Cintaku Pada Presdir - Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
Pada sore hari itu, aku langsung menyuruh asisten untuk pergi mengantarkan kontrak ke pengacara, setelah pengacara memastikan sudah tidak ada masalah, baru aku tandatangani.
Setelah kontrak sudah ditandai, aku baru bisa sepenuhnya menghela nafas.
Jika Manajer Du tidak datang mencariku, mungkin saat ini aku masih khawatir masalah produksi, karena seperti yang dibicarakannya, di dalam negeri hanya pabrik Klein sajalah yang bisa membuat produk sesuai dengan yang aku minta.
Saat ini dengan adanya pabrik Klein sebagai pendukung, akan bisa membuat produk yang sempurna.
Hatiku dipenuhi pengharapan kepada proyek yang dipenuhi lika-liku dan yang sebentar lagi akan masuk pasar ini.
Pada malam hari, aku menutup pintu kantor, bersiap untuk pulang dan telepon di tasku pun berbunyi.
Aku merabanya, ketika melihat adalah panggilan telepon dari Bibi Wu langsung mengangkatnya, Bibi Wu berkata:” Nona Ning, Tuan Cheng baru saja membawa An An pergi keluar, dia berkata jika anda sudah tidak sibuk untuk menghubunginya.”
Bibi Wu adalah pelayan yang aku bawa ke rumah villa ini, sehingga panggilannya kepadaku dan Cheng Jinshi berbeda dengan panggilan dari pelayan di rumah villa lama ini.
Mendengar perkataannya ini, hatiku menjadi khawatir, ” Apakah dia tidak memberitahu kemana dia membawa An An?”
Ketika aku mengatakannya, aku sudah menyadari bahwa pertanyaan yang aku tanyakan sangat bodoh.
Dengan kepribadian Cheng Jinshi yang sombong, mana mungkin dia akan memberitahu Bibi Wu kemana dia akan pergi.
Aku memutuskan telepon dan segera menelponnya, dia hanya memberitahuku sebuah alamat, Jalan Pemuda nomor dua puluh sembilan, lantai sembilan belas.
Aku mengerutkan kening, tidak banyak bertanya dan langsung membuka gps dan berangkat kesana.
Setelah sampai di alamat yang dia sebutkan, ternyata itu adalah sebuah hotel bintang lima, hotel yang baru dibuka tidak lama oleh dari grup perusahaan Cheng Jinshi .
Apa sebenarnya yang sedang dia lakukan?
Aku berjalan masuk ke dalam, menaiki eskalator ke lantai sembilan belas, ketika lift terbuka, ruangan itu gelap gulita, aku pun mulai menjadi gugup dan berkata:” Cheng Jinshi?Cheng Jinshi!”
Aku sambil berteriak, sambil mengeluarkan telepon dan bersiap untuk membuka senter.
Ketika aku akan membuka senter di ponselku, tiba-tiba lampu menyala, aku terkejut dan berteriak dan mendengar suara piano yang lambat berbunyi masuk ke dalam telingaku.
Nada ini sangatlah akrab.
Aku tidak tahu Cheng Jinshi salah mengkonsumsi obat apa, aku berjalan masuk, baru menyadari ini adalah restoran di hotel, di sana sudah dipersiapakan sebuah meja dengan lilin dan bunga yang segar.
Hanya saja, tidak ada orang sama sekali.
Bahkan pelayan pun tidak ada disana.
“ Aaaaa------”
Tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang, aku berteriak karena terkejut dan mendengar suara dalam dan lembut dari Cheng Jinshi di telingaku, ” Sayang, Selamat Ulang Tahun!“
Tubuhku menjadi kaku, benar juga, hari ini…. adalah ulang tahunku.
Karena ibu meninggal dan Xueke sedang berada di luar kota, tahun lalu aku sengaja melewatinya.
Dan tahun ini, aku benar-benar melupakannya.
Hanya saja aku sama sekali tidak menyangka dia mengingatnya dan ini adalah pertama kalinya dia memberiku perayaan ulang tahun.
Mataku terasa agak masam, mendorong Cheng Jinshi, “Dimana An An?”
Aku tidak lupa bahwa aku datang kesini untuk mencari An An.
Dia membalikkan tubuhku, pada wajahnya terpancar senyuman bangga, yang tiba-tiba memberinya rasa awet muda.”
“ Kamu membohongi Bibi Wu… Bukan, kamu dan Bibi Wu membohongiku bersama-sama?”
Aku melepaskan tangannya yang jatuh di atas pundakku dan berjalan ke arah eskalator” Karena An An ada di rumah, maka aku juga kembali dulu.”
Aku pernah mendambakannya, mendambakan dia merayakan ulang tahunku bersama-sama .
Ada suatu kali, aku menunggu dari sore hingga tengah malam, namun juga tidak mendapatkan dia yang bisa pulang dan merayakan ulang tahun denganku.
Sejak saat itu, aku sudah tidak berani berharap.
“Xiao Xi, jangan pergi dulu.” Dia menggenggam lenganku dan menunjuk ke arah jendela kaca di luar, ” Lihatlah.“
“ Aku mengalihkan pandangan mengikuti arah yang dituju dengan tangannya, hanya melihat bangunan CBD di depannya mati lampu, pada detik berikutnya, lampu pada bangunan itu menyala dengan tidak teratur.
Ketika melihat dengan detail, cahaya dari lampu itu membentuk sebuah kalimat:Xiao Xi, Selamat Ulang Tahun.
Perusahaan yang bekerja di gedung CBD kebanyakan adalah perusahaan yang terus bekerja siang dan malam dan saat ini, Cheng Jinshi bisa membuat semua perusahaan itu ikut bekerja sama dan menghentikan pekerjaan mereka.
Aku tidak tahu berapa banyak waktu yang sudah dia persiapkan, berapa banyak orang yang perlu dikoordinasikan, berapa banyak pemikiran dan rencana yang dihabiskan untuk mempersiapkan ulang tahun ini.
Terasa banyak perasaan yang campur aduk muncul dalam hatiku, aku merasa kaget, gembira, terharu dan juga bingung…..
Aku tidak tahu.
Namun aku juga tidak menolaknya, membiarkannya menarikku ke samping meja makan, pada saat ini baru ada seorang pelayan yang keluar, menyalakan lilin di atas meja, menuangkan anggur merah dan menyediakan makAn An di piring satu demi persatu.
Dia menaikkan gelas anggurnya dengan sudut mulut yang terangkat berkata, ” Selamat ulang tahun.”
“ Terima kasih.”
Aku menjilat bibir, menabrakkan ringan gelas kami berdua dan meminumnya.
Pada santapan makan malam kali ini, hatiku terasa campur aduk, tidak lama kemudian seorang pelayan mendorong sebuah kue ulang tahun ke arah kami, dan dari piano itu kembali mengalir alunan lagu yang aku dengar ketika keluar dari eskalator.
Pada saat ini, aku baru bisa mendengar jelas, ini adalah lagu selamat ulang tahun.
Setelah pelayan meninggalkan ruangan, ruangan restoran yang besar ini hanya tersisa kami berdua.
Dia tersenyum singkat, memberikanku pisau kue dan berkata, ” Potong kue ulang tahun ya.”
Aku bangkit berdiri, menerima pisau, ketika ingin memotong kue, laki-laki itu kembali memelukku di dalam pelukannya, tenaga nya besar seakan ingin mendorongku masuk ke dalam tubuhnya.
Dagunya bergerak di atas kepalaku, dengan suara yang rendah berkata:” Sayang, aku berharap pada setiap tahun ke depan bisa dirayakan dengan gembira.
Aku masih terkejut dan terpaku dalam kejutan yang diberikan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Dia menundukan kepala, mencoba mencium dahiku, suaranya lebih lembut dari semua ucapan yang diucapkannya selama ini.” Aku tidak berharap kamu akan langsung memaafkanku, aku hanya menginginkan diberi sebuah kesempatan untuk memperbaikinya, di kemudian hari aku akan memperlakukanmu dengan semakin baik. Tidak peduli apa yang terjadi, kamu memiliki aku di sampingmu.”
Aku tidak tahu apakah wanita adalah orang yang menggunakan perasaan sejak lahir.
Namun aku berpikir, kemungkinan aku adalah orang yang seperti itu.
Ketika memikirkan kembali semua perubahan yang dia lakukan beberapa saat terakhir dengan hati-hati…..
Aku seakan bisa merasakan sedikit kegoyahan di dalam hatiku
“ Ooo.”
“Mungkin karena melihat aku yang tidak bereaksi cukup lama, dia langsung mencium bibirku, dengan sangat lembut menyerang bibirku.
Aku tidak tahu apakah karena alkhohol atau karena mulai terdapat kegoyahan di dalam hatiku namun aku tidak melawannya.
Dia dapat merasakan bahwa aku tidak melawan, memelukku dengan penuh gairah, mulai menciumku dengan penuh tenaga, menggendongku masuk kedalam eskalator dan kemudian masuk ke kamar suite president.
Ketika masuk, aku sudah tahu, ini seharusnya adalah kamar khusus miliknya, karena gaya dekorasinya sama dengan kamarnya.
Dia tidak memberiku kesempatan untuk melihat dengan detail, dia menggendongku masuk ke dalam kamar, mencium kedua bibirku dengan terburu-buru, telinga…membuat tubuhku mengeluarkan reaksi yang tidak bisa dihiraukan.
Perasaan ini hanya bisa diberikan olehnya.
“ Sayang, aku mau.” suaranya rendah, setiap kata yang diucapkannya langsung masuk dan menusuk ke dalam hati yang terdalam.
Pada detik berikutnya, terasa sebuah rasa yang tidak bisa digambarkan pada tubuhku, pada saat ini otakku mulai bereaksi, aku mendorongnya, ” Jangan, Cheng Jinshi, aku tidak mau….”
Aku tidak tahu apakah benar atau salah.
Terpancar aura panas dan gairah dari pandanganya dan juga sedikit polos, ” Kita sangat merindukannmu, sangat tidak nyaman….”
Aku terkejut, tidak mengerti dengan “kita” yang dia bicarakan.
Ketika menyadarinya, wajahku menjadi panas, seakan ada api yang membakar, ” Kamu, kamu….”
Dia sebelumnya tidak pernah mengatakan kalimat genit seperti ini.
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanSee You Next Time
Cherry BlossomYour Ignorance
YayaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniSi Menantu Buta
DeddyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu