Cintaku Pada Presdir - Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak

Aku tidak tahu pria itu sebenarnya ingin berkata apa, hanya menganggukkan kepala, dengan singkat membalas sepatah, “Em.”

“Xiao Xi, kamu tidak pernah berbisnis, jadi tidak mengerti keuntungan dan kerugian dalam hal ini, tapi kamu adalah putriku, aku tidak bisa tidak mengingatkan kamu, projek ini, kamu tidak seharusnya bekerjasama seperti ini dengan Jinshi.” Pria itu dengan serius mebuka mulut.

“Ini aku sendiri yang bersedia.” aku berkata.

“Putri bodohku, hatimu sepenuhnya dikerahkan untuk Cheng Jinshi, tapi dia? Dia berbalik habis mempergunakanmu, kapan saja mungkin bisa ditendang keluar, apa kamu bersusah payah, itu demi menguntungkan orang lain?!”

Dia berkata sampai akhir, dengan sangat marah, seakan mencari keadilan untukku.

aku tidak bisa tidak mengakui, perkataannya ini, menusuk di ujung hatiku, menusuk di tempat yang paling aku peduli.

Apa bersusah payah seperti ini, itu demi menguntungkan orang lain?

Andaikata hanya Cheng Jinshi, aku tidak peduli, tapi, Qin Yuming dan Su Shanshan itu apalagi?

Setiap teringat akan hubungan Qun Yunming dan Cheng Jinshi, dalam hatiku seperti berhenti berdetak saja.

aku terus mengingatkan diri sendiri, tidak perlu dipikirkan, tidak perlu peduli…

Tapi, bagaimana bisa tidak memikirkan? Tidak peduli?

Hati manusia, bukan mesin, ingin menghidupkan langsung bisa dihidupkan.

Orang yang terukir dalam tulang, bagaimana bisa bilang meletakkan langsung bisa diletakkan.

Andaikata benar semudah itu, mana mungkin ada begitu banyak orang yang terperangkap oleh cinta, tak bisa terselamatkan dari cinta.

“Ini urusanku, akupunya rencana sendiri.” aku menekan semua ketidak-relaan dalam hati.

“Rencanamu? Kamu anak ini dari kecil hanya bisa memikirkan orang lain, kalau bisa mempertimbangkan diri sendiri, apa kamu bisa sampai seperti ini?” Ning Zhenfeng dengan marah berkata, dia terdiam, lanjut berkata: “Beberapa hari ini ayah berpikir, bagaimana kalau, kamu dirikan satu perusahaan saja, dengan cara kerjasama, bersama dengannya mengerjakan projek ini.”

aku pikir saja tidak pikir lagi, dengan suara dingin menolak, “Tidak perlu, aku sekarang sangat baik.”

aku tidak terlalu percaya, dia bisa sungguhan berpikir untuk kebaikanku.

Terus merasa, ada suatu tujuan.

“Apa kamu benar baik? Xiao Xi, aku adalah ayahmu, aku tidak ingin melihatmu dipersulit seenaknya oleh orang lain!”

“Bertahun-tahun, akuseorang diri juga sudah melewatinya, kamu jangan bilang lagi.”

Muka pria itu dipenuhi dengan perasaan bersalah, “aku tahu, ayah kamu tidak tenang, benar tidak? Kali ini, aku dengan setulus hati demi kebaikanmu, aku akan mengeluarkan 20 miliar untuk modal, membiarkanmu menjadi satu-satunya pemilik perusahaan.”

"20 miliar?"

aku tertegun sebentar, “Tidak perlu, kamu lebih baik simpan uang untuk arus kas perusahaan keluarga Ning.”

“Keluarga Ning sudah merosot ke bawah, ada tidak 20 miliar ini, juga tidak besar perbedaannya. Mumpung aku masih ada uang, kamu terima saja, anggap mengganti kerugianmu. Beberapa tahun ini, aku juga tidak melaksankan kewajiban sebagai seorang ayah.”

“Benar tidak….”

Tidak bisa dipungkiri, dalam lubuk hati aku sudah tersentuh olehnya, tapi aku masih tidak ingin menerima uang ini.

Pria itu menghela nafas panjang, membuka mulut sedih tiada tara, “Xiao Xi, kalau begitu kamu anggap saja, menggantikan ibumu untuk menerimanya, ok? Ayah yang berhutang padanya, seumur hidup ini tidak terbayar, hanya bisa bayar ke kamu.”

aku jadi bimbang…. Karena pria itu memang benar berhutang pada ibuku.

Dia kelihatan raut mukaku, berkata lagi: “Ini adalah uang yang seharusnya diterima kalian ibu dan anak, tentang perusahaan, hanya ditulis namamu, kamu tidak perlu khawatir tidak ada kemampuan, ayah akan membantumu untuk mengurusnya.”

aku berpikir lama sekali, dengan pertimbangan menjawab, “aku akan mempertimbangkan.”

Walau Ning Zhenfeng sangat ikhlas, aku juga sangat sulit untuk percaya dia sepenuhnya.

“Baik, kalau kamu tidak tenang, aku akan menyuruh orang mengirimkan kemari surat pengesahan kepemilikan saham, setelah kamu konfirmasi tidak ada masalah, baru tanda tangani untuk menerima.” Dia juga bisa melihat kekhawatiranku.

“Em.”

Setelah dia pergi, hatiku juga masih dibuat kacau.

Dia seakan sudah memutuskan untuk mengganti-rugi aku dan ibu, cepat sekali, keesokan paginya aku baru saja bersiap pergi kerja, sewaktu keluar rumah, langsung ada orang yang mengantarkan kemari surat pengesahan kepemilikan saham.

Setelah aku sampai di kantor, menelpon untuk mencari dan bertanya ke pengacara yang kukenal, juga memotret surat perjanjian dan mengirim ke sana.

Pengacara memberitahuku, tidak ada masalah, tidak akan ada masalah lainnya.

Setelah memastikan ini, aku masih agak bimbang, terus merasa, mungin seharusnya mau berdiskusi sebentar dengan Cheng Jinshi.

Meski, dia hanya suamiku secara tercatat saja.

Ponsel yang dikunci di atas meja kerja tiba-tiba bergetar, aku mengambil dan melihatnya sebentar, telpon dari Ning Zhenfeng.

Mungkin, ingin bertanya padaku apa sudah mengambil keputusan.

aku tertegun beberapa saat, berdiri berjalan pergi ke pintu lift, pergi naik ke atas ke ruang kerja Cheng Jinshi.

“Pak Ning, pak Cheng ada urusan, nanti setelah dia selesai, aku telpon kamu lagi, ok?”

Saat aku berjalan ke depan pintu ruang kerja pria itu, Chen Lin menghadangku.

aku mengerutkan dahi, mengangguk, “Em, kalau begitu….”

“Jinshi, aku rasa projek ini…”

Di dalam ruang kerja yang pintunya tertutup setengah, terdengar suara lembut seorang wanita.

Mendengar pembahasannya sedang mendiskusikan urusan kerja, tapi suaranya lembut seperti air, sangat akrab sekali.

Satu kata demi satu kata, seperti jarum, menusuk ke tubuhku.

aku mengabaikan kesakitan dada yang berguling, seakan tersenyum dan tidak tersenyum melihat ke Chen Lin, “Tidak perlu.”

“Pak Ning, pak Cheng dan nona Qin benar sedang….” Chen Lin tergesa-gesa membuka mulut.

Hanya saja, semakin dijelaskan, semakin ditutupi semakin terkuak.

aku berbalik badan pergi.

Mereka sedang membicarakan projek, membicarakan hal itu?

Membicarakan tentang aku.

aku belum berjalan sampai ke pintu lift, langsung mengambil ponsel keluar dan menelpon ke Ning Zhenfeng, melepaskan perkataan keluar, “aku setuju.”

Atas dasar apa, jerih payahku, mau dipergunakan untuk mempersatukan percintaan mereka?

aku tidak rela!

Menutup telpon, aku mengangkat tangan menekan mataku, menekan kembali kesedihanku.

Mengingat orang lain tidak bisa diandalkan, benar demikian aku andalkan diri sendiri.

Setelah aku menanda-tangani perjanjian kepemilikan saham, Ning Zhenfeng sendiri yang mengambil pergi.

aku memaksakan diriku sendiri untuk mengerahkan sepenuh hati ke dalam desain, berusaha untuk segera menyelesaikan projek ini, dengan seperti ini, juga bisa tidak perlu terus terjerat.

Malam pulang kerja, sudah hampir jam 10.

Satu lantai ini, hanya lampu ruang kerja aku yang masih terang.

aku berjalan ke samping jendela, melihat ke luar beberapa saat, baru mematikan lampu, mengambil tas dan berjalan keluar.

Turun ke bawah, menyalakan mobil, pulang ke rumah.

An An terus tidak tidur, tapi mungkin karena akhir pekan aku di rumah menemaninya, jadi malam ini dia juga tidak menangis, hanya tidak ingin tidur, mau menungguku.

aku memelukknya ke dalam pelukkan, dengan suara hangan dan lembut menghiburnya.

Dunia yang besar ini, saat ini satu-satunya yang bisa menghangatkanku, hanya anak kecil ini.

Keesokkan hari, pagi sekali aku sudah sampai di kantor, merapikan semua sketsa desain yang sudah selesai seputaran.

Tinggal dua macam lagi sudah selesai.

Dan juga, aku sudah ada pemikiran secara garis besar, percaya tidak butuh berapa lama, juga sudah bisa selesai.

“Wah, kamu datang pagi sekali, apa mulai khawatir kemampuanmu sendiri tidak cukup, kalau nanti penjualan merosot, tidak bisa menjelaskan ke pak Cheng?” Saat Qiao Jing melewati ruang kerjaku, mendorong dan membuka pintu, bertanya dengan bersenang-senang di atas penderitaan orang lain.

aku meliriknya sebentar, tidak berminat bertengkar mulut dengan wanita itu.

“Merasa bersalah kah, dari awal aku juga sudah mengatakan ke kamu, sebelum mengerjakan sesuatu ukur dulu kemampuan sendiri!” Wanita itu kira sudah berhasil menebak pemikiranku, menutup mulut tertawa berkata: “Sayang sekali, sekarang sudah terlambat, semua orang menunggu untuk melihat desainmu, apa bisa memecahkan rekor penjualan terendah!”

“Pergi sana.”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu