Cintaku Pada Presdir - Bab 49 Merindukanmu
Bab 49 Merindukanmu
Aku memegang ponsel dan berputar di tempat, aku tidak harus bagaimana.
Buka pintu?
Siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan ketika dia marah, bahkan aku mati pun tidak akan membuka pintu untuknya.
Panggilan telepon darinya berdering lagi, aku melihat nama panggilan yang muncul, tanganku menjadi lemah, ponselku “phiang” jatuh ke lantai.
Aku memungutnya dengan panik, aku menjawabnya, dengan sedikit kehilangan kendali aku berkata: “Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?!”
Aku akan gila diganggu terus seperti gini.
“Tidak melakukan apa, Ningxi aku hanya ingin melihatmu.” Nada suaranya membuat aku merinding.
“Dasar gila!”
Aku menggertakkan gigiku berteriak marah, langsung menutup telepon, dan mematikan ponselku.
Pintu rumah mulai diketuk lagi oleh dia, ketukannya sekali demi sekali seperti membanting di hatiku, jantungku ikut bergetar.
Aku sangat khawatir, dia akan menghancurkan kunci rumahku.
Aku berlari masuk ke dalam kamar, dan mengunci pintu kamar,tetapi masih juga terasa tidak tenang.
Benar.......aku, aku bisa menelepon ke pos sekuriti.
Aku menghidupkan kembali ponselku, menelepon pos sekuriti dan memberitahu mereka ada orang yang mencoba memaksa masuk kerumah.
Aku melaporkan nomor rumah, mereka memberitahuku jangan khawatir, dia akan segera meminta sekuriti yang bertugas sekarang untuk memeriksa.
Aku perlahan-lahan keluar dari kamar, melihat keluar seperti mata kucing, dan memang benar sekuriti dengan cepat naik keatas, tidak dapat mendengarkan percakapan mereka dengan jelas, tetapi Song Yang telah pergi.
Aku baru kembali tenang, dan pada saat ini, Pos sekuriti meneleponku, memberitahuku bahwa mereka telah menyelesaikannya dan meminta maaf padaku dan berkata bahwa ini adalah kelalaian dari mereka.
Setelah menutup telepon, aku seperti balon yang kehilangan gas, lemas terbaring di sofa, di luar jendela masih saja gelap gulita, tetapi hujan sudah be rhenti.
Rasa takut perlahan-lahan menghilang, dan pikiranku kembali jernih. Mungkin, aku seharusnya tidak begitu takut dengan Song Yang. Aku bukan siswa sekolah menengah lagi, aku memiliki kemampuan untuk melindungi diriku sendiri.
Tidak peduli apa yang ingin dia lakukan, aku harus berusaha melawannya seperti yang baru saja kulakukan, dan bukan selalu mundur karena ketakutan.
Namun, pada saat ini, aku bahkan tidak tahu betapa konyolnya pikiranku. Aku akan segera tahu bahwa Song Yang lebih licik daripada yang kukira.
Setelah mandi, aku duduk di balkon dan menelepon bibi.
Aku memberitahu bibi bahwa aku akan pergi ke rumahnya dua hari ini untuk melihat dia dan kakekku, dan juga berpikir tentang bagaimana memberitahu kakekku bahwa ibuku telah meninggal.
Aku berbaring di tempat tidur, memejamkan mata dan tidur, dalam kondisi setengah sadar, sepertinya terdengar lagi suara ketukan pintu rumah, dan tidak berhenti mengetuk.
Mungkinkah Song Yang datang lagi?
Aku langsung terbangun, menyalakan lampu, dan tergesa-gesa mengenakan sandal jepit dan keluar, dengan penuh rasa khawatir aku melihat dengan mata kucingku.
Setelah melihat sosok tinggi yang berdiri di luar pintu, amarahku naik dan langsung membuka pintu, “Mengapa kamu datang ke rumahku malam-malam gini?”
Pada saat yang sama ketika membuka pintu, aroma alkohol bercampur dengan udara jernih masuk ke dalam. Cheng Jinshi bersandar pada kusen pintu, dia menyipit matanya yang hitam, sedikit kabur, “Aku lupa, lupa membawa kunci.”
Aku tidak tahan mengerutkan keningku, Apakah dia mabuk? Ini rumahku, bagaimana mungkin dia memiliki kunci.
Aku memutarkan bola mataku keatas, “Direktur Cheng, apakah kamu kebanyakan minum? Ini rumahku, kenapa kamu datang kesini?”
Dia mendekatiku dan mencubit pipiku, “Aku tidak mabuk, aku....aku merindukanmu.”
Gila.
Pada siang hari, baru saja mengancamku secara acuh tak acuh, sekarang malah menjadi seorang pemabuk yang sembarang bicara.
Kedua lenganku terlipat di depan dada dan bersandar di kusen pintu, menyindir dengan nada dingin, “Rindu padaku? Bisakah kamu membedakan siapa yang sedang berdiri di depanmu? Aku tidak menyadari, ternyata Direktur Cheng ketika mabuk akan merayu wanita dimana-mana.”
Matanya bagai bintang yang bersinar menatap padaku, “Aku hanya mengatakannya padamu, tidak...tidak pernah mengatakannya pada yang lain.”
Jantungku berdebar kencang, aku merasa sendiri seperti gadis kecil yang baru saja jatuh cinta, dan benar-benar diombang-ambingkan oleh seorang pemabuk.
Dia berjalan masuk dengan langkahnya yang tidak menentu arah, tubuhnya sedikit bergoyang, dia menatap ruang tamu, membuka kamar mandi, dan bahkan tidak lupa membuka kamarku.
Aku mengikuti di belakangnya, dengan tidak sabar aku bertanya: “Apa yang kamu cari, bisakah kamu kembali ke rumahmu sendiri?”
Dia membalikkan badannya, tiba-tiba tertawa, senyumannya sampai ke matanya, “Dia tidak berada di rumahmu.”
Dalam ingatanku, pertama kali aku melihat dia tertawa seperti gitu, sebagai Presiden Dongchen Group yang dingin dan sombong di hari biasanya terlihat bagai dua orang, sepertinya benar-benar mabuk.
Mendengar kata-katanya, aku tertegun, “Siapa?”
Malam-malam begini, tentu saja hanya ada diriku yang ada di dalam rumah, kalau tidak akan ada siapa lagi?
Meskipun mabuk dia tetap datang ke sini, akankah karena mencurigai bahwa sore tadi ketika Zhou Ziyun menjemputku di Dongchen, lalu dia menginap dirumahku?
Bibir tipisnya terangkat, dia bersiap-siap akan menjawabku, lalu berdiri terjatuh ke tempat tidurku dan tertidur......
Tubuhnya yang besar tinggi, terbaring di temat tidurku, ranjang sebesar satu setengah meter, tiba-tiba menjadi sangat kecil.
Kamar menjadi sunyi, terdengar suara napasnya yang tenang.
Sekarang, meskipun marah aku pun tidak berkesempatan untuk berteriak menyuruhnya keluar, aku menarik rambutku dengan tak berdaya, masalah apalagi ini.
Aku ingin meminta Chen Lin untuk membawanya pergi, tetapi aku melihat waktu, sudah jam sebelas malam, tidak boleh juga merepotkan orang seperti ini.
Aku membungkukkan badanku, melepaskan sepatunya, dan pergi ke sebelah tempat tidur, berusaha melepaskan jasnya. Untungnya, meskipun dia mabuk, dia masih bisa menyesuaikan.
Aku pergi mengambil sebaskom air di kamar mandi, dan mengelap tubuhnya, selesai melakukan semuanya, aku malah berkeringat.
Aku mandi sekali lagi, mengambil selimut dari lemari dan pergi tidur di sofa luar untuk satu malam.
Terpikir besok akan bekerja di Dongchen, dengan tidak sadar aku merasa sedikit kesal.
Meskipun Cheng Jinshi tidak memiliki hubungan bersama Su Shanshan, tetapi ini tidak berarti, aku bisa bergaul dengannya tanpa kekhawatiran.
Dalam pikiranku selalu memikirkan hal-hal yang terjadi di masa lalu, semakin dipikirkan aku semakin sadar, sulit untuk tertidur.
Luka di masa lalu, sepertinya baru saja terjadi, masih terasa sakit yang samar di lukaku.
Aku melirik ke arah kamar tidur, kedinginannya, aku sudah pernah merasakan.
——
Pada hari berikutnya, ketika aku bangun aku menemukan diriku berada di tempat tidur, aku melihat ke sebelah, namun tidak ada orang.
Berjalan keluar dari kamar, aku melihat sekeliling, juga tidak menemukan Cheng Jinshi, aku tidak tahu kapan dia pergi.
Orang ini benar-benar mengganggap rumahku sebagai hotel, datang dan pergi sesuka hatinya.
Sambil berbisik dalam hati, aku sambil duduk merias wajahku di depan meja rias, Butuh beberapa saat bagiku untuk menutupi hitam dan biru di bawah mataku.
Jam kerja PT. Dongchen sedikit lebih siang, dan jaraknya relatif lebih dekat dengan rumahku. Waktu di pagi hari tidak begitu tergesa-gesa lagi.
Aku baru saja memasuki gerbang gedung kantor Dongchen, Chen Lin langsung datang dari meja resepsionis, “Nona Ning, aku membawamu ke atas.”
Aku merasa sedikit aneh, bagian resepsionis perusahaan tidak pernah menghalangiku, kenapa Chen Lin sengaja turun untuk menjemputku.
Setelah naik keatas baru aku sadari bahwa bagian kerjaku di atur di departemen sekretaris presiden, dan kantor presiden berada di lantai yang sama.
Aku akan bertemu dengan Cheng Jinshi setiap hari, apa maksudnya?
Aku bertanya dengan kesal, “aku bukan datang untuk menjadi sekretaris Cheng Jinshi, mengapa tempat kerjaku disini?”
Belum tiba waktu kerja, jadi selain aku dan Chen Lin, tidak ada orang ketiga di dalam kantor, jadi aku bertanya secara langsung, tidak ada yang kusembunyikan.
Chen Lin tersenyum berkata, “Aku juga kurang jelas, direktur Cheng yang mengaturnya.”
Dia adalah orang yang dipercayai Cheng Jinshi, meskipun mengetahui sesuatu, tetapi tanpa izin dari Cheng Jinshi, dia tidak akan mengatakan sepatah kata pun padaku.
Aku juga tidak ingin melampiaskan amarahku padanya, menatap ke kantor Cheng Jinshi, aku tetap tenang, “aku akan tanya padanya.”
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCinta Tak Biasa
SusantiTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelBlooming at that time
White RoseThe Richest man
AfradenMy Superhero
JessiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu