Cintaku Pada Presdir - Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
Ning Zhenfeng berpikir sejenak, dengan tenang dia membuka mulut, "Aku tidak akan memberitahu kepadamu terlebih dahulu, tetapi, dia orang yang kamu kenal."
Orang yang kukenal?
Aku benar-tidak tidak bisa berpikir bahwa siapakah dia, melihat dia sudah yakin tidak akan memberitahuku, aku juga tidak bertanya lagi.
Lagipula malam nanti orangnya juga akan terllihat.
Aku berdiri sejenak di depan jendela besar , perlahan mulai mengerti keadaan perusahaan, dan mulai mengerti cara mengoperasikan perusahaan.
Aku mengaku, Ning Zhenfeng memiliki kehandalan dalam pengelolaan dan pengaturan perusahaan, sebuah perusahaan yang baru, dengan waktu yang singkat sudah rapi dan tertata.
"Tok Tok----"
"Masuk."
Aku mengira karyawan perusahaan yang datang, kepalaku tidak kuangkat, mataku tetap tertuju ke arah dokumen kerja yang ada ditanganku.
Pintu ruangan kantor terbuka, aku dapat merasakan ada yang berjalan masuk, tetapi terasa sepi tanpa suara, sambil mangangkat kepala, sambil berbicara, "Ada masalah apa......Kenapa kamu bisa datang?"
Aku kaget dan terdiam sejenak lagi sambil menatap Shen Yanting yang ada didepan mata, mengenakan setelan jas yang highclass, dengan badannya yang lurus tegak.
Dia menyelidiki ruangan kantorku, menaikkan sedikit alisnya, "Aku datang mengunjungi kantormu."
Akhirnya aku tersadar, dia adalah tamu VIP yang dimaksud Ning Zhenfeng.
Sungguh tidak diherankan bahwa pewaris Summer Night yang sangat populer ini, aku baru saja meninggalkan perusahaan Cheng Jinshi, ini baru saja terjadi, dan dia sudah datang kesini.
Setelah pertama kali aku melihatnya, aku mencari info tentangnya di internet, dia adalah pewaris Summer Night, jadi, dia bukan hanya sebagian dari penanggung jawab perusahaan Summer Night, kedepannya, satu Summer Night, semuanya milik dia.
Benar-benar tamu VIP.
Aku tersenyum sambil menutup dokumen itu, berdiri, dan tersenyum pasrah, "Ayahku bilang kepadaku bahwa akan ada tamu VIP yang akan datang kesini, aku tidak menyangka itu adalah kamu."
"Kamu merasa ini diluar dugaan? Atau kamu tidak menyambutku?" katanya sambil bercanda.
"Mana mungkin? Aku sangat senang kamu datang. Kamu punya pengalaman dalam mengelola perusahaan besar, kamu dapat mengunjungi perusahanku, aku sangat menyambutmu."
Aku tahu dia bercanda, tapi aku masih saja sibuk menjelaskan.
Aku sepertinya tahu apa maksud kedatangannya, tapi aku sama sekali tidak ada maksud untuk menyingkirkannya.
Lagipula, dia baru saja membantuku kemarin malam.
Melewati jendela kaca besar itu, dia melihat ke sekitar area perkantoran di luar, kaca jendela di ruangan kantor ini adalah kaca satu sisi, bagian dalam dapat melihat keluar, tapi dari luar tidak dapat melihat ke dalam.
Dia memuji : "Perusahaan baru dapat dibuat menjadi seperti ini, sangatlah bagus, lagipula, aku sangat mendukungmu untuk mendirikan perusahaan sendiri, dengan kemampuanmu, kamu tidak pantas bekerja untuk orang lain."
"Terima kasih, jika ada saran atau apapun itu, kamu harus memberitahunya kepadaku."
Aku berjalan ke arah meja teh, duduk diatas sofa, "Minum teh? Atau kopi?"
"Kamu bisa menyeduh teh? Aku sangat jarang minum teh yang asli diluar negeri." Dia juga duduk di sofa single, serta bertanya.
"Aku coba dulu, aku rasa teh yang kuseduh lumayan enak.”
Aku berkata sambil tertawa.
Karena dulu aku adalah sekretaris kelas tinggi, maka aku khusus belajar membuat tata krama cara membuat teh. Terkadang bersama atasan menghadiri berbagai kegiatan, belajar sedikit hal lain juga merupakan hal yang baik.
Dan pada akhirnya apa yang dipelajari dipraktekkan.
Dengan wajah terkejut dia melihatku sejenak, "Sepertinya hari ini adalah rejeki ku."
Perlengkapan teh yang disiapkan Ning Zhenfeng untuk kantorku sangat lengkap, aku akan memanaskan se teko air terlebih dahulu.
Kemudian sambil membuka kemasan black tea Jin Junmei, terhembus aroma teh yang wangi, kukeluarkan beberapa, dengan ahlinya aku membersihkan teh tersebut, kemudian kuseduh.
"Cobalah."
Dengan sangat cepat, aku menuangkan teh tersebut, memperagakan tanganku yang berarti "silahkan".
Shen Yanting mengangkat cangkir dan mencium aromanya sejenak, meminumnya sedikit, "Tak diduga, rupanya kamu bukan hanya handal dalam hal desain, tetapi dalam juga menyeduh teh."
Aku tertawa kecil.
Shen Yanting menghabiskan secangkir kecil teh, dengan rasa penasaran dia bertanya, "Kamu benar-benar sudah meninggalkan Dongchen?"
"Ya, benar."
Aku menganggukkan kepala.
"Aku berharap perusahaan barumu ini semuanya dapat berjalan dengan lancar. Malam ini aku akan terbang kembali ke perusahaan pusat, tidak tahu kapan kembali lagi kesini."
"Kenapa tiba-tiba?"
"Ya, tetapi aku ada beberapa lahan pertanian manor di Eropa, jika kamu sudah ada waktu, kamu boleh pergi berlibur ke sana, dijamin kamu akan berlibur dengan senang." Dia tertawa sambil mengundangku kesana.
"Ok!"
Dibandingkan dengan pusat kota yang ramai dan padat, aku lebih tertarik dengan tipe tempat seperti lahan pertanian manor.
Dia meminum beberapa cangkir teh, kemudian melihat sejenak ke arah luar area kantor, dengan serius dia berkata : "Banyak cara untuk membangun dan mengelola perusahaan, kamu akan lebih susah, jika sampai kamu mendapat masalah yang tidak tahu bagaimana harus diselesaikan, ataupun hal sulit apapun, kamu dapat mencariku kapan saja."
Dengan rasa terima kasih aku bilang kepadanya, "Baiklah, terima kasih."
Semua orang tidak menyetujui aku untuk membuka perusahaan sendiri, terkecuali Ning Zhenfeng, dan bahkan Cheng Jinshi saja sangat tidak suka akan hal ini, tetapi sekarang aku mendengar dia yang sangat mendukungku, hatiku sangat terharu, aku merasa diriku bukan orang yang tidak berdaya lagi.
Dikarenakan dirinya masih harus ke kantor cabang lain untuk memutuskan beberapa hal dalam pekerjaan, dia tinggal tidak lama disini, setelah meminum teh dia akan pergi.
Aku berdiri dan mengantarnya ke arah pintu lift, ketika dia sudah masuk ke dalam lift, aku membalikkan badanku berjalan balik ke arah kantor, baru saja aku ingin masuk ke ruang kantorku, mendadak pergelangan tanganku ditahan.
Seluruh badanku tersentak kaget, aku membalikkan badan dan melihat Cheng Jinshi dengan wajahnya yang dingin, dengan suara datar dia membuka mulutnya, "Sebenarnya apa maksudmu?"
"Apa?"
Belum sempat merespon, tangan satunya lagi menutup pintu, dan pergelangan tanganku di tempelkan kepintu kantor.
Aroma tubuhnya yang tidak asing, sambil membawa napas alkohol, dengan paksaan dia berusaha memelukku, hatiku langsung bergetar kuat, "Lepaskan!"
"Siapa yang mengijinkanmu untuk meninggalkan perusahaan, memangnya aku sudah setuju?" Dia menundukkan kepalanya, bola matanya yang penuh dengan air mata menatapku dengan tajam.
"Tidak peduli kamu mengijinkan atau tidak, aku tetap harus pergi."
Aku tidak bisa mengalihkan diriku dari tatapan matanya.
Dia menatapku sejenak dengan tatapan bingung, tatapan matanya perlahan menjadi hangat, seakan mengalah, dengan suara rendah dia berkata : "Karena Yuming?"
"Ya."
"Kalau begitu kenapa kamu tidak memberitahuku? Kamu adalah istriku, jika kamu benar tidak suka, aku bisa menghapus sahamnya."
Perkataannya, benar-benar menyentuh hatiku.
Hampir saja aku goyah, dia selalu dengan mudah mempengaruhi keputusan yang telah kubuat.
Tetapi, dengan cepat aku sadar kembali, sambil menyindir aku berkata, "Kata-kata ini semua, apakah ini rencana dari Qin Yuming? Ingin aku mundur dari perusahaan, kemudian membohongiku untuk kembali ke perusahaan, ,dan menjual seumur hidupku lagi untukmu?"
Setelah mendengar perkataanku, raut muka nya langsung terlihat lesu, "Sudah pernah kubilang, dia hanya partner kerja, jangan berpikir terlalu banyak."
Mudah untuk dikatakan.
Tapi bagaimana aku tidak berpikir banyak?
Qin Yuming bukan orang lain! Dia cinta pertamanya!
Sebelumnya di forum aku sempat melihat foto mesra mereka, terasa seperti sebuah batu besar, yang seharian menindih hatiku, sampai aku tidak bisa bernapas.
Segala kebaikannya, segala kelembutannya, telah diberikan ke Qin Yuming.
Tidak ada wanita yang tidak banyak berpikir, tetapi aku, juga hanya wanita biasa, aku juga mengharapkan cinta yang ikhlas dan sepenuhnya dari suamiku.
"Aku bisa kembali ke perusahaan kalian, tetapi, kamu harus memberikan hak milik asuh anak kita kepadaku. An An, dan anak didalam perutku ini, semua adalah milikku, bisakah kamu mengiyakannya?"
Aku menatapnya dengan tatapan datar.
Dia menekan pergelangan tanganku dengan kuat, seperti ingin menghancurkannya, sepasang matanya penuh amarah layaknya binatang buas, tangan satunya lagi memegang daguku, menundukkan kepalanya, dan tidak bisa menahan dirinya untuk menciumku.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaBehind The Lie
Fiona LeeMarriage Journey
Hyon SongLove In Sunset
ElinaSuami Misterius
LauraEternal Love
Regina WangCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu