Cintaku Pada Presdir - Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
Dia memberhentikanku dan menatapku sangat dekat. Suaranya serak dan berat: “Ningxi, kamu belum sadar juga, sebenarnya apa yang telah terjadi?
Aku seakan disirim air dingin olehnya. Tanganku diam dan aku menunduk lemas.
Benar, aku belum sadar.
Dia adalah mantan suamiku. Mengapa aku mencari ketenangan dari dirinya saat menghadapi masalah.
Aku berusaha menyembunyikan perasaanku. Aku melepaskan sepatu hak tinggiku dan kembali tenang: “Ada apa datang larut malam kemari?”
Dia mendekat ke pinggir sofa dan mengeluarkan sebatang rokok. Dia menunduk dan menghisap rokoknya kemudian bertanya: “Kalian menjamu Zhang Haotian makan malam apa untuk mendapatkan tanah Hualin itu?”
“Benar.”
Aku tidak ingin menyembunyikan masalah ini darinya. Karena masalah ini memang tidak bisa disembunyikan darinya, aku hanya bisa mengakuinya.
Dia melipat kakinya dan menatapku: “Kamu tadi minta maaf padanya dan dia telah menyulitkanmu, kan?”
Aku menjawab jujur: “Aku tidak bertemu dengannya saat kembali.”
Dia melihat ke bawah, menghisap rokoknya dan berkata: “Tidak usah minta maaf padanya.”
“Tidak bisa, jika aku tidak minta maaf padanya dia akan melakukan hal yang akan mempengaruhi tender perusahaan kami.”Aku juga tidak mau berbuat demikian, tapi hanya itu yang bisa aku lakukan.
Dia melihatku dan berkata dengan datar: “Bos tender proyek akan diganti.”
Aku tertegun dan bingung: “Diganti?”
Mengapa tiba-tiba diganti?
Dia kemudian mematikan rokoknya: “Baiklah, jadi jangan buang waktumu untuk Zhang Haotian.”
Aku bernafas lega. Perilaku Zhang Haotian sangat menjijikan. Jika aku meminta maaf padanya, mungkin dia akan mengajukan persyaratan.
Sebenarnya aku ingin berterima kasih padanya, tapi tidak satu kata pun yang keluar.
Kemunculan tiba-tiba Song Yang telah merusak kehidupanku. Dia juga mengingatkanku dengan kematian Song Jiamin.
Hatiku kacau. Dia kemudian berkata: “Kamu kerja di PT. Dongchen saja, terserah kamu ingin menempati posisi apa, jangan bekerja dengan Zhou Ziyun lagi.”
Dia mulai lagi.
Aku menjilat lidahku dan berkata dengan serius: “Cheng Jinshi, kamu seharusnya lebih mengerti dariku. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, kamu tidak bisa mengaturku. Dan kamu jangan datang ke rumahku lagi.”
Tidak mudah bagiku untuk lepas darinya, maka aku tidak boleh berhubungan lagi dengannya.
Dan lagi, Song Jiamin sudah mati, orang yang masih hidup tidak bisa mengalahkan orang yang sudah mati.
Aku sendiri yang akan terluka jika masih terus mendekati Cheng Jinshi.
Dia mendekat padaku dengan raut wajah penuh emosi: “Aku sudah pernah mengatakannya padamu, Zhou Ziyun tidak semudah itu, dia pasti punya maksud mendekatimu.”
Aku tidak tahu apa yang terjadi antara mereka berdua, tapi Zhou Ziyun sudah membantuku.
Saat aku membutuhkan pertolongan, dia sudah mengantarku ke rumah sakit.
Aku melihatnya dengan tegas dan mencibir: “Dia punya maksud lain? Bagaimana denganmu, saat di kantor polisi, kamu curiga aku ada sangkut pautnya dengan kematian Song Jiamin bukan? Sekarang kamu memintaku untuk kerja di PT. Dongchen, apa maksudmu?”
Aku merasa sakit hati saat mengingat hal ini. Selain Ibuku, Song Jiamin juga telah membunuh anakku. Mengapa Cheng Jinshi masih tidak tersentuh hatinya.
Dia mengusap pelipisnya, nada bicaranya terdengar berat: “Aku bukan curiga padamu, aku hanya khawatir kamu terlibat dengan hal ini.”
Aku penasaran, bukan kah Song Jiamin bunuh diri, mengapa sepertinya masalah ini menjadi sangat rumit.
Aku bertanya: “Apa maksudnya?”
Dia melihat ke luar jendela, pinggir wajahnya terlihat kaku dan dia berkata: “Tidak ada apa-apa, setelah masalah ini selesai aku akan memberitahumu.”
Aku semakin penasaran dengan maksudnya, jangan-jangan ada rahasia lain lagi di belakang semua ini?
Tapi bagaimanapun aku bertanya, dia selalu memotong pembicaraanku.
Aku hilang kesabaran: “Ya sudah kalau tidak mau bicara, kamu boleh pergi sekarang, aku sudah mau tidur.”
“Baiklah.”
Dia langsung pergi tanpa bicara.
Hatiku terasa kosong saat melihat dia pergi. Aku mengingatkan diriku sendiri, kita telah berpisah dan yang aku lakukan sudah benar.
Aku menghela nafas dan berbalik ke kamar kemudian mandi dan tidur.
Awalnya aku berpikir kemunculan Song Yang akan menjadi mimpi buruk bagiku, tapi aku langsung terlelap setelah menempel dengan bantal.
Mungkin karena aku terlalu banyak minum, atau karena...Aku bertemu dengannya saat pulang ke rumah.
……
Hari ini, aku menerima surat diterima oleh SMA terbaik di Kota Nan. Ibuku sangat gembira, dia menyiapkan masakan yang sangat banyak untuk merayakan keberhasilanku.
Kebetulan sedang liburan musim panas, Song Jiamin dan kakaknya Song Yang juga datang ke rumahku untuk merayakannya bersama.
Aku sangat senang berhasil diterima di SMA impianku, aku mengangkat gelas bir dengan sedikit kelimpungan.
Ibuku juga mengizinkanya karena di minum di rumah sendiri. Jika mabuk maka akan tidur di rumah, tidak akan terjadi apa-apa.
Di tengah acara, Ibuku menerima telepon dari Ayahku. Dia meminta Ibuku kembali ke kantor karena ada ketidakcocokan antara kas perusahaan.
Dia menutup telepon dan pergi. Saat akan pergi dia mengingatkanku untuk tidak minum banyak karena bisa sakit.
Aku mengangguk. Sebenarnya aku sudah sedikit pusing, aku bersiap untuk kembali ke kamar dan tidur.
Siapa sangka, Song Jiamin menarikku dan memintaku untuk menemaninya makan sebentar lagi.
Saat itu aku masih tidak tahu watak aslinya, aku menganggapnya sebagai kakak dan tidak curiga dengannya.
Aku duduk dan minum beberapa gelas lagi sampai aku tidak kuat lagi dan naik ke atas untuk tidur.
Aku tidur lelap. Setelah itu, tubuhku terasa dingin, ada sepasang tangan yang meraba tubuhku.
Kepalaku semakin pusing, aku melambaikan tangan dengan mata terpejam dan berkata: “Siapa kamu? Jangan sentuh aku...”
Orang tersebut berhenti sebentar dan mulai meraba lagi. Aku berusaha membuka mataku, aku tertegun saat melihat apa yang ada di hadapanku.
Bajuku telah terlepas dan resleting celana jins-ku juga dalam kondisi terbuka... Song Yang berlutut di samping tubuhku dengan kemeja yang berantakan, tatapannya penuh dengan hawa nafsu seperti seorang psikopat.
“AAAA!”Aku teriak kencang dan berusaha sekuat tenaga untuk lepas darinya.
Saat menyadari aku telah sadar, dia berusaha untuk mengendalikanku. Tangannya menutup mulutku dan dia berkata dengan lembut: “Ningxi, jangan teriak, aku akan membuatmu nyaman...”
Selesai bicara, ada benda yang keras menusuk di bagian perutku yang tertutup kain celana.
Walaupun masih polos, tapi aku bisa menebak apa itu.
Aku merasa jijik dan langsung menangis. Aku melotot dan menggelengkan kepala dengan sekuat tenaga, aku membutuhkan pertolongan... Di rumah ada pembantu, jika aku berteriak, maka akan ada yang membantuku.
Tapi aku tidak dapat berteriak, aku terlalu banyak minum dan tubuhku menjadi lemas.
Dia menyadarinya dan melepaskan tanganku. Dia menutup mulutku agar aku tidak berteriak.
Tangannya mulai melepaskan celanaku ke arah bawah. Aku menggoyangkan pinggangku untuk melawannya.
Dia tersenyum tidak tahu malu: “Apa kamu tahu, semakin kamu melawan, aku semakin ingin mendapatkanmu.”
Tidak bisa, ini tidak boleh terjadi……
Jika dia berhasil, maka hidupku akan hancur.
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallCinta Yang Terlarang
MinnieYou're My Savior
Shella NaviThis Isn't Love
YuyuVillain's Giving Up
Axe AshciellyPenyucian Pernikahan
Glen ValoraRahasia Istriku
MahardikaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu