Cintaku Pada Presdir - Bab 12 Rusaknya Rem Mobil

“Melihat apa? Cheng Yang, walaupun jika kamu tidak menyukai kakak iparmu, janganlah kamu memfitnah-Nya.”

Aku tidak tahu sejak kapan Cheng Jinshi membela aku, nada bicaranya lebih serius dibanding dengan biasanya.

Dengan begitu ekspresi ibu mertuaku baru menjadi lebih membaik, dan menegur Cheng Yang.

Aku terbingung, aku tidak pernah sama sekali berpikiran bahwa dia akan membela aku, dengan tatapan mataku yang kosong, pengurus rumah datang dan menyuruh kita untuk duduk dan segera makan.

Sewaktu kita makan sampai setengah, Cheng Jinshi menerima sebuah panggilan lalu pulang dulu, sepertinya di kantor masih ada masalah yang harus diurusnya.

Setelah makan malam berakhir, menunggu sampai beberapa kerabat lainnya pulang, ibu mertuaku menyuruh kita untuk tinggal dan menginap di rumahnya, aku tidak ingin melihat Song Jiamin, lalu menolaknya dengan halus.

Siapa sangka, Cheng Yang juga ribut untuk ingin pulang ke apartemennya sendiri, tetapi dia telah minum alkohol, tidak boleh menyetir, di rumah juga tidak ada supir cadangan.

Mata Song Jiamin tiba-tiba berkedip, “Xiao Xi apakah kamu bisa mengantarkan Cheng Yang, mobilnya di parkir di depan pintu.”

Ibu mertuaku juga menganggukkan kepala, aku hanya bisa menyetujuinya dan pulang dengan Cheng Yang.

Setelah dia minum alkohol dia menjadi jauh lebih diam, di sepanjang perjalanan dia tidak ribut, sewaktu hampir tiba di dekat rumahnya, dia sambil melepaskan sabuk pengamannya, sambil menutup mulutnya, “Berhenti dulu, aku ingin muntah.”

“Baik.”

Aku melihat kaca spion, dan meminggirkan mobilku, tetapi kecepatan mobilku tidak bisa dilambatkan.

Cheng Yang tidak tahan dan ingin muntah, dengan nada tidak sabaran, “Cepat parkir mobilnya.”

Aku memiliki firasat buruk, dengan pelan aku mencoba aku menginjak rem, tetapi sepertinya tidak memiliki perbedaan, dengan cemas aku berkata: “Sepertinya rem mobil telah rusak.”

Dia menaikkan suara, “Apa? Mobil ini baru aku service beberapa hari yang lalu!”

Aku memegang setir mobil dengan erat-erat, dengan padangan yang cemas dan khawatir melihat ke depan, “Segera, segeralah telepon kepada kakakmu.”

Dengan anehnya, dalam keadaan seperti ini, orang yang pertama aku pikirkan adalah Cheng Jinshi.

Aku bisa merasa sedikit lebih tenang, jika aku memikirkan dia.

“Ningxi!”

Setelah aku mengubah pandanganku aku melihat ada sebuah cahaya mengkilat yang menuju ke arahku, mataku seketika menjadi sakit, aku hanya mendengar suara terkejut Cheng Yang, mobil kita menabrak ke arah rerumputan.

Kita tidak dapat menghindarinya, aku dengan segera mencoba untuk mengubah arah mobilnya, berusaha untuk menghindari arah tabrakan agar Cheng Yang tidak tertabrak.

Peng---

Kepalaku terketok dengan keras di roda kemudi, membuat aku bingung dalam sekejap, Cheng Yang yang tidak megenakan sabuk pengaman, membuat kepalanya tergores pecah hingga mengalirkan darah,membuat dia kehilangan kesadaran.

Dengan gemetaran aku mendorong dia, “Cheng Yang, Cheng Yang.....”

Dia tidak merespon aku, dengan gemetaran dan ketakutan aku mengeluarkan ponsel dari dalam tas aku, dengan segera aku membuat panggilan darurat.

Melihat Cheng Yang yang tidak menyadarkan diri, seluruh darahnya yang mengalir, otakku menjadi kosong.

Sampai ia dikirim ke ruang ICU untuk semetara waktu, aku baru sadar kembali secara bertahap, lalu aku segera menelepon Cheng Jinshi.

Segera, dia dan ibu mertuaku, dan juga Song Jiamin bergegas segera ke sini.

Ibu mertuaku berlari sepanjang jalan, dengan menangis dia bertanya: “Apa yang telah terjadi?!”

Aku menyalahkan diri sendiri, dan berkata jujur, “Ibu, remnya telah rusak.”

Dia menenangkan wajahnya dan bertanya dengan tegas: “Sebuah rem mobil yang baik-baik saja kenapa tiba-tiba bisa rusak?”

Aku juga merasa aneh, dan aku tidak tahu bagaimana cara untuk menjawabnya.

Cheng Jinshi melanjutkan pertanyaan ibunya, dan berkata dengan tenang: “Polisi sedang memeriksa kejadian ini, setelah mencari tahu akibat dari kejadian ini, mereka akan segera menghubungi kita.”

Ibu mertuaku menggertakkan giginya dan menatap aku, saat dia hampir berbicara, pintu ruang ICU sedang dibuka, Cheng Yang sedang didorong keluar, dengan wajahnya pucat dan masih belum menyadarkan diri.

Dokter berkata bahwa ini sebenarnya bukanlah masalah yang begitu besar, hanya saja dahinya telah robek akibat tertabrak, sehingga lukanya kelihatan lebih sedikit mengejutkan.

Dengan begitu kita baru bernapas lega, dan berjalan ke depan ruang istrihat pasien, Song Jiamin bertanya dengan tidak sengaja, “Xiao Xi, bukannya kamu yang telah mengantarkan Yang Yang pulang? Mengapa dia masih dalam keadaan koma dan belum menyadarkan diri.....”

Melihat keadaan Cheng Yang yang sekarang, ibu mertuaku sangatlah sedih, setelah mendengar perkataan ini, dia segera menolehkan kepalnya dan menatap aku “Mengapa? Mengapa kepala Yang Yang robek, sedangkan kamu masih dalam keadaan baik-baik saja dan masih bisa berdiri di sini?”

Aku tampak seperti orang yang berdosa, aku hanya bisa mengucapkan, "Maaf...."

Selain meminta maaf, aku tidak tahu harus berkata apa, jika bisa, aku bersedia jika orang yang sedang terbaring di tempat tidur orang sakit adalah aku.

Song Jiamin terus membakar suasana, “Xiao Xi, Yang Yang adalah adik Jinshi, walaupun dia bersikap kurang baik kepada kamu.....”

Aku menatap dia dengan marah, “Apa maksudmu?”

Dia berpura-pura takut dan berjalan mundur ke belakang, dengan mengkedipkan bulu matanya dia melihat aku, layaknya seperti takut dengan aku, dengan mulutnya yang tidak berhenti “Aku, Aku tidak bermaksud apa-apa, hanya saja takut kamu memperhitungkan masalah pertikaian kamu dan Cheng Yang pada malam ini.”

Aku sangat marah sehingga jari telunjukku gemetaran, “Song Jiamin, apa yang ingin kamu katakan secara terus terang, janganlah bertele-tele!”

Dia menggigit bawah bibirnya, “Malam ini kalian bertikai di rumah, aku hanya takut jika kamu lalai dan....”

“Cukup.”

Cheng Jinshi tiba-tiba memotong perkataanku, dengan nada yang dingin sehingga membuat orang takut.

Suara Song Jiamin tiba-tiba berhenti, kedua matanya dipenuhi keluhan dengan kegelisahan.

Sepasang mata hitam Cheng Jinshi terus menatap aku, nadanya berubah menjadi dingin bagaikan sebalok es, “Pihak kepolisian telah menelepon, mereka mengatakan bahwa rem mobil telah disabotase oleh orang.”

Di dalam pikiran aku terdapat banyak pikiran, baru menyadari bahwa dia sedang memeriksa aku, aku tiba-tiba tersedak, dan hampir menangis lalu berkata, “Apakah kamu mencurigai aku?”

Hatiku terasa sangat sakit, sama seperti telah digali lubang, sangat sakit sehingga membuat aku tidak bisa berdiri secara tegak.

Ibu mertuaku dengan sangat marah berjalan ke arah aku dengan marah dia menamparku, “Ningxi, bagaimana bisa kamu melakukan hal ini?!”

Aku membuka mataku dengan besar dan bingung, dan baru darah telah menyebar begitu cepat di sudut mulutku, aku bahkan tidak bisa mengatakan apa yang harus aku katakan.

"Ibu, ibu...." terdengar suara jeritan Cheng Yang yang lemah dari ruang rawatnya.

Ibu mertuaku melepaskan aku, dengan segera berlari masuk ke dalam ruang rawatnya, lalu bertanya dengan khawatir: "Bagaimana, apakah kepala kamu sudah membaik?"

Disaat Cheng Jinshi hampir memasuki ruangannya, lalu mendengar Cheng Yang dengan terpaksa membuka mulut dan berkata, "Ini bukan salah dia, jika bukan karena dia membalikkan arah setir mobilnya, dan menabrak ke samping, maka aku tidak mungkin hanya akan mengalami sedikit luka ini."

Aku tidak pernah berpikir bahwa, disaat semua orang tidak mempercayai aku, Cheng Yang yang selama ini tidak pernah akrab denganku, di saat ini malah membela aku.

Walaupun begitu nada bicaranya juga terasa sedikit terpaksa.

Langkah kaki Cheng Jinshi terhenti,dia menaikkan alisnya dan melihat aku, "Apakah kamu sendiri terluka?"

Dalam sesaat aku merasa bahwa aku sendiri sangat menyedihkan dan lucu, dengan nada lembut aku menjawabnya, "Ternyata kamu bisa mencemaskan aku juga?"

Dengan itu,aku membalikkan badan dan segera meninggalkan tempat ini

"Ningxi!"

Sewaktu aku berjalan keluar rumah sakit, Song Jiamin berlari dan mengejar aku dari samping.

Aku tidak ingin melihat kemunafikannya, aku segera mempercepat langkah kakiku, dan aku mendengar teriakan dia: "Mengapa kamu tidak bersedia untuk bercerai?"

Aku mendadak berhenti, rambutku yang panjang terkibas ke belakang, "Alasannya sangat sederhana, aku ingin membuat kamu memikul nama selingkuhan seumur hidupmu."

Dia sangat marah, dia melihat aku dengan matanya berubah menjadi kebencian, lalu berkata, "Janganlah kamu mengira dengan begitu aku akan menyerah!  Kali ini Cheng Yang membela kamu, akan tetapi selanjutnya kamu sudah tidak begitu beruntung!"

"Apakah kamu?  Yang telah merencanakan semua kejadian malam ini?! "

Dalam sesaat aku langsung menangkap maksudnya, aku hanya merasa semua ini sangatlah mengerikan, aku bahkan tidak berani mempercayainya.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu