Cintaku Pada Presdir - Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
Benar, beberapa pertanyaan dia membuat aku merasa bersalah.
Aku tidak terkenal, tidak memiliki pengalaman dan tidak memiliki hasil karya yang terkenal.
Tetapi, aku tidak mungkin mundur, karena kalau aku mundur, proyek ini akan sangat susah dijalankan.
Aku mengangkat sudut mulutku dan bertanya dengan santai, "Apakah kamu sedang menginterograsi atasan kamu?"
Qiao Jing melamun sejenak sebelum tertawa dengan ringan: "aku tidak berani. aku hanya merasa penasaran"
"aku menghormati kamu lebih tua daripada aku, sehingga aku akan memanggil kamu kakak Qiao saja. aku tahu, tidak hanya kamu, banyak karyawan lain juga merasa tidak terima dengan posisiku, tetapi perusahan merekrut kalian itu bukan untuk membiarkan kalian meragukan keputusan perusahaan"
Nada suaraku sangat datar, tetapi memiliki aura yang sangat menakutkan, pada saat itu aku bahkan terlihat seperti Cheng Jinshi.
Setelah berhenti beberapa saat, aku menambah : "Di perusahaan besar seperti Dongchen, posisi desainer utama tidak hanya satu, selain itu kita juga masih bisa meningkat lagi. aku bukan orang yang suka mencari masalah, asal semua orang bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik, yang seharusnya naik posisi akan dinaikkan, yang seharusnya dapat bonus akan diberikan"
"Tetapi, mengapa kamu adalah orang yang berada di posisi desainer utama? Karyawan yang lebih berpengalaman dari kamu itu jauh sangat banyak!" Qiao Jing berkata dengan tidak puas.
"Kalau untuk masalah ini, kamu seharusnya tidak bertanya kepada aku. Kamu keluar dari ruangan ini kemudian belok kanan ke elevator, naik ke ruang presiden dan bertanya kepada presiden Cheng. Kalau sungguh tidak bisa, kamu juga bisa bertanya kepada asisten Chen, seharusnya dia juga bisa menjawab pertanyaan kamu"
Setelah berkata, aku menundukkan kepalaku dan lanjut merancang desain, aku malas berkata banyak dengannya.
"Kamu...." Dia menendang lantai dengan kuat sebelum keluar dengan marah.
Tentu saja dia tidak akan menerima hanya karena kata-kata aku.
Tetapi aku hanya bisa menenangkan diriku dan menyelesaikan desain dengan serius, satu-satunya cara yang bisa membuat mereka menerima aku dengan ikhlas adalah menunjukkan kemampuanku kepada mereka.
Hanya saja, kecepatan aku menyelesaikan desain agak lambat, aku harus memikirkan semua detail dengan serius.
Mau menyelesaikan hasil desain yang formal itu membutuhkan tenaga dan pemikiran yang sangat banyak.
Setiap hari aku sibuk sampai paling tidak jam 9 atau 10 malam, kalau bukan karena An An, aku akan langsung tidur di kantor saja.
Untungnya Cheng Jinshi memberikan sebuah mobil kepadaku, sehingga aku tidak perlu mencari taksi lagi pada saat mau pergi dan pulang kerja.
Malam ini, pada saat aku baru saja tiba rumah, aku langsung mendengar suara tangisan An An yang merobek hatiku menjadi dua, bahkan sebelum aku sempat mengganti sepatu.
Aku berlari ke lantai atas dan melihat Bibi Mo terus berusaha menghibur An An dengan suara lembut, tetapi An An yang menangis sampai wajahnya memerah tetap terlihat sangat kasihan.
"Biarkan aku saja"
Aku memasuki ruangan dan mengendong An An, An An menarik bajuku dengan gembira dan mulai berhenti menangis.
Bibi Mo menghela nafas lega, "Untungnya anda sudah pulang, kalau tidak dia sudah mau menangis sampai tenggorokannya menjadi serak. Beberapa malam ini aku masih bisa menghiburnya pada saat anda lembur, tetapi malam ini sama sekali tidak bisa, dia terus menangis"
Aku menarik selembar kertas tissue dan menyeka air mata An An dengan sakit hati, aku merasa sangat bersalah, "sayang, maaf, semuanya salah ibu"
Setelah menghibur An An hingga tertidur dan mandi, waktu pun sudah subuh.
Aku berbaring di samping An An dengan hati-hati.
Meskipun aku tidak bisa menemaninya waktu siang hari, paling tidak aku harus berusaha sebisa aku pada saat malam hari.
Besok harinya, aku bangun sebelum langit terang dan pergi ke ruang baca dengan membawa laptop aku.
Aku berencana untuk menyelesaikan sebagaian pekerjaanku sebelum mengosongkan sedikti waktu untuk menemani An An, kemudian baru pergi ke kantor.
Sekarang akhirnya aku mengerti, seberapa susah wanita yang harus bekerja dan menjaga anak pada waktu yang sama.
Tetapi hatiku terasa manis ketika aku melihat An An semakin bergantung kepada aku.
Aku duduk di dalam ruang baca dan fokus kepada pekerjaan aku, sampai mendengar suara panggilan anak kecil dari luar, aku baru menutup laptop aku dan keluar dari ruangan.
"Ibu!"
An An sudah semakin terlatih memanggil ibu, membanding dengan awalnya dia masih memanggil dengan nada suara tidak tepat, sekarang dia sudah bisa bersuara dengan jelas dan tepat secara perlahan.
Aku memeluk An An dengan senang dan berkata secara refleks, "sayang, kamu sangat hebat, apakah kamu bisa berkata ayah...."
Ayah.........
Suara aku pun berhenti.
Hatiku terasa seperti ditusuk oleh sebuah jarum yang sangat tajam dan rasa sakitnya membuat aku sadar diri.
Aku mengangkat sudut mulutku dengan ekspresi menghina, Emangnya kenapa kalau An An bisa memanggil 'Ayah'
Ujung-ujungnya kita juga tidak akan menjadi sekeluarga yang bahagia.
Berpikir tentang pekerjaan aku sore ini sudah tidak sisa banyak, aku memutuskan untuk menemani An An sebentar sampai menjelang siang hari, pada jam hampir 10, aku baru membawa laptop dan berangkat ke kantor.
Setelah sampai kantor, aku bisa merasakan suasana tim kami menjadi berbeda dengan jelas.
Semua orang duduk dengan tegak, bahkan Qiao Jing juga terus menatap ke laptop dengan fokus.
Aku mengerutkan alisku, berpikir mungkin mereka sudah berubah pikiran.
Siapa menyangka, aku sendiri juga merasa kaget pada saat aku membuka pintu ruanganku.
Cheng Jinshi berada di kantorku.
Dia mengenakan set jas yang sesuai dengan ukuran tubuhnya, salah satu tangan berada di dalam saku celananya dan dia sedang berdiri di depan jendela dengan suasana yang rendah.
"Presiden Cheng, apakah ada urusan?"
Aku meletakkan laptop di atas meja sebelum bertanya.
Cheng Jinshi berputar balik badannya, ekspresinya terlihat dingin dan alisnya mengerut, "Dalam waktu hampir setengah bulan, proses proyek ini baru berjalan tidak sampai 1/4?"
Aku mengangguk, "Iya"
Dia menghampiri aku sambil menatap mataku, "Kalau kamu merasa tidak puas, katakan saja, jangan sengaja memperlambat proses"
Tiba-tiba aku merasa sedikit marah, "Kamu meragukan aku?"
Satu kalimat dia bisa membuat aku merasa sedih, aku tidak pernah merasa begitu sedih ketika diragukan oleh orang lain.
"Kalau tidak mau diragukan, keluarkan kemampuan bekerja kamu"
"Aku tidak bisa, kalian mau hasil desain yang paling bagus, maka kalian hanya bisa menunggu"
Aku berkata dengan dingin.
Aku bukan mesin gambar desain yang bisa menghasilkan desain hanya dengan menekan tombol.
Cheng Jinshi menatap aku dengan dingin dan dalam, kemudian dia bersuara dengan dingin, "Secepatnya"
Setelah itu, dia sepertinya teringat sesuatu, sehingga dia memerintah : "Malam ini temani aku menghadiri sebuah acara reuni"
Tanpa berpikir, aku menjawab, "Aku tidak memiliki waktu, kamu membawa orang lain saja"
Lagipun, Cheng Jinshi tidak pernah kekurangan pasangan wanita juga.
Cheng Jinshi mengingatkan aku dengan tegas, "Kita sudah menikah kembali, maka kamu harus menjalankan kewajiban istri dengan baik"
Hah, kewajiban.
Aku ingin bertanya, apakah kamu sudah menjalankan kewajiban seorang suami?
Tetapi, aku malah menjadi berkata : "Baik, aku akan pergi"
Hubungan aku dan dia hanya merupakan mempergunakan dan dipergunakan, aku tidak memiliki hak untuk meminta keadilan.
"Setelah pulang kerja, aku akan menunggu kamu di tempat parkir lantai bawah tanah"
Tempat parkir lantai bawah tanah?
"Presiden Cheng, apakah hubungan kita begitu memalukan?"
Akhirnya aku tidak bisa menahan lagi, aku mengangkat kepalaku dan bertanya kepadanya.
Dia yang meminta untuk menikah kembali, tetapi sekarang dia juga memperlakukan aku seperti seorang selingkuhan yang memalukan.
Cheng Jinshi jelas terlihat sedikit kaget, sepertinya dia tidak mengerti ada masalah apa, "Ning Xi, kamu berpikir sampai mana?"
"Tidak ada, aku yang terlalu banyak berpikir"
Hatiku terasa dipukul dengan kuat, tetapi rasa sakit ini juga mengingatkan aku, Ning Xi, kamu harus mengingat dengan identitas kamu.
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongHidden Son-in-Law
Andy LeeBlooming at that time
White RoseHis Second Chance
Derick HoMarriage Journey
Hyon SongBeautiful Love
Stefen LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu