Cintaku Pada Presdir - Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?

Aku kelabakan sambil mengeluarkan ponsel, tetapi karena beberapa hari lalu selalu pergi terburu-buru, charger ponsel tidak terbawa, baterai yang tersisa di powerbank juga tidak cukup, maka baterai di ponsel tidak cukup dan ponsel pun sudah mati.

Aku berlari masuk ke dalam kamar dan mencolok charger dengan segera, terburu-buru mengaktifkan ponsel, menelepon Bibi Mo, dan panggilan tidak terhubung.

Aku tidak bisa menahan diri untuk menangis, menelepon ulang ke Bibi Mo, dan tetap saja tidak terhubung.

Apa yang terjadi......

Dengan jari yang bergetar aku menelepon Cheng Jinshi, ketika dia mengangkat telepon, dengan segera aku membuka mulut, "Cheng Jinshi, An An hilang! Bibi Mo dan Bibi Wang juga tidak bisa dihubungi."

"An An dijemput Ibuku untuk tinggal dirumah hanya dalam beberapa hari." katanya dengan nada dingin.

"Kenapa kamu tidak bilang kepadaku terlebih dahulu?"

Aku tadi sangat terkejut sampai tidak tahu harus bagaimana, sekarang hatiku berisi amarah.

Suaranya yang tidak bernada dan datar itu masuk ke gendang telingaku, "Ning Xi, apa aku bisa menghubungimu?"

Suaranya sangat datar, tetapi terdengar bahwa tertimbul amarah dari balik suaranya itu.

Hatiku tergetak sejenak, "Ya, memang salahku karena menghilang beberapa hari ini, maaf, tapi Cheng Jinshi, kamu tidak bisa menggunakan anakku untuk mengancamku!"

Jika bukan karena ingin mengancamku, mengapa teleponku tidak diangkat dari pagi hingga malam, malah mengangkat telepon dalam beberapa hari ini dimana aku sedang aku tidak berada ditempat.

"Kamu terlalu banyak berpikir." Suara seraknya terdengar rendah, tidak ada perasaan emosional yang terdengar dari suara itu.

"Bawalah An an pulang kembali."

"Aku sangat sibuk, kamu pulang saja sendiri untuk melihatnya.“

Setelah dia melemparkan kalimat ini kepadaku, dia langsung menutup teleponnya.

Aku menghapus sisa air mata diwajahku, dan mengeluarkan kunci mobil dari tasku, hatiku muncul rasa tidak percaya diri.

Aku tidak tahu Lin Zhi ingin menjagak ribut sampai tahap apa, tapi aku wajib kesana.

Aku menyetir masuk ke vila Keluarga Cheng, seketika, Qin Yuming dan An An langsung terlihat, sedang bermain di salah satu sudut vila, tangannya menggenggam mainan yang terakhir kali aku berikan kepada An An, membuat An An tertarik untuk berkejar-kejaran dengan dia untuk merebut mainan itu.

Ketika An An baru mulai belajar berjalan, ketika berjalan beberapa langkah, badannya langsung jatuh menyentuh lantai yang keras itu, walaupun dia berpakaian tebal, telapak tangannya tidak dapat terhindar dari luka, An An terbaring di lantai, "Huaaahhhh" suara tangisan tersebut terdengar......

Hatiku serasa sesak, terlihat Qin Yuming yang menatap An An yang menangis dengan sangat kencang, dan mulai tertawa, sampai menggunakan kakinya yang di balut dengan sepatu high heels itu, menendang kecil badan anak kecil layaknya sebuah mainan.

Seluruh amarah didalam tubuhku langsung naik, aku sangat marah sampai terasa sudah mau meledak.

Aku berlari ke arah sana tanpa memperdulikan hal apapun, dengan marah aku mendorong keras Qin Yuming, ku angat tangan, dengan sekuat tenaga aku menamparnya, aku berteriak dengan marah, "Dasar manusia jalang!"

Qin Yuming tidak menyangka aku akan muncul, dengan pasrah menerima tamparanku, dan ketika dia sadar, dia menatapku dengan tajam.

Dia belum sempat bereaksi, Cheng Yang langsung berlari keluar, dan mendorongku, "Apa yang salah dari Ning Xi?! Beraninya sembarangan memukul orang dirumahku, dan kakak iparku yang dipukul!"

Aku tidak sempat menghindar, aku terdorong beberapa langkah dan baru dapat berdiri menegakkan bayangan tubuhku, "Dialah orang yang kupukul!"

Jika membunuh orang tidak salah, aku juga mempunyai pikiran untuk membunuh Qin Yuming.

Terus terang, aku ingin menuju kesana memeluk An An, dan malah aku melihat dia membangkitkan badan sambil menangis, dan menuju ke arah Cheng Yang yang berjarak paling dekat dengannya.

Mungkin karena dia berada di rumah Cheng Yang selama beberapa hari, dan membuatnya sudah terasa akrab bermain bersama Cheng Yang, sehingga disaat ini otomatis dia berjalan ke arah Cheng Yang, wajahnya masih terdapat air mata, kemudian dia mengangkat tangan, ingin agar Cheng Yang menggendongnya

"Kekeke."

Siapa yang menyangka, Cheng Yang tertawa dingin, merangkul lengan Qin Yuming, sambil tertawa dia berkata kepadanya: "Kakak ipar, coba kamu pikir benar tidak ada masalah denga IQ anak ini, aku sanbgat membencinya, tapi dia masih ingin aku menggendongnya?"

Mata Qin Yuming dipenuhi dengan kepuasaan, kemudian dengan sangat lembut dia membuka mulutnya dan berkata, "Apa yang kamu keluhkan terhadap anak kecil?"

Kalimat dari Cheng Yang, membuat aku marah sampai badanku bergetar, air mataku tidak bisa ditahan untuk keluar.

Terhadap seorang anak kecil, mulutnya juga bisa beracun sampai tahap ini!

Aku menggendong An An dari lantai, dengan amarah dan kesal aku menatap Cheng Yang, "Orang sepertimu, seumur hidup tidak akan pantai menjadi seorang bibi untuk anakku!"

Cheng Yang bingung sejenak, kemudian melihat kearahku, kemudian lagi dia menatap An An dengan penuh kesal, "Kamu kira aku akan menyayanginya? Anakmu, Keluarga Cheng juga tidak pantas menganggapnya! Siapa yang tahu apa dia benar bibit benih dari kakakku, bagaimana kalau itu punya pria liar diluar sana?"

"Bak!"

Aku sama sekali tidak bisa menahan diriku, dan aku tidak ingin menahan diriku lagi!

Ku angkat tanganku dan kulemparkan sebuah tamparan untuknya.

Aku menggendong An An, air mataku mengalir semakin deras.

Jelas-jelas dia masih sangat kecil, kenapa dia harus menghadapi seuntai kalimat seperti itu, apalagi, itu terucap dari seorang tante kandungnya sendiri.

Aku sangat tidak tega dengannya.

Cheng Yang sangat kaget dan mengangkat tangannya untuk memeluk wajahnya, dengan perasaan tidak menyangka dia menatapku, "Kamu......"

"Kamu sudah gila ya?!"

Tiba-tiba muncul amarah dibalik tubuhnya.

Suara serak yang tidak asing ini, menjadi sebuah senjata terakhir yang menghancurkanku.

Dia tidak menanyakan alasan apapun, langsung membuka mulut dan menyalahkanku!

Atas dasar apa.

Hanya karena orang itu adalah adik perempuannya, apa dia masih memiliki hati nurani.

Bagaimana hal nya dengan aku, aku ini di anggap sebagai apa.

Aku menghapus air mataku, membalikkan badan dan menatap dingin ke arah Cheng Jinshi yang memakai coat hitam itu, kemudian aku berkata sepatah demi kata, "Cheng Jinshi, aku ingin bercerai denganmu."

"Xiao Xi, jangan terlalu emosi." Qin Yuming langsung mengubah dirinya langsung, berpura-pura menjadi seorang yang baik.

"Kenapa, bukannya ini yang kamu harapkan?"

Aku menatap dirinya sepenuhnya, seakan tubuhnya akan kutatap sampai berlubang.

Cheng Jinshi bertanya kepadaku dengan penuh curiga, "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Kak! Dia tidak hanya memukulku, dia juga menampar kakak ipar......"

Cheng Yang menutupi wajahnya sambil menangis dan melaporkan tuntutannya itu, Qin Yuming memanggil pembantu rumah untuk mengeluarkan es batu agar dikompreskan ke wajahnya.

Ketika Qin Yuming mendengar dia mengatakan hal itu, langsung menoleh ke arah Cheng Jinshi seolah tidak keberatan dengan apapun yang akan terjadi, tetapi dalam matanya tersimpan perasaan sedih yang tidak dapat diungkapkan, Jinshi, aku tidak apa-apa, Xiao Xi juga hanya karena terlalu ingin membawa sang anak pulang ke rumah."

Cheng Jinshi menatap ku dengan marah, dengan suara dingin dan rendah, "Kenapa harus sampai memukul orang?"

"Cheng Jinshi, kamu sendiri tidak jelas asal usul permasalahannya, dan kamu hanya ingin menggantikan orang kesayanganmu untuk kecewa?"

Hatiku sangat sakit.

"Aku beri kamu kesempatan untuk menjelaskan, masalah lain tidak perlu dibahas terlebih dahulu, sekarang putuskan dulu apakah kamu ingin meminta maaf ke mereka." Dia berkata dengan suara datar.

Ha.

Hal ini pun disebut memberiku kesempatan untuk menjelaskan?

Mengapa bukan mereka yang meminta maaf kepadaku, meminta maaf ke An An!

Aku menatapnya dengan penuh rasa kecewa, air mataku tidak bisa tertahan dan mengalir deras, "Aku tidak perlu menjelaskan padamu!"

Suamiku, hanya bisa melindungi orang.

Tidak ada yang lain selain rasa perih dihatiku.

"Seperti sebuah halusinasi, hancur seketika hanya dengan satu sentuhan......"

Ponsel yang ada didalam jaketku berdering, satu tangan menggendong An An, satiu tangan lagi mengambil ponsel, setelah kulihat, air mataku semakin deras.

Mungkin karena, pria ini pernah bilang kepadaku, jangan lupa mencarinya jika aku berada dalam kesulitan.

"Halo, ada apa?" aku berusaha mengendalikan suara aku yang serak tertekan itu, mengangkat telepon.

Shen Yanting yang berada disana terdiam dua detik, dengan ragu dia membuka mulut, "Kamu sedang menangis?"

"Tidak."

Aku tidak berpikir panjang dan langsung mengatakan tidak.

Dia tidak percaya, malah semakin yakin, "Apa yang sebenarnya telah terjadi, perlu bantuan?"

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu