Cintaku Pada Presdir - Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak

Aku membuka keran dengan cepat menyirami luka, setelah kumasukkan daging cincang dan jamur yang baru dipotong kedalam bubur yang baru mendidih, aku bersandar ke meja dandan memikirkan sesuatu.

"Ayo jalan, aku dikantor masih ada kerjaan, sekalian kuantarkan ke studiomu."

Setelah makan, Zhou Ziyun duluan mengatakan.

Aku dan dia sama-sama keluar, melihat waktu, "Tidak perlu, aku mau langsung pulang kerumah."

Sekarang sudah hampir jam 4 sore, lagipula keadaanku sangat buruk, kembali ke studio juga tidak bisa mengerjakan apa-apa.

Hanya ingin pulang ke rumah, menenangkan diri.

"Kalau begitu kuantar pulang." Dia bersikeras untuk mengantarku.

"Terimakasih." kataku, juga tidak tenang menunjuk lukanya, "Begini pergi kerja apa tidak apa-apa?"

Dia meraih tanganku, tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, aku juga tidak khawatir akan mempengaruhi kesanku, lagipula aku hanya memperdulikan perspektifmu."

Aku tak berdaya, juga tidak mengatakan apa-apa lagi.

Moodku tidak bagus, selama perjalanan dia selalu membuat lelucon, ingin menghilangkan rasa sedihku.

Sampai dibawah rumah, sebelum turun dari mobil, berkata: "Aku tidak apa-apa, kamu tidak perlu mengkhawatirkanku, kerjakan pekerjaanmu dengan tenang."

Gara-gara aku, dia sudah menghabiskan waktu setengah hari, pulang ke kantor mungkin akan sibuk.

"Baik, cepat naik, ada apa-apa langsung telfon aku, jangan terus takut merepotkan." dia memesankan.

Aku mengangguk, memutar badanku langsung naik.

Sesampai dirumah, memikirkan kalau anakku masih hidup, aku langsung tidak bisa tenang.

Dia dimana?

Apa dia hidup dengan baik?

Apa sudah bisa memanggil ibu.....

Setiap pertanyaan, membuat mataku tidak bisa berhenti menangis.

Jantungku, seperti ditekan orang, sampai sulit bernafas.

Dengan hati-hati aku mengingat masa lalu, ingin menemukan petunjuk.

Keguguran kali itu, setelah aku jatuh dari tangga, Cheng Jinshi yang membawaku ke rumah sakit, dalam keadaan normal, tidak mungkin bisa untuk bergerak.

Kalau anak masih hidup, Cheng Jinshi pasti tau.

Kalau dia tau, juga tidak akan membohongiku.

Di poin ini, aku mempercayainya.

Kalau begitu......

Tinggal satu keadaan lagi, ada yang tau aku di hari itu, ataupun waktu itu akan terjadi, jadi duluan membayar dokter di rumah sakit, membohongi kenyataan kalau ternyata anakku masih hidup.

Memikirkan hal ini, aku semakin sadar, yang dikatakan Qin Yuming mungkin benar.

Anakku, mungkin masih hidup!

Tapi, Qin Yuming mau apa?

Kalau anakku masih hidup, dia pasti akan mengancamku, aku sama sekali tidak percaya dia hanya membantuku mencaritahu anak.

Aku berbaring diatas sofa sepanjang waktu, kepalaku terus memikirkan hal ini.

"Dingdong---"

Tidak tau sudah berapa lama, tiba-tiba bel rumah berbunyi.

Aku dengan kepala berat bangkit, membuka pintu.

"Mama......"

Seorang anak yang belum berumur satu tahun, dengan goyah berjalan kemari, memeluk kakiku, sepasang mata berkacanya melihatku, dengan berliur meneriakiku.

Mama?!

Seluruh badanku menegang, melihat anak laki-laki kecil berdiri diatas lantai, aku tidak berani bergerak, takut melukainya.

"Mama......gendong."

Dia menatapku dengan kasihan, kulitnya putih bersih, sangat lucu,

Aku melihat didepan ada yang mirip dengan anakku, tidak dapat mengendalikan perasaanku, berlutut kebawah langsung menggendongnya, tidak bisa menahan air mata untuk tidak keluar, "Sayang, apa kamu memanggilku mama? Kamu anakku kan?"

Dia menggeleng kepalanya, mengedipkan mata, meletakkan tangannya yang gemuk dileherku, "Mama......"

Hatiku sangat bahagia, kugendong dia, dan kututup pintu, "Sayang, apa ada orang yang mengantarmu kemari?"

Aku hampir tidak bisa mempercayainya.

Qin Yuming baru memberitahuku hal ini, sekarang langsung ada orang yang mengantarkan anakku kesini.

Siapa kira-kira?

Kalau Qin Yuming, tidak mungkin.

Pikiranku berantakan, tapi lebih banyak bahagia.

Anakku bukan hanya masih hidup, juga berada disampingku.

Sebuah pemikiran melintas diotakku, belum memikirkan dengan baik, aku langsung mengeluarkan handphoneku memesan tiket kereta.

Ya.

Aku harus meninggalkan sini.

Aku mau membawa anak pergi dari sini, jangan sampai orang lain tau.

Kalau Cheng Jinshi tau, pasti akan merebut anak dariku......

Aku tidak akan bisa menang dari dia.

"Pengpengpeng!"

Tiba-tiba ada yang menggedor pintu rumah.

Aku mengerutkan kening, meletakkan anak diatas sofa, berbalik badan membuka pintu, karena waspada, aku mengintip, di luar ada seorang wanita yang tidak kukenal, sepertinya sangat panik.

Kubuka pintu, "Halo, anda cari siapa?"

"Kemana anakku?!" Wanita itu mendorongku, dengan marah masuk kerumahku.

"Anak apa?" Tanyaku.

Dia menuju kesebelah sofa, langsung menggendong anak itu, memarahiku, "Kamu sudah gila ya? Kenapa membawa anakku kerumahmu? Kalau bukan memeriksa cctv, aku mengira anakku hilang, menakutiku saja!"

Anak itu tiba-tiba menangis.

"Bukan......Ini adalah anakku......" Aku berusaha keras untuk menjelaskan, ingin merebut kembali anak itu.

Tidak mungkin salah, anak ini sedikit mirip denganku, juga sangat mirip dengan Cheng Jinshi.

Bagaimana mungkin anak orang lain?

"Kamu gila ya?" Dia meludahiku, berhenti, juga berbicara seperti mengetahui sesuatu, "Kamu menjual manusia kan?! Iya bukan? Aku mau lapor polisi!"

"Aku bukan! Ini anakku, kembalikan padaku!" Aku melihat anak menangis begitu sedih, tidak bisa mengendalikan suara teriakanku.

"Wanita gila!"

Aku seperti orang gila melemparkan diriku kesana, merebut kembali anak itu, dia tidak mau melepaskan tangannya, ketika kami berebutan, anak itu tiba-tiba terlempar keatas, langsung jatuh kebawah......

"Tidak!"

Aku berteriak dengan sedih, tiba-tiba terbangun dari mimpiku.

Aku melebarkan mataku, bernafas dengan cepat melihat sekeliling rumah yang kosong.

Rupanya mimpi......

Hatiku sakit, untung hanya mimpi, tetapi sangat kecewa.

Aku bangkit dari sofa, pergi ke kamar mandi untuk mandi, mengganti baju yang sudah basah karena keringat.

Sehabis mandi, aku mengenakan gaun tidurku dan berjalan keluar balkon, melihat malam di subuh hari.

Seperti sudah musim gugur, aku bisa merasakan kedinginan ditengah malam.

Aku berdiri lumayan lama baru kembali ke kamar, berbaring diatas tempat tidur untuk tidur.

Tapi sama sekali tidak bisa tidur.

Mimpi tadi, seperti pertanda tidak baik, membuatku semakin khawatir.

Aku diatas tempat tidur membalikkan badanku sepanjang malam, semenit pun tidak bisa tidur.

Keesokan harinya, aku bangun dengan buruk, sedikit berdandan, baru bisa menutupinya.

Aku memasak sereal untuk sarapan, setelah makan, berganti sepatu dan keluar pergi bekerja.

Berjalan belum sampai kebawah kantor, dari kejauhan aku melihat mobil yang familiar, mobil Cheng Jinshi.

Mau tidak mau aku berhenti, memutar tempat parkir dibasement, baru naik lift naik.

Siapa sangka, aku baru mau membalikkan badanku, Cheng Jinshi seperti melihatku, membuka pintu mobil, kaki jenjangnya melangkah keluar dari mobil.

Seluruh badanku berdiam ditempat.

Bukan karenanya.

Tapi karena, dia memeluk seorang anak!

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu