Cintaku Pada Presdir - Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
Menutup telepon, aku memandangi kakek yang mengandalkan mesin oksigen untuk mempertahankan nafasnya, perasaanku semakin berat.
Aku memegang tangan tua kakek dan berkata, "Kakek, bisakah kamu segera bangun?"
sayangnya, kakek aku tidak memberiku respon apa pun, dan masih tidak sadar.
Aku pulang ke rumah untuk mandi dan kembali ke rumah sakit, menjaganya semalaman.
Aku terlalu takut dengan apa yang akan dilakukan paman aku.
Tengah malam, aku berbaring di samping tempat tidur rumah sakit, tidur tidak nyenyak dan hanya sementara.
Ketika perawat yang bertugas di luar datang, aku pun bangun.
Melalui kaca yang di tengah, aku melihat di luar gelap.
Aku segera bangkit dari tempat tidur, berjalan ke luar, dan oksigen telah padam listriknya!
Aku berbalik dan berlari ke luar, menyalakan senter ponsel, dan dengan kencang berjalan menuju kantor Dokter Guo, "Dokter! Konsentrator oksigen kakek aku tidak berfungsi!"
Aku sangat cemas dan jantung berdetak kuat.
"Ada seorang pasien di lantai bawah, dan Dokter Guo turun. Jangan khawatir, listrik akan segera kita nyalakan." Perawat itu juga cemas, tetapi masih menghibur aku.
Bagaimana aku bisa tidak cemas, "Cepatlah kalian!"
Lantai ini, hanya kakek aku yang sakit parah, orang lain hanya memulihkan badan, dan sekarang mereka tertidur, padam listrik juga tidak berpengaruh pada mereka.
Tidak ada yang cemas kecuali aku dan perawat yang bertugas.
Ketika aku kembali ke kamar dan menunggu beberapa menit, listrik masih belum ada hidup.
Aku cemas dan berlari keluar lagi. Perawat tidak tahu ke mana. Aku tidak dapat menemukan siapa pun.
Ponsel di tangan aku bergetar sebentar, dan secara otomatis mati ketika tidak ada daya.
Aku berdiri dalam kegelapan, mata aku hitam, dan hati aku memiliki firasat buruk.
Aku yang sedang hamil, harus memegang dinding dengan hati-hati berjalan ke kamar.
Ketika aku berada di dekat kamar, mata aku tiba-tiba bersinar dan listrik hidup kembali!
Aku berlari ke kamar dan hanya mendengar suara keras dari monitor EKG, " Tii---------"
Aku berdiri di tempat yang sama, dan langkahku berat ...
Otakku kosong, hanya melihat kakek aku, mata aku berkabut, dan menahan air mata.
Segera, dokter dan perawat bergegas masuk, tepat di depan mata aku, untuk melakukan pemompaan jantung kepada kakekku.
Aku melihat tubuh kakekku. Ketika defibrillator itu naik dan turun, jantungku juga ikut naik turun.
Aku tidak tahu berapa lama, Dokter Guo menghentikan aksinya.
Aku panik dan menjerit: "Lanjutkan! Mengapa tidak melanjutkan?"
Dokter Guo selama ini bertanggung jawab atas kakek aku. Pada saat ini, turut berduka, "sudah pergi, turut berduka."
Jelas-jelas musim panas,tetapi aku benar-benar merasa kedinginan dan gemetar, air mata menetes dalam sekejap, "Berduka ... Mengapa aku harus berduka? Coba lagi! Dokter, aku mohon padamu ... selamatkan kakekku."
Aku tidak bisa menerima kenyataan ini.
Aku tidak mengerti mengapa orang yang aku cintai selalu pergi begitu tiba-tiba.
Ketika ibuku meninggal, tidak ada firasat apapun.
Tampaknya setiap kali aku hanya bisa melihat mereka pergi.
Perawat meletakkan selembar kain putih pada kakek dan mengirimnya ke kamar mayat.
Aku menggumamkan suaraku dan berkata, "Tunggu ..."
Aku menelepon Bibi dan mengatakan kepadanya bahwa kakek telah meninggal dunia.
Setelah menutup telepon, aku berdiam di kamar dan memegang tangan kakek aku, dengan jelas dan mendalam merasakan suhu tubuh kakekku.
Setiap detik adalah siksaan bagi aku.
"Ayah ..." Dengan tangisan, Bibi berlari ke kamar dan dirinya mendekat ke depan ranjang rumah sakit.
Paman dan Lin Yuelan juga datang, tetapi mereka tidak memiliki kesedihan di wajah mereka, dan mereka bahkan tidak berpura-pura untuk bersedih.
Paman masuk dan tidak melihat kakek. Dia pergi mencari Dokter Guo, "Ini adalah kesalahan rumah sakitmu! Kamu harus bertanggung jawab, setidaknya lima ratus juta!"
Lin Yuelan juga mengikuti.
Dokter Guo tanpa antisipasi, kacamatanya rusak dipukul Paman dan perawat memanggil satpam sambil menghalangi perkelahian.
Akhirnya, satpam berhasil menghentikan. Para dokter dan perawat pergi.
Pamanku mendatangi aku, kemudian menunjuk ke aku dan berkata, "Aku sudah katakan kepada kamu untuk pindah rumah sakit dua hari yang lalu. Kamu tidak mau pindah! Sekarang terjadi masalah, kamu puas ?! Aku benar-benar ragu bahwa masalah ini ada hubungannya dengan kamu! "
Mataku menatapnya dengan dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kenapa kamu menatapku seperti ini?" Dia mengira aku tidak bisa berkata apa-apa, kemudian meletakkan tangannya di pinggang. "Hal ini pasti berhubungan denganmu. Karena kamu yang membuat kakekmu seperti ini. Aku bilang sama kamu, rumah sakit memberikan kompensasi uang, kamu tidak bisa mendapatkan sepersen pun! "
Kakek baru saja pergi, aku tidak ingin berdebat dengannya.
Aku mencoba berbicara dengan tenang, "Kakek telah meninggal. Hal terpenting yang harus kita pikirkan sekarang adalah bagaimana membereskan masalah selanjutnya, daripada memikirkan kompensasi."
Dia tanpa merasa dirinya bermasalah, "Mengapa tidak memikirkan kompensasi ?! Ini adalah tanggung jawab rumah sakit!"
Aku langsung berkata dengan terang-terangan pada dia, "Jika bukan ada seseorang yang meracuni kakek, bagaimana bisa seperti ini?"
Benar.
Aku masih curiga bahwa paman telah meracuni kakek!
Atau, bisa dibilang, tanpa diragukan lagi, tapi memang sebenarnya begitu.
"Apa maksudmu? Polisi tidak dapat menemukan buktinya. Mengapa kamu asal menuduh?" Paman berlagak polisi tidak menemukan buktinya, dan dia sangat percaya diri.
"Kertas tidak akan bisa menahan api."
Kataku dengan dingin dan tegas.
Aku tidak percaya dia bisa melakukan hal dengan begitu bersih.
Staf medis mendorong kakek ke kamar mayat, dan Bibi datang, "selanjutnya masalah kakekmu akan kuurus yang sebagai anak perempuannya ..."
Dia berkata, pamanku dengan kasar menarik lengannya dan menatapnya, "Apa yang kamu bisa lakukan? Apakah kamu tahu berapa harga ruang pemakaman sekarang, berapa harga kuburan ?!"
Aku bingung.
Paman sebenarnya tidak tahu malu sampai titik ini, satu sisi mencari sejumlah kompensasi dari rumah sakit, satu sisi tidak mau melakukan pemakaman.
Awalnya Bibi ingin membantah, tetapi tidak apa yang dipikirkannya, lalu menjilat bibirnya, "Xiao Xi, kamu tidak tahu seperti apa yang kondisi ekonomi keluarga kita, dan benar-benar tidak ada uang tambahan untuk melakukan pemakaman kakekmu."
Aku tidak menyangka Bibi ada di pihak paman. Lagi pula, kakek aku, hanya tersisa dia putri satu-satunya...
Aku tertegun, dan gigiku gemetaran, sambil menggigit bibir bawahku dan berkata, "Aku akan melakukannya."
Aku tidak punya uang, tapi aku tidak mungkin tidak peduli dengan kakek aku!
Aku bahkan tidak mau, ketika kakek baru saja meninggal, ia didorong kesana kemari karena pemakaman.
Bibi lega melihat aku telah membuat keputusan.
Aku tidak ingin mengatakan sepatah kata pun kepada mereka, berbalik badan dan keluar.
Paman aku memanggil aku, dan menegur aku kemudian berkata "Keluarkan uang yang sudah ada di deposit rumah sakit dan kembalikan kepada kami!"
Aku benar-benar ... Aku tidak tahu mengapa ada orang yang bisa sejijik ini.
Aku pun berkata, "Kamu mimpi dulu!"
Uang ini dihabiskan untuk kakekku, aku tidak merasa rugi sama sekali.
Tetapi tidak mungkin memberikannya tanpa alasan.
Dia mengulang lagi: "Baik, kalau begitu biaya kompensasi tidak ada hubungannya dengan kamu!"
Ketika dia dengan Dokter Guo meminta 10 miliar, aku sudah menduga dia tidak akan peduli lagi dengan uang yang dibayar di sanatorium.
Aku mengambil uang yang sudah ada sebelumnya dan keluar dari rumah sakit.
Matahari terik di luar, seolah-olah semua yang baru saja terjadi adalah ilusi aku.
Mungkin ketika bangun tidur, kakek aku masih ada.
Aku pulang ke rumah, mengisi bak mandi dengan air hangat, berendam dan menemukan sedikit kenyataan.
Aku mulai menghubungi rumah pemakaman, tempat makam dan tanggal pemakaman.
Untungnya, uang yang ditarik dari sanatorium hampir cukup.
Keesokan harinya, tubuh kakek diangkut ke rumah duka. Aku keluar dari ruang duka dan menelepon Bibi. Waktu pemakaman tiga hari kemudian.
Setelah itu, aku langsung pulang.
Tanpa diduga, tepat di depan pintu gedung, dua polisi mendatangi aku.
Aku pikir mereka menemukan bukti keracunan paman, dan bertanya, "Halo, apakah buktinya sudah ditemukan?"
Mereka mengerutkan kening. Salah satu petugas polisi menunjukkan kartu polisi dan berkata, "Ning Xi, benar kan? Silahkan ikut bersama kami dan bekerja sama dengan tim penyelidikan."
"Apa?"
Aku sudah menebaknya dalam hati.
Akhirnya polisi pun menjelaskan: "Kakak sepupu Anda, Lin Yuelan telah memanggil polisi dan menduga kamu telah membunuh kakek Anda."
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviJalan Kembali Hidupku
Devan HardiBeautiful Love
Stefen LeeSuami Misterius
LauraBeautiful Lady
ElsaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu