Cintaku Pada Presdir - Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih

Wajahnya berubah suram, terlihat buruk, tatapan yang mendalam jatuh di tubuhku, menatapku hingga aku terasa kebal di kulit kepalaku.

“Mengapa di masa lalu aku tidak menyadari kamu begitu mahir berbicara?”

Aku melihat ke arahnya, “Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, tetapi direktur Cheng dan Nona Su benar-benar sangat serasi.”

Nada suaraku sangat tenang, sepertinya sedang mengatakan sebuah cerita manis.

Tetapi hanya diriku yang mengetahui, betapa sulitnya untuk mengakui orang yang kita cintai terlihat serasi dengan orang lain.

Dia menggertakkan giginya dan mengangguk, wajahnya dingin bagai salju, “Jadi perkataan yang aku katakan, kamu tidak pernah memasukkannya ke dalam hati ya?”

Aku tertegun, tidak tahu mengapa tiba-tiba mengatakan kata ini, untuk sesaat tidak mengerti, “Apa?”

“Aku tidak akan menikah dengan Su Shanshan, kemarin yang aku katakan ingin mengulang kembali bersamamu, sekarang masih seperti itu.”

Tatapannya secara tidak sadar melirik ke tempat lain, dia mengatakannya dengan jelas dan lambat, sekata demi sekata dibanting ke hatiku, menimbulkan gelombang kecil.

Aku menyangka sebelumnya dia hanya sekedar mengatakan, aku tidak berani banyak berpikir, tetapi sekarang dia memberitahuku, masih seperti itu.

“Apakah kamu mabuk di siang hari?”

Aku ingin mempercayai apa yang dia katakan, bahkan ingin menyetujui, tetapi akal pikiranku masih tersisa.

Tatapannya yang mendalam, “Apakah kamu sama sekali tidak pernah memikirkan perkataan yang aku katakan?”

Aku tidak tahu apakah itu karena cahaya, aku sepertinya terlihat matanya sedikit merah.

“Iya, Cheng Jinshi, disaat aku kehilangan anakku, tetapi kamu masih bersikap acuh tak acuh, aku bertekad bahwa aku tidak akan memaafkanmu dalam hidup ini.”

Aku berusaha mengatakannya dengan tenang, aku menarik pintu mobil dan turun, tanpa memutarkan kepala aku berjalan keluar menuju pintu gerbang villa.

Aku sangat khawatir, dan takut dia akan mengejar keluar.

Hingga tiba di pintu komplek, aku mengambil keberanian untuk melihat ke belakang, bahkan bayangan pun tidak terlihat.

Aku memiliki rasa kehilangan yang tak terkatakan.

Tiba di rumah, seluruh tubuhku bagai kehilangan jiwa, setiap kali dia muncul, dia bisa dengan mudah mengganggu keadaan hatiku.

Dan masalah Song Yang, membuatku lebih kesal.

Memikirkan foto-foto yang aku lihat di ponselnya pada siang hari tadi, punggungku terasa dingin.

Aku menelepon mengajak Zhou Xueke untuk minum ke bar, awalnya rencana ingin mencari bar yang murah untuk minum, tetapi Xueke menarikku ke YeSe.

Dia tahu aku tidak memiliki banyak uang, jadi dia ingin mentraktir, aku juga tidak menolak, tunggu aku memiliki uang, aku akan balas mentraktir dia.

Aku duduk di pojok sofa, menggoyangkan cairan di dalam gelas, melemparkan sebuah bom kejutan, “Cheng Jinshi ingin kembali bersamaku.”

Dia tiba-tiba tersedak, meletakkan gelas dan batuk beberapa kali, “Apa?! Apakah aku salah mendengar?”

Aku mengedipkan mataku di bawah cahaya yang aneh, “Kamu merasa itu luar biasa kan, aku juga tidak berani percaya.”

Dia terkejut sesaat, lalu dia pelan-pelan minum seteguk alkohol, “Bukan juga tidak percaya, mungkin akhirnya dia mengetahui bahwa dia sebenarnya menyukaimu?”

Aku tersenyum menyindir diriku, “Menikah selama empat tahun, dia juga tidak terlalu melihat padaku, sekarang palingan dia merasa tidak terbiasa, karena aku tidak lagi mengejar di belakang punggungnya.”

Kalau empat atau lima tahun yang lalu, aku memiliki setengah dari kesadaran sekarang, maka aku tidak akan jatuh ke dalam jurang itu.

Dia menghiburku beberapa patah kata, dan memesan lagi beberapa botol alkohol, “Minumlah, kalau mabuk, aku akan mengantarmu kembali.”

Aku mengangkat bibirku, dan aku benar-benar meminumnya tanpa berpikir, berusaha menghilangkan semua masalah dengan alkohol.

Sebenarnya aku tidak suka minum alkohol, tetapi selain minum, aku tidak tahu bisa dengan cara apa, untuk membiarkan diriku tidak memikirkan masalah-masalah itu.

Ketika Xueke mengantarku pulang, aku hampir tidak memiliki kesadaran. Aku dalam kondisi bingung dan aku bisa tertidur dengan posisi berdiri.

Keesokan harinya, aku terbangun dengan sakit kepala. Ketika aku bersiap-siap menarik selimut untuk menutupi kepala dan terus tidur, aku terdengar suara air dari kamar mandi.

Aku dalam kondisi setengah sadar bangun duduk di ranjang, aku menyangka Xueke semalam menginap di rumahku, jadi aku memanggil: “Xueke.......”

Berturut-turut aku memanggil beberapa kali tidak ada yang menjawab, tetapi masih terdengar suara dari dalam kamar mandi, aku panik dan mengenakan sandal turun dari ranjang.

Srettt........

Dan pada saat ini juga, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, ketika terlihat seseorang keluar dari dalam, aku tertegun.

Cheng Jinshi menggelilingi pinggangnya dengan handuk mandiku, air menetes ke tubuh sepanjang garis otot perutnya, tidak memasuki area yang ditutupi oleh handuk.

Aku menggerutkan alisku, “kamu, bagaimana kamu berada di rumahku?”

Terakhir kali aku terbangun dari mimpi buruk, dia juga berada di rumahku, apa mungkin karena kunci rumahku bermasalah?

Ekspresinya dingin, meskipun sudah mandi, di bagian alisnya masih juga terlihat kelelahan yang tidak tersembunyikan, sepertinya dia sibuk semalaman dan tidak beristirahat.

Dia menjilat bibirnya tidak berkata, melangkah dengan kakinya yang panjang ke samping ranjangku, bagai seorang raja, berbaring dan langsung tertidur nyaman.

Aku berjalan mendekati, tidak dapat menahan amarah, “Apa yang kamu lakukan?”

Tidak merespon, hanya menjawabku dengan nafas panjangnya.

Sepertinya benar-benar sangat lelah, baru saja berbaring langsung tertidur, tetapi bagian alisnya berkerut, aku tidak tahu masalah apa yang membuat dia kesal.

Kemarahanku hilang dalam sekejap mata.

“Direktur Su, gambar desain memang bocor, tetapi tidak bisa memastikan bahwa itu adalah dari pihak kami. Tentu saja, kalau orang-orang di pihak kami yang membocorkan, kami Dongchen pasti akan mengambil tanggung jawab yang sepenuhnya.”

“Dia memang pernah menangani gambarnya, tetapi itu tidak bisa menjelaskan kalau dia......”

Pada siang hari, aku selesai menyiapkan makanan, bersiap-siap untuk memanggilnya bangun dan makan, langsung terlihat dia berdiri menelepon di depan jendela.

Mendengar dari panggilan, orang yang menelepon sepertinya ayahnya Su Shanshan.

Ketika dia menutup telepon, aku sambil berjalan menuju dapur dan sambil berkata dengan polos, “Ayo makanlah, kamu pergi dari rumahku setelah makan.”

“Xiao Xi.”

Pria di belakang tiba-tiba memanggilku, dia selalu memanggilku dengan margaku, Ning, mendadak memanggil begitu dekat, membuatku terasa tegang.

“Ya?” Aku menjawab dengan santai.

Aku tertegun, dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu tetapi terdiam, “Tidak ada apa-apa, ayo makan.”

Mungkin sudah terbiasa diperbudak, bercerai begitu lama dengannya, selama bersamanya, aku selalu terbiasa memasakan makanan yang dia sukai.

Dia terlihat tidak terlalu baik, tetapi nafsu makannya sangat baik, empat hidangan dan satu sup, semuanya dimakan bersih olehnya.

Kenapa aku terasa sepertinya ini adalah terakhir kali dia memakan makanan yang aku masak?

Aku kaget dengan pikiran yang muncul dari hatiku, dengan cepat aku kembali sadar, kami seharusnya tidak lagi berhubungan seperti dulu.

Dia menarik selembar tisu menyeka mulutnya dengan perlahan, aku berdiri membersihkan piring, lalu mengusirnya, “pergilah.”

Dia mengedipkan matanya, gerakannya tidak berubah, seolah-olah dia tidak mendengar apa yang aku katakan.

Aku membawa piring-piring dan meletakkannya di wastafel, memencet sabun cuci, menyuci dengan tidak konsen.

Tiba-tiba punggungku dikelilingi segumpalan kehangatan, sepasang lengan yang kuat merangkul di pinggangku, sangat bertenaga, sepertinya ingin memasukkan diriku ke tubuhnya.

Aku terkejut, piring di tanganku jatuh, telingaku terdengar bisikan darinya, “Xiao Xi, mengapa kamu harus kembali bekerja di perusahaan PT. Zhou?”

Aku memejamkan mataku, menjawab, “Karena aku memang karyawan dari perusahaan Zhou.”

Napasnya sedikit keberatan, “Kalau aku dan Zhou Ziyun, atau Dongchen dan perusahaan Zhou, kamu hanya dapat memilih satu. Siapa yang akan kamu pilih?”

Aku sedikit bingung, tidak tahu mengapa dia menanyakan pertanyaan seperti ini.

Aku tanpa berpikir menjawab, “Zhou Ziyun.”

Selesai berkata, aku dengan kuat mendorongnya, aku memutarkan kepala, aku melihat tatapannya yang mendalam sangat mengerikan, dan dengan samar terlihat ada air mata di dalam matanya yang merah.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu