Cintaku Pada Presdir - Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
Wajahnya tiba-tiba suram, dan menahan suara serak yang dingin, “Baik, tanda tangani.”
Aku sekedar menghitungnya, dari sekarang hingga pembangunan resort setidaknya masih ada waktu setengah tahun, tapi …. anggap saja waktu-waktu ini adalah waktu bersama dengannya untuk terakhir kali.
Aku mengambil pena yang biasa dipakainya, tanpa melihat surat perjanjian lagi, dengan tangkas langsung menandatangani nama sendiri, dan cap jari pada surat perjanjian.
Dia menarik kembali satu surat perjanjian, mengangguk dengan puas, “mulai besok, ingat tepat waktu datang Dongchen untuk berkerja.”
“Jinshi, aku tidak setuju!”
Seseorang mendorong buka pintu kantor, Su Shanshan bergegas masuk dan berteriak.
Chen Lin mengikutinya dari belakang, “Manager Su, Presiden Cheng masih berdiskusi, sangat tidak baik kamu masuk begitu saja.”
Su Shanshan memelototinya, “Siapa kamu, berani menghalangiku?”
Chen Lin bertahun-tahun berada di samping Cheng Jinshi, mungkin ini adalah pertama kalinya dia mendengarkan kata-kata yang begitu tidak enak di dengar, senyumannya menjadi kaku, tapi dengan cepat ia berkata: “aku minta maaf…”
“Chen Lin, kamu keluar dulu.” Suara polos Cheng Jinshi memotong perkataannya.
Su Shanshan tersenyum dengan bangga, melangkah kecil berlari ke samping Cheng Jinshi, berkata dengan manja: “Jinshi, aku tidak setuju dia berkerja di Dongchen, jangan biarkan dia datang, oke?”
Kalau Cheng Jinshi setuju dengan permintaanya, aku akan sangat mengharapkannya.
Siapa tahu, Cheng Jinshi meliriknya dengan spontan, “dia datang ke PT. Dongchen, bukan pergi ke PT. Su.”
Maksudnya sangat sederhana, hanya saja tidak langsung seperti bertanya kepada Su Shanshan, ‘apa hubungannya dengan kamu?’
Aku terbengong, tidak menyangka dia bisa begitu tidak menjaga muka Su Shanshan.
Ekpresi Su Shanshan terlihat sedikit buruk, dia juga tidak ingin kehilangan muka di depanku, berkata tanpa putus asa, “ta…tapi Bibi Lin sudah berjanji pada kedua orangtuaku, akan membiarkan aku bekerja dengan tenang di Dongchen, kalau aku melihat wanita ini, aku akan tidak tenang.”
Cheng Jinshi tidak terpengaruh, berkata dengan dingin, “itu adalah janji ibuku, kamu boleh pergi mencarinya. Namun, aku merasa kalau kamu berkerja di perusahaan rumahmu sendiri, kamu pasti akan lebih senang.”
“Kamu….” Su Shanshan tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan menatapku dengan tatapan tajam, “jika kamu berani tinggal, aku akan memberimu pelajaran!”
Selesai berkata, dia dengan marah berlari keluar.
Aku melihat Cheng Jinshi dengan tatapan tidak percaya, “kenapa kamu…”
Dia menatapku dengan dingin, "Aku sudah pernah bilang, aku tidak ada hubungannya dengan dia, sekarang sudah percaya?"
Suasana ruangan tiba-tiba berubah, aku juga tidak bisa berkata apa-apa lagi, tapi anehnya….. suatu tempat di hatiku, sepertinya tidak terasa begitu sesak lagi
Untungnya, handphoneku berdering di waktu yang tepat, menghancurkan suasana tegang itu.
Aku mengambil handphone dari tas, dan melihat panggilan masuk dari Zhou Ziyun, mengangkatnya, “Presiden Zhou.”
Suara lembut Zhou Ziyun terdengar dari pihak sana, “Ningxi, bagaimana, sudah selesai diskusi?”
“Iya, sudah selesai.” Aku berkata, tanpa sadar sambil melirik ke Cheng Jinshi, dia entah kenapa, ekspresinya sangat buruk.
“Kalau begitu kamu turun, aku sedang di lantai bawah grup Dongchen, sepertinya cuaca tidak terlalu baik, aku akan mengantarmu pulang.”
Aku melirik ke luar jendela, langit memang dipenuhi dengan awan hitam, “Baik, kalau begitu aku segera keluar.”
Aku mematikan telepon, mengambil surat perjanjian di atas meja dan berkata pada Cheng Jinshi: “Presiden Cheng, kalau begitu aku pergi dulu.”
Cheng Jinshi bahkan tidak menatapku, dia langsung duduk, suaranya dingin dan keras, “tidak boleh pergi, belum waktunya pulang kerja.”
Aku tersenyum cerah, “aku baru mulai kerja di Dongchen besok.”
Aku tidak melihat mukanya yang pucat berkelabu, berbalik badan dan langsung keluar dari kantor.
Sebelum keluar dari pintu Dongchen, aku sudah melihat mobil Zhou Ziyun yang berhenti di depan pintu, aku berlari ke arahnya, membuka pintu dan naik ke mobil.
Aku mengenakan sabuk pengaman, dan berkata dengan segan, “Presiden Zhou, kamu tidak perlu sengaja datang untuk menjemputku.”
Kepribadian Zhou Ziyun benar-benar terlalu baik, jelas bahwa aku adalah asistennya, tapi dia selalu peduli dan baik padaku.
Aku dapat merasakan dengan samar, perkataannya yang bilang akan mengejarku, mungkin itu bukan bercanda.
Mungkin saja, berkerja di Dongchen juga bukan hal yang buruk, aku bisa menjaga jarak dengannya, selalu berutang jasa pada orang lain, juga tidak terlalu baik.
“Tidak sengaja, hanya kebetulan lewat.” Alis Zhou Ziyun tampak tersenyum, mengarahkan setir untuk pergi, “bagaimana hasil diskusi kamu dengan Cheng Jinshi? Kalau dia tidak setuju mengubah syarat, kita bisa mengganti proyek lain.”
Aku merapatkan bibir, "Aku sudah setuju dengannya, mulai besok, aku akan kerja di Dongchen.”
Tangannya yang memegang setir makin erat, nada suaranya tulus. Ningxi, aku tidak ingin kamu demi PT. Zhou, merugikan diri sendiri.”
Dia selalu peduli dengan perasaanku, aku sedikit tersentuh, dan juga semakin merasa bahwa keputusanku tidak salah.
Aku tersenyum, “tidak dirugikan, saya sendiri yang bersedia melakukannya.”
Dia menghela napas, dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Mobil baru saja berhenti di depan rumahku, hujan deras pun turun, diawal musim panas, hujan selalu turun begitu ganas dan tiba-tiba.
Aku melepaskan sabuk pengaman dan bersiap untuk turun dari mobil, Zhou Ziyun tiba-tiba menarik lenganku, tatapannya serius, “kamu benar tidak merasa dirugikan?”
Mendengarkan kata-kata ini, entah kenapa mataku sedikit mengabur, sejak ibuku pergi, sepertinya tidak ada seorang pun yang pernah peduli dengan perasaanku.
Bahkan tidak ada seorang pun, sekali demi sekali mempedulikan apakah aku merasa dirugikan.
Hidungku terasa masam, aku menggelengkan kepala, “tidak dirugikan, ini yang seharusnya aku lakukan.”
Memang seharusnya aku lakukan, kalaupun aku hanya sebagai asisten Zhou Ziyun, Dongchen mengusulkan permintaan, aku sama sekali tidak ada kesempatan untuk menolak.
Dia baru melepaskan aku, dan berkata dengan suara rendah: “Bodoh, pulanglah sana.”
“Baik, bawalah mobil pelan-pelan, dan hati-hati.” Aku membuka pintu dan turun.
Setelah sampai di rumah, waktu masih terlalu pagi, aku awalnya masih berpikir apakah mau pergi ke rumah Bibi untuk menengok kakek, tapi melihat tetesan hujan bagai kacang-kacangan yang jatuh di luar jendela, hujan yang turun tanpa henti, sehingga aku pun tidak bisa pergi lagi.
Aku duduk di sofa dan menonton satu episode TV, kemudian aku perlahan-lahan berjalan ke dapur, hendak menyiapkan sedikit makanan untuk makan.
Setelah makanan malam siap dibuat, aku baru saja ingin menyantapnya, handphoneku berdering, panggilan masuk dari Song Yang.
Aku menolaknya secara langsung, aku pun kehilangan nafsu makan dalam sekejap, menjepit segumpalan sayur dan memasukkan ke dalam mulut, rasanya seperti sedang mengunyah lilin.
TOK-TOK-TOK----
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, dan jantungku tersendat sejenak, muncul sebuah firasat buruk, melangkah ke pintu, melihat melalui mata kucing pintu, aliran darah di seluruh tubuhku membeku.
Lampu koridor berwarna kuning gelap, Song Yang berdiri di luar pintu, mengenakan baju hitam dan kepalanya memakai topi, menutupi setengah wajahnya, tangannya memegang handphone, sepertinya sedang mengirim pesan teks.
Pada saat yang sama, handphoneku yang diletakkan di atas meja pun berdering lagi, suara guntur terdengar dari jendela, aku tidak bisa menahan dingin dipunggungku, aku segera mengunci pintu dan berjalan kearah meja untuk mengambil handphone.
Dia mengirim pesan singkat untukku: Ningxi, buka pintu, aku tahu kamu ada di rumah.
Entah apakah karena cuaca yang terlalu gelap, aku panik sehingga kembali teringat hari ketika aku hampir diperkosa oleh Song Yang, hawa dingin pun datang dari telapak kaki dan melintas punggungku, membuat aku tidak tahu harus bagaimana.
Dia adalah mimpi buruk yang tak bisa disingkirkan!
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaAir Mata Cinta
Bella CiaoPergilah Suamiku
DanisAfter The End
Selena BeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaStep by Step
LeksCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu