke dalam. Cheng Jinshi bersandar pada kusen pintu, dia menyipit matanya yang hitam, sedikit kabur, “Aku lupa, lupa membawa kunci.”

Aku tidak tahan mengerutkan keningku, Apakah dia mabuk? Ini rumahku, bagaimana mungkin dia memiliki kunci.

Aku memutarkan bola mataku keatas, “Direktur Cheng, apakah kamu kebanyakan minum? Ini rumahku, kenapa kamu datang kesini?”

Dia mendekatiku dan mencubit pipiku, “Aku tidak mabuk, aku....aku merindukanmu.”

Gila.

Pada siang hari, baru saja mengancamku secara acuh tak acuh, sekarang malah menjadi seorang pemabuk yang sembarang bicara.

Kedua lenganku terlipat di depan dada dan bersandar di kusen pintu, menyindir dengan nada dingin, “Rindu padaku? Bisakah kamu membedakan siapa yang sedang berdiri di depanmu? Aku tidak menyadari, ternyata Direktur Cheng ketika mabuk akan merayu wanita dimana-mana.”

Matanya bagai bintang yang bersinar menatap padaku, “Aku hanya mengatakannya padamu, tidak...tidak pernah mengatakannya pada yang lain.”

Jantungku berdebar kencang, aku merasa sendiri seperti gadis kecil yang baru saja jatuh cinta, dan benar-benar diombang-ambingkan oleh seorang pemabuk.

Dia berjalan masuk dengan langkahnya yang tidak menentu arah, tubuhnya sedikit bergoyang, dia menatap ruang tamu, membuka kamar mandi, dan bahkan tidak lupa membuka kamarku.

Aku mengikuti di belakangnya, dengan tidak sabar aku bertanya: “Apa yang kamu cari, bisakah kamu kembali ke rumahmu sendiri?”

Dia membalikkan badannya, tiba-tiba tertawa, senyumannya sampai ke matanya, “Dia tidak berada di rumahmu.”

Dalam ingatanku, pertama kali aku melihat dia tertawa seperti gitu, sebagai Presiden Dongchen Group yang dingin dan sombong di hari biasanya terlihat bagai dua orang, sepertinya benar-benar mabuk.

Mendengar kata-katanya, aku tertegun, “Siapa?”

Malam-malam begini, tentu saja hanya ada diriku yang ada di dalam rumah, kalau tidak akan ada siapa lagi?

Meskipun mabuk dia tetap datang ke sini, akankah karena mencurigai bahwa sore tadi ketika Zhou Ziyun menjemputku di Dongchen, lalu dia menginap dirumahku?

Bibir tipisnya terangkat, dia bersiap-siap akan menjawabku, lalu berdiri terjatuh ke tempat tidurku dan tertidur......

Tubuhnya yang besar tinggi, terbaring di temat tidurku, ranjang sebesar satu setengah meter, tiba-tiba menjadi sangat kecil.

Kamar menjadi sunyi, terdengar suara napasnya yang tenang.

Sekarang, meskipun marah aku pun tidak berkesempatan untuk berteriak menyuruhnya keluar, aku menarik rambutku dengan tak berdaya, masalah apalagi ini.

Aku ingin meminta Chen Lin untuk membawanya pergi, tetapi aku melihat waktu, sudah jam sebelas malam, tidak boleh juga merepotkan orang seperti ini.

Aku membungkukkan badanku, melepaskan sepatunya, dan pergi ke sebelah tempat tidur, berusaha melepaskan jasnya. Untungnya, meskipun dia mabuk, dia masih bisa menyesuaikan.

Aku pergi mengambil sebaskom air di kamar mandi, dan mengelap tubuhnya, selesai melakukan semuanya, aku malah berkeringat.

Aku mandi sekali lagi, mengambil selimut dari lemari dan pergi tidur di sofa luar untuk satu malam.

Terpikir besok akan bekerja di Dongchen, dengan tidak sadar aku merasa sedikit kesal.

Meskipun Cheng Jinshi tidak memiliki hubungan bersama Su Shanshan, tetapi ini tidak berarti, aku bisa bergaul dengannya tanpa kekhawatiran.

Dalam pikiranku selalu memikirkan hal-hal yang terjadi di masa lalu, semakin dipikirkan aku semakin sadar, sulit untuk tertidur.

Luka di masa lalu, sepertinya baru saja terjadi, masih terasa sakit yang samar di lukaku.

Aku melirik ke arah kamar tidur, kedinginannya, aku sudah pernah merasakan.

——

Pada hari berikutnya, ketika aku bangun aku menemukan diriku berada di tempat tidur, aku melihat ke sebelah, namun tidak ada orang.

Berjalan keluar dari kamar, aku melihat sekeliling, juga tidak menemukan Cheng Jinshi, aku tidak tahu kapan dia pergi.

Orang ini benar-benar mengganggap rumahku sebagai hotel, datang dan pergi sesuka hatinya.

Sambil berbisik dalam hati, aku sambil duduk merias wajahku di depan meja rias, Butuh beberapa saat bagiku untuk menutupi hitam dan biru di bawah mataku.

Jam kerja PT. Dongchen sedikit lebih siang, dan jaraknya relatif lebih dekat dengan rumahku. Waktu di pagi hari tidak begitu tergesa-gesa lagi.

Aku baru saja memasuki gerbang gedung kantor Dongchen, Chen Lin langsung datang dari meja resepsionis, “Nona Ning, aku membawamu ke atas.”

Aku merasa sedikit aneh, bagian resepsionis perusahaan tidak pernah menghalangiku, kenapa Chen Lin sengaja turun untuk menjemputku.

Setelah naik keatas baru aku sadari bahwa bagian kerjaku di atur di departemen sekretaris presiden, dan kantor presiden berada di lantai yang sama.

Aku akan bertemu dengan Cheng Jinshi setiap hari, apa maksudnya?

Aku bertanya dengan kesal, “aku bukan datang untuk menjadi sekretaris Cheng Jinshi, mengapa tempat kerjaku disini?”

Belum tiba waktu kerja, jadi selain aku dan Chen Lin, tidak ada orang ketiga di dalam kantor, jadi aku bertanya secara langsung, tidak ada yang kusembunyikan.

Chen Lin tersenyum berkata, “Aku juga kurang jelas, direktur Cheng yang mengaturnya.”

Dia adalah orang yang dipercayai Cheng Jinshi, meskipun mengetahui sesuatu, tetapi tanpa izin dari Cheng Jinshi, dia tidak akan mengatakan sepatah kata pun padaku.

Aku juga tidak ingin melampiaskan amarahku padanya, menatap ke kantor Cheng Jinshi, aku tetap tenang, “aku akan tanya padanya.”

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu