Cintaku Pada Presdir - Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun

Pada sore hari itu, aku langsung menyuruh asisten untuk pergi mengantarkan kontrak ke pengacara, setelah pengacara memastikan sudah tidak ada masalah, baru aku tandatangani.

Setelah kontrak sudah ditandai, aku baru bisa sepenuhnya menghela nafas.

Jika Manajer Du tidak datang mencariku, mungkin saat ini aku masih khawatir masalah produksi, karena seperti yang dibicarakannya, di dalam negeri hanya pabrik Klein sajalah yang bisa membuat produk sesuai dengan yang aku minta.

Saat ini dengan adanya pabrik Klein sebagai pendukung, akan bisa membuat produk yang sempurna.

Hatiku dipenuhi pengharapan kepada proyek yang dipenuhi lika-liku dan yang sebentar lagi akan masuk pasar ini.

Pada malam hari, aku menutup pintu kantor, bersiap untuk pulang dan telepon di tasku pun berbunyi.

Aku merabanya, ketika melihat adalah panggilan telepon dari Bibi Wu langsung mengangkatnya, Bibi Wu berkata:” Nona Ning, Tuan Cheng baru saja membawa An An pergi keluar, dia berkata jika anda sudah tidak sibuk untuk menghubunginya.”

Bibi Wu adalah pelayan yang aku bawa ke rumah villa ini, sehingga panggilannya kepadaku dan Cheng Jinshi berbeda dengan panggilan dari pelayan di rumah villa lama ini.

Mendengar perkataannya ini, hatiku menjadi khawatir, ” Apakah dia tidak memberitahu kemana dia membawa An An?”

Ketika aku mengatakannya, aku sudah menyadari bahwa pertanyaan yang aku tanyakan sangat bodoh.

Dengan kepribadian Cheng Jinshi yang sombong, mana mungkin dia akan memberitahu Bibi Wu kemana dia akan pergi.

Aku memutuskan telepon dan segera menelponnya, dia hanya memberitahuku sebuah alamat, Jalan Pemuda nomor dua puluh sembilan, lantai sembilan belas.

Aku mengerutkan kening, tidak banyak bertanya dan langsung membuka gps dan berangkat kesana.

Setelah sampai di alamat yang dia sebutkan, ternyata itu adalah sebuah hotel bintang lima, hotel yang baru dibuka tidak lama oleh dari grup perusahaan Cheng Jinshi .

Apa sebenarnya yang sedang dia lakukan?

Aku berjalan masuk ke dalam, menaiki eskalator ke lantai sembilan belas, ketika lift terbuka, ruangan itu gelap gulita, aku pun mulai menjadi gugup dan berkata:” Cheng Jinshi?Cheng Jinshi!”

Aku sambil berteriak, sambil mengeluarkan telepon dan bersiap untuk membuka senter.

Ketika aku akan membuka senter di ponselku, tiba-tiba lampu menyala, aku terkejut dan berteriak dan mendengar suara piano yang lambat berbunyi masuk ke dalam telingaku.

Nada ini sangatlah akrab.

Aku tidak tahu Cheng Jinshi salah mengkonsumsi obat apa, aku berjalan masuk, baru menyadari ini adalah restoran di hotel, di sana sudah dipersiapakan sebuah meja dengan lilin dan bunga yang segar.

Hanya saja, tidak ada orang sama sekali.

Bahkan pelayan pun tidak ada disana.

“ Aaaaa------”

Tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang, aku berteriak karena terkejut dan mendengar suara dalam dan lembut dari Cheng Jinshi di telingaku, ” Sayang, Selamat Ulang Tahun!“

Tubuhku menjadi kaku, benar juga, hari ini…. adalah ulang tahunku.

Karena ibu meninggal dan Xueke sedang berada di luar kota, tahun lalu aku sengaja melewatinya.

Dan tahun ini, aku benar-benar melupakannya.

Hanya saja aku sama sekali tidak menyangka dia mengingatnya dan ini adalah pertama kalinya dia memberiku perayaan ulang tahun.

Mataku terasa agak masam, mendorong Cheng Jinshi, “Dimana An An?”

Aku tidak lupa bahwa aku datang kesini untuk mencari An An.

Dia membalikkan tubuhku, pada wajahnya terpancar senyuman bangga, yang tiba-tiba memberinya rasa awet muda.”

“ Kamu membohongi Bibi Wu… Bukan, kamu dan Bibi Wu membohongiku bersama-sama?”

Aku melepaskan tangannya yang jatuh di atas pundakku dan berjalan ke arah eskalator” Karena An An ada di rumah, maka aku juga kembali dulu.”

Aku pernah mendambakannya, mendambakan dia merayakan ulang tahunku bersama-sama .

Ada suatu kali, aku menunggu dari sore hingga tengah malam, namun juga tidak mendapatkan dia yang bisa pulang dan merayakan ulang tahun denganku.

Sejak saat itu, aku sudah tidak berani berharap.

“Xiao Xi, jangan pergi dulu.” Dia menggenggam lenganku dan menunjuk ke arah jendela kaca di luar, ” Lihatlah.“

“ Aku mengalihkan pandangan mengikuti arah yang dituju dengan tangannya, hanya melihat bangunan CBD di depannya mati lampu, pada detik berikutnya, lampu pada bangunan itu menyala dengan tidak teratur.

Ketika melihat dengan detail, cahaya dari lampu itu membentuk sebuah kalimat:Xiao Xi, Selamat Ulang Tahun.

Perusahaan yang bekerja di gedung CBD kebanyakan adalah perusahaan yang terus bekerja siang dan malam dan saat ini, Cheng Jinshi bisa membuat semua perusahaan itu ikut bekerja sama dan menghentikan pekerjaan mereka.

Aku tidak tahu berapa banyak waktu yang sudah dia persiapkan, berapa banyak orang yang perlu dikoordinasikan, berapa banyak pemikiran dan rencana yang dihabiskan untuk mempersiapkan ulang tahun ini.

Terasa banyak perasaan yang campur aduk muncul dalam hatiku, aku merasa kaget, gembira, terharu dan juga bingung…..

Aku tidak tahu.

Namun aku juga tidak menolaknya, membiarkannya menarikku ke samping meja makan, pada saat ini baru ada seorang pelayan yang keluar, menyalakan lilin di atas meja, menuangkan anggur merah dan menyediakan makAn An di piring satu demi persatu.

Dia menaikkan gelas anggurnya dengan sudut mulut yang terangkat berkata, ” Selamat ulang tahun.”

“ Terima kasih.”

Aku menjilat bibir, menabrakkan ringan gelas kami berdua dan meminumnya.

Pada santapan makan malam kali ini, hatiku terasa campur aduk, tidak lama kemudian seorang pelayan mendorong sebuah kue ulang tahun ke arah kami, dan dari piano itu kembali mengalir alunan lagu yang aku dengar ketika keluar dari eskalator.

Pada saat ini, aku baru bisa mendengar jelas, ini adalah lagu selamat ulang tahun.

Setelah pelayan meninggalkan ruangan, ruangan restoran yang besar ini hanya tersisa kami berdua.

Dia tersenyum singkat, memberikanku pisau kue dan berkata, ” Potong kue ulang tahun ya.”

Aku bangkit berdiri, menerima pisau, ketika ingin memotong kue, laki-laki itu kembali memelukku di dalam pelukannya, tenaga nya besar seakan ingin mendorongku masuk ke dalam tubuhnya.

Dagunya bergerak di atas kepalaku, dengan suara yang rendah berkata:” Sayang, aku berharap pada setiap tahun ke depan bisa dirayakan dengan gembira.

Aku masih terkejut dan terpaku dalam kejutan yang diberikan dan tidak tahu harus berbuat apa.

Dia menundukan kepala, mencoba mencium dahiku, suaranya lebih lembut dari semua ucapan yang diucapkannya selama ini.” Aku tidak berharap kamu akan langsung memaafkanku, aku hanya menginginkan diberi sebuah kesempatan untuk memperbaikinya, di kemudian hari aku akan memperlakukanmu dengan semakin baik. Tidak peduli apa yang terjadi, kamu memiliki aku di sampingmu.”

Aku tidak tahu apakah wanita adalah orang yang menggunakan perasaan sejak lahir.

Namun aku berpikir, kemungkinan aku adalah orang yang seperti itu.

Ketika memikirkan kembali semua perubahan yang dia lakukan beberapa saat terakhir dengan hati-hati…..

Aku seakan bisa merasakan sedikit kegoyahan di dalam hatiku

“ Ooo.”

“Mungkin karena melihat aku yang tidak bereaksi cukup lama, dia langsung mencium bibirku, dengan sangat lembut menyerang bibirku.

Aku tidak tahu apakah karena alkhohol atau karena mulai terdapat kegoyahan di dalam hatiku namun aku tidak melawannya.

Dia dapat merasakan bahwa aku tidak melawan, memelukku dengan penuh gairah, mulai menciumku dengan penuh tenaga, menggendongku masuk kedalam eskalator dan kemudian masuk ke kamar suite president.

Ketika masuk, aku sudah tahu, ini seharusnya adalah kamar khusus miliknya, karena gaya dekorasinya sama dengan kamarnya.

Dia tidak memberiku kesempatan untuk melihat dengan detail, dia menggendongku masuk ke dalam kamar, mencium kedua bibirku dengan terburu-buru, telinga…membuat tubuhku mengeluarkan reaksi yang tidak bisa dihiraukan.

Perasaan ini hanya bisa diberikan olehnya.

“ Sayang, aku mau.” suaranya rendah, setiap kata yang diucapkannya langsung masuk dan menusuk ke dalam hati yang terdalam.

Pada detik berikutnya, terasa sebuah rasa yang tidak bisa digambarkan pada tubuhku, pada saat ini otakku mulai bereaksi, aku mendorongnya, ” Jangan, Cheng Jinshi, aku tidak mau….”

Aku tidak tahu apakah benar atau salah.

Terpancar aura panas dan gairah dari pandanganya dan juga sedikit polos, ” Kita sangat merindukannmu, sangat tidak nyaman….”

Aku terkejut, tidak mengerti dengan “kita” yang dia bicarakan.

Ketika menyadarinya, wajahku menjadi panas, seakan ada api yang membakar, ” Kamu, kamu….”

Dia sebelumnya tidak pernah mengatakan kalimat genit seperti ini.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu