Cintaku Pada Presdir - Bab 146 Apakah Begitu Memalukan

Benar, beberapa pertanyaan dia membuat aku merasa bersalah.

Aku tidak terkenal, tidak memiliki pengalaman dan tidak memiliki hasil karya yang terkenal.

Tetapi, aku tidak mungkin mundur, karena kalau aku mundur, proyek ini akan sangat susah dijalankan.

Aku mengangkat sudut mulutku dan bertanya dengan santai, "Apakah kamu sedang menginterograsi atasan kamu?"

Qiao Jing melamun sejenak sebelum tertawa dengan ringan: "aku tidak berani. aku hanya merasa penasaran"

"aku menghormati kamu lebih tua daripada aku, sehingga aku akan memanggil kamu kakak Qiao saja. aku tahu, tidak hanya kamu, banyak karyawan lain juga merasa tidak terima dengan posisiku, tetapi perusahan merekrut kalian itu bukan untuk membiarkan kalian meragukan keputusan perusahaan"

Nada suaraku sangat datar, tetapi memiliki aura yang sangat menakutkan, pada saat itu aku bahkan terlihat seperti Cheng Jinshi.

Setelah berhenti beberapa saat, aku menambah : "Di perusahaan besar seperti Dongchen, posisi desainer utama tidak hanya satu, selain itu kita juga masih bisa meningkat lagi. aku bukan orang yang suka mencari masalah, asal semua orang bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik, yang seharusnya naik posisi akan dinaikkan, yang seharusnya dapat bonus akan diberikan"

"Tetapi, mengapa kamu adalah orang yang berada di posisi desainer utama? Karyawan yang lebih berpengalaman dari kamu itu jauh sangat banyak!" Qiao Jing berkata dengan tidak puas.

"Kalau untuk masalah ini, kamu seharusnya tidak bertanya kepada aku. Kamu keluar dari ruangan ini kemudian belok kanan ke elevator, naik ke ruang presiden dan bertanya kepada presiden Cheng. Kalau sungguh tidak bisa, kamu juga bisa bertanya kepada asisten Chen, seharusnya dia juga bisa menjawab pertanyaan kamu"

Setelah berkata, aku menundukkan kepalaku dan lanjut merancang desain, aku malas berkata banyak dengannya.

"Kamu...." Dia menendang lantai dengan kuat sebelum keluar dengan marah.

Tentu saja dia tidak akan menerima hanya karena kata-kata aku.

Tetapi aku hanya bisa menenangkan diriku dan menyelesaikan desain dengan serius, satu-satunya cara yang bisa membuat mereka menerima aku dengan ikhlas adalah menunjukkan kemampuanku kepada mereka.

Hanya saja, kecepatan aku menyelesaikan desain agak lambat, aku harus memikirkan semua detail dengan serius.

Mau menyelesaikan hasil desain yang formal itu membutuhkan tenaga dan pemikiran yang sangat banyak.

Setiap hari aku sibuk sampai paling tidak jam 9 atau 10 malam, kalau bukan karena An An, aku akan langsung tidur di kantor saja.

Untungnya Cheng Jinshi memberikan sebuah mobil kepadaku, sehingga aku tidak perlu mencari taksi lagi pada saat mau pergi dan pulang kerja.

Malam ini, pada saat aku baru saja tiba rumah, aku langsung mendengar suara tangisan An An yang merobek hatiku menjadi dua, bahkan sebelum aku sempat mengganti sepatu.

Aku berlari ke lantai atas dan melihat Bibi Mo terus berusaha menghibur An An dengan suara lembut, tetapi An An yang menangis sampai wajahnya memerah tetap terlihat sangat kasihan.

"Biarkan aku saja"

Aku memasuki ruangan dan mengendong An An, An An menarik bajuku dengan gembira dan mulai berhenti menangis.

Bibi Mo menghela nafas lega, "Untungnya anda sudah pulang, kalau tidak dia sudah mau menangis sampai tenggorokannya menjadi serak. Beberapa malam ini aku masih bisa menghiburnya pada saat anda lembur, tetapi malam ini sama sekali tidak bisa, dia terus menangis"

Aku menarik selembar kertas tissue dan menyeka air mata An An dengan sakit hati, aku merasa sangat bersalah, "sayang, maaf, semuanya salah ibu"

Setelah menghibur An An hingga tertidur dan mandi, waktu pun sudah subuh.

Aku berbaring di samping An An dengan hati-hati.

Meskipun aku tidak bisa menemaninya waktu siang hari, paling tidak aku harus berusaha sebisa aku pada saat malam hari.

Besok harinya, aku bangun sebelum langit terang dan pergi ke ruang baca dengan membawa laptop aku.

Aku berencana untuk menyelesaikan sebagaian pekerjaanku sebelum mengosongkan sedikti waktu untuk menemani An An, kemudian baru pergi ke kantor.

Sekarang akhirnya aku mengerti, seberapa susah wanita yang harus bekerja dan menjaga anak pada waktu yang sama.

Tetapi hatiku terasa manis ketika aku melihat An An semakin bergantung kepada aku.

Aku duduk di dalam ruang baca dan fokus kepada pekerjaan aku, sampai mendengar suara panggilan anak kecil dari luar, aku baru menutup laptop aku dan keluar dari ruangan.

"Ibu!"

An An sudah semakin terlatih memanggil ibu, membanding dengan awalnya dia masih memanggil dengan nada suara tidak tepat, sekarang dia sudah bisa bersuara dengan jelas dan tepat secara perlahan.

Aku memeluk An An dengan senang dan berkata secara refleks, "sayang, kamu sangat hebat, apakah kamu bisa berkata ayah...."

Ayah.........

Suara aku pun berhenti.

Hatiku terasa seperti ditusuk oleh sebuah jarum yang sangat tajam dan rasa sakitnya membuat aku sadar diri.

Aku mengangkat sudut mulutku dengan ekspresi menghina, Emangnya kenapa kalau An An bisa memanggil 'Ayah'

Ujung-ujungnya kita juga tidak akan menjadi sekeluarga yang bahagia.

Berpikir tentang pekerjaan aku sore ini sudah tidak sisa banyak, aku memutuskan untuk menemani An An sebentar sampai menjelang siang hari, pada jam hampir 10, aku baru membawa laptop dan berangkat ke kantor.

Setelah sampai kantor, aku bisa merasakan suasana tim kami menjadi berbeda dengan jelas.

Semua orang duduk dengan tegak, bahkan Qiao Jing juga terus menatap ke laptop dengan fokus.

Aku mengerutkan alisku, berpikir mungkin mereka sudah berubah pikiran.

Siapa menyangka, aku sendiri juga merasa kaget pada saat aku membuka pintu ruanganku.

Cheng Jinshi berada di kantorku.

Dia mengenakan set jas yang sesuai dengan ukuran tubuhnya, salah satu tangan berada di dalam saku celananya dan dia sedang berdiri di depan jendela dengan suasana yang rendah.

"Presiden Cheng, apakah ada urusan?"

Aku meletakkan laptop di atas meja sebelum bertanya.

Cheng Jinshi berputar balik badannya, ekspresinya terlihat dingin dan alisnya mengerut, "Dalam waktu hampir setengah bulan, proses proyek ini baru berjalan tidak sampai 1/4?"

Aku mengangguk, "Iya"

Dia menghampiri aku sambil menatap mataku, "Kalau kamu merasa tidak puas, katakan saja, jangan sengaja memperlambat proses"

Tiba-tiba aku merasa sedikit marah, "Kamu meragukan aku?"

Satu kalimat dia bisa membuat aku merasa sedih, aku tidak pernah merasa begitu sedih ketika diragukan oleh orang lain.

"Kalau tidak mau diragukan, keluarkan kemampuan bekerja kamu"

"Aku tidak bisa, kalian mau hasil desain yang paling bagus, maka kalian hanya bisa menunggu"

Aku berkata dengan dingin.

Aku bukan mesin gambar desain yang bisa menghasilkan desain hanya dengan menekan tombol.

Cheng Jinshi menatap aku dengan dingin dan dalam, kemudian dia bersuara dengan dingin, "Secepatnya"

Setelah itu, dia sepertinya teringat sesuatu, sehingga dia memerintah : "Malam ini temani aku menghadiri sebuah acara reuni"

Tanpa berpikir, aku menjawab, "Aku tidak memiliki waktu, kamu membawa orang lain saja"

Lagipun, Cheng Jinshi tidak pernah kekurangan pasangan wanita juga.

Cheng Jinshi mengingatkan aku dengan tegas, "Kita sudah menikah kembali, maka kamu harus menjalankan kewajiban istri dengan baik"

Hah, kewajiban.

Aku ingin bertanya, apakah kamu sudah menjalankan kewajiban seorang suami?

Tetapi, aku malah menjadi berkata : "Baik, aku akan pergi"

Hubungan aku dan dia hanya merupakan mempergunakan dan dipergunakan, aku tidak memiliki hak untuk meminta keadilan.

"Setelah pulang kerja, aku akan menunggu kamu di tempat parkir lantai bawah tanah"

Tempat parkir lantai bawah tanah?

"Presiden Cheng, apakah hubungan kita begitu memalukan?"

Akhirnya aku tidak bisa menahan lagi, aku mengangkat kepalaku dan bertanya kepadanya.

Dia yang meminta untuk menikah kembali, tetapi sekarang dia juga memperlakukan aku seperti seorang selingkuhan yang memalukan.

Cheng Jinshi jelas terlihat sedikit kaget, sepertinya dia tidak mengerti ada masalah apa, "Ning Xi, kamu berpikir sampai mana?"

"Tidak ada, aku yang terlalu banyak berpikir"

Hatiku terasa dipukul dengan kuat, tetapi rasa sakit ini juga mengingatkan aku, Ning Xi, kamu harus mengingat dengan identitas kamu.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu