Cintaku Pada Presdir - Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
Perkataan itu terlintas di dalam pikiranku sehingga membuatku bingung, sehinga membuatku curiga apakah indra pendengaran aku telah mengalami masalah, tanpa mempercayainya aku berkata, “Apa?”
Bibirnya yang tipis berkata, bahkan tidak ada perubahan dalam nada, dan dengan samar dia mengulang perkataannya, “Aku berkata, Ningxi, kita menikah.”
Apa yang dia katakan adalah bahwa kita menikah.
Bukanlah menikahlah atau menikahlah denganku, bukan itu.
Dia sangat jelas dan pasti, aku pasti akan menyetujuinya.
Aku tidak peduli apakah itu untuk menampar muka Song Jiamin atau ayahku, ataukah demi untuk menolong ibuku.
Ataukah....karena ini hanyalah rahasia yang aku sendiri ketahui, aku menyukai dia.
Alasan manakah yang lebih penting, aku tidak dapat memikirkan jawabannya dalam sejenak, tetapi aku paham benar, jika digantikan dengan orang lain, aku tidak mungkin akan menyetujuinya.
Aku memeluk sedikit harapan, dia berinisiatif untuk mengajukan pernikahan, mungkin saja dia menyukai aku sedikit saja.
Tetapi, aku telah salah, salah besar.
Dalam keheningan aku, dia menyalakan rokok, dengan nada dingin dia berkata, “Kamu naik ke tempat tidur aku untuk membalas dendam, dan juga saat ini ibu kamu membutuhkan uang untuk melakukan operasi, jika kamu menikah dengan aku, aku akan mengeluarkan uang. Dengan kondisi, pernikahan diantara kita, hanya membicarakan mengenai uang dan seks.”
Beberapa kata ini telah menghancurkan ekspektasiku yang kekanak-kanakkan.
Aku mengontrol perasaaanku, dan berjuang untuk menjawab sama seperti dia, "Aku meminta uang, bagaimana dengan kamu?"
Dalam sebuah pertukaran, kedua pihak harus memiliki keuntungan agar pertukaran ini dapat terjadi, tetapi aku tidak mempunyai apa-apa, tidak ada yang dapat dipertukarkan.
Dia melihat aku dengan mendalam, membuat aku merasa malu.
Dia telah mengatakan dengan jelas kemauannya, hanya membicarakan mengenai uang dan seks, aku telah meminta uang, sedangkan dia.....
Dulunya aku selalu mengidolakan pada pernikahan aku kedepannya, aku telah memikirkan banyak hal, tetapi aku tidak pernah membayangkan, bahwa pernikahan aku diadakan tanpa didasari rasa cinta.
Oh, jika percintaan sebelah pihak, mungkin saja ada.
Aku menertawai diriku sendiri, dan menjawab: "Baiklah."
Sorenya dia membawaku untuk mengambil surat pernikahan, menemui keluarganya, akhirnya, aku pindah ke rumah untuk pernikahan kita yang telah disediakan oleh keluarga Cheng.
Tidak salah, dia adalah anak tunggal dari keluarga Cheng.
Selama hari-hari pernikahan empat tahunku, apa yang dia katakan dia lakukan, sebuah pernikahan, hanya membicarakan mengenai uang dan seks.
Aku tetap tidak menyerah, aku ingin menghangatkan dia, tetapi aku menyadari bahwa hal itu sangatlah mustahil.
Entah sejak Japan, perilakunya terhadap aku semakin memburuk dibandingkan sebelum menikah, sehingga dia sepatah katapun tidak mau dia katakan kepada aku.
Dingin nan menjauh.
Malam ini, aku menyalakan lampu dinding dan menunggu dia pulang ke rumah.
Sama seperti yang aku lakukan setiap malam selama empat tahun ini, walaupun sikap aku, bagi dia tidaklah berarti. Tetapi aku masih ingin memberitahu dia, walaupun sudah begitu larut, masih ada seseorang yang menunggunya di rumah.
Sewaktu subuh, rasa ngantukku semakin berat, aku bersandar di sofa dan pelan-pelan menutup mataku.
Sewaktu aku tertidup lelap, terdapat napas yang familiar menimpa tubuhku, sepasang tangannya melepas rok piyamaku.
Aku terkejut, dan sewaktu aku ingin mendorongnya, dia tiba-tiba memasukki tubuhku, membuatku tersadar kembali karena rasa sakitnya.
"Kamu, sudah pulang......"
Redupnya lampu,membuatku tidak bisa melihat secara jelas raut wajahnya.
Dia tidak bersuara, dia menggendongku, dan menaiki tangga lalu menggendong aku sampai ke ranjang.
Dengan marah dia melepas dasinya, dengan tenaga menjepit pinggangku, lebih kasar dibandingkan yang sebelumnya, membuatku kesakitan.
Aku menggigit bibirku dengan kuat, menahan tubuhku yang kesakitan.
Tidak ada hal lain, yang aku inginkan adalah..... seorang anak, anak aku dan dia.
Aroma yang samar-samar menusuk hidungku, dengan penuh kesadaran, dan gemeteran aku bertanya, "Kamu telah menemuinya?"
Rabu minggu lalu, aku melihat Song Jiamin mengirimkan pesan singkat kepadanya, walaupun aku hanya melihatnya sedikit, tetapi sangat ketara bahwa ini bukan pertama kalinya mereka bertukar pesan.
Hanya saja, aku tidak segera menanyakannya, aku hanya bisa menyembunyikan kekecewaan dan kesedihan aku. Tetapi, sekarang hanya karena aroma parfum kesukaan Song Jiamin, aku telah kehilangan akal budiku, karena itu aku memberanikan diri untuk menanyakan hal ini.
Dia membungkukkan badan, dengan nada dingin berkata, "Ningxi, kamu telah melewati batas."
Benar, menurutnya, kalau untuk lebih enak didengar, pernikahan ini hanyalah sebatas pertukaran, jika untuk lebih sulit didengar, aku hanyalah seorang wanita yang menjual diri demi mendapatkan uang, aku tidak mempunyai kualifikasi untuk menanyakan hal apapun kepadanya.
Aku menahan rasa sakit lambungku, tanpa mempedulikannya aku mengangkat tanganku, menghapus sudut mataku yang basah, dan berkata, "Jinshi, aku hanya ingin memperingatkan kamu, walaupun ayahku sedang mengatur prosedur perceraian dengan Song Jiamin, dia juga adalah ibu mertuamu."
Benar, dengar-dengar ayah aku dan Song Jiamin akan bercerai, apa penyebabnya, aku tidak mengetahuinya, dan juga tidak ingin ikut campur.
Tanpa mempedulikannya, dia tertawa dan menjawab dengan menyindir, "Terima kasih atas perhatian kamu."
Dengan itu, dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Saat suara air dinyalakan, ponsel dia yang di taruh di atas meja ranjang berdering.
Aku membalikkan badan untuk melihatnya, dengan kebingungan aku hampir mematikan ponsel itu, orang yang menelepon adalah Song Jiamin.
Sudah jam 2 tengah malam masih bisanya saja dia menelepon, dapat dibayangkan, langkah hubungan yang telah dia miliki dengan Cheng Jinshi.
Aku dulunya pernah berpikir, demi uang sehingga dia menaiki ranjang ayahku, menghianati Cheng Jinshi, Cheng Jinshi pasti tidak akan mengampuninya lagi.
Akan tetapi, sepertinya aku telah salah lagi.
Aku menghadap ke atas langit-langit dinding, dadaku terasa sesak dan perih.
Dia tidak menyukai aku membahas masalah perasaan dengannya, sehingga aku juga patuh, tidak membahasnya, berusaha sekuat tenaga untuk memainkan peran seorang istri yang baik.
Tetapi, bagaimanapun aku melakukannya, walaupun aku telah berusaha sekuat tenaga, masih saja tidak bisa dibandingkan dengan wanita yang pernah mengkhianati dia.
Aku menggulung di ranjang dan memegang bagian lambungku yang sakit, yang terasa membakar, dengan sekilap, bagian depan dadaku dipenuhi keringat dingin.
Dengan hati yang kacau aku memegang perutku dan berdiri, mencoba untuk mencari obat, Cheng Jinshi sudah berjalan keluar dari kamar mandi.
Dia mengenakan bathrobe berwarna abu gelap dan berjalan ke arah sebelah ranjang, yang diikat dengan longgar, terasa sangatlah malas.
Dengan satu tangan mengelap rambutnya yang basah, dan melihat aku sekilas, dan bertanya, "Sakit lambung?"
Sewaktu aku mau menjawabnya, ponselnya kembali berdering, aku menjadi canggung dan memprediksi lagi-lagi itu adalah Song Jiamin.
Dia melihat layar ponselnya, lalu menjawab, nadanya terasa hangat, "Jiamin, apakah ada masalah?"
Dengan segera aku mengangkat kepala dan melihatnya, tidak berani mempercayainya secara terang-terangan, pada tengah malam begini di hadapan aku, menjawab telepon mantan pacarnya, tidak ada sedikit penghindaran, dan hanya mempedulikan dia.
Aku tidak tahu apa yang dikatakan Song Jiamin, alisnya mengerut, dengan secara saksama dia berkata: "Jangan cemas, aku akan segera kesana, tunggulah aku."
Dia menutup teleponnya, mengganti baju kasual dan segera keluar.
Dengan tak berdaya, aku memegang pergelangan tangannya, dan berkata dengan suara kecil: "Sudah begitu larut, apakah kamu bisa tidak keluar lagi?"
Dengan nada pasrah, sebenarnya hanya bertanya tetapi tampaknya seperti permohonan.
Aku memohon kepada dia, agar memberikan sedikit rasa hormat kepada aku istrinya.
Dengan ringan dia menjawab: "Aku masih mempunyai masalah yang harus di urus."
Aku sudah tidak tahan dengan perlakuannya yang dingin, hidungku terasa asam, "Masalah apa? Apakah kamu tidak tahu demi apakah Song Jiamin sewaktu itu naik Ke atas ranjang ayahku? Kamu baru saja naik jabatan sebagai CEO Perusahaan Cheng berapa lama, dia sudah balik kembali kepadamu.... "
Dia melihat aku dengan penuh ejekan, melihat aku dengan keji, dan bertanya, "Bagaimana dengan kamu? Empat tahun telah berlalu, apakah kamu telah lupa dulunya tujuan kamu menikah dengan aku?"
Pembicaraan kita cukuplah jelas, aku dan Song Jiamin, hanya demi uang, tidak ada bedanya.
Hatiku terasa hancur dan sakit, dengan tidak tahan aku telah mengalirkan air mata, "Jika kamu harus pergi menemui dia, lebih baik kita bercerai."
Aku berani mengancamnya, karena aku tahu bahwa dia tidak mungkin akan bercerai dengan aku.
Aku bisa menahan segala perlakuan dinginnya terhadap aku, sehingga, jika dia mencintai orang lain, aku juga bisa menyerah dengan berlapang dada.
Tetapi tidak boleh dengan Song Jiamin, wanita jahat ini.
Kebencian aku terhadapnya, bukan hanya karena dia telah menghancurkan keluargaku.
Cheng Jinshi menggunakan tenaga mengeluarkan tangannya, membungkukkan badan, dan dengan nada berat memperingati:"Ningxi, jangan begitu mudah mengancamku."
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraWonderful Son-in-Law
EdrickAku bukan menantu sampah
Stiw boyHei Gadis jangan Lari
SandrakoLoving The Pain
AmardaThat Night
Star AngelCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu