Cintaku Pada Presdir - Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
Awalnya ia memikirkan hal yang sama dengan aku.
Aku menghembuskan nafas, memberitahukan apa yang telah terjadi akhir-akhir ini kepadanya.
Dia terkejut, "Cinta pertama Cheng Jinshi ?“
Aku tersenyum dingin, lalu memberi pandangan yang meyakinkannya.
"Semua ini apa ? Aku rasa alasan ayahmu datang ke rumahmu ada kaitannya dengan cinta pertamanya. " Zhou Xueke mengerutkan alisnya, "Tidak bisa, aku harus menelepon Zhou Ziyun."
”Jangan!“
Aku dengan sigap memberhentikan Zhou Xueke yang menekan teleponnya, "Jangan meneleponnya, ini bukanlah masalah besar, aku dapat mengatasinya.”
Aku tidak ingin berhutang apapun dengan Zhou Ziyun.
Bahkan jika Zhou Ziyun membantu aku, ia akan bertentangan dengan Cheng Jinshi.
Aku tidak ingin melibatkannya.
Xueke menatap aku lalu berkata, "Ok, tapi jika ada sesuatu hal yang lain, pastikan kamu mengatakannya kepada aku."
Aku tertawa, "Ya, aku tahu."
Xueke berdiri lalu merapikan roknya yang kusut, kemudian segera menarik aku, "Ayo kita pergi makan."
"Baik"
Keributan Ning Zhenfeng ini membuat aku tidak memiliki mood untuk menyelesaikan masakan.
Mobil Xueke diparkir di bawah, setelah kami naik ke mobil, dia bertanya kepada aku ingin makan apa, lalu ia langsung mengemudi ke sebuah mall.
Banyak restoran.
Dekat dengan rumah aku, hanya perlu mengemudi 10 menit.
Karena kami tidak melakukan reservasi terlebih dahulu, maka mengantri beberapa saat. Kami sangat kelaparan, akhirnya pun kami makan dengan puas.
"Bagaimana dengan Su Shanshan yang ingin membeli desain itu?" Sambil mengunyah makanan, Xueke berkata :"Kamu memiliki rencana apa?"
"Masih dapat merencanakan apa? Aku tidak dapat menjual kepadanya. Bahkan tong sampahpun tidak akan aku berikan kepadanya."
Tanpa ragu aku mengatakannya.
Bagi aku, lebih baik mati daripada memberikan karya desain aku kepada Su Shanshan, apalagi tertera namanya. Aku sungguh tidak sudi.
"Cukup tegas, tapi memang seharusnya begitu, jangan sampai dia seenaknya layaknya seorang putri." Xueke tidak tahan merasa sangat jijik.
Aku tertawa, "Dia memang seorang putri."
Dia adalah anak tunggal keluarga Su. Seluruh harta warisan keluarga Su adalah miliknya, sehingga tentulah dia seorang putri.
Kebanyakan orang, dibagi menjadi tiga enam atau sembilan.
Ada orang yang sangat berusaha untuk dapat menuju negeri Roma, tetapi ada sebagian orang yang lahir di Roma.
"Ahh ..."
Ketika aku sedang makan, tiba-tiba ada percikan air membasahi wajah aku.
"Tidak disangka kamu malah senang-senang makan disin!"
Lin Zhi dengan gelas kosongnya, memandang aku dengan wajah yang mencibir.
Aku dengan heran menjawab, "Kenapa tidak bisa?"
"Memangnya kenapa tidak bisa? Apakah kamu tidak waras?!"
Melihat aku disiram oleh LinZhi, Xueke segerah memukul meja, lalu memarahi Lin Zhi.
Lin Zhi selalu di hormati banyak orang, sehingga tidak sering menerima amarah orang lain. Sehingga ia langsung mengangkat tangannya, menampar Xueke yang telah memarahinya,"Kamu tidak pernah di ajari sopan santun ya? Apakah pantas berbicara seperti itu kepada orang yang lebih tua?"
"Hei!"
Dia sudah melewati batas kesabaran aku, tanpa berpikir lebih lagi, aku mengangkat tangan, lalu menampar wajah Lin Zhi. "Mengapa kamu memperlakukan teman aku seperti itu? Apakah kamu yang lebih tua seharusnya melakukan tindakan seperti ini?"
Aku sungguh tidak tahan dengan gaya kunonya itu!
Bahkan Xueke tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya, dengan seenaknya ditamparl Xueke, langsung menamparnya.
Lebih-lebih lagi menghakimi etika Xueke.
Lin Zhi menjadi tertegun setelah menerima tamparan dari aku.
Kami menjadi pusat perhatian orang-orang di restaurant itu, ada yang membicarakan Lin Zhi dan ada juga yang membicarakan kami.
Aku menarik Xueke lalu pergi, aku tidak ingin mempermalukan diri di depan publik.
"Berhenti kamu!" Lin Zhi tidak pernah mengalami kekalahan.
Lin Zhi datang mengejar, dari belakang ia menarik rambut aku, menuju luar restaurant. Ia juga mengomel :"Ketika Jinshi melamar kamu lagi, mengapa kamu malah berani menolaknya? Kamu mengira dirimu sebagai pemeran utamanya ya? Aku beri tahu ya, Jika kami menyuruhmu melakukan sesuatu, lakukanlah, darimana kamu bisa tidak patuh pada keluarga kami?!"
Air liur nya mengenai wajahku, membuktikan bahwa dia bukanlah orang yang layak di hormati.
Aku baru mengerti, alasan mengapa Lin Zhi meludahi aku bukanlah karena aku menolak lamaran dari Jinshi.
Aku merasa mereka sekeluarga sudah tidak waras.
"Bukankah kamu seharusnya tidak membeciku? Keputusanku untuk tidak menikah lagi, seharusnya membuatmu senang. Sekarang buat apa kamu marah seperti ini?Bukankah ini terlalu memalukan?" Ada banyak orang disekeliling yang melihat, aku merasa sangat malu.
Xueke hampir tidak memberi respon apa-apa. Ia langsung mencoba menjauhkan aku dan Lin Zhi, "Apakah keluarga Cheng itu memiliki karma, sehingga semuanya bercerai? Buat apa melibatkan Xiao Xi lagi ? Bukankah cinta pertama Jinshi telah kembali? Biarkanlah mereka menikah!"
"Jika kamu tidak menikahinya, kamu harus meninggalkan kota ini. Jika tidak, semua orang yang berada di sekitarmu akan menderita karena tidakanmu ini!"
Lin Zhi tidak menyerah untuk mengaumkan amarahnya. Pandangan yang penuh dengan kebenciannya itu menatap kepada aku. Aku Tidak tahu dari mana asal kebenciannya itu.
Seharusnya, aku yang membenci dia baru benar.
"Hei, Kamu benar-benar keterlaluan! Aku tidak mengerti, mengapa pria diam seperti Jinshi, memiliki ibu yang sakit jiwa sepertimu!" Xueke mengeluarkan perkataan yang sangat menusuk.
Perkataan itu membuat Lin Zhi semakin naik darah, sehingga ia menampar Xueke, lalu bertanya kepada Xueke, "Apa yang baru saja kamu katakan?"
Xueke sangat marah, lalu mendorong Lin Zhi, "Kamu sungguh tidak waras!"
Lin Zhi terjatuh ke tanah, dia tidak mengira Xueke akan mendorongnnya, untuk beberapa saat ia terdiam dan pandangan Lin Zhi menjadi kosong.
Aku segera menarik Xueke untuk pergi. Aku sudah tidak ingin berurusan lagi dengan Lin Zhi.
Sejak kecil hingga dewasa Xueke, tidak pernah mengalami hal seperti ini. Aku meminta maaf kepadanya, "Maaf, Aku benar-benar tidak menyangka, Lin Zhi akan menampar mu."
Xueke mengangkat alisnya, "Untuk apa meminta maaf? Bukankah kamu sudah membantuku menamparnya kembali? Aku sudah lega."
"Aku tidak merasa lega.''
Dadaku masih terasa sesak.
"Aku benar-benar tidak mengira, selama kamu bersama Jinshi, bagaimana kamu dapat baik-baik saja terhadap wanita gila itu?" Xueke mengela napasnya.
"Dulu Lin Zhi tidak seperti itu, tidak tahu sejak kapan ia berubah seperti ini terhadapku."
Aku tidak mengerti, dan tidak dapat memikirkan sejak kapan Lin Zhi berbuah menjadi seperti ini.
Sesampai di rumah, aku segera mengambil es batu, lalu mengompres wajah Xueke.
Xueke tersenyum, karena pipinya menjadi lebam kemerahan. Ia menghela nafas, berkata :Hei, menurutmu apakah aku cukup menyayangimu? Saat sore aku membantumu mengompres, dan sekarang kamu yang mengompres aku. Ini benar-benar sebuah berkah dan kutukan!"
"Sudahlah, aku tidak akan membiarkanmu ikut campur urusanku lagi!"
Aku tidak menjawab dengan cara baik.
"Aku sudah terlalu malas untuk pergi, aku ingin tidur disini bersamamu."
Setelah selesai mengompres, Xueke pergi ke kamar mandi, “Aku akan mandi."
Aku tersenyum, lalu kembali ke kamar mengambil piyamanya.
Keesokan harinya, kami bersama-sama pergi ke kantor. Xueke mengantarku ke kantor.
Sehingga menghemat langkahku.
Segera setelah aku tiba di perusahaan, aku pergi ke kantor Fu.
Masih sangat pagi, aku pun tidak tahu apakah dia telah tiba.
"Tuan Fu?"
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraGet Back To You
LexyLove Is A War Zone
Qing QingHabis Cerai Nikah Lagi
GibranThe Great Guy
Vivi HuangAfter Met You
AmardaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu