Cintaku Pada Presdir - Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
Aku tidak tahu pria itu sebenarnya ingin berkata apa, hanya menganggukkan kepala, dengan singkat membalas sepatah, “Em.”
“Xiao Xi, kamu tidak pernah berbisnis, jadi tidak mengerti keuntungan dan kerugian dalam hal ini, tapi kamu adalah putriku, aku tidak bisa tidak mengingatkan kamu, projek ini, kamu tidak seharusnya bekerjasama seperti ini dengan Jinshi.” Pria itu dengan serius mebuka mulut.
“Ini aku sendiri yang bersedia.” aku berkata.
“Putri bodohku, hatimu sepenuhnya dikerahkan untuk Cheng Jinshi, tapi dia? Dia berbalik habis mempergunakanmu, kapan saja mungkin bisa ditendang keluar, apa kamu bersusah payah, itu demi menguntungkan orang lain?!”
Dia berkata sampai akhir, dengan sangat marah, seakan mencari keadilan untukku.
aku tidak bisa tidak mengakui, perkataannya ini, menusuk di ujung hatiku, menusuk di tempat yang paling aku peduli.
Apa bersusah payah seperti ini, itu demi menguntungkan orang lain?
Andaikata hanya Cheng Jinshi, aku tidak peduli, tapi, Qin Yuming dan Su Shanshan itu apalagi?
Setiap teringat akan hubungan Qun Yunming dan Cheng Jinshi, dalam hatiku seperti berhenti berdetak saja.
aku terus mengingatkan diri sendiri, tidak perlu dipikirkan, tidak perlu peduli…
Tapi, bagaimana bisa tidak memikirkan? Tidak peduli?
Hati manusia, bukan mesin, ingin menghidupkan langsung bisa dihidupkan.
Orang yang terukir dalam tulang, bagaimana bisa bilang meletakkan langsung bisa diletakkan.
Andaikata benar semudah itu, mana mungkin ada begitu banyak orang yang terperangkap oleh cinta, tak bisa terselamatkan dari cinta.
“Ini urusanku, akupunya rencana sendiri.” aku menekan semua ketidak-relaan dalam hati.
“Rencanamu? Kamu anak ini dari kecil hanya bisa memikirkan orang lain, kalau bisa mempertimbangkan diri sendiri, apa kamu bisa sampai seperti ini?” Ning Zhenfeng dengan marah berkata, dia terdiam, lanjut berkata: “Beberapa hari ini ayah berpikir, bagaimana kalau, kamu dirikan satu perusahaan saja, dengan cara kerjasama, bersama dengannya mengerjakan projek ini.”
aku pikir saja tidak pikir lagi, dengan suara dingin menolak, “Tidak perlu, aku sekarang sangat baik.”
aku tidak terlalu percaya, dia bisa sungguhan berpikir untuk kebaikanku.
Terus merasa, ada suatu tujuan.
“Apa kamu benar baik? Xiao Xi, aku adalah ayahmu, aku tidak ingin melihatmu dipersulit seenaknya oleh orang lain!”
“Bertahun-tahun, akuseorang diri juga sudah melewatinya, kamu jangan bilang lagi.”
Muka pria itu dipenuhi dengan perasaan bersalah, “aku tahu, ayah kamu tidak tenang, benar tidak? Kali ini, aku dengan setulus hati demi kebaikanmu, aku akan mengeluarkan 20 miliar untuk modal, membiarkanmu menjadi satu-satunya pemilik perusahaan.”
"20 miliar?"
aku tertegun sebentar, “Tidak perlu, kamu lebih baik simpan uang untuk arus kas perusahaan keluarga Ning.”
“Keluarga Ning sudah merosot ke bawah, ada tidak 20 miliar ini, juga tidak besar perbedaannya. Mumpung aku masih ada uang, kamu terima saja, anggap mengganti kerugianmu. Beberapa tahun ini, aku juga tidak melaksankan kewajiban sebagai seorang ayah.”
“Benar tidak….”
Tidak bisa dipungkiri, dalam lubuk hati aku sudah tersentuh olehnya, tapi aku masih tidak ingin menerima uang ini.
Pria itu menghela nafas panjang, membuka mulut sedih tiada tara, “Xiao Xi, kalau begitu kamu anggap saja, menggantikan ibumu untuk menerimanya, ok? Ayah yang berhutang padanya, seumur hidup ini tidak terbayar, hanya bisa bayar ke kamu.”
aku jadi bimbang…. Karena pria itu memang benar berhutang pada ibuku.
Dia kelihatan raut mukaku, berkata lagi: “Ini adalah uang yang seharusnya diterima kalian ibu dan anak, tentang perusahaan, hanya ditulis namamu, kamu tidak perlu khawatir tidak ada kemampuan, ayah akan membantumu untuk mengurusnya.”
aku berpikir lama sekali, dengan pertimbangan menjawab, “aku akan mempertimbangkan.”
Walau Ning Zhenfeng sangat ikhlas, aku juga sangat sulit untuk percaya dia sepenuhnya.
“Baik, kalau kamu tidak tenang, aku akan menyuruh orang mengirimkan kemari surat pengesahan kepemilikan saham, setelah kamu konfirmasi tidak ada masalah, baru tanda tangani untuk menerima.” Dia juga bisa melihat kekhawatiranku.
“Em.”
Setelah dia pergi, hatiku juga masih dibuat kacau.
Dia seakan sudah memutuskan untuk mengganti-rugi aku dan ibu, cepat sekali, keesokan paginya aku baru saja bersiap pergi kerja, sewaktu keluar rumah, langsung ada orang yang mengantarkan kemari surat pengesahan kepemilikan saham.
Setelah aku sampai di kantor, menelpon untuk mencari dan bertanya ke pengacara yang kukenal, juga memotret surat perjanjian dan mengirim ke sana.
Pengacara memberitahuku, tidak ada masalah, tidak akan ada masalah lainnya.
Setelah memastikan ini, aku masih agak bimbang, terus merasa, mungin seharusnya mau berdiskusi sebentar dengan Cheng Jinshi.
Meski, dia hanya suamiku secara tercatat saja.
Ponsel yang dikunci di atas meja kerja tiba-tiba bergetar, aku mengambil dan melihatnya sebentar, telpon dari Ning Zhenfeng.
Mungkin, ingin bertanya padaku apa sudah mengambil keputusan.
aku tertegun beberapa saat, berdiri berjalan pergi ke pintu lift, pergi naik ke atas ke ruang kerja Cheng Jinshi.
“Pak Ning, pak Cheng ada urusan, nanti setelah dia selesai, aku telpon kamu lagi, ok?”
Saat aku berjalan ke depan pintu ruang kerja pria itu, Chen Lin menghadangku.
aku mengerutkan dahi, mengangguk, “Em, kalau begitu….”
“Jinshi, aku rasa projek ini…”
Di dalam ruang kerja yang pintunya tertutup setengah, terdengar suara lembut seorang wanita.
Mendengar pembahasannya sedang mendiskusikan urusan kerja, tapi suaranya lembut seperti air, sangat akrab sekali.
Satu kata demi satu kata, seperti jarum, menusuk ke tubuhku.
aku mengabaikan kesakitan dada yang berguling, seakan tersenyum dan tidak tersenyum melihat ke Chen Lin, “Tidak perlu.”
“Pak Ning, pak Cheng dan nona Qin benar sedang….” Chen Lin tergesa-gesa membuka mulut.
Hanya saja, semakin dijelaskan, semakin ditutupi semakin terkuak.
aku berbalik badan pergi.
Mereka sedang membicarakan projek, membicarakan hal itu?
Membicarakan tentang aku.
aku belum berjalan sampai ke pintu lift, langsung mengambil ponsel keluar dan menelpon ke Ning Zhenfeng, melepaskan perkataan keluar, “aku setuju.”
Atas dasar apa, jerih payahku, mau dipergunakan untuk mempersatukan percintaan mereka?
aku tidak rela!
Menutup telpon, aku mengangkat tangan menekan mataku, menekan kembali kesedihanku.
Mengingat orang lain tidak bisa diandalkan, benar demikian aku andalkan diri sendiri.
Setelah aku menanda-tangani perjanjian kepemilikan saham, Ning Zhenfeng sendiri yang mengambil pergi.
aku memaksakan diriku sendiri untuk mengerahkan sepenuh hati ke dalam desain, berusaha untuk segera menyelesaikan projek ini, dengan seperti ini, juga bisa tidak perlu terus terjerat.
Malam pulang kerja, sudah hampir jam 10.
Satu lantai ini, hanya lampu ruang kerja aku yang masih terang.
aku berjalan ke samping jendela, melihat ke luar beberapa saat, baru mematikan lampu, mengambil tas dan berjalan keluar.
Turun ke bawah, menyalakan mobil, pulang ke rumah.
An An terus tidak tidur, tapi mungkin karena akhir pekan aku di rumah menemaninya, jadi malam ini dia juga tidak menangis, hanya tidak ingin tidur, mau menungguku.
aku memelukknya ke dalam pelukkan, dengan suara hangan dan lembut menghiburnya.
Dunia yang besar ini, saat ini satu-satunya yang bisa menghangatkanku, hanya anak kecil ini.
Keesokkan hari, pagi sekali aku sudah sampai di kantor, merapikan semua sketsa desain yang sudah selesai seputaran.
Tinggal dua macam lagi sudah selesai.
Dan juga, aku sudah ada pemikiran secara garis besar, percaya tidak butuh berapa lama, juga sudah bisa selesai.
“Wah, kamu datang pagi sekali, apa mulai khawatir kemampuanmu sendiri tidak cukup, kalau nanti penjualan merosot, tidak bisa menjelaskan ke pak Cheng?” Saat Qiao Jing melewati ruang kerjaku, mendorong dan membuka pintu, bertanya dengan bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.
aku meliriknya sebentar, tidak berminat bertengkar mulut dengan wanita itu.
“Merasa bersalah kah, dari awal aku juga sudah mengatakan ke kamu, sebelum mengerjakan sesuatu ukur dulu kemampuan sendiri!” Wanita itu kira sudah berhasil menebak pemikiranku, menutup mulut tertawa berkata: “Sayang sekali, sekarang sudah terlambat, semua orang menunggu untuk melihat desainmu, apa bisa memecahkan rekor penjualan terendah!”
“Pergi sana.”
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynWaiting For Love
SnowNikah Tanpa Cinta
Laura WangMi Amor
TakashiAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanTakdir Raja Perang
Brama aditioBeautiful Love
Stefen LeeCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu